b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis;
c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-geografis yang sudah dikenal.
d. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang
berhak; e. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;
f. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang
D. Pendaftaran Merek
Ada dua sistem yang dianut dalam pendaftaran merek yaitu sistem deklaratif dan sistem konstitutif atributif. UU Merek 2001 dalam sistem
pendaftarannya menganut sistem konstitutif, sama dengan UU sebelumnya yakni UU Merek 1992 dan UU Merek 1997. Ini adalah perubahan yang
mendasar dalam UU Merek Indonesia, yang semula menganut sistem deklaratif UU Merek 1961.
10
Secara Internasional menurut Soegondo Soemodiredjo ada 4 sistem pendaftaran merek, yaitu:
11
1. Pendaftaran merek tanpa pemeriksaan merek terlebih dahulu. Menurut
sistem ini merek dapat didaftarkan asal syarat-syarat permohonannya telah dipenuhi seperti pembayaran biaya permohonan, pemeriksaan dan
pendaftaran. Negara yang menganut sistem ini adalah Prancis, Belgia, Luxemburg dan Rumania.
2. Pendaftaran dengan pemeriksaan merek terlebih dahulu. Hanya merek
yang memenuhi syarat dan tidak mempunyai persamaan pada keseluruhan atau pada pokoknya dengan merek yang telah didaftarkan sebelumnya.
Negara yang menangun sistem ini adalah Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Indonesia.
10
OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual ……………… h. 362
11
Ibid, h. 362-363
3. Pendaftaran dengan pengumuman sementara. Sebelum merek tersebut
didaftarkan, akan diumumkan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan kepada pihak lain mengajukan keberatan-keberatan tentang pendaftaran
merek tersebut. Sistem ini dianut oleh Negara Spanyol, Colombia, Mexico, Brazil, dan Australia.
4. Pendaftaran merek dengan pemberitahuan terlebih dahulu tentang adanya
merek-merek terdaftar lain yang ada persamaannya. Negara yang menganut sistem ini adalah Swiss dan Australia.
Dalam sistem konstitutif, hak atas merek diperoleh melalui pendaftaran, artinya hak eksklusif atas sesuatu merek diberikan karena adanya
pendaftaran required by registration. Pada sistem konstitutif pendaftaran merek mutlak dilakukan sehingga merek yang tidak didaftar, tidak akan
mendapat perlindungan hukum.
12
Dalam sistem deklaratif titik berat diletakkan atas pemakaian pertama. Siapa yang memakai pertama suatu merek dialah yang dianggap yang berhak
menurut hukum atas merek bersangkutan. Jadi pemakaian pertama yang menciptakan hak atas merek, bukan pendaftaran.
13
1. Prosedur Pendaftaran Merek
Tata cara pendaftaran merek di Indonesia dengan mengajukan surat permohonan yang harus dilengkapi dengan:
14
a. Surat Pernyataan bahwa merek yang dimintakan pendaftarannya
adalah miliknya; b.
Dua puluh etiket
15
merek bersangkutan; c.
Tambahan Berita Negara yang memuat akta pendirian badan hukum atau Salinan yang sah.
12
Rahmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual ………… h. 331
13
OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual ……………… h. 363-364
14
Ibid, h. 369-370
15
Etiket adalah carik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang dagangan yang memuat keterangan nama, sifat, isi, asal mengenai barang tersebut
d. Surat kuasa apabila diajukan melalui surat kuasa;
e. Pembayaran seluruh biaya dalam rangka permintaan pendaftaran
merek yang sejenis dan besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Apabila merek menggunakan bahasa asing atau terdapat huruf
selain latin atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, wajib disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia serta cara
pengucapannya dalam ejaan latin.
16
2. Pendaftaran dengan Sistem Prioritas
Permohonan pendaftaran merek dengan hak prioritas ini diatur dalam Pasal 11 dan Pasal 12 UU Merek 2001. Pada Pasal 11 dikatakan
bahwa: Permohonan dengan menggunakan hak prioritas harus diajukan dalam
waktu paling lama 6 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali diterima di negara lain,
yang merupakan anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property atau anggota Agreement Establishing the World Trade
Organization.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menampung kepentingan negara yang hanya menjadi salah satu anggota dari Paris Convention for the
Protection of Industrial Property 1883 sebagaimana telah beberapa kali diubah atau Agreement Establishing the World Trade Organization.
17
Subjek hukum perorangan maupun badan hukum yang telah mendapatkan hak secara prioritas akan dilindungi haknya di negara luar
16
OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual ……………… h. 370
17
Ibid, h. 371
negara di mana yang bersangkutan mendaftarkan hak prioritasnya seperti ia mendapatkan perlindungan di negaranya sendiri.
18
E. Penghapusan dan Pembatalan Pendaftaran Merek