Tipe Hasil Belajar Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 26

3. Tipe Hasil Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. 27 Belajar juga dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh aspek intelegensi sehingga anak didik akan menjadi manusia yang utuh, cerdas secara intelegensi, cerdas secara emosi, cerdas psikomotornya, dan memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya. Dengan kata lain siswa harus mampu mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai ranah domain belajar. Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut. 28 a. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif Menurut taksonomi Bloom, maka jenjang yang perlu dilakukan dalam prose kognitif ada enam tahapan, yaitu mengukur atau melihat pencapaian dari hal-hal berikut 1 Tingkat pengetahuan hafalan Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata “knowledge” dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali 27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, 63. 28 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989, 49-54. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 27 seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan lain- lain. Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal, diingat, agar dapat dikuasai dengan baik. Ada beberapa cara untuk dapat menguasai atau menghafal, misalnya dibaca berulang-ulang, menggunakan teknik mengingat memo teknik atau lazim dikenal dengan “jembatan keledai”. Tipe hasil belajar ini termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Contoh seseorang jika ingin mempelajari fungsi sistem pencernaan, maka yang bersangkutan harus menguasai dan hafal organ-organ pencernaan. Tingkah laku operasional khusus, yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain: menyebutkan, menjelaskan kembali, menunjukkan, menuliskan, memilih, mengidentifikasi, mendefinisikan. 2 Tingkat komprehensif Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 28 a Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya, mengartikan pengertian gaya, energi, dan lain-lain b Pemahaman penafsiran, yakni memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. c Pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan. Kata-kata operasional untuk merumuskan tujuan instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain: membedakan, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan, memperkirakan, memberi contoh, mengubah, membuat rangkuman, menuliskan kembali, dan lain-lain. 3 Kemampuan melakukan aplikasi Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu. Jadi dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus. Dengan perkataan lain, aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih banyak keterampilan mental. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 29 Tingkah laku operasional untuk merumuskan tujuan instruksional biasanya menggunakan kata-kata: menghitung, mmecahkan, mendemonstrasikan, dan lain-lain 4 Kemampuan melakukan analisis Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan atau hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Kemampuan menalar, pada hakikatnya mengandung unsur analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang, maka seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim dipakai untuk analisis antara lain: menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan, dan lain-lain. 5 Kemampuan melakukan sintesis Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 30 Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Pada berpikir sintesis adalah berpikir devergen sedangkan berpikir analisis adalah berpikir konvergent. Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru inovatif akan lebih mudah dikembangkan. Beberapa tingkah laku operasional biasanya tercermin dalam kata-kata: mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, dan lain-lain. 6 Kemampuan melakukan evaluasi Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan criteria yang dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu. Tingkah laku operasional dilukiskan dalam kata-kata: menilai, membandingkan, mempertimbangkan, dan lain-lain b. Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe hasil belajar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31 afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperi perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, dan lain-lain. Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang dasar sampai tingkatan yang kompleks. 1 Receivingattending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2 Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya 3 Valuing penilaian, yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut 4 Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32 termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai. 5 Karakteristik nilai atau internalisasi nilai keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. c. Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotorik Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan skill, kemampuan bertindak individu seseorang. Ada 6 tingkatan keterampilan yakni: 1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar 3 Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain 4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dai keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks 6 Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretative. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 33

C. Materi Ilmu Pengetahuan Alam IPA 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUALIZATION, AUDIOTORY, KINESTHETIC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI KELAS V SD NEGERI 101771 TEMBUNG TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 21

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 101775 SAMPALI T.A 2015/2016.

0 4 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION Penerapan Model Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI SDN 02 Pablengan Tahun 2011 / 2012.

0 0 16

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI SDN 02 Pablengan Tahun 2011 / 2012.

0 0 6

PENERAPAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATERI STRUKTUR BUMI PADA PEMBELAJARAN IPA.

2 10 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY KINESTHETIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM II NO. 172 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016.

0 2 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 DEPOKREJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 2 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V MI ASSA’ADAH SUKOWATI GRESIK.

0 0 118

Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Melalui Model Pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) Berbantuan Wingeom

0 0 9