16
Dimana : T
blower
= Torsi pada blower Nm Adapun rumus untuk mencari T
blower
adalah sebagai berikut : T
blower
=
P
B
.60 2.
π.n
..................................................................................... 8 Dimana :
P
B
= Daya blower W n = Putaran blower rpm
2.3.3 Daya Poros
Daya mesin adalah besarnya kerja mesin selama waktu tertentu. Pada motor bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut
menggerakan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator , yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak selanjutnya
menggerakan semua mekanisme, sebagian daya indikator dibutuhkan untuk mengatasi gesekan mekanik, seperti pada torak dan dinding silinder dan gesekan
antara poros dan bantalan. Prestasi motor bakar pertama-tama tergantung dari daya yang dapat ditimbulkannya. Semakin tinggi frekuensi putar motor makin
tinggi daya yang diberikan hal ini disebabkan oleh semakin besarnya frekuensi semakin banyak langkah kerja yang dialami pada waktu yang sama. Dengan
demikian besar daya poros itu adalah : P
B
=
2 π.n
60
T ......................................................................................... 9 Dimana :
P
B
= Daya mesin W n = putaran mesin rpm
2.3.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC
Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan salah satu parameter prestasi mesin yang penting di dalam suatu motor bakar. Parameter ini biasa dipakai sebagai
ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang terpakai per-jam untuk setiap daya
Universitas Sumatera Utara
17
kuda Hp yang dihasilkan. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
SFC =
m
f
̇ x 10
3
P
B
.............................................................................................. 10
m ̇
f
=
m
f
x 10
−3
t
x 3600 .................................................................................. 11 Dimana :
SFC = Konsumsi Bahan Bakar Spesifik KgkW.h P
B
= Daya W m
̇
f
= Laju aliran bahan bakar grjam t = Waktu jam
2.3.5 Efisiensi Thermal
Kinerja yang dihasilkan motor selalu lebih kecil dari pada energi yang dibangkitkan piston karena sejumlah enegi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis
mechanical losses. Dengan alasan ekonomis, perlu dicari kerja maksimium yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut
juga sebagai efisiensi thermal brake thermal efficiency , η
b
. Jika daya keluaran P
B
dalam satuan W, laju aliran bahan bakar m
f
dalam satuan kgjam, maka: ηb =
P
B
.10
−3
m
f . LHV
x 3600 ...................................................................................... 12 Dimana :
ηb : Efisiensi Thermal Brake
LHV : Nilai Kalor Bahan Bakar KjKg
2.3.6 Rasio Udara - Bahan Bakar AFR