akibat hukum dari tindakan passing off dan konsep persamaan pada pokoknya passing off dalam Instrumen Internasional seperti Konvensi
Paris, Persetujuan TRIPs. Dan akan dipaparkan sebuah analisis potensi persaingan usaha yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan yang
bermerek GAMA UI yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan PRIMAGAMA. Sehingga terdapat perbedaan pembahasan dan masalah yang
diangkat penulis dengan penelitian-penelitian yang sudah ada.
E. Kerangka Konseptual
Indonesia telah mengalami banyak perubahan pada Undang-Undang Merek dan yang terakhir adalah Undang-Undang yang berlaku saat ini yaitu
Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek selanjutnya disebut UU Merek 2001.
7
Dalam melakukan kerjasama internasional Indonesia resmi menjadi anggota Organisasi HKI DuniaWorld Intellectual Property Organization
WIPO pada tahun 1979 dengan meratifikasi Convention Establising the World Intellectual Property Organization melalui Keputusan Presiden No. 24
Tahun 1979 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No. 15 Tahun 1997 dan melalui Keputusan Presiden yang sama diratifikasi pula Paris
Convention.
8
7
Ahmadi Miru, Hukum Merek Cara Mudah Mempelajari Undang-Undang Merek, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 5
8
Rahmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual …………… h. 5
Indonesia juga menjadi anggota Organisasi Perdagangan DuniaWorld Trade Organisation WTO dengan menandatangani Agreement Estabilishing
The World Organization dan meratifikasinya dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1994 berarti pula berkewajiban mempedomani persetujuan tersebut ke
dalam legislasi nasionalnya. Sesuai dengan kesepakatan internasional bahwa pada tanggal 1 Januari 2000 Indonesia sudah harus menyesuaikan dengan
standar TRIPs Trade Related Aspects of Intellectual Property Right, Inculding Trade in Counterfeit Good dalam hal definisi, administrasi dan
penegakkan HKI, penerapan semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam persetujuan TRIPs tersebut adalah merupakan konsekuensi untuk seluruh
anggota WTO termasuk Indonesia.
9
Pada Pasal 2 Undang-Undang Merek Tahun 2001, merek terdiri dari merek dagang dan merek jasa. Pengertian merek dagang termaktub pada Pasal
1 angka 2 Undang-Undang Merek Tahun 2001 yang berbunyi merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya, contohnya, Teh Bendera, Kopi Kapal Api.
Sedangkan pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Merek Tahun 2001, merek jasa mempunyai pengertian bahwa merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya, contohnya,
Pos Indonesia, Tabungan Bukopin.
9
Tim Lindsey, dkk., Hak Kekayaan Intelektual …………… h. 31.
Suatu merek dapat disebut merek apabila memenuhi syarat – syarat
yang ditentukan dalam Undang-Undang Merek dan permintan pendaftaran merek hanya dapat dilakukan oleh pemilik merek yang beritikad baik. Pada
Pasal 5 Undang-Undang Merek Tahun 2001 ditentukan mengenai merek yang tidak dapat didaftarkan apabila mengandung unsur
–unsur sebagai berikut: 1. Bertentanggan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan dan ketertiban umum; 2. Tidak memiliki daya pembeda;
3. Telah menjadi milik umum atau ; 4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimintakan pendaftaran. Selain itu suatu permintaan pendaftaran juga ditolak jika mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek yang sudah terkenal milik orang lain yang sudah terdaftar terlebih dahulu untuk barang
danatau jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Hal ini
sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 6 angka 1 Undang- Undang Nomer 15 Tahun 2001.
Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka
waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada seseorang, beberapa orang atau badan hukum untuk
menggunakannya yang termaktub pada Pasal 3 Undang-Undang Merek. Suatu hak atas merek dapat memberi hak khusus atau hak mutlak, maka hak itu
dapat dipertahankan terhadap siapapun dan hak atas merek diberikan kepada
pemilik merek yang beritikad baik serta pemakaiannya meliputi pula barang ataupun jasa.
10
F. Metode Penelitian