Model Pengukuran Komitmen Karyawan Jenis-jenis Komitmen

karyawan yang komit terhadap organisasi memandang nilai dan kepentingan mengintegrasikan tujuan pribadi dan organisasi, sehingga tujuan organisasi merupakan tujuan pribadinya. Pekerjaan yang menjadi tugasnya dipahami sebagai kepentingan pribadi, dan memiliki keinginan untuk selalu loyal demi kemajuan organisasi. Mowday, steers dan Porter, 1982 dalam Newstroom, 1989, oleh Sopiah 2008;156 “mendefinisikan komitmen karyawan sebagai daya relatif dari keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap suatu organisasi. Dengan kata lain komitmen karyawan merupakan sikap mengenai loyalitas pekerja terhadap organisasi dan merupakan proses yang berkelanjutan dari anggota organisasi untuk mengungkapkan perhatiannya pada organisasi dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan dan kesejahteraan. Sedangkan Minner 1997, mendefinisikan komitmen sebagai sebuah sikap, memiliki ruang lingkup yang lebih global daripada kepuasan kerja, karena komitmen organisasi menggambarkan pandangan terhadap organisasi secara keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan saja dalam Sopiah, 2008;156.

2.1.2.2 Model Pengukuran Komitmen Karyawan

Mobley 1979 dalam Umi Narimawati 2005:19, “komitmen organisasi diukur berdasarkan tingkat kekerapan identifikasi dan tingkat keterikatan individu kepada organisasi tertentu yang dicerminkan dengan karakteristik: a Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan organisasi, b Adanya keinginan yang pasti untuk mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi”. Berikutnya Moyday et.al. dalam Spector dan Wiley;1998 oleh Sopiah 2008;165, mengembangkan suatu skala yang disebut Self Report Scales untuk mengukur komitmen karyawan terhadap organisasi, yang merupakan penjabaran dari tiga aspek komitmen, yaitu a Penerimaan terhadap tujuan organisasi, b Keinginan untuk bekerja keras, dan c Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi.

2.1.2.3 Jenis-jenis Komitmen

Allen dan Meyer 1998, dalam Robbins 2008 : 101 mengemukakan bahwa ada tiga komitmen karyawan, yaitu 1. Komitmen afektif affective commitment merupakan perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya. 2. Komitmen berkelanjutan continuance commitment adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. 3. Komitmen normatif normative commitment merupakan kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.. Allen dan Meyer 1998 berpendapat setiap komponen tersebut memiliki dasar yang berbeda, yaitu : 1. Komponen affective berkaitan dengan emosional, identifikasi, danketerlibatan karyawan di dalam suatu organisasi. 2. Komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapi jika meninggalkan organisasi. 3. Komponen normative merupakan perasaan – perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi. Karyawan dengan komponen affective tinggi masih bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara itu, karyawan dengan komponen continuance tinggi tetap bergabung dengan organisasi karena mereka membutuhkan organisasi. Karyawan yang memiliki komponen normative tinggi tetap menjadi anggota organisasi karena mereka harus melakukannya. Setiap karyawan memiliki dasar dan perilaku yang berbeda tergantung pada komitmen organisasional yang dimilikinya. Karyawan yang memiliki komitmen organisasional dengan dasar affective memiliki tingkah laku yang berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan organisasi. Sebaliknya mereka yang terpaksa menjadi anggota akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal. Sementara itu, komponen normative yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki pegawai. Komponen normative menimbulkan perasaan kewajiban pada pegawai untuk memberi balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi.

2.1.2.4 Membangun Komitmen Karyawan