3 Ketika siswa diberi kesempatan membaca, hendaknya guru berkeliling. Hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang
mengalami kesulitan membaca serta agar semua siswa mau membaca dan tidak ramai.
4 Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menambahkan nyanyian “kalau kau suka baca bilang hore”, agar siswa lebih
bersemangat ketika mengurai kalimat dan ketika membaca bacaan yang ada di buku.
3. Siklus II
Penelitian tindakan kelas pada siklus II hampir sama dengan siklus I, terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Berikut ini pemaparan dari masing-masing tahapan: a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dimulai dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan
RPP hampir sama dengan RPP pada siklus I, hanya saja ada penambahan atau penyesuaian dengan hasil refleksi sikulus I. Tidak
ada perbaikan pada kegiatan awal. Pada kegiatan inti ketika guru dan siswa mengurai kalimat, kalimat yang diurai tidak hanya ditulis di
papan, akan tetapi siswa membaca media yang ditempel. Selain itu pada kegiatan inti juga ditambahkan nyanyian-nyanyian untuk
memotivasi siswa sebelum membaca. Pada kegiatan penutup tidak ada
perubahan. Selain itu, pada siklus II ini lebih dimaksimalkan pada pelaksanaannya.
Kegiatan kedua yaitu menyusun instrumen penilaian non tes. Instrumen non tes yang digunakan pada siklus II ini sama dengan
instrumen no tes yang digunakan pada siklus I. Kegiatan selanjutnya yaitu mempersiapkan instrumen panduan
wawancara kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah siklus. Adapun daftar pertanyaan dibuat oleh peneliti
sebelum melakukan wawancara. Setelah peneliti menyusun instrumen wawancara, peneliti
kemudian menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan meliputi observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang sudah
divalidasi oleh dosen. Kegiatan perecanaan yang terakhir yaitu menyiapkan media
tempel yang digunakan pada saat mnegurai kalimat. Media yang digunakan terbuat dari kertas manila yang ditempeli kalimat yang
diurai menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf, dan kemudian digabungkan kembali menjadi kalimat.
b. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas untuk siklus II ini dilaksanakan pada
tanggal 21 Maret 2016. Penelitian ini berlangusng pada jam ketiga dan
keempat, yaitu mulai pukul 08.10 – 09.20 WIB. Adapun kegiatan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan siklus I, meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1 Kegiatan Awal
Kegiatan awal ini hampir sama dengan kegiatan awal pada siklus I, dimulai dengan guru mengucapkan salam dan siswa
menjawab salam dari guru. Siswa menjawab salam dengan serentak dan kompak. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menanyakan kabar
siswa dan dijawab dengan penuh semangat oleh siswa. Berdo’a bersama-sama dengan membaca surat al-Fatihah
adalah kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh siswa dan guru. Terlihat siswa dan guru sangat khusuk dalam berdoa, meskipun ada
dua siswa yang masih berbicara pada saat berdoa. Melihat hal tersebut, guru mendatangi bangku siswa yang sedang berbicara, dan
dua siswa tersebut kemudian ikut berdoa. Dalam kegiatan awal sebelum menginjak pada kegiatan inti,
guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu ABCD. Siswa bernyanyi dengan sangat antusias dan kompak serta diiringi dengan
tepuk tangan. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan
guru dengan seksama.
2 Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru memulai dengan memperlihatkan
gambar keluarga yang sedang kerja bakti, hal ini digunakan untuk menarik perhatian siswa, agar siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Semua siswa memperhatikan gambar yang ditujukkan oleh guru. Langkah selanjutnya yaitu guru menunjukkan beberapa
gambar yang berhubungan dengan kerja bakti sambil menjelaskan gambar. Siswa bisa melihat gambar dengan jelas karena guru
menunjukkan gambar sambil berjalan ke bangku-bangku siswa.
Gambar 4.9 Guru menunjukkan gambar kepada siswa
Guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar adalah langkah selanjutnya setelah guru menunjukkan gambar. Siswa
memperhatikan kartu kalimat yang ditempel, serta cara membaca kartu kalimat tersebut. Gambar yang memandu kartu kalimat
kemudian diambil oleh guru dan siswa membaca struktural kartu kalimat tersebut. Sebagian besar siswa membaca dengan lancar dan
keras, namun ada 6 siswa yang hanya membaca dengan pelan.
Gambar 4.10 Guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar
Kegiatan inti selanjutnya yaitu guru dan siswa bersama-sama mengurai kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan suku kata
menjadi huruf. Kemudian menggabungkan kembali dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Kalimat
yang diurai adalah salah satu kalimat dalam bacaan “Kerja Bakti”. Siswa lebih bersemangat dalam mengurai kalimat dibandingkan
dengan siklus I, terlihat siswa duduk rapi dan membaca bacaan yang diurai dengan kompak dan keras, hanya saja ada dua siswa yang tidak
ikut membaca.
Gambar 4.11 Siswa dan guru mengurai kalimat
Jika pada siklus I kalimat tersebut hanya ditulis di papan, maka pada siklus II ini, tulisan yang diurai ditempel pada kertas manila.
Siswa membaca secara serentak dan kompak dengan dibimbing oleh guru. 14 siswa membaca dengan suara keras dan lancar, 4 ssiwa
membaca dengan terbata-bata, dan 2 siswa tidak ikut membaca. Setelah membaca secara bersama-sama, guru juga menyuruh dua
siswa untuk membaca ke depan.
Gambar 4.12 Siswa membaca ke depan kalimat yang diurai
Langkah selanjutnya setelah siswa membaca kalimat yang diurai yaitu siswa diberi kesempatan untuk berlatih membaca bacaan
yang ada di buku. Pada tahap ini, guru berkeliling ke bangku-bangku siswa agar semua siswa membaca dan tidak ramai, selain itu agar guru
mengetahui siswa yang mengalami kesulitan ketika membaca. Dengan guru berkeliling ke bangku-bangku siswa, kendala yang terjadi pada
siklus I, yaitu siswa ramai dan ada yang tidak membaca bisa teratasi.
Ketika guru berkeliling, semua siswa membaca bacaan yang ada di buku dengan seksama. Namun masih ada dua siswa yang tidak mau
membaca, dia sibuk bermain sendiri. Pada saat guru berkeliling, peneliti juga berkeliling untuk
mengamati keterampilan siswa dalam membaca. Terlihat keterampilan membaca siswa lebih bagus dibandingkan dengan siklus I. Terdapat
11 siswa sudah lancar dalam membaca kalimat, 7 siswa terbata-bata dalam membaca kalimat, dan 2 siswa masih belum bisa membaca
dengan lancar serta masih banyak kesalahan dalam pelafalan.
Gambar 4.13 Guru berkeliling ke bangku ketika siswa berlatih membaca
Ketika siswa selesai berlatih membaca, siswa satu persatu maju ke depan untuk praktek membaca, dan guru melakukan
penilaian. Dari 20 siswa, ada 11 siswa yang keterampilan membacanya sudah bagus, dalam melafalkan huruf-huruf dan suku
kata sudah tepat, dalam melafalkan kalimat sederhana juga sudah lancar. 5 siswa sudah tepat dalam melafalkan kalimat sederhana,
namun masih terbata-bata, 2 siswa terbata-bata dalam melafalkan
kalimat sederhana dan ada sedikit kesalahan. Sedangkan ada 2 siswa yang keterampilan membacanya masih kurang, mereka masih sulit
untuk membaca dan terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan.
Gambar 4.14
Siswa maju ke depan untuk praktek membaca Ketika semua siswa selesai membaca satu persatu, guru
memberikan apresiasi kepada siswa dengan mengacungkan jempol dan mengajak siswa bertepuk tangan untuk mereka semua. Berikut
adalah hasil performance siswa pada siklus II dengan menggunakan metode SAS:
Tabel 4.6 Hasil penilaian siswa praktek membaca
Nama Aspek yang dinilai
1 2
3 4
B C K B C K B C K B C K Azizatun Nazhifah
√ √ √ √ Choirun Nissak
√ √ √ √
Dimas Risky R √
√ √ √ Fatirus Sobah
√ √ √ √
Kharisma √
√ √ √ M. Salman Al Farisi
√ √ √ √ M. Zainul Musthofa
√ √ √ √ Mujaddid Akbar Fillah
√ √ √ √ Muhammad Rizqi Al Zahir
√ √ √ √ Muhammad Zakirul Ba’il
√ √ √ √ Mohammad Faza Naim
√ √ √ √ Moh. Ardhi Tamam
√ √ √ √
Mohammad Rizal Maulana √
√ √ √ Najwa Amira K
√ √ √ √ Natasya Amelia Putri
√ √ √ √ Nurul Izza Azzahra
√ √ √ √ Raditya Putra Pratama
√ √ √ √
Rizka Ayu Nabilla √ √ √ √
Revaldo Barera √ √ √ √
Taabi Muhammadarrosul √ √ √ √
Keterangan: 1 = Mengenal dan melafalkan huruf-huruf
2 = Melafalkan suku-suku kata 3 = Melafalkan kalimat sederhana
4 = Melafalkan beberapa kalimat sederhana Untuk menghitung nilai tiap siswa, peneliti menggunakan rumus
3.2 kemudian diisi dalam tabel berikut untuk dihitung rata-ratanya dan untuk mengetahui ketuntasan siswa:
Tabel 4.7 Daftar nilai siswa pada siklus II
No Nama Nilai
Ket 1
Azizatun Nazhifah 92
T 2
Choirun Nissak 75
T 3
Dimas Risky Ramdani 83
T 4
Fatirus Sobah 92
T 5
Kharisma 83
T 6
M. Salman Al Farisi 92
T 7
M. Zainul Musthofa 92
T 8
Mujaddid Akbar Fillah 92
T 9
Muhammad Rizqi Al Zahir 92
T 10
Muhammad Zakirul Bail 83
T 11
Mohammad Faza Naim 92
T 12
Moh. Ardhi Tamam 75
T 13
Mohammad Rizal Maulana 50
TT 14
Najwa Amira Kaamilatunnisa 92
T 15
Natasya Amelia Putri 92
T 16
Nurul Izza Azzahra 83
T 17
Raditya Putra Pratama 50
TT 18
Rizka Ayu Nabilla 92
T 19
Revaldo Barera 83
T 20
Taabi Muhammadarrosul 92
T Jumlah seluruh nilai
1675 Jumlah siswa yang tuntas
18 Jumlah siswa yang belum tuntas
2 Rata-rata nilai semua siswa
83,75 Prosentase ketuntasan belajar
90
Berdasarkan tabel 4.7 bahwa ada 18 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang belum tuntas, dengan menggunakan rumus 3.3 diperoleh rata-rata
nilai 83,75. Sedangkan untuk mengetahui prosentase ketuntasan nilai siswa secara klasikal, menggunakan rumus 3.4 dan diperoleh hasil 90.
Berikut adalah keterangan perhitungannya: a. Keterangan rata-rata kelas:
Rata-rata =
∑ ∑
= 1675
20 = 83,75
b. Keterangan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal: Prosentase =
∑ ∑
X 100 = x 100
= 90 Jadi pada siklus I ke siklus II kelas I MI Darul Ulum Gedongan
telah mengalami peningkatan prosentase belajar dari 70 menjadi 90, dan rata-rata nilai seluruh kelas dari 75,35 menjadi 83,75.
Sehingga rata-rata nilai kelas sudah memenuhi kriteria yaitu lebih dari 75 dan prosentase ketuntasan secara klasikal yaitu 75.
Hasil nilai ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II telah mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Perbandingan data nilai siswa dari Pra siklus, siklus I, dan
siklus II Nama Siswa
Nilai pra siklus
Nilai siklus I
Nilai siklus II
Azizatun Nazhifah 70
83 92
Choirun Nissak 60
67 75
Dimas Risky R 65
67 83
Fatirus Sobah 70
83 92
Kharisma 65
67 83
M. Salman Al Farisi 80
92 92
M. Zainul Musthofa 75
83 92
Mujaddid Akbar Fillah 70
83 92
Muhammad Rizqi Al Zahir 90
92 92
Muhammad Zakirul Ba’il 65
75 83
Mohammad Faza Naim 90
83 92
Moh. Ardhi Tamam 65
67 75
Mohammad Rizal Maulana 40
42 50
Najwa Amira K 80
83 92
Natasya Amelia Putri 80
83 92
Nurul Izza Azzahra 80
83 83
Raditya Putra Pratama 20
33 50
Rizka Ayu Nabilla 70
83 92
Revaldo Barera 70
75 83
Taabi Muhammadarrosul 80
83 92
Dari tabel 4.8 terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Hal tersebut terlihat dari beberapa
anak yang belum tuntas pada pra siklus dan siklus I kemudian tuntas pada siklus II.
3 Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru dan siswa menyimpulkan
bersama-sama materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, hanya saja
tidak ada siswa yang ingin bertanya. Setelah itu guru menuliskan kalimat dan menunjuk siswa untuk membaca kalimat tersebut.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru dan siswa membaca hamdalah bersama-sama dan guru mengucapkan salam penutup.
c. Pengamatan Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti
melakukan pengamatan kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi.
Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus II sebagai berikut:
1 Hasil Observasi Guru Berikut ini hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh
peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus II.
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran pada Siklus II
No Aspek yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak
Kegiatan Awal
1 Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
siswa √
2 Guru mengajak siswa berdoa dengan khusuk
√ 3
Guru mengecek tentang kehadiran siswa √
4 Guru mengajak siswa bernyanyi lagu ABCD
√ 5
Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
√
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
Kegiatan Inti
1 Guru memperlihatkan gambar keluarga kerja bakti
√ 2
Guru menunjukkan beberapa gambar sambil menjelaskan gambar
√
3 Guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar √
4 Guru memandu siswa membaca kartu kalimat
√ 5
Guru mengambil gambar yang memandu kartu kalimat
√
6 Guru membantu siswa membaca secara structural
kartu kalimat √
7 Guru membantu siswa mengurai kalimat menjadi
kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf
√
8 Guru membantu siswa menggabungkan kembali,
dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kemudian kata menjadi kalimat
√
9 Guru mengajak siswa bernyanyi “Kalau kau suka √
baca bilang hore” 10 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih membaca √
11 Guru berkeliling mengamati siswa membaca √
12 Guru melakukan evaluasi dengan cara siswa praktek membaca satu persatu
√
13 Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
Kegiatan Penutup
1 Guru menyimpulkan materi bersama siswa
√ 2
Guru memberikan kesempatan bertanya √
3 Guru memberikan umpan balik kepada siswa
dengan memberikan bacaan yang ditulis di papan umtuk dibaca siswa
√
4 Berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran
√ 5
Guru menutup pembelajaran dengan salam √
Nilai = Jumlah jawaban YA
24 x 100
Nilai = 23
24 x 100 Nilai = 96
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.9, aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Langkah-langkah pembelajaran yang tidak dilaksanakan pada siklus I, sudah dilaksanakan pada siklus II. Pada siklus I, dari 23 aspek yang
diamati, terdapat 5 aspek yang tidak dilaksanakan oleh guru. Aspek- aspek tersebut antara lain: guru tidak mengecek kehadiran siswa, guru
tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru tidak berkeliling mengamati siswa membaca, guru tidak memberikan kesempatan untuk
siswa bertanya, dan guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan bacaan yang ditulis di papan. Hasil prosentase
aktivitas guru pada siklus I adalah 78. Adapun pada siklus II ini, dari 24 aspek yang diamati, terdapat
I aspek yang tidak dilaksanakan oleh guru. Aspek tersebut yaitu guru tidak mengabsensi siswa.
Pada tabel 4.9, aspek yang dilakukan oleh guru sebanyak 23 aspek. Jika 23 aspek tersebut dibagi dengan keseluruhan aspek
sebanyak 24 dan kemudian hasilnya dikalikan 100, maka ditemukan hasil prosentase aktivitas guru sebanyak 96. Berdasarkan peritungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode SAS sudah mencapai 96. Sehingga
aktivitas guru dalam siklus II ini dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi skor minimal yang ditentukan.
2 Hasil Observasi Siswa Observasi juga dilakukan pada aktivitas siswa selama
pembelajaran. Adapun hasil observasi terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil observasi Siswa selama Pembelajaran pada Siklus II
No Aspek yang Diamati Terlaksana
Ya
Tidak Persiapan
1 Siswa dibangkunya waktu pelajaran akan dimulai
√ 2
Kerapian siswa dalam berseragam √
3 Siswa sudah siap untuk belajar dengan bukunya
√
Pelaksanaan Kegiatan Awal
1 Siswa menjawab salam
√ 2
Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru √
3 Siswa berdoa bersama-sama
√ 4
Siswa memperhatikan guru saat mengabsensi √
5 Siswa menyanyikan lagu “ABCD” bersama
√ 6
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari
√
7 Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru √
Kegiatan Inti
1 Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru √
2 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar-
gambar yang ditunjukkan √
3 Siswa memperhatikan kartu kalimat yang ditempel
√ 4
Siswa memperhatikan guru membaca kartu kalimat √
5 Siswa membaca secara struktural kartu kalimat
√ 6
Siswa mengurai kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf
√
7 Siswa menggabungkan kembali dari huruf menjadi
suku kata, suku kata menjadi kata, kemudian kata √
menjadi kalimat 8
Siswa berlatih membaca bacaan yang ada di buku √
9 Siswa menyanyikan lagu “kalau kau suka baca bilang
hore √
10 Siswa mempraktikkan membaca di depan kelas √
Kegiatan Penutup
1 Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran bersama
guru √
2 Siswa bertanya jika ada materi yang belum dipahami
√ 3
Siswa merespon umpan yang diberikan oleh guru √
4 Siswa berdoa dengan khusuk
√ 5
Siswa menjawab salam √
Nilai = Jumlah jawaban YA
25 x 100
Nilai = 23
25 x 100 Nilai = 92
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada tabel di atas, aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami penigkatan dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus I, dari 24 aspek yang diamati, terdapat 4 aspek yang tidak dilaksanakan oleh siswa. Aspek-aspek tersebut antara lain: siswa
tidak memperhatikan guru saat mengabsensi, siswa tidak memperhatikan penyampaian tujuan pembelajaran, siswa tidak bertanya jika ada materi
yang belum dipahami, dan siswa tidak merespon umpan balik yang diberikan guru. Sehingga hasil prosentase aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 83.
Adapun pada siklus II ini, dari 25 aspek yang diamati, terdapat 2 aspek yang tidak dilaksanakan oleh siswa. Aspek tersebut yaitu siswa
tidak memperhatikan guru saat mengabsensi dan siswa tidak bertanya materi yang belum dipahami.
Dari tabel 4.10 terdapat 23 aspek yang dilakukan oleh siswa pada siklus II ini. Jika 23 aspek tersebut dibagi dengan keseluruhan aspek
sebanyak 25 kemudian hasilnnya dikalikan 100 maka diperoleh hasil prosentase aktivitas siswa 92. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan mneggunakan metode SAS sudah mnecapai 92. Sehingga aktivitas
siswa pada siklus II ini dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi skor minimal yang ditentukan, yaitu ≥ 90.
Data wawancara setelah siklus II dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik SAS memiliki respon yang positif. Data hasil
wawancara dari siswa bahwa belajar menggunakan metode SAS tersebut menyenangkan dan dapat meningkatkan keterampilan membaca mereka.
Sedangkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa metode SAS merupakan metode yang
bagus, karena ada pemisahan dari kalimat menjadi kata dan suku kata, jadi siswa lebih bisa cepat menghubungkan dan mengurai kalimat. Selain
itu metode SAS juga bisa meningkatkan keterampilan membaca siswa, jadi siswa bisa lebih cepat membaca.
d. Refleksi Tahap ini merupakan tahap refleksi terhadap pembelajaran siklus
II. Dalam pelaksanaan siklus II ini, kendala atau kesulitan yang terjadi hampir semua terselesaikan. Siswa sudah bersemangat dalam membaca,
dan sudah tidak ada siswa yang ramai ketika disuruh membaca bacaan yang ada di buku.
Dalam diskusi antara peneliti dengan guru kelas dirumuskan bahwa prosentase keterampilan membaca siswa secara klasikal mengalami
peningkatan dari 70 menjadi 90. Begitupun dengan rata-rata kelas nilai kelas, dari 75,35 menjadi 83,75.
Berdasarkan peningkatan hasil nilai, observasi, dan wawancara tersebut, maka peneliti dan guru mata pelajaran memutuskan tidak perlu
diadakan perbaikan dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Pembahasan 1. Penerapan metode Struktural Analitik Sintetik SAS dalam rangka