Siklus II Hasil Penelitian Persiklus 1. Pra Siklus

3 Ketika siswa diberi kesempatan membaca, hendaknya guru berkeliling. Hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan membaca serta agar semua siswa mau membaca dan tidak ramai. 4 Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menambahkan nyanyian “kalau kau suka baca bilang hore”, agar siswa lebih bersemangat ketika mengurai kalimat dan ketika membaca bacaan yang ada di buku.

3. Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II hampir sama dengan siklus I, terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini pemaparan dari masing-masing tahapan: a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dimulai dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP hampir sama dengan RPP pada siklus I, hanya saja ada penambahan atau penyesuaian dengan hasil refleksi sikulus I. Tidak ada perbaikan pada kegiatan awal. Pada kegiatan inti ketika guru dan siswa mengurai kalimat, kalimat yang diurai tidak hanya ditulis di papan, akan tetapi siswa membaca media yang ditempel. Selain itu pada kegiatan inti juga ditambahkan nyanyian-nyanyian untuk memotivasi siswa sebelum membaca. Pada kegiatan penutup tidak ada perubahan. Selain itu, pada siklus II ini lebih dimaksimalkan pada pelaksanaannya. Kegiatan kedua yaitu menyusun instrumen penilaian non tes. Instrumen non tes yang digunakan pada siklus II ini sama dengan instrumen no tes yang digunakan pada siklus I. Kegiatan selanjutnya yaitu mempersiapkan instrumen panduan wawancara kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah siklus. Adapun daftar pertanyaan dibuat oleh peneliti sebelum melakukan wawancara. Setelah peneliti menyusun instrumen wawancara, peneliti kemudian menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan meliputi observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang sudah divalidasi oleh dosen. Kegiatan perecanaan yang terakhir yaitu menyiapkan media tempel yang digunakan pada saat mnegurai kalimat. Media yang digunakan terbuat dari kertas manila yang ditempeli kalimat yang diurai menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf, dan kemudian digabungkan kembali menjadi kalimat. b. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas untuk siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2016. Penelitian ini berlangusng pada jam ketiga dan keempat, yaitu mulai pukul 08.10 – 09.20 WIB. Adapun kegiatan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan siklus I, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1 Kegiatan Awal Kegiatan awal ini hampir sama dengan kegiatan awal pada siklus I, dimulai dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru. Siswa menjawab salam dengan serentak dan kompak. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menanyakan kabar siswa dan dijawab dengan penuh semangat oleh siswa. Berdo’a bersama-sama dengan membaca surat al-Fatihah adalah kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh siswa dan guru. Terlihat siswa dan guru sangat khusuk dalam berdoa, meskipun ada dua siswa yang masih berbicara pada saat berdoa. Melihat hal tersebut, guru mendatangi bangku siswa yang sedang berbicara, dan dua siswa tersebut kemudian ikut berdoa. Dalam kegiatan awal sebelum menginjak pada kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu ABCD. Siswa bernyanyi dengan sangat antusias dan kompak serta diiringi dengan tepuk tangan. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan guru dengan seksama. 2 Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru memulai dengan memperlihatkan gambar keluarga yang sedang kerja bakti, hal ini digunakan untuk menarik perhatian siswa, agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Semua siswa memperhatikan gambar yang ditujukkan oleh guru. Langkah selanjutnya yaitu guru menunjukkan beberapa gambar yang berhubungan dengan kerja bakti sambil menjelaskan gambar. Siswa bisa melihat gambar dengan jelas karena guru menunjukkan gambar sambil berjalan ke bangku-bangku siswa. Gambar 4.9 Guru menunjukkan gambar kepada siswa Guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar adalah langkah selanjutnya setelah guru menunjukkan gambar. Siswa memperhatikan kartu kalimat yang ditempel, serta cara membaca kartu kalimat tersebut. Gambar yang memandu kartu kalimat kemudian diambil oleh guru dan siswa membaca struktural kartu kalimat tersebut. Sebagian besar siswa membaca dengan lancar dan keras, namun ada 6 siswa yang hanya membaca dengan pelan. Gambar 4.10 Guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar Kegiatan inti selanjutnya yaitu guru dan siswa bersama-sama mengurai kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan suku kata menjadi huruf. Kemudian menggabungkan kembali dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Kalimat yang diurai adalah salah satu kalimat dalam bacaan “Kerja Bakti”. Siswa lebih bersemangat dalam mengurai kalimat dibandingkan dengan siklus I, terlihat siswa duduk rapi dan membaca bacaan yang diurai dengan kompak dan keras, hanya saja ada dua siswa yang tidak ikut membaca. Gambar 4.11 Siswa dan guru mengurai kalimat Jika pada siklus I kalimat tersebut hanya ditulis di papan, maka pada siklus II ini, tulisan yang diurai ditempel pada kertas manila. Siswa membaca secara serentak dan kompak dengan dibimbing oleh guru. 14 siswa membaca dengan suara keras dan lancar, 4 ssiwa membaca dengan terbata-bata, dan 2 siswa tidak ikut membaca. Setelah membaca secara bersama-sama, guru juga menyuruh dua siswa untuk membaca ke depan. Gambar 4.12 Siswa membaca ke depan kalimat yang diurai Langkah selanjutnya setelah siswa membaca kalimat yang diurai yaitu siswa diberi kesempatan untuk berlatih membaca bacaan yang ada di buku. Pada tahap ini, guru berkeliling ke bangku-bangku siswa agar semua siswa membaca dan tidak ramai, selain itu agar guru mengetahui siswa yang mengalami kesulitan ketika membaca. Dengan guru berkeliling ke bangku-bangku siswa, kendala yang terjadi pada siklus I, yaitu siswa ramai dan ada yang tidak membaca bisa teratasi. Ketika guru berkeliling, semua siswa membaca bacaan yang ada di buku dengan seksama. Namun masih ada dua siswa yang tidak mau membaca, dia sibuk bermain sendiri. Pada saat guru berkeliling, peneliti juga berkeliling untuk mengamati keterampilan siswa dalam membaca. Terlihat keterampilan membaca siswa lebih bagus dibandingkan dengan siklus I. Terdapat 11 siswa sudah lancar dalam membaca kalimat, 7 siswa terbata-bata dalam membaca kalimat, dan 2 siswa masih belum bisa membaca dengan lancar serta masih banyak kesalahan dalam pelafalan. Gambar 4.13 Guru berkeliling ke bangku ketika siswa berlatih membaca Ketika siswa selesai berlatih membaca, siswa satu persatu maju ke depan untuk praktek membaca, dan guru melakukan penilaian. Dari 20 siswa, ada 11 siswa yang keterampilan membacanya sudah bagus, dalam melafalkan huruf-huruf dan suku kata sudah tepat, dalam melafalkan kalimat sederhana juga sudah lancar. 5 siswa sudah tepat dalam melafalkan kalimat sederhana, namun masih terbata-bata, 2 siswa terbata-bata dalam melafalkan kalimat sederhana dan ada sedikit kesalahan. Sedangkan ada 2 siswa yang keterampilan membacanya masih kurang, mereka masih sulit untuk membaca dan terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan. Gambar 4.14 Siswa maju ke depan untuk praktek membaca Ketika semua siswa selesai membaca satu persatu, guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan mengacungkan jempol dan mengajak siswa bertepuk tangan untuk mereka semua. Berikut adalah hasil performance siswa pada siklus II dengan menggunakan metode SAS: Tabel 4.6 Hasil penilaian siswa praktek membaca Nama Aspek yang dinilai 1 2 3 4 B C K B C K B C K B C K Azizatun Nazhifah √ √ √ √ Choirun Nissak √ √ √ √ Dimas Risky R √ √ √ √ Fatirus Sobah √ √ √ √ Kharisma √ √ √ √ M. Salman Al Farisi √ √ √ √ M. Zainul Musthofa √ √ √ √ Mujaddid Akbar Fillah √ √ √ √ Muhammad Rizqi Al Zahir √ √ √ √ Muhammad Zakirul Ba’il √ √ √ √ Mohammad Faza Naim √ √ √ √ Moh. Ardhi Tamam √ √ √ √ Mohammad Rizal Maulana √ √ √ √ Najwa Amira K √ √ √ √ Natasya Amelia Putri √ √ √ √ Nurul Izza Azzahra √ √ √ √ Raditya Putra Pratama √ √ √ √ Rizka Ayu Nabilla √ √ √ √ Revaldo Barera √ √ √ √ Taabi Muhammadarrosul √ √ √ √ Keterangan: 1 = Mengenal dan melafalkan huruf-huruf 2 = Melafalkan suku-suku kata 3 = Melafalkan kalimat sederhana 4 = Melafalkan beberapa kalimat sederhana Untuk menghitung nilai tiap siswa, peneliti menggunakan rumus 3.2 kemudian diisi dalam tabel berikut untuk dihitung rata-ratanya dan untuk mengetahui ketuntasan siswa: Tabel 4.7 Daftar nilai siswa pada siklus II No Nama Nilai Ket 1 Azizatun Nazhifah 92 T 2 Choirun Nissak 75 T 3 Dimas Risky Ramdani 83 T 4 Fatirus Sobah 92 T 5 Kharisma 83 T 6 M. Salman Al Farisi 92 T 7 M. Zainul Musthofa 92 T 8 Mujaddid Akbar Fillah 92 T 9 Muhammad Rizqi Al Zahir 92 T 10 Muhammad Zakirul Bail 83 T 11 Mohammad Faza Naim 92 T 12 Moh. Ardhi Tamam 75 T 13 Mohammad Rizal Maulana 50 TT 14 Najwa Amira Kaamilatunnisa 92 T 15 Natasya Amelia Putri 92 T 16 Nurul Izza Azzahra 83 T 17 Raditya Putra Pratama 50 TT 18 Rizka Ayu Nabilla 92 T 19 Revaldo Barera 83 T 20 Taabi Muhammadarrosul 92 T Jumlah seluruh nilai 1675 Jumlah siswa yang tuntas 18 Jumlah siswa yang belum tuntas 2 Rata-rata nilai semua siswa 83,75 Prosentase ketuntasan belajar 90 Berdasarkan tabel 4.7 bahwa ada 18 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang belum tuntas, dengan menggunakan rumus 3.3 diperoleh rata-rata nilai 83,75. Sedangkan untuk mengetahui prosentase ketuntasan nilai siswa secara klasikal, menggunakan rumus 3.4 dan diperoleh hasil 90. Berikut adalah keterangan perhitungannya: a. Keterangan rata-rata kelas: Rata-rata = ∑ ∑ = 1675 20 = 83,75 b. Keterangan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal: Prosentase = ∑ ∑ X 100 = x 100 = 90 Jadi pada siklus I ke siklus II kelas I MI Darul Ulum Gedongan telah mengalami peningkatan prosentase belajar dari 70 menjadi 90, dan rata-rata nilai seluruh kelas dari 75,35 menjadi 83,75. Sehingga rata-rata nilai kelas sudah memenuhi kriteria yaitu lebih dari 75 dan prosentase ketuntasan secara klasikal yaitu 75. Hasil nilai ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II telah mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Perbandingan data nilai siswa dari Pra siklus, siklus I, dan siklus II Nama Siswa Nilai pra siklus Nilai siklus I Nilai siklus II Azizatun Nazhifah 70 83 92 Choirun Nissak 60 67 75 Dimas Risky R 65 67 83 Fatirus Sobah 70 83 92 Kharisma 65 67 83 M. Salman Al Farisi 80 92 92 M. Zainul Musthofa 75 83 92 Mujaddid Akbar Fillah 70 83 92 Muhammad Rizqi Al Zahir 90 92 92 Muhammad Zakirul Ba’il 65 75 83 Mohammad Faza Naim 90 83 92 Moh. Ardhi Tamam 65 67 75 Mohammad Rizal Maulana 40 42 50 Najwa Amira K 80 83 92 Natasya Amelia Putri 80 83 92 Nurul Izza Azzahra 80 83 83 Raditya Putra Pratama 20 33 50 Rizka Ayu Nabilla 70 83 92 Revaldo Barera 70 75 83 Taabi Muhammadarrosul 80 83 92 Dari tabel 4.8 terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Hal tersebut terlihat dari beberapa anak yang belum tuntas pada pra siklus dan siklus I kemudian tuntas pada siklus II. 3 Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, hanya saja tidak ada siswa yang ingin bertanya. Setelah itu guru menuliskan kalimat dan menunjuk siswa untuk membaca kalimat tersebut. Kegiatan selanjutnya yaitu guru dan siswa membaca hamdalah bersama-sama dan guru mengucapkan salam penutup. c. Pengamatan Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan pengamatan kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus II sebagai berikut: 1 Hasil Observasi Guru Berikut ini hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus II. Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran pada Siklus II No Aspek yang Diamati Terlaksana Ya Tidak Kegiatan Awal 1 Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa √ 2 Guru mengajak siswa berdoa dengan khusuk √ 3 Guru mengecek tentang kehadiran siswa √ 4 Guru mengajak siswa bernyanyi lagu ABCD √ 5 Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari √ 6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ Kegiatan Inti 1 Guru memperlihatkan gambar keluarga kerja bakti √ 2 Guru menunjukkan beberapa gambar sambil menjelaskan gambar √ 3 Guru menempelkan kartu kalimat di bawah gambar √ 4 Guru memandu siswa membaca kartu kalimat √ 5 Guru mengambil gambar yang memandu kartu kalimat √ 6 Guru membantu siswa membaca secara structural kartu kalimat √ 7 Guru membantu siswa mengurai kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf √ 8 Guru membantu siswa menggabungkan kembali, dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kemudian kata menjadi kalimat √ 9 Guru mengajak siswa bernyanyi “Kalau kau suka √ baca bilang hore” 10 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih membaca √ 11 Guru berkeliling mengamati siswa membaca √ 12 Guru melakukan evaluasi dengan cara siswa praktek membaca satu persatu √ 13 Guru memberikan apresiasi kepada siswa √ Kegiatan Penutup 1 Guru menyimpulkan materi bersama siswa √ 2 Guru memberikan kesempatan bertanya √ 3 Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan bacaan yang ditulis di papan umtuk dibaca siswa √ 4 Berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran √ 5 Guru menutup pembelajaran dengan salam √ Nilai = Jumlah jawaban YA 24 x 100 Nilai = 23 24 x 100 Nilai = 96 Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.9, aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Langkah-langkah pembelajaran yang tidak dilaksanakan pada siklus I, sudah dilaksanakan pada siklus II. Pada siklus I, dari 23 aspek yang diamati, terdapat 5 aspek yang tidak dilaksanakan oleh guru. Aspek- aspek tersebut antara lain: guru tidak mengecek kehadiran siswa, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru tidak berkeliling mengamati siswa membaca, guru tidak memberikan kesempatan untuk siswa bertanya, dan guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan bacaan yang ditulis di papan. Hasil prosentase aktivitas guru pada siklus I adalah 78. Adapun pada siklus II ini, dari 24 aspek yang diamati, terdapat I aspek yang tidak dilaksanakan oleh guru. Aspek tersebut yaitu guru tidak mengabsensi siswa. Pada tabel 4.9, aspek yang dilakukan oleh guru sebanyak 23 aspek. Jika 23 aspek tersebut dibagi dengan keseluruhan aspek sebanyak 24 dan kemudian hasilnya dikalikan 100, maka ditemukan hasil prosentase aktivitas guru sebanyak 96. Berdasarkan peritungan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode SAS sudah mencapai 96. Sehingga aktivitas guru dalam siklus II ini dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi skor minimal yang ditentukan. 2 Hasil Observasi Siswa Observasi juga dilakukan pada aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun hasil observasi terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil observasi Siswa selama Pembelajaran pada Siklus II No Aspek yang Diamati Terlaksana Ya Tidak Persiapan 1 Siswa dibangkunya waktu pelajaran akan dimulai √ 2 Kerapian siswa dalam berseragam √ 3 Siswa sudah siap untuk belajar dengan bukunya √ Pelaksanaan Kegiatan Awal 1 Siswa menjawab salam √ 2 Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru √ 3 Siswa berdoa bersama-sama √ 4 Siswa memperhatikan guru saat mengabsensi √ 5 Siswa menyanyikan lagu “ABCD” bersama √ 6 Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari √ 7 Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru √ Kegiatan Inti 1 Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru √ 2 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar- gambar yang ditunjukkan √ 3 Siswa memperhatikan kartu kalimat yang ditempel √ 4 Siswa memperhatikan guru membaca kartu kalimat √ 5 Siswa membaca secara struktural kartu kalimat √ 6 Siswa mengurai kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf √ 7 Siswa menggabungkan kembali dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kemudian kata √ menjadi kalimat 8 Siswa berlatih membaca bacaan yang ada di buku √ 9 Siswa menyanyikan lagu “kalau kau suka baca bilang hore √ 10 Siswa mempraktikkan membaca di depan kelas √ Kegiatan Penutup 1 Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran bersama guru √ 2 Siswa bertanya jika ada materi yang belum dipahami √ 3 Siswa merespon umpan yang diberikan oleh guru √ 4 Siswa berdoa dengan khusuk √ 5 Siswa menjawab salam √ Nilai = Jumlah jawaban YA 25 x 100 Nilai = 23 25 x 100 Nilai = 92 Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada tabel di atas, aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami penigkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, dari 24 aspek yang diamati, terdapat 4 aspek yang tidak dilaksanakan oleh siswa. Aspek-aspek tersebut antara lain: siswa tidak memperhatikan guru saat mengabsensi, siswa tidak memperhatikan penyampaian tujuan pembelajaran, siswa tidak bertanya jika ada materi yang belum dipahami, dan siswa tidak merespon umpan balik yang diberikan guru. Sehingga hasil prosentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 83. Adapun pada siklus II ini, dari 25 aspek yang diamati, terdapat 2 aspek yang tidak dilaksanakan oleh siswa. Aspek tersebut yaitu siswa tidak memperhatikan guru saat mengabsensi dan siswa tidak bertanya materi yang belum dipahami. Dari tabel 4.10 terdapat 23 aspek yang dilakukan oleh siswa pada siklus II ini. Jika 23 aspek tersebut dibagi dengan keseluruhan aspek sebanyak 25 kemudian hasilnnya dikalikan 100 maka diperoleh hasil prosentase aktivitas siswa 92. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan mneggunakan metode SAS sudah mnecapai 92. Sehingga aktivitas siswa pada siklus II ini dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi skor minimal yang ditentukan, yaitu ≥ 90. Data wawancara setelah siklus II dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik SAS memiliki respon yang positif. Data hasil wawancara dari siswa bahwa belajar menggunakan metode SAS tersebut menyenangkan dan dapat meningkatkan keterampilan membaca mereka. Sedangkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa metode SAS merupakan metode yang bagus, karena ada pemisahan dari kalimat menjadi kata dan suku kata, jadi siswa lebih bisa cepat menghubungkan dan mengurai kalimat. Selain itu metode SAS juga bisa meningkatkan keterampilan membaca siswa, jadi siswa bisa lebih cepat membaca. d. Refleksi Tahap ini merupakan tahap refleksi terhadap pembelajaran siklus II. Dalam pelaksanaan siklus II ini, kendala atau kesulitan yang terjadi hampir semua terselesaikan. Siswa sudah bersemangat dalam membaca, dan sudah tidak ada siswa yang ramai ketika disuruh membaca bacaan yang ada di buku. Dalam diskusi antara peneliti dengan guru kelas dirumuskan bahwa prosentase keterampilan membaca siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari 70 menjadi 90. Begitupun dengan rata-rata kelas nilai kelas, dari 75,35 menjadi 83,75. Berdasarkan peningkatan hasil nilai, observasi, dan wawancara tersebut, maka peneliti dan guru mata pelajaran memutuskan tidak perlu diadakan perbaikan dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

C. Pembahasan 1. Penerapan metode Struktural Analitik Sintetik SAS dalam rangka

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25