a. Sebagai Sarana Ritual Upacara
Pengertian tari sebagai sarana upacara dapat dilihat dari berbagai bentuk upacara adat yang ada di Indonesia yang masih menggunakan
seni pertunjukan tari di dalam ritual-ritualnya. Fungsi seni pertunjukan di Indonesia banyak berkembang di kalangan masyarakat yang dalam
tata kehidupanya masih mengacu pada nilai-nilai budaya agraris serta masyarakat pemeluk agama yang dalam kegiatan ibadahnya
melibatkan seni pertunjukan Soedarsono, 2002: 124-125.
b. Sebagai Pergaulan Hiburan
Tarian atau gerak-gerak tari yang di ungkapkan dalam konteks fungsi ini, adalah sebagai sarana utama untuk membangkitkan
perasaan-perasaan yang menggembiraan atau yang menyenangkan. Kebebasan mengeksperesikan yang berwujud gerak-gerak tari tersebut
menjadi penting dalam peranannya. Kebebasan di sini sayogianya tidak diartikan secara verbal sehingga berdampak juga pada unsur-
unsur yang a-susilanya atau melanggar citra kepribadianya sendiri. akan tetapi makna kebebasanya disini ialah menumpuk dan
menumbuh semangat serta kebebasan dalam mengekspresikan gerak- gerak tarinya Nalan,1999:25.
c. Sebagai Seni Pertunjukan Tontonan
Seni pertunjukan dalam penyajiannya lebih mengutamakan artistik dengan konsep yang matang dan cermat serta tema dan tujuan
yang jelas, juga koreografinya yang berkualitas karena untuk dipertontonkan. Dalam penyajian tari pertunjukan diperlukan tempat
penyajian khusus teater, berupa pangung terbuka atau tertutup. Ernst Cassirer dalam Sumandiyo, 2007 Tari-tarian yang secara
kontekstual berfungsi sebagai sarana untuk memengaruhi alam dengan kekuatan berbagai jenis maginya imitatif, simpatestis,
kontagius, sesunguhnya tidak dapat diterangkan berdasarkan prinsip “kemahakuasaan pikiran” atau Freud menyebutnya sebagai “allmacht
gedankens”. Beberapa fungsi seni pertunjukan dalam lingkungan-lingkungan
etnik di Indonesia dapat di sebutkan sebagai berikut : a
Pemanggilan kekuatan gaib. b
Penjemputan roh-roh pelindung untuk hadir di tempat pemujaan.
c Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
d Peringatan pada nenek moyang dengan menirukan
kegagahan maupun kesigapannya. e
Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat- tingkat hidup seseorang.
f Perlengkapan upacara sehubungan dengan saat-saat tertentu
dalam perputaran waktu. g
Perwujutan dari pada dorongan untuk mengungkapkan keindahan semata Sedyawati, 1980: 53.
6. Bentuk Penyajian Tari