44
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli yang telah mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, secara jelas dapat
dikatakan bahwa konsep diri seseorang bukanlah diwariskan atau ditentukan secara biologis, bukan merupakan bawaan sejak lahir tetapi terbentuk dan
berkembang hasil proses belajar melalui interaksi dengan orang lain. Konsep diri pertama kali dibentuk hasil dari individu dengan lingkungan keluarga
terutama orang tua seperti sebutan orang tua yang diberikan pada anaknya seperti “pemalas”, “bodoh” akan selalu menghantui perjalanan individu,
saudara kandung seperti perlakuan orang tua kepada anak sulung dan anak bungsu, seterusnya teman sebaya antara lain apakah kita disenangi, dikagumi,
dan dihormati atau tidak oleh teman kita, selanjutnya sekolah misalkan seorang guru yang menjadi model bagi para muridnya, masyarakat seperti
penilaian masyarakat yang terlanjur menilai buruk kepada individu dan yang terakhir pengalaman-pengalaman pribadi seperti kegagalan, depresi dan kritik
internal.
B. Kajian Asertivitas
1. Pengertian Asertivitas
Menurut Singgih D. Gunarsa 1992: 215 menyatakan bahwa perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi
interpersonal behaviour
yang melibatkan aspek kejujuran, keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku
asertif ini ditandai dengan adanya kesesuaian sosial dan seseorang yang mampu berperilaku asertif akan mempertimbangkan perasaan dan
45
kesejahteraan orang lain. Selain itu, kemampuan dalam perilaku asertif menunjukkan adanya kemampuan untuk menyelesaikan diri dalam hubungan
antar pribadi. Alberti dan Emmons Liza Marini dan Elvi Andriani, 2005: 47 secara
detail menyebutkan bahwa perilaku asertif merupakan perilaku yang memungkinkan individu untuk bertindak sesuai dengan keinginan,
mempertahankan diri tanpa merasa cemas, mengekspresikan perasaan secara jujur dan nyaman, ataupun untuk menggunakan hak-hak pribadi tanpa
melanggar hak-hak orang lain. Asertivitas sering disebut juga dengan perilaku asertif. Kedua istilah
tersebut mempunyai makna yang sama. Sebagian orang dalam kehidupan sehari-hari ada yang menggunakan istilah perilaku asertif tetapi ada juga yang
menggunakan istilah asertivitas. Rim dan Masters mengatakan bahwa asertivitas atau perilaku asertif adalah perilaku dalam hubungan interpersonal
yang bersifat jujur dan mengekspresikan pikiran-pikiran dan perasaan dengan memperhitungkan kondisi sosial yang ada Rakos, 1991: 8.
Perilaku asertif muncul sebagai aspek kebebasan emosional yang menyangkut usaha dalam membela hak. Orang yang asertif adalah orang yang
penuh semangat menyadari siapa dirinya, apa yang diinginkan dan benar- benar yakin pada dirinya sendiri.
Menurut Lloyd 1991: 1 asertif dikatakan sebagai gaya wajar, langsung, jujur dalam mengekspresikan perasaan, adanya sikap menghormati
dalam interaksi, dan dapat diekspresikan, baik secara verbal maupun dengan
46
menampilkan bahasa tubuh yang serasi. Individu yang asertif memandang keinginan, kebutuhan, dan hak-hak pribadinya sama dengan keinginan,
kebutuhan, dan hak-hak dari orang lain. Master dan Rim dalam Rakos, 1991: 8 mengatakan bahwa perilaku
asertif merupakan perilaku interpersonal antar pribadi yang melibatkan kejujuran dengan pernyataan relatif dan pikiran dan perasaan secara tepat
dalam situasi sosial dimana perasaan dan pikiran orang lain ikut dipertimbangkan. Kesemua definisi ini menitikberatkan pada ungkapan emosi
sebagai faktor utama dalam perilaku asertif. John W. Santrock dalam Nur Hayati, 2010: 4 berpendapat bahwa
perilaku asertif adalah kemampuan mengungkapkan perasaaan, meminta apa yang individu inginkan dan mengatakan tidak untuk hal yang tidak mereka
inginkan. Eugene C. Walker 1981: 292 menguatkan bahwa perilaku asertif sebagai ungkapan emosi yang tepat terhadap orang lain. Berdasarkan dua
pendapat tersebut, individu yang mampu berperilaku asertif akan mampu mengungkapkan pemikirannya dengan tidak menyakiti orang lain atau
dengan kata lain tidak egois. Perilaku asertif merupakan kemampuan seseorang untuk dapat
menyampaikan atau merasa bebas untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya, serta dapat berkomunikasi dengan semua orang. Berdasarkan
uraian pengertian asertivitas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah suatu kemampuan komunikasi interpersonal yang menempatkan satu sama
lain dalam
hubungan yang
setara melalui
pengungkapan dan
47
mengekspresikan diri pemikiran, perasaan, gagasan dan pendapat secara langsung, terbuka, tanpa perasaan cemas dan dapat bersikap tegas dalam
menolak permintaan yang tidak jelas dengan tetap menghargai hak-hak orang lain serta dapat berkomunikasi dengan semua orang.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asertivitas