C. Metode Struktural Analitik Sintetik SAS
1. Pengertian Struktural Analitik Sintetik SAS Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
25
SAS merupakan kepanjangan dari Struktural Analitik Sintetik, dimana struktural berarti
keseluruhan, sintetik berarti penguraian, dan analitik berarti menggabungkan kembali. Menurut Supriyadi pengertian metode SAS
adalah suatu pendekatan cerita disertai dengan gambar yang di dalamnya terkandung unsur analitik sintetik.
26
Metode Struktural Analitik Sintetik SAS adalah suatu cara untuk mengajarkan membaca permulaan pada siswa dengan menampilkan suatu
kalimat utuh yang kemudian diurai menjadi kata hingga menjadi huruf- huruf yang berdiri sendiri dan menggabungkannya kembali menjadi
kalimat yang utuh. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep “kebermaknaan” pada diri siswa. Pada pembelajaran membaca permulaan
dengan metode Struktural Analitik Sintetik SAS, struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran adalah struktur kalimat yang digali
dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan gambar, benda nyata, dan tanya jawab informal
untuk menggali bahasa siswa.
25
Sanjaya, Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 127.
26
Supriyadi, dkk, Materi Pokok Bahasa Indonesia 2, Jakarta: Departemen P dan K, 1992, 334- 335.
Melalui kegiatan tersebut ditemukan suatu struktur kalimat sebagai pengenalan struktur kalimat. Kemudian melalui proses analitik,
siswa-siswa diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh tersebut diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa kecil yang disebut dengan kata.
Proses penguraian ini berlanjut pada satuan bahasa terkecil yaitu huruf. Proses penguraian atau penganalisisan pembelajaran membaca permulaan
dengan menggunakan Struktural Analitik Sintetik SAS, meliputi: a. Kalimat menjadi kata-kata,
b. Kata menjadi suku kata, dan suku kata menjadi huruf-huruf c. Selanjutnya dari huruf kembali menajadi suku kata, kemudian menjadi
kata dan selanjutnya menjadi kalimat. Metode Struktural Analitik Sintetik SAS didasarkan atas asumsi
bahwa pengamatan anak mulai dari keseluruhan dan kemudian ke bagian- bagian. Oleh karena itu anak diajak memecahkan kode tulisan kalimat
pendek yang dianggap sebagai unit bahasa utuh, selanjutnya diajak menganalisis menjadi kata, suku kata, dan huruf; kemudian
mensintesiskan kembali dari huruf ke suku kata, kata, dan akhirnya kembali menjadi kalimat.
27
2. Prinsip Pengajaran Metode Struktural Analitik Sintetik SAS Prinsip-prinsip pengajaran dengan metode Struktural Analitik
Sintetik SAS adalah sebagai berikut:
27
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 216
a. Kalimat adalah unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan menggunakan metode ini harus dimulai dengan menampilkan kalimat
secara utuh dan lengkap berupa pola-pola kalimat dasar. b. Struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang
jelas dalam pemikiran murid. c. Adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur
struktur kalimat yang ditampilkan. d. Unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada
bentuk semula sintesis. e. Struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa
murid sehingga mereka mudah memahami serta mampu menggunakannya dalam berbagai situasi.
3. Langkah-langkah Metode Struktural Analitik Sintetik SAS Berikut adalah langkah-langkah metode Struktural Analitik Sintetik
SAS:
28
a. Menampilkan gambar sambil bercerita Dalam hal ini, guru memperlihatkan gambar kepada siswa sambil
bercerita sesuai dengan gambar tersebut. Kalimat-kalimat yang digunakan guru dalam bercerita itu digunakan sebagai pola dasar
bahan membaca. Contoh: guru memperlihatkan gambar seorang ayah sedang menuci mobil, sambil bercerita: “Ini ayah, Ayah sedang
mencuci mobil”
28
Ratno Saputra, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik SAS siswa kelas I di SD Negeri Gebangsari Kebumen”, Skripsi,
Yogyakarta: Universitas Negeri yogyakarta, 2012
b. Membaca gambar Guru menunjukan beberapa gambar kepada siswanya sambil
menjelaskan gambar yang ditunjukkan. Contoh: guru memperlihatkan gambar seorang ibu yang sedang menjahit, sambil mengucapkan
kalimat “ini ibu”. Murid melanjutkan membaca gambar tersebut dengan bimbingan guru.
c. Membaca gambar dengan kartu kalimat Pada tahap ini, guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar.
Siswa memperhatikan kartu kalimat dan gambar tersebut. Siswa dapat melihat gambar dan tulisan secara keseluruhan yang ditempel oleh
guru bahwa tulisan tersebut berbeda-beda untuk setiap gambar. d. Proses struktural S
Gambar-gambar yang memandu kalimat pada kartu kalimat kemudian sedikit demi sedikit dihilangkan, sehingga yang ada hanyalah kartu-
kartu kalimat yang terlihat oleh siswa. Siswa mulai belajar membaca secara struktural kartu kalimat. Contoh: Ini sepeda ani.
e. Proses analitik A Setelah siswa dapat membaca kalimat pada kartu kalimat, kemudian
pada tahap ini mulai mengurai kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Melalui tahap analitik ini, siswa
diharapkan mampu mengenali huruf-huruf yang terdapat pada kalimat yang telah dibacanya. Contoh:
ini sepeda ani ini sepeda
ani i – ni se – pe – da a –ni
i – n – i s – e – p – e – d – a
a –n –i f. Proses sintetik S
Setelah siswa mampu mengenali huruf-huruf dalam kalimat, maka huruf-huruf tersebut digabung kembali, dari huruf menjadi suku kata,
suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat. i – n – i
s – e – p – e – d – a a–n–i i – ni se – pe – da a –ni
ini sepeda ani
ini sepeda ani
Secara keseluruhan proses Struktural Analitik Sintetik SAS sebagai berikut:
ini sepeda ani ini
sepeda ani
i – ni se – pe – da a –ni i – n – i
s – e – p – e – d – a a –n –i
i – ni se – pe – da a –ni ini sepeda
ani ini sepeda ani
31
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS