KORELASI HASIL PEMBELAJARAN DESAIN DASAR DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN PRAKTEK GARNISH DI SMK N 1 KALASAN.

(1)

KORELASI HASIL PEMBELAJARAN DESAIN DASAR DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN PRAKTEK GARNISH

DI SMK N 1 KALASAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Made Aditya Abhi Ganika NIM 11206244008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

Ibu,Ayah ,mboktu,komang dan keluarga kecilku di Bali yang telah

memberikan kasih sayang,perhatian ,materi yang tidak henti

hentinya memotivasi saya untuk mengejar impian ku dan kalian

adalah kekuatn dan penyemangat saya

Seseorang yang istimewa di hati saya Ayu Ganika yang selalu

memberikan motivasi untuk cepat menyelesaikan kuliah.

Buat Teman

Teman angkatan 2011 Pendidikan Seni Rupa

,Trimakasih telah selalu memberi motivasi dan dorongan untuk

selalu dan tetap berkarya

Kampus FBS jurusan Seni Rupa Yamg telah memberikan ilmu

dan fasilitas untuk berkarya Seni rupa.


(7)

vii

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah . ... 2

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Kerangka Teori ... 7

1. Pengertian Korelasi ... 7

2.Pembelajaran Desain Dalam Mata pelajaran seni budaya... ... 9

3. Pembelajaran Dan Desain Dasar ... 15

4. Pengertian Seni Budaya ... 17

5. Pengertian Garnish ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 21


(8)

viii

D.Populasi Dan Sampel Penelitian ... 24

E. Instrumen Dan Teknik Penelitian ... 25

F. Uji Coba Instrumen ... 26

1. Validitas Instrumen ... 26

2. Analisis Data Dalam Rangka Uji Hipotesis ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 29

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

A. Pembelajaran Desain Dasar ... 30

B. Praktek Berkarya Garnish ... 32

C. Hasil Penelitian ... 35

1. Uji Prasyarat Analisis ... 35

2. Uji Hipotesis ... 36

D. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A.Kesimpulan ... 40

B.Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(9)

ix

Tabel 1 : Hasil Statistik Deskriptif Minimum, Nilai Maksimum,

Nilai Rata-Rata, Dan Standar Deviasi ... 35

Tabel 2 : Distribusi Interval Pembelajaran Desain Dasar ... 36

Tabel 3 : Kategorisasi Pembelajaran Desain Dasar ... 37

Tabel 4 : Distribusi Interval Praktek Berkarya Garnish ... 38

Tabel 5 : Kategorisasi Praktek Berkarya Garnish ... 39

Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 7 : Uji Linieritas ... 41


(10)

x Oleh:

Made Aditya Abhi Ganika NIM 11206244008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikansi antara pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran seni budaya dengan praktek garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

Populasi penelitian adalah siswa kelas X Jasa Boga B di SMK N1 Kalasan yang berjumlah 33 orang siswa. Data yang diambil berupa nilai-nilai siswa dalam mata pelajaran Desain Dasar dan praktek garnish, data dikumpulkan melalui hasil dokumentasi nilai prestasi siswa. Pada penelitian ini variabel bersifat bebas (independent) dimana tiap variabel saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Pembelajaran Desain Dasar dinotasikan X dan praktek berkarya garnish dinotasikan Y. Hasil uji normalitas variabel penelitian ini dibuktikan dengan komputer program SPPS 19.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukan : a) Nilai Desain Dasar antara 75,00 – 85,00, mean 79,29, dengan standar deviasi 3,37. b) Hasil analisis deskriptif pada variabel praktek berkarya garnish diperoleh test dengan nilai minimum sebesar 74,33, nilai maksimum sebesar 79,09, dan standar deviasi sebesar 2,46. c) Hasil analisis uji korelasi Product Moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,352 yang berarah positif dengan signifikansi 0,044. Nilai signifikansi pada penelitian ini 0,044 kurang dari 0,05, maka hipotesis menyatakan “ada hubungan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish”. Hasil penelitian mampu membuktikan bahwa terdapat hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dengan praktek berkarya garnish. Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,352 dengan signifikansi 0,044. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,352 menunjukan arah yang positif. Kesimpulan semakin tinggi nilai desain dasar, maka semakin tinggi nilai praktek berkarya garnish siswa. Kata Kunci : Korelasi, Pembelajaran, Desain Dasar, Garnish, Kuantitatif


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseluruhan proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi aktif dari berbagai komponen pembelajaran dan salah satunya adalah komponen penggunaan sumber belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, sekolah dituntut untuk dapat menggunakan sumber belajar dengan baik, tepat dan lengkap karena pelajaran itu tidak dapat dikuasai hanya dengan penjelasan dari guru. Guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar yang penuh inisiatif dan dengan motivasi tinggi siswa sangat tergantung kepada guru. Pada saat ini, guru hanyalah satu sumber belajar dari bermacam-macam sumber belajar. Sardiman (2006) menyatakan bahwa “guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting”. Guru atau instruktur hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan siswa belajar.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menggunakan kurikulum 2013 sesuai dengan peraturan pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan pasal 80 menyatakan bahwa : (1) penjurusan SMK , atau bentuk lain yang sederajat berbentuk keahlian ; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 terdiri atas satu atau lebih dari program studi keahlian ; (3) Setiap studi keahlian sebagai mana yang di maksud ayat (2) terdapat satu atau lebih kompetisi keahlian. Di SMK N 1 Kalasan memiliki beberapa bidang keahlian yaitu Seni Kriya, Akomodasi Perhotelan dan Jasa Boga.


(12)

Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran Seni Budaya masuk pada intrakulikuler yang terdiri dari Desain Dasar , termasuk pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukir, cetak-mencetak, seni tari, termasuk keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, seni musik, termasuk kemampuan untuk menguasai olah vocal.

Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: „ belajar dengan seni „ , „ belajar melalui seni „ dan „belajar tentang seni „. „ Belajar dengan seni „ yaitu menjadikan seni sebagai unsur pokok dalam belajar. “ Belajar melalui seni ” yaitu menggunakan media seni untuk belajar. „ Belajar tentang seni „ yaitu mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan seni. Peran ini tidak diberikan oleh mata pelajaran lain (Mendiknas, 2009: 210).

Mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan merupakan mata pelajaran yang berbeda dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal itu dikarenakan ilmu yang dipelajari di dalamnya berupa ilmu yang berkaitan dengan seni dan keterampilan. Keduanya mengandung unsur keindahan. Mata pelajaran ini diberikan di sekolah untuk memenuhi kebutuhan perkembangan peserta didik, guna memberikan pengalaman siswa dalam hal mempelajari, menciptakan, maupun memberikan penilaian terhadap karya seni dan keterampilan.


(13)

Pelajaran seni di SMK N 1 Kalasan dilaksanakan dalam mata pelajaran Seni Budaya sesuai kurikulum 2013. Mata pelajaran Seni Budaya mencakup pelajaran seni rupa yang mempelajari mengenai Desain Dasar seperti menggambar bentuk–bentuk makanan contohnya menggambar sayur, menggambar buah, maupun flora fauna. Mengeksplorasi karya saat menggambar desain bisa dilakukan dengan cara bereksperimen ke dalam beragam teknik menggambar.

Mendesain gambar bentuk makanan di dalam membuat sebuah karya seni rupa, sangat diperlukannya suatu kreativitas agar dengan mendesain makanan tersebut bisa membuat makanan tampak lebih cantik dan menarik. Membuat suatu desain gambar bentuk makanan bisa mempengaruhi dalam mata pelajaran lain yaitu menghias makanan dalam praktek garnish makanan.

Di Jurusan Jasa Boga terdapat pelajaran praktek garnish makanan yang membutuhkan adanya seni dalam memasak. Pelajaran menghias dalam praktek garnish pada suatu hidangan bertujuan untuk memberi daya tarik serta keindahan pada hidangan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi penglihatan sehingga dapat menimbulkan selera dan keinginan untuk mencicipi makanan tersebut.

Garnish adalah hiasan makanan yang umumnya bisa dimakan, dibentuk sedemikian rupa sehingga menunjang penampilan suatu hidangan, sekaligus menggugah selera makan seseorang. Karena pentingnya peranan garnish, para juru masak profesional selalu mengkhususkan waktu membuat garnish yang bisa dimakan, untuk menyertai hidangan yang dibuatnya. Keterampilan membuat


(14)

garnish bisa dipelajari oleh semua orang yang menginginkan penampilan masakannya sebaik dan seenak rasa dari masakan itu sendiri (Hernanto, 2001)

Dalam mendekor makanan diperlukan ilmu Seni Budaya yang terdapat dalam mata pelajaran Desain Dasar , karena hal tersebut akan mempengaruhi dekorasi makanan yang dapat memberi kesan statis dan dinamis pada hidangan makanan tersebut. Selain itu warna juga menjadikan suatu hidangan tampak menarik perhatian dan memberikan suasana pada cita rasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana relevansi pembelajaran Desain Dasar dalam pembelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish. Metode penyelesaian masalah yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Dalam metode kuantitatif, proses pengumpulan datanya dilakukan melalui dokumentasi nilai-nilai hasil prestasi siswa pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya dan praktek berkarya garnish. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistik. Salah satu penelitian yang penting dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan adalah penelitian korelasional. Penelitian ini mencari hubungan antara pembelajaran garnish makanan terhadap pembelajaran Desain Dasar .


(15)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut:

1. Korelasi pembelajaran Desain Dasar dalam Seni Budaya dengan pembelajaran garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.

2. Keterkaitan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap pembelajaran garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.

3. Dibutuhkan unsur-unsur Desain Dasar dalam pembelajaran garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.

4. Dibutuhkan prinsip-prinsip Desain Dasar untuk membuat garnish makanan di SMKN 1 Kalasan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut : “ Bagaimana korelasi pembelajaran Desain Dasar dengan mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan ? ”

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini adalah bagaimana korelasi antara praktek berkarya Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap pembelajaran praktek garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan.


(16)

Penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya mendekorasi makanan atau yang disebut garnish makanan di jurusan Jasa Boga di SMK N 1 Kalasan.

F. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini, yakni: 1. Dari segi praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru bahwa pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya ada kaitannya terhadap mata pelajaran garnish makanan. Dalam menghias makanan dibutuhkan unsur unsur seni agar makanan yang dihias tampak lebih menarik. 2. Dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan adanya korelasi kemampuan dalam mendesain terhadap tata cara menata makanan (garnish) yang menarik, sehingga hasil ini dapat digunakan untuk menambah wawasan materi pembelajaran keterampilan menata makanan di SMK N 1 Kalasan.


(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1. Korelasional

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti


(18)

berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.

Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.

2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.

3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan


(19)

suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.

2. Pembelajaran Desain Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMK N 1 Kalasan

a. Belajar dan Pembelajaran

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari – hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.

Belajar secara terminologi memiliki dua arti. Pertama, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Kedua, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Tim Penyusun KBBI, 2009:258). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). elajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku dari seseorang. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah, dan perubahannya


(20)

mencakup seluruh tingkah laku baik sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. (Slameto, 2010:2).

Dalam proses belajar, aktivitas dan usaha siswa sangat mempengaruhi hasil belajar karena belajar membutuhkan usaha, tingkah laku, dan tanggapan dalam pencapaiannya untuk memperoleh prestasi belajar. Tanggapan yang dihasilkan bisa berawal dari lingkungan yang ada pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, misalnya suasana di sekolah atau di rumah yang sangat mendukung untuk terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, atau tanggapan yang berasal dan diri siswa pribadi, misalnya pemahaman, pandangan atau persepsi siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Semua hal tersebut akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Pembelajaran adalah suatu proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Sutikno dan Faturrohman, 2004:86). Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengolahan maupun pengorganisasian pembelajaran (Nana Sudjana, 2005:45). Dengan kata lain, pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses pembelajaran yang diharapkan. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan yang dirancang sebelumnya. Pembelajaran yang menggunakan metode yang tepat akan menjadi faktor keberhasilan siswa untuk mencapai prestasi dalam belajar. Faktor-faktor yang terangkum dalam ruang


(21)

lingkup pembelajaran antara lain yaitu kurikulum, proses pembelajaran, pendidik/tenaga kependidikan, sarana dan prasarana dan evaluasi pembelajaran. b. Pembelajaran Desain Dasar Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya DI

SMKN 1 Kalasan

Dalam mengembangkan strategi pembelajaran seni di SMKN 1 Kalasanan seorang guru Seni Budaya perlu memahami karakteristik tipe bahan ajar seni. Wickiser (1974), mengklasifikasi orientasi bahan ajar seni menjadi 3, yaitu: a. Orientasi subjek dibagi menjadi: subjek terpisah dan subjek terkoreasi. b. Orientasi kegiatan merupakan kegiatan individu; dan

c. Orientasi cara hidup kreatif merupakan kegiatan sosial.

Lebih lanjut Wickiser (1974) secara garis besar membagi tipe bahan ajar pendidikan seni terdiri atas dua karakteristik, yakni bahan ajar tipe “subyek” dan bahan ajar tipe “kegiatan”. Bahan ajar tipe subyek adalah bahan ajar yang merupakan bagian dari keilmuan dan teknologi seni artinya memandang seni sebagai ilmu seni yang dipelajari. Cakupan bahan ajar tipe subyek meliputi seperangkat pengetahuan tentang fakta, konsep, prinsip, dan prosedur dalam bidang seni. Misalnya: gambar ilustrasi, gambar ekspresi, unsur seni rupa, tari tradisi dan sebagainya. Tipe subjek terbagi menjadi subjek terpisah dan subjek terkorelasi. Subjek terpisah merupakan bahan ajar seni yang terpisah antar cabang seni, sedangkan subjek terkorelasi maksudnya bahan ajar seni berisi materi antar cabang seni yang dihubungkan atau bisa juga dihubungkan dengan bahan ajar mata pelajaran lain. Bahan ajar subjek seni meliputi ilmu seni berupa teori dan bisa ilmu seni berupa praktek apresiasi dan praktek produksi seni.


(22)

Bahan ajar tipe kegiatan adalah bagian dari pengalaman artistik yang bertolak dari impuls. Artinya bahan ajar seni dipandang sebagai unjuk kerja seni yang bertolak dari pengalaman pribadi siswa. Bahan ajar berorientasi kegiatan terbagi menjadi bahan ajar kegiatan seni individu dan bahan ajar ajar kegiatan seni terintegrasi. Bahan ajar kegiatan seni individu merupakan bahan ajar berupa kegiatan seni yang bersifat mempribadi, sedangkan bahan ajar kegiatan seni terintegrasi merupakan bahan ajar kegiatan seni yang dihubungkan dengan kegaiatan sosial dan budaya dilingkungan siswa. Cakupan bahan ajar tipe kegiatan meliputi kegiatan ekspresi/kreasi dan kegiatan apresiasi. Misalnya: menggambar bentuk, melukis, mematung, menari dan sebagainya.

Wickiser membagi kegiatan seni menjadi 4 kegiatan: 1. Kegiatan ekspresi

2. kegiatan konstruksi 3. Kegiatan apresiasi; dan 4. Kegiatan sosial

Kegiatan seni eskpresi dan konstruksi merupakan kegiatan seni mempribadi; kegiatan seni apresiasi merupakan kegiatan pengamatan dan perseponan yang mempribadi; sedangkan kegiatan seni sosial maksudnya kegiatan seni mensosial baik dari kegiatan ekspresi, konstruksi maupun aparesiasi.

Ditinjau dari segi bentuknya, bahan ajar pendidikan seni terdiri dari bahan ajar pengetahuan seni, apresiasi, dan pengalaman kreatif/ berkarya seni. Dikaitkan dengan dua tipe bahan ajar dimuka, bahan ajar pengetahuan seni termasuk tipe


(23)

subyek, sedangkan bahan ajar apresiasi seni dan bahan ajar pengalaman berkarya seni termasuk tipe kegiatan.

Pembelajaran pendidikan Seni Budaya dilaksanakan dengan bertolak dari karya seni, meliputi dua materi kegiatan seni yaitu kegiatan berekspresi/berkreasi seni dan kegiatan berapresiasi seni. Gambaran petunjuk tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar yang bersifat pengetahuan seni tidak diberikan secara terpisah, melainkan secara integratif menyatu dengan bahan ajar kegiatan. Sehingga dapat dikatakan bahan ajar tipe subyek menyatu dengan bahan ajar tipe kegiatan. Jika dirinci bahan ajar kegiatan berekspresi/berkreasi seni meliputi kegiatan berkarya seni dan kegiatan penyajian karya seni, sedangkan kegiatan apresiasi seni meliputi kegiatan apresiasi itu sendiri dan kegiatan kritik seni.

Bahan ajar pengalaman berkarya seni merupakan suatu kegiatan mencipta atau membuat karya seni. Bentuk bahan ajar ini berupa kegiatan pengalaman berkarya seni meliputi: kegiatan mencipta karya seni rupa, mencipta lagu, aktivitas menyanyi, bermain musik, mengarasemen musik, aktivitas menari, menciptakan tarian, bermain drama dan sejenisnya. Dalam berkarya seni, siswa akan mengalami bagaimana menuangkan gagasan, memanfaatkan dan menguasai media maupun bagaimana menguasai teknik berkarya seni.

Pengalaman berkarya seni sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan tema yang disenangi dan disesuaikan dengan bahan yang dimanfaatkan. Aktivitas pembelajaran siswa dapat memunculkan gagasan-gagasan baru. Rangsangan bisa dilakukan melalui melihat lukisan, bercerita tentang pengalaman sehari-hari, pengalaman liburan, melihat video, atau langsung mengamati objek di


(24)

lingkungan. Aktivitas mengidentifikasi tema gagasan dan teknik merupakan proses eksplorasi dalam tahapan berkarya seni. Jika kebiasaan bereksplorasi dan mengungkapkan gagasan baru ini dipupuk terus bisa mendorong imaginasi dan kreativitas siswa. Media yang digunakan akan menuntut penguasaan teknik, dan hal ini akan terkuasai bila sering dilakukan kegiatan eksperimentasi. Eksperimen siswa dilakukan akan menemukan cara atau prosedur yang paling dianggap bagus dan cocok. Akan tetapi semua itu harus dengan pengawasan guru. Eksperimen yang gagal bila tidak segera terdeteksi dapat mengakibatkan siswa menjadi frustasi dan tidak mau lagi berkarya. Oleh karena itu pengetahuan tentang prosedur mengolah bahan atau teknik menggunakan bahan perlu juga diberikan. Pada tahapan siswa sudah terbiasa bereksplorasi dan bereksperimentasi dalam berkarya seni bisa dilanjutkan dengan siswa untuk melakukan aktivitas mencipta karya seni yang disebut sebagai tahapan menginvensi.

3. Pembelajaran Dalam Desain Dasar

Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar Desain Dasar lebih banyak menggunakan media yang bersifat visual dan audio visual. Media visual merupakan media yang dapat dilihat. Dalam pembelajaran seni rupa, media visual meliputi sketsa, gambar, foto, lukisan, dan model. Sedangkan media audio visual meliputi rekaman video, televisi, dan komputer multi media. Penyusunan elemen Desain Dasar seperti garis, bentuk, warna, dan tekstur untuk berkarya seni dua dimensi menggunakan media kertas, kanvas, cat (warna), tinta, pensil dan sebagainya. Media yang digunakan dalam pembentukan berkarya Desain Dasar


(25)

tiga dimensi adalah tanah liat, kayu, logam, kertas, bubur kertas, rotan, dan sebagainya, media tersebut dibentuk berdasarkan kaidah desain yang benar.

(Winkel : 1987) Media pembelajaran dalam pengajaran Desain Dasar lebih berperan sebagai visualisasi dan pembangkit motivasi siswa untuk mampu menciptakan atau mengekspresikan gagasannya. Prinsip penciptaan karya Desain Dasar adalah bersifat individual, walaupun menggunakan tema atau obyek yang sama tetapi hasilnya relatif berbeda. Hal ini dapat dilihat pada goresan, gelap terang, karakter obyek, kekuatan warna, kerapian dan media yang digunakan.

Bagaimana selanjutnya pendidik memilih metode pembelajaran penciptaan karya Desain Dasar yang dapat memberikan kemudahan dalam proses mencipta, dengan metode yang tepat dapat memberikan motivasi untuk mampu berbuat, mampu mengembangkan kreatifitas dan terampil berkarya Desain Dasar . Pembelajaran Desain Dasar yang baik mampu mengantarkan siswa untuk mampu menemukan dirinya sendiri.

Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran Desain Dasar yang lebih efektif adalah dengan melibatkan langsung dalam aktivitas berkarya seni. Pada umumnya pendidik dalam mengajar Desain Dasar menggunakan kombinasi metode ceramah, tanya jawab, demontrasi dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran materi Desain Dasar ¸ lebih ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian yang luas, kuat, mendasar-dasar, serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat. Metode pemberian tugas dan latihan lebih ditekankan untuk penguasaan teknis berkarya Desain Dasar .


(26)

Secara sederhana seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa dirasakan dengan rabaan. Perwujudan ini merupakan hasil pengolahan konsep unsur unsur visual seperti:

a. Garis

Garis atau line merupakan satu unsur visual dalam Desain Dasar . Menurut Fajar Sidik (1981:3), “garis adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, masa, ruang, warna dan lain–lain”. Peran garis sebagai suatu goresan sangat penting dalammembuat suatu Desain Dasar .

b. Warna

Menurut Pringgodigdo (1997:1164). “Warna adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang. Warna suatu benda tergantung pada panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut”. Warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata, sedangkan warna menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen. Keutuhan suatu warna bisa merupakan sebuah pengungkapan sebagai warna itu sendiri, tidak selalu berdasarkan sebagai nilai guna sebuah bentuk.

Ada pun pengertian satu persatu mengenai prinsip-prinsip seni rupa, yaitu :

a). Irama (rhytme)

bentuk pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur-unsur tertentu.

b). Balance (keseimbangan)

Adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbagan ini tidak dapat diukur


(27)

tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.

c). Proporsi

Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang .

d). Kesatuan (unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah), maka kesatuan telah tercapai.

e). Dominasi (domination)

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian.


(28)

4. Seni Budaya

Seni adalah karya manusia dalam mengkomunikasikan pengalaman batinnya. Pengalaman – pengalaman tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga dapat merangsang timbulnya pengalaman batin tersebut pada manusia lain yang mengahayatinya. Kelahiran tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannnya dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual Soedarso ( 200 : 4).

Menurut Bastomi (1992 : 8). Seni merupakan hasil kreativitas penciptanya yang terwujud dalam kreasi, dari hasil pengolahan yang kreatif dan salah satu seni yang menonjol adalah kebaharuannya. Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan media grafis, warna, tekstur, volume, dan ruang “. Dalam berkarya seni, segala manifestasi batin dan pengalaman estetis yang dittuangkan melalui media seni, diperlukan suatu kosentrasi atau pemusatan pikiran agar dalam menuangkan gagasannya dapat memuaskan batin penciptanya.

Seperti yang dikemukakan oleh Bastomi (1992 :20), bahasa Jawa Kuno terdapat kata sanidya yang artinya pemusatan pikiran. Dalam berkarya seni perlu pemusatan pikiran. Seni sebagai proses dalam pembentukan gagasan dan proses pengungkapan, seni merupakan aktivitas kreatif. Sesuatu dapat disebut seni apabila pada batas terakhir aktivitasnya dapat membuat seseorang merasa puas dan memperoleh pesona.


(29)

Seni dapat pula dilihat sebagai pengungkapan perasaaan atau emosi penciptanya, yang pada akhirnya dapat menjadi suatu karakteristik. Maksud karakteristik disini adalah mencerminkan kehidupan perasaan penciptanya mampu membangkitkan rasa indah bagi si penciptanya maupun si penikmat seni. Seni merupakan hasil dari pengalaman penciptanya yang telah melalui proses dalam pengungkapan gagasan maupun cara pengungkapannya.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang mengagapnya diwariskan secara genetis.

5. Garnish

Garnish mempunyai pengertian menghias dan juga memiliki pengertian hiasan. Garnish adalah bahan – bahan tambahan yang dibubuhkan pada bahan makanan pokok, yang disajikan secara terpisah dan berfungsi sebagai hiasan yang menarik. Nurwahyuni Idayanti &Yustina Pratiwi (2008:15). Dalam dunia seni masak memasak, bukan saja rasa enak yang menjadi tujuan utamanya, faktor keindahan dan keserasian juga memegang peranan penting. Maksud hiasan (garnish) pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan pada hidangan tersebut. Kedua faktor ini akan mempengaruhi penglihatan kita, sehingga menimbulkan selera yang akhirnya berkeinginan untuk segera mencicipi hidangan yang disajikan.


(30)

Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan buah dan sayuran itu merupakan suatu warisan dari leluhur kita. Hal tersebut dapat dibuktikan dari bentuk hiasan buah-buahan untuk sesaji di Pulau Bali dan gunungan pada Sekaten di Yogyakarta. Garnish kadang-kadang menunjukkan nama suatu tempat dari mana makanan itu berasal atau menunjukkan nama siapa yang sedang dipestakan. Misalnya, singkatan nama pengantin yang sedang dipestakan diukir pada patung atau mentega sebagai salah satu hiasan yang indah.

Garnish dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Simple Garnish, adalah garnish yang terdiri dari satu bahan atau lebih, biasanya terbuat dari sayur-sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan sebagainya.

2. Composite Garnish, adalah garnish yang terdiri dari bermacam-macam bahan sebagai hiasan yang sesuai dengan makanan dasar. Bahan-bahan tersebut harus mempunyai perpaduan rasa dan aroma dengan makanan pokok atau bahan satu dengan yang lainnya.

Syarat –Syarat Garnish di bagi menjadi 4 yaitu

1. Edible : artinya dapat dimakan, dibuat bahan makanan. Garnish ada juga beberapa garnish yang tidak bisa dimakan, tapi alangkah lebih baik jika garnis bisa dimakan.

2. Simple : sederhana dalam arti tidak berlebihan baik dalam jumlah pengolahan, warna, rasa dan daya tarik pemandangan .


(31)

4. Attractive : garnish itu sendiri dibuat menarik dan setelah ditambahkan pada makanan lain juga menyebabkan makananan serta keseluruhan. layaknya rambut atau wajah untuk membangkitkan appetite dan emosi orang yang melihatnya. Sebenarnya ini berhubungan erat dengan seni, karena kita bermain dengan komposisi, warna, tekstur dan kepekaan.

B. Kerangka Berpikir

Desain Dasar sebagai bagian dari pelajaran Seni Budaya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sangat penting diajarkan dalam upaya menumbuhkan kreativitas siswa dalam berkarya. Materi Desain Dasar yang mencakup tentang unsur – unsur seni rupa seperti garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ukuran dan gelap terang, memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran garnish makanan yang juga mengunakan unsur unsur seni rupa dalam menghias hidangan makanan.

Proses berkarya Desain Dasar juga memiliki kaitan dengan prinsip – prinsip pengaturan dekorasi makanan seperti: keselarasan, harmoni, irama, kesatuan, keseimbangan, komposisi dan proporsi. Fungsi dekorasi makanan adalah untuk membuat makanan terlihat tampak lebih cantik dan menarik sehingga dapat menggugah selera makan.

Pembelajaran garnish juga menggunakan pengaturan dekorasi seperti keselarasan yang mengatur kesesuaian antara bagian hiasan yang satu dengan yang lain, irama komposisi antara hidangan dan dekorasinya akan memberikan kesan gerak tertentu sehinnga dapat mempengaruhi suasana, kesatuan bentuk dekorasi makanan akan utuh apabila bagian yang satu menunjang bagian yang lain, keseimbangan diperoleh untuk mengelompokkan bentuk dan warna pada


(32)

makanan, komposisi dan proporsi juga dibutuhkan untuk memadukan unsur keselarasan dalam mendekor makanan.

Dari pernyataan di atas, dapat diperoleh pemikiran bahwa pelajaran Desain Dasar dalam proses pembelajarannya memiliki keterkaitan dengan komposisi, proporsi, keseimbangan, kesatuan, keselarasan dan irama agar dalam mendesain suatu gambar dapat membuat gambar tersebut tampak lebih indah. Pembelajaran garnish juga memakai prinsip seni rupa yang sama dalam pelajaran Desain Dasar yaitu komposisi, keseimbangan, kesatuan, keselarasan dan irama dalam menghias makanan agar tampak lebih cantik dan menggugah selera makan. Sehingga pembelajaran garnish makanan ada kaitan nya dengan pembelajaran Desain Dasar.

C. Pengajuan Hipotesis

Ada korelasi yang positif dan signifikan antara praktek desain gambar dengan praktek garnish makanan.

D. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dengan praktek berkarya garnish?


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah ex post facto karena data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil peristiwa yang sudah berlalu dalam arti penelitian tidak memberikan perlakuan atau memanipulasi variabel-variabelnya, tetapi hanya mengungkap fakta berdasarkan responden (Rahayu,1999:26).

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel –variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mendahului atau mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya yang diberi simbol X1.

2. Variabel terikat yaitu prestasi belajar ketrampilan :

Variabel terikat merupakan variabel tergantung atau dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Dalam penelitian ini variabel terikat nya adalah Praktek berkarya garnish diberi simbol X2.


(34)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang praktek di jurusan jasa boga di SMK Negeri 1 Kalasan. Penelitian dilakukan dalam pembelajaran Seni Budaya dan pembelajaran garnish makanan.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini didahului dengan survei atau studi pendahuluan, kemudian pembuatan proposal penelitian, mengurus perijinan dan pengambilan data. Studi pendahuluan dan proposal dimulai desember 2014 sampai januari 2015, sedangkan pengambilan data dilaksanakan mulai februari 2015 sampai april 2015.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagai wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,1998:115). Dalam hal ini populasinya adalah siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan yang berjumlah 33 siswa. Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Riduan (2004:73) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Sampel penelitian ini diambil dengan teknik random, atau sampel acak, dengan demikian subjek mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel dan penelitian terlepas perasaan ingin


(35)

mengistimewakan satu atau beberapa untuk dijadikan sampel (Arikunto,1998:120).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan ancer-ancer yang diberikan Arikunto (1998: 120), yaitu apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih, maka dapat diambil antara 20 - 25 . E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang – barang tertulis. Dalam penelitian ini yang dimaksud dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat catatan yang sudah ada. Catatan tersebut berupa daftar nilai siswa X JB B dalam mata pelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran garnish makanan.

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat catatan yang telah ada. Dalam hal ini catatan tersebut berupa daftar nilai siswa, yaitu nilai / prestasi mata pelajaran garnish makanan dan mata pelajaran Seni Budaya .

F. Uji Coba Instrumen

Mengingat alat ukur / instrumen dibuat sendiri oleh peneliti untuk mengetahui baik buruknya butir pertanyaan, maka perlu terlebih dahulu di lakukan uji coba instrumen 25 responden untuk memperoleh instrumen yang sahih dan andal.


(36)

1. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto(1998:160) “validitas adalah ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.suatu instrumen yang valida atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti rendah”.

Pada penelitian ini,analisis yang akan digunakan untuk menguji validitas alat ukur adalah dengan analisis butir. Dari analisis tersebut maka dapat diketahui butir atau item mana saja yang gugur.Untuk menguji validitas butir maka skor-skor pada setiap butir di korelasikan dengan skor-skor total . Skor butir nilai X dan skor-skor total sebagai Y. Dengan diketahinya indeks validitas setiap butir maka diketahui secara pasti butir-butir mana saja yang memenuhi syarat dan tidak ditinjau dari validitasnya.

Adapun rumus yang digunakan menguji validitas instrument adalah korelasi product moment,menurut Arikunto (1998:162) dengan rumus product moment, angka kasar yaitu:

= � − � − � −

rXY : Koefesien korelasi antara variabel X dan Y N : Jumlah Kasus

XY : Jumlah perkalian X dengan Y ∑ 2: Jumlah X kuadrat


(37)

∑X :Jumlah X ∑Y : Jumlah Y

X :Skor setiap butir Y :Skor total

Kriteria pengujian butir soal dikatakan valid apabila koefesien (rxy) berharga positif lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5% maka uji instrumen dapat diterima sebaliknya apabila r diperhitungkan lebih kecil dari tabel berarti soal tersebut tidak valid atau mempunyai validitas rendah sehinga ditolak.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dari itu penelitian ini menggunakan bantuan komputer progam statistik SPSS.

2. Analisis Data Dalam Rangka Uji Hipotesis

Untuk menguji data, data diperoleh menggunakan: 1. Korelasi Product Moment

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membutikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio adalah sama.

Berikur ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yaitu:

=

X=Variabel bebas (independent Variabel) Y= Varibel terikat (Dependent Variabel)


(38)

Dimana:

� = korelasi antara varibel x dengan y X =

Y =( − )

=

�− � �

(� � −( ) (� � − �

1. Koefesien korelasi

Ry(1,2,3)

=

+ + )

Keterangan:

Ry(1,2,3) :koefesien korelasi antara x 1 2 3� � 1 : Koefesien Prediktor 1

2 :Koefesien Prediktor 2 3 : Koefisien prediktor 3

1 :Jumlah produk antara 1 dengan y 2 : Jumlah produk antara 2dengan y 3 : Jumlah produk antara 3dengan y


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian mencari korelasi pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya dengan pembelajaran garnish makanan. Pelaksanaannya di mulai pada Desember 2014 sampai april 2015. Penelitian ini dilaksanan di kelas Jasa Boga B yang bertempat di SMK Negri 1 Kalasan .SMK Negeri 1 Kalasan terletak di Dusun Randugunting, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 1 Kalasan merupakan salah satu sekolah yang bernaung di bawah pemerintah (sekolah negeri). Lokasinya yang strategis karena terletak tidak jauh dari jalan raya Jogja-Solo membuat SMK Negeri 1 Kalasan mudah dijangkau menggunakan bus kota.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan sebagai subjek penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melihat nilai prestasi pada pembelajaran Desain Dasar dan pada saat praktek berkarya garnish. Dalam melihat nilai prestasi siswa dalam pembelajaran Desain Dasar nilai di lihat dari praktek berkarya dan di nilai melalui aspek prinsip-prinsip seni rupa seperti irama, balance, proporsi, kesatuan dan dominasi. Dalam penelitian ini penilain dalam praktek berkarya Desain Dasar di nilai dari karya menyusun bentuk, menyusun tekstur, menyusun warna, dan menyusun bidang. Dalam melihat nilai prestasi dalam


(40)

garnish makanan di nilai dari karya saat menghias makanan. Pada menghias makanan aspek seni rupa seperti komposisi, irama, kesatuan, keseimbangan, komposisi dan proporsi juga di butuhkan karna dalam menghias suatu makanan agar tampak menarik di butuhkan seni dalam menghias makanan agar makanan itu tampak lebih cantik dan menarik. Pada penelitian ini masing-masing variabel bersifat bebas (independent) dimana tiap variabel saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Pembelajaran Desain Dasar dinotasikan X dan praktek berkarya garnish dinotasikan Y. Praktek berkarya garnish diukur dengan menggunakan garnish test.

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran setiap variabel yang ada di dalam penelitian. Statistik deskriptif yang disajikan terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Desain Dasar 75,00 85,00 79,2727 3,36594

Garnish 74,33 85,00 79,0909 2,45554

Sumber: Data Primer Diolah 2015

Deskripsi hasil penelitian untuk setiap variabel dalam penelitian dapat dilihat di bawah ini:

a. Pembelajaran Desain Dasar

Hasil analisis deskriptif pada variabel pembelajaran Desain Dasar diperoleh nilai minimum sebesar 75,00; nilai maksimum sebesar 85,00; mean sebesar 79,27; dan standar deviasi sebesar 3,37. Distribusi frekuensi


(41)

pembelajaran Desain Dasar berdasarkan kelas interval dapat di lihat pada tabel. Berikut ini tabel distribusi frekuensi:

Tabel 2. Distribusi Interval Pembelajaran Desain Dasar

No, Interval Frekuensi Persen(%)

1 75,0 - 77,0 9 27,3%

2 77,1 - 79,1 8 24,2%

3 79,2 - 81,2 9 27,3%

4 81,3 - 83,3 1 3,0%

5 83,4 - 85,4 6 18,2%

Jumlah 33 100,0%

Sumber : Data Primer 2015

Berdasarkan tabel dan histogram di atas menunjukkan pembelajaran Desain Dasar paling banyak terletak antara interval 75,0-77,0 dan 79,2-81,2 dengan masing-masing sebanyak 9 siswa (27,3%) dan paling sedikit pada interval 81,3-83,3 yaitu ada 1 orang (3,0%). Histogram dari distribusi frekuensi variabel pembelajaran Desain Dasar sebagai berikut:

Gambar. 1 Histogram Pembelajaran Desain Dasar 9

8

9

1

6

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

75,0-77,0 77,1-79,1 79,2-81,2 81,3-83,3 83,4-85,4


(42)

Pengkategorian data pembelajaran Desain Dasar dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi. Kategorisasi pembelajaran Desain Dasar disajikan pada tabel berikut

Tabel 3. Kategorisasi Pembelajaran Desain Dasar

Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

Tinggi X ≥ 81,67 7 21,2

Sedang 78,33 ≤ X < 81,67 12 36,4

Rendah X< 78,33 14 42,4

Jumlah 33 100,0

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pembelajaran Desain Dasar dalam kategori rendah yaitu 14 siswa (42,4%), kategori sedang 12 siswa (36,4%), dan terdapat 7 siswa (21,2%) yang memiliki pembelajaran Desain Dasar yang termasuk kategori tinggi. Hasil deskriptif tersebut dapat juga disajikan dalam bentuk diagram seperti berikut:

Gambar 2 Diagram Kategori Pembelajaran Desain Dasar b. Praktek berkarya garnish

Hasil analisis deskriptif pada variabel praktek berkarya garnish diperoleh dengan garnish test dengan nilai minimum sebesar 74,33; nilai maksimum sebesar 85,00; mean sebesar 79,09; dan standar deviasi sebesar

7

12 14

Desain Dasar

Tinggi Sedang Rendah


(43)

2,46. Distribusi frekuensi praktek berkarya garnish yang diukur dengan garnish test berdasarkan kelas interval dapat di lihat pada tabel. Berikut ini

tabel distribusi frekuensi:

Tabel 4. Distribusi Interval Praktek berkarya garnish

No. Interval Frekuensi Persen(%)

1 74,3 - 76,4 4 12,1%

2 76,5 - 78,6 13 39,4%

3 78,7 - 80,8 15 45,5%

4 80,9 - 83,0 0 0,0%

5 83,1 - 85,2 1 3,0%

Jumlah 33 100,0%

Sumber : Data Primer 2015

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada interval 78,7-80,8 sebanyak 15 siswa (45,5%). Histogram dari distribusi frekuensi variabel praktek berkarya garnish sebagai berikut:

Gambar. 3 Histogram Praktek Berkarya Garnish 0

2 4 6 8 10 12 14 16

74,3-76,4 76,5-78,6 78,7-80,8 80,9-83,0 83,1-85,2


(44)

Pengkategorian data praktek berkarya garnish dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi. Kategorisasi praktek berkarya garnish disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Kategorisasi Praktek berkarya garnish ``````````````````

Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

Tinggi X ≥ 81,44 7 21,2

Sedang 77,89≤ X < 81,44 16 48,5

Rendah X< 77,89 10 30,3

Jumlah 33 100,0

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa praktek berkarya garnish siswa dalam kategori sedang sebanyak 16 siswa (48,5%), kategori rendah sebanyak 10 siswa (30,3%) dan sisanya yaitu sebanyak 7 siswa (21,2%) termasuk kategori rendah. Hasil deskriptif tersebut dapat disajikan juga dalam bentuk tabel seperti berikut:

Gambar. 4 Diagram Kategori Praktek berkarya garnish 7

16 10

Garnish

Tinggi Sedang Rendah


(45)

C. Hasil Penelitian

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas diujikan pada masing-masing variabel penelitian yaitu variabel pembelajaran Desain Dasar dan praktek berkarya garnish. Uji normalitas dilakukan menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.00 for windows, analisis yang dilakukan adalah Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai taraf signifikansi hitung lebih besar dari pada nilai taraf signifikansi α = 0,05 atau �� ��< 1,960. Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian disajikan berikut ini:

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas

Variabel �� �� Sig Keterangan

Pembelajaran Desain Dasar (X) 1,162 0,134 Normal Praktek berkarya garnish (Y) 0,783 0,572 Normal Sumber: Data primer diolah, 2015

Hasil uji normalitas variabel penelitian dapat diketahui bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai Z hitung dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (signifikansi >0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berdistribusi normal. b. Uji Linieritas

Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Kaidah uji linieritas, jika F hitung < F tabel dan signifikansi > 0,05 maka hubungan kedua variabel dinyatakan linier, sebaliknya jika F hitung > F tabel dan


(46)

signifikansi < 0,05 maka tidak linier. Hasil rangkuman uji linieritas disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Uji Linieritas

Hubungan F hitung F tabel P Signifikansi Keterangan X Y 1,523 5,99 0,211 0,05 Linier Sumber: Data primer, 2015

Hasil uji linieritas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas hitung yaitu sebesar 0,211 lebih besar dari 0,05 (P>0,05) dan nilai F hitung sebesar 1,523 lebih kecil dari nilai F tabel (1,523 < 5,99). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini adalah linier.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah data yang telah diperoleh mendukung atau tidak dengan hipotesis yang telah diajukan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis diketahui bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal dan menunjukkan adanya hubungan yang linear, oleh karena itu analisis menggunakan korelasi Product moment dapat digunakan dan menggunakan bantuan program SPSS 19.00 For Windows.

Hasil yang diperoleh dari analisis tersebut menguraikan korelasi variabel bebas yaitu pembelajaran Desain Dasar dengan praktek berkarya garnish sebagai variabel terikat dapat dilihat pada tabel 8 berikut:


(47)

Tabel 8 Rangkuman Hasil Korelasi Product Moment

Variabel r hitung r tabel Sig Keterangan

hubungan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish

0,352 0,235 0,044 Signifikan Sumber: Data primer, 2014

Hasil analisis dengan uji korelasi Product Moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,352 yang berarah positif dengan signifikansi 0,044. Arah positif berarti semakin tinggi nilai Desain Dasar , maka semakin tinggi nilai praktek berkarya garnish siswa. Oleh karena nilai signifikansi 0,044 kurang dari 0,05, maka hipotesis yang menyatakan „ada hubungan pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish‟ diterima. Nilai koefisien korelasi Product Moment sebesar 0,352 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya terhadap praktek berkarya garnish termasuk dalam tingkatan rendah. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yang memiliki hubungan dengan praktek berkarya garnish seperti kemampuan kreativitas siswa.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dengan praktek praktek berkarya garnish pada siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan. Hasil penelitian mampu membuktikan bahwa terdapat hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dengan praktek


(48)

berkarya garnish siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan . Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,352 dengan signifikansi 0,044. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,352 menunjukkan arah yang positif dengan tingkat hubungan yang rendah. Hal ini berarti semakin tinggi nilai Desain Dasar , maka semakin tinggi nilai praktek berkarya garnish siswa.

Desain Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMK N 1 Kalasan. Mempelajari desain akan mempengaruhi kreatifitas siswa dalam berpikir. Pengalaman selama melakukan kegiatan PPL menilai Siswa di jurusan Jasa Boga kreativitasnya dalam berkarya Desain Dasar sangat bagus dan dalam mendekorasi makanan tampak cantik dan menarik. Garnish mempunyai pengertian menghias juga memiliki pengertian hiasan. Dalam buku New Larousse Gastronomique, pengertian garnish adalah bahan –bahan tambahan yang dibubuhkan pada bahan makanan pokok,yang disajikan secara terpisah dan berfungsi sebagai hiasan yang menarik.( Nurwahyuni Idayanti &Yustina Pratiwi ,2008:15).

Desain Dasar sebagai bagian dari pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah kejuruan di SMK N 1 Kalasan sangat penting di ajarkan dalam upaya menumbuhkan kreativitas siswa dalam berkarya. Cakupan materi Desain Dasar yang mengajarkan tentang unsur –unsur senirupa seperti garis, bidang, bentuk ,warna, tekstur, ukuran dan gelap terang ada kaitan dengan mata pelajaran garnish makanan yang juga mengunakan unsur unsur senirupa dalam menghias hidangan makanan. Dalam proses berkarya Desain Dasar juga ada kaitanya dengan prinsip –prinsip pengaturan dekorasi seperti


(49)

keselarasan, harmoni, irama, kesatuan, keseimbangan, komposisi, dan proporsi.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Ada hubungan antara pembelajaran Desain Dasar dengan praktek berkarya garnish pada siswa kelas X JB B SMK N 1 Kalasan. Karena dalam praktek berkarya garnish di X Jasa Boga B SMK N 1 Kalasan menggunakan prinsip–prinsip dasar desain seperti komposisi, keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam pembelajarannya. Hal ini dibuktikan dengan nilai Product Moment sebesar 0,352 dengan signifikansi 0,044.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya

Metode pembelajaran seni budaya dalam mata pelajaran desain dasar perlu di arahkan dengan menyusun bentuk – bentuk buah, sayuran , dan benda.

2. Untuk Mata pelajaran Garnish

Dari hasil penelitian ini di sarankan untuk mata pelajaran garnish dibuatkan teknik untuk penataan sayuran dan buah untuk di bentuk menjadi karya seni.


(51)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel penelitian agar hasil penelitian lebih bisa digeneralisasikan.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam. http: //www. Muhammad Zainal Abidin Personal Blog htm. di akses tanggal 30 April 2015.

Ali Syahbana, S. Takdir. 2004. Kreativitas. Jakarta : Dian Rakyat.

Andi Field, Discovering Statistics using SPSS, Second Edition (California : SAGE Publication, 2006) .

Anderson Scarvia B, et al: Encyclopedia of educationa Evaluation.London;Jossy – Bass,1975.

Arikunto, Suharsimi(1998). Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta.

Bastomi, Suwaji. 2003. Proses Apresiasi, Proses Kreasi, Proses Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.

Bahari,Nooryan.2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dahar, Ratna Wilis. 2005. Teori – teori Belajar. Jakarta : Erlangga

David D. Vaus, Analyzing Social Science Data: 50 Key Problems in Data Analysis, (Thousand Oaks: Sage Publications, 2002).

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.

John A. Martilla and John C. James, “Importance-Performance Analysis” (Journal of Marketing, January, 1977) pp. 77 – 79.

Kuhn, Thomas S (1993). Peran paradigma dalam revolusi sains. Terjemahan T .Surjaman .Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Koentjaraningrat, 2005. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung : Pustaka Wacana.

Mandalas, 2003. Konsep-konsep Penelitian. Jakarta : Gramedia Pustaka

Maracuilo, Leonard A dan Levin, Joel R (1983).Multivari ate statics in the social scieneces: A researcher „s guide.Monterey,California :Brooks/ Cole Publishng

Mulyasa. 2011.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :Rosda

Nasution, Andi Hakim dan Rambe, Abdurrauf(1984). Teori statistika. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Nazir, Moh. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pamadi, Hajar.202.Pendidikan Seni .Yogyakarta :UNY Press.

Purwadinata. 2002. Pembelajaran Seni Budaya . Jakarta : Gramedia. Purwanto. 2011.Statistika untuk Penelitian .Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Retno Widyanti. 2004. “Menghias Makanan” dalam: Pengolahan Masakan Eropa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soejoeti, Zanzawi (1986). Meode statistika II. Jakarta : Universitas Terbuka. Sismoyo. Dwi ,dkk.2007.Ilmu Pendidikan. Yogyakarta :UNY Press.

Sudjana (1983). Teknik analisi korelasi dan regerasi .Bandung :Tarsito. Sugiyono (1997). Statistika untuk penelitian.Bandung : AL fabeta.


(53)

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta:Alfabeta.

Sumadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi (1994). Metodelogi penelitian.Jakarta : RajGrafindo Persada. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan


(54)

LAMPIRAN 1

PERANGKAT PEMBELAJARAN

SENI BUDAYA & GARNISH MAKANAN


(55)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI RUPA)

SATUAN PELAJARAN : SMA KELAS : X KOMPETENSI INTI :

Kompetensi Inti 1

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Kompetensi

Inti 2

: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Kompetensi

Inti 3

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Inti 4

: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan


(56)

Kompetensi

Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian

Aloka si Wakt u Sumber Belajar 1.1. Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga

terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian 2.2. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya 2.3. Bahan, media, jenis, simbol, nilai estetika dan teknik dalam proses berkarya seni rupa dua dimensi

Mengamati :

• Melihat karya seni rupa dua dimensi melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.), internet dan kegiatan pameran • Mengamati proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi Menanyakan • Menanyakan tentang konsep seni rupa dua dimensi yang ada dan berkembang • Menanyakan langkah-langkah membuat karya seni rupa dua dimensi Mengeksplorasi :  Mengumpulk an informasi tentang jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep Tugas. • Membuat karya tulis tentang jenis-jenis karya seni rupa dua dimensi Observas i

• format pengamat an skala sikap Portofoli o • membuat sketsa dari obyek mahluk hidup dan benda mati Produk • gambar atau lukisan dengan obyek-obyek yang berbeda

4 jp • Buku

Paket Seni Budaya Kelas X

• Buku -buku lain yang relevan • Informasi melalui internet • Pameran karya seni Rupa • Sumber lain yang relevan dan disesuaik an dengan kondisi setempat


(57)

Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama,menghar gai karya seni dan pembuatnya 3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa. 3.2. Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa. 4.1. Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarka n melihat model seni rupa. • Bereksperime n dengan beragam media dan teknik dalam membuat karya seni rupa dua dimensi Mengasosiasi: • Membanding kan karya sendiri dengan karya orang lain , mengenai : bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika yang terkandung di dalamnya • menghubungk an data-data yang diperoleh dengan kegiatan berkarya Mengkomunika si • membuat karya seni rupa dua dimensi • menyampaika n hasil pengum pulan dan simpulan informasi yang diperoleh • mempertangg ung jawabkan secara lisan


(58)

atau tulisan mengenai karya seni rupa dua dimensi 1.1. Menunjukk an sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga

terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, Bahan, media, jenis, simbol, nilai estetika dan teknik dalam proses berkarya seni rupa tiga dimensi

Mengamati :

• Melihat karya seni rupa tiga dimensi melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.), internet dan kegiatan pameran • Mengamati proses pembuatan karya seni rupa tiga dimensi Menanyakan • Menanyakan tentang konsep seni rupa tiga dimensi yang ada dan berkembang Tugas. • Membuat karya tulis tentang jenis-jenis karya seni rupa tiga dimensi Observasi

• format pengamat an skala sikap Portofolio • membuat sketsa benda tiga dimensi dengan obyek yang berbeda

4 jp Buku

Paket Seni Budaya Kelas X

• Buku -buku lain yang relevan • Informasi melalui internet • Pameran karya seni Rupa • Sumber lain yang relevan dan disesuaik an dengan kondisi setempat


(59)

dan disiplin melalui aktivitas berkesenian 2.2. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya 2.3. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama,menghar gai karya seni dan pembuatnya 3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa. 3.2. Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa. 4.2. Membuat karya seni rupa tiga dimensi berdasarka • Menanyakan langkah-langkah membuat karya seni rupa tiga dimensi Mengeksplorasi : • Mengumpulka n informasi tentang unsur- unsur dan jenis-jenis karya seni rupa tiga dimensi • Bereksperime n dengan beragam teknik dan media dalam membuat karya seni rupa tiga dimensi Mengasosiasi:  Membanding

kan karya sendiri dengan karya orang lain , mengenai: bahan, media, jenis, simbol, teknik dan

estetika yang terkandung di dalamnya • menghubungk an data-data yang diperoleh dengan kegiatan berkarya Mengkomunika si Produk • karya seni rupa tiga dimensi dengan beragam media dan obyek yang berbeda


(60)

n melihat model • membuat karya seni rupa tiga dimensi • menyampaika n hasil pengum pulan dan simpulan informasi yang diperoleh • mempertangg ung jawabkan secara lisan atau tulisan mengenai karya seni rupa tiga dimensi 1.1. Menunjukk an sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga

terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin Prosedur dan tata cara menyelenggara kan kegiatan pameran karya seni rupa Mengamati :  Melihat penyelenggar aan kegiatan pameran seni rupa yang diselenggarak an oleh seniman atau lembaga kesenian profesional Menanyakan  Menanyakan prosedur dan tata cara menyelenggar akan kegiatan pameran karya seni rupa Mengeksplorasi : • mengumpulkan Tugas. • Membuat proposal kegiatan pameran Observasi

• format pengamat an skala sikap Produk • pameran seni rupa hasil karya siswa

5 jp Buku

Paket Seni Budaya Kelas X

• Buku -buku lain yang relevan • Informasi melalui internet • Pameran karya seni Rupa • Sumber lain yang relevan dan disesuaik an dengan kondisi setempat


(61)

melalui aktivitas berkesenian 2.2. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya 2.3. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama,menghar gai karya seni dan pembuatnya 3.3. Memahami pameran karya seni rupa 4.3.Memamerk an hasil karya seni rupa informasi tentang unsur dan tata cara penyelenggaraan pameran • menentukan konsep pameran yang akan diselenggarakan

Mengasosiasi :

Membandingk an

penyelenggara an pameran di sekolah dan di tempat lain mengenai unsur-unsur, prosedur dan tata cara • menghubungkan data-data yang diperoleh dengan persiapan penyelenggaraan pameran Mengkomunika si  melaksanakan kegiatan pameran  menyampaika n hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh ● menyampaikan konsep penyelenggaraan pameran yang


(62)

telah disusun 1.1.Menunjukk an sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga

terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian 2.2. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya 3.4. Memahami jenis, simbol, fungsi dan nilai estetis dalam kritik karya seni

rupa.

Jenis, simbol, fungsi dan nilai estetis dalam kritik karya seni rupa.

Mengamati :

 membaca ulasan tentang karya seni rupa di media cetak Menanyakan • menanyakan istilah-istilah dalam penulisan karya seni rupa • menanyakan tentang penulisan karya seni rupa di media cetak Mengeksplorasi : • mengumpulkan informasi tentang prosedur dan tata cara penulisan karya seni rupa

Mengasosiasi :

Membandingk an karya sendiri dan karya orang lain , mengenai prosedur

penulisan karya seni rupa • menghubungkan data-data dalam proses penulisan yang dilakukan Mengkomunika si  menulis Tugas. • Membuat ulasan tentang karya seni rupa yang dibuat teman sekelas Observasi

• format pengamat an skala sikap Produk • tulisan yang mengulas karya seni rupa hasil karya teman sekelas

5 jp Buku

Paket Seni Budaya Kelas X

• Buku -buku lain yang relevan • Informasi melalui internet • Pameran karya seni Rupa • Sumber lain yang relevan dan disesuaik an dengan kondisi setempat


(63)

4.4.Membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarka n hasil pengamata n

ulasan tentang karya seni rupa yang dibuat teman sekelas  menyampaika

n hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh


(64)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kurikulum 2013)

Satuan Pendidikan : SMK N 1 Kalasan Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Seni Budaya

Tema : Apresiasi Seni Rupa Topik : Dasar –Dasar Desain

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong, kerjasama, damai), santun, percaya diri, responsif, proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusiatas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri


(65)

dan sumber lain yang mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

NO Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1 1.1 Menunjukan sikap

penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan

1.1.1 Menghayati, menunjukkan rasa syukur atas anugerah Tuhan akan keberadaan bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 D.

1.1.2 Menunjukkan sikap pengamalan terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan

1.1.3 Menunjukkan sikap bangga terhadap karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan

2 2.1Menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab, toleransi, disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalammenganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional 2.1.2 Menunjukkan sikap bertanggung

jawab dalam menganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional

2.1.3 Menunjukkan sikap toleransi dalam menganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional

2.1.4 Menunjukkan sikap disiplin dalam menganalisis bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional

2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiasi seni dan pembuatnya

2.2.1 Menunjukkan sikap santun dalam mengapresiasi bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional

2.2.2Menunjukkan sikap jujur dalam mengapresiasi bentuk


(66)

karya-karya seni rupa 2 demensional 2.2.3Menunjukkan sikap cinta damai

dalam mengapresiasi bentuk karya-karya seni rupa 2 demensional

2.3 Menunjukkan sikap responsif dan proaktif, perduli terhadap lingkungan dan sesama, serta menghargai karya seni dan pembuatnya

2. 3.1 Menunjukkan sikap responsif dalam menganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional

2.3.2 Menunjukkan sikap proaktif dalammenganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional

2.3.3 Menunjukkan sikap peduli dalam menganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional

2.3.4 Menunjukan sikap menghargai dalammenganalisis karya-karya seni rupa 2 demensional

3 3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya

seni rupa 2 Demensi.

3.3.1 Menjelaskan pengertian bahan, mediadan teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 demensional.

3.3.2 Menjelaskan jenis bahan, media dan

teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 demensional

3.3.3 MenjelaskanFungsi bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa 2 demensional 3.3.4 Memahami teknik dalam proses

berkarya seni rupa 2 demensional

4 4.1. Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan obyek

4.3.1 Membuat/menghasilkan karya seni rupa 2 demensional berupa gambar bentuk alam benda.

4.3.2 Menyajikandan

mempresentasikan hasil karya produk karya seni rupa 2 demensional gambar bentuk alam benda.


(67)

C. . Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke-1

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :

1. Memahami dan mengerti apa saja unsur-unsur dalam seni rupa 2. Menjelaskan pengelompokkan unsur seni rupa

3. Menganalisis unsur seni rupa dalam gambar yang diberikan

4. Memahami dan mengerti mengenai seni lukis dan teknik dalam melukis D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Seni Rupa

2. Pengertian unsur-unsur Seni Rupa 3. Pengelompokkan unsur-unsur seni rupa 4. Pengertian dan teknik seni lukis

E. Metode, Model Pembelajaran 1. Pendekatan : Scientific learning 2. Strategi : Cooperatif Learning 3. Model : Problem Based Learning

4. Metode : Pengamatan, Diskusi kelompok F. Media Pembelajaran dan Alat bahan

1. Media :

LCD, Laptop, contoh gambar, foto. 2. Alat dan bahan :

- White board

- Pensil atau bolpoin, penghapus - Kertas HVS

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 1


(68)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu A.Pendahuluan 1. Siswa menjawab salam, sapaan guru, berdoa,

memeriksa kehadiran dan mengondisikan siswa siap belajar.

2. Apersepsi ; Guru bertanya-jawab berkaitan dengan gambar makhluk hidup dan benda mati yang diberikan 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memberikan penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.

4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran atau langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran.

5. Guru membentuk kelompok kecil dan menyampaikan langkah-langkah diskusi dan menuliskan laporan.

20 menit

B. Inti Mengamati :

• Peserta didik melihat karya seni rupa dua dimensi, gambar alam benda melalui contoh karya, media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.), internet atau kegiatan pameran

Menanyakan

Peserta didik dengan atau tanpa bantuan guru menanya tentang :

• Alat, bahan, media, teknik berkarya seni rupa dua dimensional

• langkah-langkah membuat karya seni rupa dua dimensigambar bentuk alam benda

Mengeksplorasi/mencoba:

 Mengumpulkan informasi tentang jenis alat, bahan,


(69)

media dan teknik dalam menggambar bentuk alam benda karya seni rupa 2 demensional.

Mengasosiasi:

• Membandingkan laporan hasil pengamatan/ karya sendiri dari hasil diskusi dengan karya temannya, mengenai : penggunaan alat, bahan, media, teknik yang terkandung di dalamnya,

• Menghubungkan data-data / materi pelajaran yang diperoleh dengan kegiatan berkarya seni rupa 2 demensional

Mengkomunikasi

• Membuat eksplorasi langkah-langkah karya seni rupa dua dimensi gambar bentuk alam benda.

• Menyajikan dan mempresentasikan langkah-langkah penciptaan karya gambar bentukdidepan kelas dengan baik.

C.Penutup 1. Guru dan Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Peserta didik merenungkan aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan mengisi lembar internalisasi sikap berkaitan dengan unsur disain 3. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah

dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi. 4. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil

evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

5. Peserta didik menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan membuat karya.

6. Guru memberikan pesan moral yang terkait dengan tugas.

10 menit


(70)

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. PHB 1: Assesment Sikap 2. PHB 2: Assesment Pengetahuan 3. PHB 3: Assesment Ketrampilan 1. PENILAIAN SIKAP

1) Sikap spiritual :

a. Teknik Penilaian : Penilaian diri b. Bentuk Instrumen : Skala

c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai No. Butir

1. Menerima dengan baik keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai anugerah dari Tuhan YME.

1 ,2,3

2. Menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai anugerah Tuhan.

4,5 Instrumen lihat lampiran 1.

2) Sikap Sosial :

a. Teknik Penilaian : Pengamatan b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi.

c. Kisi-kisi :

a) Penilaian sikap sosial untuk diskusi

No. Nilai Deskripsi Kegiatan No.

Butir 1. Menghargai

orang lain

Menghargai orang lain berpendapat

1

2. Jujur Mengekspresikan gagasan

dengan jujur

2 3. Disiplin Mengikuti presentasi dengan

disiplin


(71)

Instrumen lihat lampiran 2a.

b) Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi karya dan berkarya

Obyek karya gambar bentuk alam benda secara langsung.

No. Nilai Deskripsi No.

Butir 1. Menghargai

orang lain

Menghargai orang lain dalam menanggapi karya gambar bentuk alam benda

1

Menghargai orang lain dalam berkarya/menggambar

2 2. Jujur Menunjukkan sikap jujur dalam

menanggapi karya gambar bentuk alam benda secara langsung.

3

Menunjukkan sikap jujur dalam menggambar/membuat karya gambar bentuk alam benda secara langsung

4

3. Disiplin Bersikap disiplin dalam menanggapi karya gambar bentuk alam benda.

5

Bersikap disiplin dalam menggambar

6 Instrumen lihat lampiran2b.

2. PENILAIAN PENGETAHUAN

a. Teknik Penilaian : Tes tertulis b. Bentuk Instrumen : Tes isian singkat c. Kisi-kisi :


(72)

Instrumen lihat lampiran 3 3. PENILAIAN KETRAMPILAN a. Teknik Penilaian : Tes Praktik b. Bentuk Instrumen : Tes Uji Praktik

c. Kisi-kisi :

No Indikator No Tugas

1 Menggambar/ membuat produk karya seni rupa 2 demensi menggambar bentuk alam benda secara obyek langsung

1 Instrumen lihat lampiran 3

Rubrik Penilaian praktik:

Kriteria SKOR

1. Betul sempurna A (4)

2. Hampir sempurna B+(3,5)

3. Sempurna B (3)

4. Kurang sempurna C (2,5)

No. Indikator No. Butir

1.  Mendefinisikan alat, bahan seni rupa 2 demensi dengan benar

 Mengidentifikasikan alat, seni rupa dengan benar  Mengidentifikasi macam-macam bahan dengan benar  Mengidentifikasi penerapan berbagai macam teknik

mengambat bentuk

1,2 3, 4, 5.


(1)

Mencotohkan Siswa Saat Berkarya Garnish (Foto.Dokumentasi Made Aditya 2015)

Siswa Sedang Berkarya Garnish (Foto. Dokumentasi Made Aditya 2015)


(2)

136

LAMPIRAN 7


(3)

(4)

(5)

(6)