Pembelajaran Desain Dasar Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya DI

lingkup pembelajaran antara lain yaitu kurikulum, proses pembelajaran, pendidiktenaga kependidikan, sarana dan prasarana dan evaluasi pembelajaran.

b. Pembelajaran Desain Dasar Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya DI

SMKN 1 Kalasan Dalam mengembangkan strategi pembelajaran seni di SMKN 1 Kalasanan seorang guru Seni Budaya perlu memahami karakteristik tipe bahan ajar seni. Wickiser 1974, mengklasifikasi orientasi bahan ajar seni menjadi 3, yaitu: a. Orientasi subjek dibagi menjadi: subjek terpisah dan subjek terkoreasi. b. Orientasi kegiatan merupakan kegiatan individu; dan c. Orientasi cara hidup kreatif merupakan kegiatan sosial. Lebih lanjut Wickiser 1974 secara garis besar membagi tipe bahan ajar pendidikan seni terdiri atas dua karakteristik, yakni bahan ajar tipe “subyek” dan bahan ajar tipe “kegiatan”. Bahan ajar tipe subyek adalah bahan ajar yang merupakan bagian dari keilmuan dan teknologi seni artinya memandang seni sebagai ilmu seni yang dipelajari. Cakupan bahan ajar tipe subyek meliputi seperangkat pengetahuan tentang fakta, konsep, prinsip, dan prosedur dalam bidang seni. Misalnya: gambar ilustrasi, gambar ekspresi, unsur seni rupa, tari tradisi dan sebagainya. Tipe subjek terbagi menjadi subjek terpisah dan subjek terkorelasi. Subjek terpisah merupakan bahan ajar seni yang terpisah antar cabang seni, sedangkan subjek terkorelasi maksudnya bahan ajar seni berisi materi antar cabang seni yang dihubungkan atau bisa juga dihubungkan dengan bahan ajar mata pelajaran lain. Bahan ajar subjek seni meliputi ilmu seni berupa teori dan bisa ilmu seni berupa praktek apresiasi dan praktek produksi seni. Bahan ajar tipe kegiatan adalah bagian dari pengalaman artistik yang bertolak dari impuls. Artinya bahan ajar seni dipandang sebagai unjuk kerja seni yang bertolak dari pengalaman pribadi siswa. Bahan ajar berorientasi kegiatan terbagi menjadi bahan ajar kegiatan seni individu dan bahan ajar ajar kegiatan seni terintegrasi. Bahan ajar kegiatan seni individu merupakan bahan ajar berupa kegiatan seni yang bersifat mempribadi, sedangkan bahan ajar kegiatan seni terintegrasi merupakan bahan ajar kegiatan seni yang dihubungkan dengan kegaiatan sosial dan budaya dilingkungan siswa. Cakupan bahan ajar tipe kegiatan meliputi kegiatan ekspresikreasi dan kegiatan apresiasi. Misalnya: menggambar bentuk, melukis, mematung, menari dan sebagainya. Wickiser membagi kegiatan seni menjadi 4 kegiatan: 1. Kegiatan ekspresi 2. kegiatan konstruksi 3. Kegiatan apresiasi; dan 4. Kegiatan sosial Kegiatan seni eskpresi dan konstruksi merupakan kegiatan seni mempribadi; kegiatan seni apresiasi merupakan kegiatan pengamatan dan perseponan yang mempribadi; sedangkan kegiatan seni sosial maksudnya kegiatan seni mensosial baik dari kegiatan ekspresi, konstruksi maupun aparesiasi. Ditinjau dari segi bentuknya, bahan ajar pendidikan seni terdiri dari bahan ajar pengetahuan seni, apresiasi, dan pengalaman kreatif berkarya seni. Dikaitkan dengan dua tipe bahan ajar dimuka, bahan ajar pengetahuan seni termasuk tipe subyek, sedangkan bahan ajar apresiasi seni dan bahan ajar pengalaman berkarya seni termasuk tipe kegiatan. Pembelajaran pendidikan Seni Budaya dilaksanakan dengan bertolak dari karya seni, meliputi dua materi kegiatan seni yaitu kegiatan berekspresiberkreasi seni dan kegiatan berapresiasi seni. Gambaran petunjuk tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar yang bersifat pengetahuan seni tidak diberikan secara terpisah, melainkan secara integratif menyatu dengan bahan ajar kegiatan. Sehingga dapat dikatakan bahan ajar tipe subyek menyatu dengan bahan ajar tipe kegiatan. Jika dirinci bahan ajar kegiatan berekspresiberkreasi seni meliputi kegiatan berkarya seni dan kegiatan penyajian karya seni, sedangkan kegiatan apresiasi seni meliputi kegiatan apresiasi itu sendiri dan kegiatan kritik seni. Bahan ajar pengalaman berkarya seni merupakan suatu kegiatan mencipta atau membuat karya seni. Bentuk bahan ajar ini berupa kegiatan pengalaman berkarya seni meliputi: kegiatan mencipta karya seni rupa, mencipta lagu, aktivitas menyanyi, bermain musik, mengarasemen musik, aktivitas menari, menciptakan tarian, bermain drama dan sejenisnya. Dalam berkarya seni, siswa akan mengalami bagaimana menuangkan gagasan, memanfaatkan dan menguasai media maupun bagaimana menguasai teknik berkarya seni. Pengalaman berkarya seni sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan tema yang disenangi dan disesuaikan dengan bahan yang dimanfaatkan. Aktivitas pembelajaran siswa dapat memunculkan gagasan-gagasan baru. Rangsangan bisa dilakukan melalui melihat lukisan, bercerita tentang pengalaman sehari-hari, pengalaman liburan, melihat video, atau langsung mengamati objek di lingkungan. Aktivitas mengidentifikasi tema gagasan dan teknik merupakan proses eksplorasi dalam tahapan berkarya seni. Jika kebiasaan bereksplorasi dan mengungkapkan gagasan baru ini dipupuk terus bisa mendorong imaginasi dan kreativitas siswa. Media yang digunakan akan menuntut penguasaan teknik, dan hal ini akan terkuasai bila sering dilakukan kegiatan eksperimentasi. Eksperimen siswa dilakukan akan menemukan cara atau prosedur yang paling dianggap bagus dan cocok. Akan tetapi semua itu harus dengan pengawasan guru. Eksperimen yang gagal bila tidak segera terdeteksi dapat mengakibatkan siswa menjadi frustasi dan tidak mau lagi berkarya. Oleh karena itu pengetahuan tentang prosedur mengolah bahan atau teknik menggunakan bahan perlu juga diberikan. Pada tahapan siswa sudah terbiasa bereksplorasi dan bereksperimentasi dalam berkarya seni bisa dilanjutkan dengan siswa untuk melakukan aktivitas mencipta karya seni yang disebut sebagai tahapan menginvensi.

3. Pembelajaran Dalam Desain Dasar