27
membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun
1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang harganya
lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol
kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
2.6 Bioetanol dari Tanaman tebu
Tanaman tebu Saccharum officinarum L adalah satu anggota familia rumput-rumputan Graminae yang merupakan tanaman asli tropika
basah, namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga
ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut dpl. Adapun klasisfikasi
tanaman tebu secara biologi yaitu:
Kerajaan : plantae
Divisi : magnoliophyta
Kelas : liliopsida
Ordo : poales
Famili : poaceae
Genus : saccharum
Species : saccharum afficinarum
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 2.4 Tanaman Tebu
[8]
Penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol pada kendaraan berbahan bakar bensin biasa hanya diperbolehkan dalam kadar yang
rendah saja. Hal ini karena etanol bersifat korosif dan dapat merusak beberapa material di dalam mesin dan sistem bahan bakar. Mesinnya
sendiri pun harus dikonfigurasi ulang sehingga memiliki rasio kompresi yang tinggi, agar dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh
etanol, yang nantinya bisa berpengaruh pada efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang lebih baik. Tabel di bawah ini menunjukkan
modifikasi yang dibutuhkan pada mesin bensin biasa agar mobilnya bisa berjalan dengan halus dan tidak menyebabkan kerusakan apapun.
Informasi di bawah ini didasarkan dari modifikasi yang dibuat oleh pabrikan otomotif di Brasil pada awal program etanol di negara itu pada
akhir 1970-an.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Penelitian
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimental yaitu metode yang dapat dipakai untuk menguji
pengaruh dari suatu perlakuan atau desain baru dengan cara membandingkan antara desain baru atau perlakuan baru dengan desain lain tanpa perlakuan baru
kondisi awal desain sebagai control atau pembanding pada hasil penelitian. Pada pengujian ini, kondisi awal pengujian yaitu pada saat pengujian tanpa
menggunakan blower dan hasil pengujian akan dibandingkan dengan pengujian menggunakan blower, sehingga peningkatan performansi mesin dapat diketahui.
Pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan putaran motor variable speed pada penggunaan blower dan tanpa penggunaan blower dengan rentang
rpm 1000 yang dimulai dari rpm 1000 hingga rpm 9000.
3.2.Waktu dan Tempat 3.2.1. Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
Dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara selama 1 minggu.
Gambar 3.1 Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
Universitas Sumatera Utara