2. Bagi Pembaca umum
Sebagai bahan pertimbangan dan menjadi tambahan informasi serta gambaran bagi penulis lain yang berhubungan dengan Pengaruh Motivasi
dan Komitmen Karyawan Terhadap Prestasi Kerja karyawan. 3.
Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan antara ilmu-ilmu
manajemen secara teori dengen keadaan yang terjadi langsung dilapangan praktek.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam memenuhi mata kuliah skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian di PT. Pos Indonesia Persero Bandung yang beralamatkan di jalan Asia Afrika
no. 49 Bandung 40111. Dan penelitian ini dilakukan selama lima bulan yaitu dimulai dari bulan Maret sampai dengan Agustus.
Tabel 1.1 Rencana dan Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 Persiapan
Penelitian 2
Pelaksanaan Penelitian
3 Pengumpulan
Data 4
Penyusunan Laporan
Skripsi
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Motivasi Kerja
2.1.1.1 Pengertian Motivasi Kerja
Menurut Mathis Jackson 2004:89, “Motivasi karyawan merupakan
hasrat di dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.
” Seseorang sering melakukan tindakan untuk suatu hal yaitu mencapai tujuan. Maka, motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan, dan
itu jarang muncul dengan sia-sia.
Menurut Veithzal Rivai 2009:837, “Motivasi adalah serangkaian sikap
dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
” Sedangkan menurut Abraham Maslow,
“motivasi adalah merupakan sejumlah
proses-proses psikologikal,
yang menyebabkan
timbulnya, diarahkannya, dan terjadi persistensi kegiatan-kegiatan sukarela volunter yang
diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang indivudu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi.” Dari definisi di atas tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam memotivasi
bawahan, manajer hendaknya menyediakan peralatan, menciptakan suasana
pekerjaan yang baik, dan memberikan kesempatan untuk promosi. Dengan demikian, memungkinkan para bawahan meningkatkan semangat kerjanya untuk
mencapai n Ach, n Af, dan n Pow yang diinginkannya, yang merupakan daya penggerak untuk memotivasi karyawan dalam mengerahkan semua potensi yang
dimilikinya.
2.1.1.2 Tujuan Motivasi
Dalam pemberian motivasi seluruh perusahaan mempunyai kesamaan tujuan untuk merangsang dan mendorong individu agar bekerja lebih giat, efisien
dan efektif dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi menurut Hasibuan 2007:146 yaitu:
1 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3 Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. 4 Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5 Mengefektifkan pengadaan karyawan 6 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7 Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan 8 Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 10 Meningkatkan efisiensi pengunaan alat-alat dan bahan baku
Dalam menyelaraskan hubungan antara pimpinan dengan bawahan dalam suatu perusahaan perlu dipertimbangkan rasa ketentraman dan ketenangan yang
mendasar. Dengan adanya rasa tentram dan tenang ini, maka setiap karyawan
akan dapat mewujudkan hubungan kerja sama yang harmonis yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil kerja mereka.
2.1.1.3 Jenis-jenis Motivasi
Dalam hal pemberian motivasi ini pimpinan harus mampu melihat situasi serta suasana kerja para karyawan pada saat bekerja, hal ini berguna untuk
memberikan motivasi pada saat kapan para karyawan diberikan motivasi, baik itu motivasi positif maupun negatif. Secara garis besarnya, menurut Hasibuan
2007:150 motivasi terdiri dari: 1 Motivasi positif incentive positif, maksudnya manajer memotivasi
merangsang bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja
bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang yang baik-baik saja.
2 Motivasi negatif incentive negatif, maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi
negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang
dapat berakibat kurang baik. Dalam prakteknya kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh
suatu perusahaan. Penggunaanya harus tepat dan seimbang supaya dapat meningkatkan semangat kerja serta dapat meraih prestasi kerja yang diinginkan.
Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau motivasi negatif dapat
efektif merangsang gairah kerja karyawan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek. Akan tetapi,
manajer harus konsisten dan adil dalam menerapkannya.
2.1.1.4 Teori-Teori Motivasi
Teori-teori motivasi yang akan dikemukakan berikut ini merupakan hal penting, karena teori motivasi ini dapat memudahkan bagi manajemen perusahaan
untuk dapat menggerakan, mendorong dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada para karyawan. Berikut ini penulis akan mengemukakan
beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah
sebagai berikut: 1
Teori Motivasi Klasik. Teori motivasi Frederick Winslow Taylor dinamakan teori motivasi
klasik, Frederick Winslow memandang bahwa memotivasi para karyawan hanya
dari sudut pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui gaji atau upah yang diberikan, baik uang ataupun barang,
sebagai imbalan dari prestasi yang telah diberikannya.
Frederick Winslow dalam Hasibuan 2007:153 menyatakan bahwa : “Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja bilamana ia giat, bilamana ia
mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem
intensif untuk memotivasi para pekerja, semakin banyak mereka berproduksi
semakin besar penghasilan mereka.”
Sehingga dengan adanya teori ini, maka pimpinan perusahaan dituntut untuk dapat menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan sistem intensif untuk
memotivasi para karyawannya, semakin banyak karyawan berproduksi, maka
semakin besar penghasilan mereka.
Pimpinan perusahaan mengetahui bahwa kemampuan karyawan tidak sepenuhnya dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaannya. Sehingga dengan
demikian karyawan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan imbalan materi dan jika balas jasanya ditingkatkan maka dengan sendirinya gairah bekerjanya
meningkat. Dengandemikian teori ini beranggapan bahwa jika gaji karyawan
ditingkatkan maka dengan sendirinya ia akan lebih bergairah bekerja. 2
Teori Motivasi Abraham Maslow
Abraham Maslow mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s Needs Hierarchy TheoryA Theory of Human Motivation atau teori
Hierarki kebutuhan Maslow. Abraham maslow dalam Hasibuan 2007:153 menyatakan bahwa :
“Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berprilaku dan bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu
berjenjang.”
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,
kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan
seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.
Hasibuan 2007:154 mengemukakan jenjanghierarki kebutuhan menurut
Abraham Maslow, yakni :
a Physiological needs kebutuhan fisik dan biologis Kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam
kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang
seseorang berprilaku atau bekerja giat. b Safety and security needs kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari
ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
c Affiliation or Acceptance Needs kebutuhan sosial Kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta
diterima dalam
pergaulan kelompok
pekerja dan
masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak akan mau hidup
menyendiri seorang diri di tempat terpencil. Ia selalu membutuhkan
kehidupan berkelompok.
d Esteem or status needs kebutuhan akan penghargaan atau prestise Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan
prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan
tetapi, perlu juga diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam
organisasi, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status
itu.
e Self Actualization aktualisasi diri Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,
keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskanluar biasa. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap
potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan yang lainnya.
Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan
dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
A.H. Maslow mengembangkan hierarki kebutuhan ini seperti konsep berikut :
Gambar 2.1 Konsep hierarki kebutuhan menurut A.H Maslow
1. Physicological 2. Safety and Security
3. Affiliation or Acceptance 4. Esteem or Status
5. Self Actualization
Pemuas kebutuhan-kebutuhan Tingkat-tingkat
kebutuhan
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, sangat penting untuk memuaskan kebutuhan manusia, ini terlihat jelas pada perusahaan yang modern
yang selalu memperhatikan kebutuhan karyawannya. Bentuk lain dari pembahasan ini adalah dengan memberikan perlindungan dan kesejahteraan para
karyawannya.
3 Teori Motivasi Dari Frederick Herzberg
Frederick Herzberg seorang Profesor Ilmu Jiwa pada Universitas di Cleveland, Ohio, mengemukakan Teori Motivasi Dua Fak
tor atau Herzberg’s Two Factors Motivation Theory atau sering juga disebut Teori Motivasi
Kesehatan Faktor Higienis. Menurut Frederick Herzberg yang dikutip oleh Hasibuan 2007:157
orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan yaitu:
a. Pertama, kebutuhan
akan kesehatan
atau kebutuhan
pemeliharaanmaintance factors.
Maintenance factors
faktor pemeliharaan berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin
memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah.
b. Kedua, faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan
job content yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan
yang baik.
Dari teori ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perencanaan pekerjaan harus diusahakan sedemikian rupa, agar kedua faktor ini faktor
pemeliharaan dan faktor psikologis dapat dipenuhi supaya dapat membuat para karyawan menjadi lebih bersemangat dalam bekerja.
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Hasibuan 2007:158 ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai
berikut:
1. Hal-hal yang mendorong para karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat
menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya.
2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan,
penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, dan lain-lain.
3. Para karyawan akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-
cari kesalahan. 4
Teori Motivasi Prestasi Dari Mc Clelland
Mc Clelland mengemukakan teorinya yaitu Mc Clelland Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland. Menurut Mc
Clelland yang dikutip oleh Hasibuan 2007:162 teori ini berpendapat bahwa: “karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini
dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia
.” Menurut Mc Clelland yang dikutip oleh Hasibuan 2007:162 hal-hal
yang memotivasi seseorang yaitu: a. Kebutuhan akan prestasi need for achievement = n Ach,
Merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena itu, n Ach mendorong seseorang untuk mengembangkan
kreativitas dan mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Karyawan akan
antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk itu diberikan kesempatan. Seseorang menyadari bahwa hanya dengan mencapai prestasi
kerja yang tinggi akan memperoleh pendapatan yang besar. Dengan pendapatan yang besar akhirnya memiliki serta memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
b. Kebutuhan akan afiliasi need for affiliation = n Af