II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Guided Inquiry
Inkuiri atau dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan,
atau penyelidikan. Inkuiri adalah suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi Trianto, 2011: 166. Pengajaran
berdasarkan inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri Hamalik, 2001: 219, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan
kemampuan lainnya.
Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan scientist, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental. Di samping
itu, Quintana, dkk dalam Bell, dkk. 2010: 351 mendefinisikan: “inquiry as the process of posing question and investigating them with empirical data,
either through direct manipulation of variables via experiments or by constructing comparisons using existing data sets”. Dalam hal ini, metode
pembelajaran inkuiri diawali dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu konsep yang akan dipelajari dan kemudian
menginvestigasinya melalui data-data empiris yang didapat dari penemuan baik dengan cara memanipulasi variabel-variabel, maupun membandingkan
dengan data-data yang sudah ada. Karenanya inkuiri merupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, serta mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah Komalasari, 2010: 73.
Sasaran utama dari kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1 keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; 2 keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan 3 mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam
proses inkuiri Trianto, 2011: 166. Selain itu, Sanjaya 2009: 197 mengungkapkan bahwa tujuan penggunaan inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dalam metode inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Oleh karena itu proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber, penyuluh kelompok Hamalik, 2004: 221 dan
motivator Sanjaya, 2009: 197, bukannya menjejali siswa dengan pengetahuan seperti yang terjadi pada metode konvensional. Metode
pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa student centered approach, sebab dalam metode
ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran Sanjaya, 2009: 197.
Mengenai pembelajaran sains dengan menggunakan metode inkuiri, Bell, dkk 2010: 350 mengemukakan bahwa “the call for inquiry learning is based on
the conviction that science learning is more than the memorisation of scientific facts and information, but rather is about understanding and
applying scientific concepts and methods”, sehingga penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran didasarkan pada keyakinan bahwa mempelajari
sains lebih dari sekedar menghafal fakta-fakta dan informasi ilmiah saja, tapi lebih kepada memahami konsep-konsep dan mengaplikasikan metode-metode
ilmiah yang nantinya akan diperoleh siswa sebagai suatu produk keterampilan, berupa keterampilan proses sains science process skill.
Sund dan Trowbridge dalam Suhaeti, 2011: 16 membedakan inkuiri menjadi dua bagian, yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak terbimbing
inkuiri terbukabebas. Dalam inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan lebih aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya.
Sedangkan pada inkuiri tidak terbimbing siswa lebih berperan aktif dalam mencari masalah dan penyelesaiannya. Inkuiri terbimbing merupakan
pendekatan instruksional, memberikan kerangka kerja, perencanaan dan implementasi berpikir dengan mengembangkan keahlian siswa dan
mengakses sumber informasi secara aktif untuk membangun pengetahuan. Metode ini terencana secara seksama, benar-benar terkontrol yang bersifat
instruksional dan guru memandu siswa melalui materi yang mendalam Kuhlthau dalam Suhaeti, 2011: 17. Ditinjau dari variasi pendekatan inkuiri,
metode inkuiri terbimbing memiliki ciri di mana topik pembelajaran ditentukan oleh guru, pertanyaan dan materi pembelajaran juga ditentukan
oleh guru, sedangkan desain dan prosedur pembelajaran dirumuskan bersama- sama oleh guru dan siswa, selanjutnya hasil atau analisis serta kesimpulan
ditentukan oleh siswa. Tahapan pembelajaran inkuiri yang digunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang
dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2011: 172, Tabel 1. Tabel 1. Tahap pembelajaran Inkuiri
Tahapan Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru
membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis
yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing
siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. 4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh informasi.
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan dan menganalisis data.
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul. 6. Membuat kesimpulan.
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Adapun keunggulan penggunaan inkuiri dalam pembelajaran menurut Sanjaya 2009: 208-209 antara lain adalah:
a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna. b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka dan dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman. c. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Selain keunggulan, inkuiri juga memiliki kelemahan, di antaranya: a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan belajar siswa.
c. Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan. d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
B. Keterampilan Proses Sains