Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan. Seni Budaya

berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen Emzir, 2009:38. Menurut Sukardi 2004:166 penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen. 2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting lingkungan nyata.

3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata dalam Abidin, 2010 adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir 2009:38 Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.

2. Pembelajaran Desain Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMK N 1 Kalasan

a. Belajar dan Pembelajaran

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari – hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti. Belajar secara terminologi memiliki dua arti. Pertama, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Kedua, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman Tim Penyusun KBBI, 2009:258. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2010:2. elajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku dari seseorang. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah, dan perubahannya mencakup seluruh tingkah laku baik sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Slameto, 2010:2. Dalam proses belajar, aktivitas dan usaha siswa sangat mempengaruhi hasil belajar karena belajar membutuhkan usaha, tingkah laku, dan tanggapan dalam pencapaiannya untuk memperoleh prestasi belajar. Tanggapan yang dihasilkan bisa berawal dari lingkungan yang ada pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, misalnya suasana di sekolah atau di rumah yang sangat mendukung untuk terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, atau tanggapan yang berasal dan diri siswa pribadi, misalnya pemahaman, pandangan atau persepsi siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Semua hal tersebut akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pembelajaran adalah suatu proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar Sutikno dan Faturrohman, 2004:86. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengolahan maupun pengorganisasian pembelajaran Nana Sudjana, 2005:45. Dengan kata lain, pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses pembelajaran yang diharapkan. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan yang dirancang sebelumnya. Pembelajaran yang menggunakan metode yang tepat akan menjadi faktor keberhasilan siswa untuk mencapai prestasi dalam belajar. Faktor-faktor yang terangkum dalam ruang lingkup pembelajaran antara lain yaitu kurikulum, proses pembelajaran, pendidiktenaga kependidikan, sarana dan prasarana dan evaluasi pembelajaran.

b. Pembelajaran Desain Dasar Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya DI

SMKN 1 Kalasan Dalam mengembangkan strategi pembelajaran seni di SMKN 1 Kalasanan seorang guru Seni Budaya perlu memahami karakteristik tipe bahan ajar seni. Wickiser 1974, mengklasifikasi orientasi bahan ajar seni menjadi 3, yaitu: a. Orientasi subjek dibagi menjadi: subjek terpisah dan subjek terkoreasi. b. Orientasi kegiatan merupakan kegiatan individu; dan c. Orientasi cara hidup kreatif merupakan kegiatan sosial. Lebih lanjut Wickiser 1974 secara garis besar membagi tipe bahan ajar pendidikan seni terdiri atas dua karakteristik, yakni bahan ajar tipe “subyek” dan bahan ajar tipe “kegiatan”. Bahan ajar tipe subyek adalah bahan ajar yang merupakan bagian dari keilmuan dan teknologi seni artinya memandang seni sebagai ilmu seni yang dipelajari. Cakupan bahan ajar tipe subyek meliputi seperangkat pengetahuan tentang fakta, konsep, prinsip, dan prosedur dalam bidang seni. Misalnya: gambar ilustrasi, gambar ekspresi, unsur seni rupa, tari tradisi dan sebagainya. Tipe subjek terbagi menjadi subjek terpisah dan subjek terkorelasi. Subjek terpisah merupakan bahan ajar seni yang terpisah antar cabang seni, sedangkan subjek terkorelasi maksudnya bahan ajar seni berisi materi antar cabang seni yang dihubungkan atau bisa juga dihubungkan dengan bahan ajar mata pelajaran lain. Bahan ajar subjek seni meliputi ilmu seni berupa teori dan bisa ilmu seni berupa praktek apresiasi dan praktek produksi seni. Bahan ajar tipe kegiatan adalah bagian dari pengalaman artistik yang bertolak dari impuls. Artinya bahan ajar seni dipandang sebagai unjuk kerja seni yang bertolak dari pengalaman pribadi siswa. Bahan ajar berorientasi kegiatan terbagi menjadi bahan ajar kegiatan seni individu dan bahan ajar ajar kegiatan seni terintegrasi. Bahan ajar kegiatan seni individu merupakan bahan ajar berupa kegiatan seni yang bersifat mempribadi, sedangkan bahan ajar kegiatan seni terintegrasi merupakan bahan ajar kegiatan seni yang dihubungkan dengan kegaiatan sosial dan budaya dilingkungan siswa. Cakupan bahan ajar tipe kegiatan meliputi kegiatan ekspresikreasi dan kegiatan apresiasi. Misalnya: menggambar bentuk, melukis, mematung, menari dan sebagainya. Wickiser membagi kegiatan seni menjadi 4 kegiatan: 1. Kegiatan ekspresi 2. kegiatan konstruksi 3. Kegiatan apresiasi; dan 4. Kegiatan sosial Kegiatan seni eskpresi dan konstruksi merupakan kegiatan seni mempribadi; kegiatan seni apresiasi merupakan kegiatan pengamatan dan perseponan yang mempribadi; sedangkan kegiatan seni sosial maksudnya kegiatan seni mensosial baik dari kegiatan ekspresi, konstruksi maupun aparesiasi. Ditinjau dari segi bentuknya, bahan ajar pendidikan seni terdiri dari bahan ajar pengetahuan seni, apresiasi, dan pengalaman kreatif berkarya seni. Dikaitkan dengan dua tipe bahan ajar dimuka, bahan ajar pengetahuan seni termasuk tipe subyek, sedangkan bahan ajar apresiasi seni dan bahan ajar pengalaman berkarya seni termasuk tipe kegiatan. Pembelajaran pendidikan Seni Budaya dilaksanakan dengan bertolak dari karya seni, meliputi dua materi kegiatan seni yaitu kegiatan berekspresiberkreasi seni dan kegiatan berapresiasi seni. Gambaran petunjuk tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar yang bersifat pengetahuan seni tidak diberikan secara terpisah, melainkan secara integratif menyatu dengan bahan ajar kegiatan. Sehingga dapat dikatakan bahan ajar tipe subyek menyatu dengan bahan ajar tipe kegiatan. Jika dirinci bahan ajar kegiatan berekspresiberkreasi seni meliputi kegiatan berkarya seni dan kegiatan penyajian karya seni, sedangkan kegiatan apresiasi seni meliputi kegiatan apresiasi itu sendiri dan kegiatan kritik seni. Bahan ajar pengalaman berkarya seni merupakan suatu kegiatan mencipta atau membuat karya seni. Bentuk bahan ajar ini berupa kegiatan pengalaman berkarya seni meliputi: kegiatan mencipta karya seni rupa, mencipta lagu, aktivitas menyanyi, bermain musik, mengarasemen musik, aktivitas menari, menciptakan tarian, bermain drama dan sejenisnya. Dalam berkarya seni, siswa akan mengalami bagaimana menuangkan gagasan, memanfaatkan dan menguasai media maupun bagaimana menguasai teknik berkarya seni. Pengalaman berkarya seni sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan tema yang disenangi dan disesuaikan dengan bahan yang dimanfaatkan. Aktivitas pembelajaran siswa dapat memunculkan gagasan-gagasan baru. Rangsangan bisa dilakukan melalui melihat lukisan, bercerita tentang pengalaman sehari-hari, pengalaman liburan, melihat video, atau langsung mengamati objek di lingkungan. Aktivitas mengidentifikasi tema gagasan dan teknik merupakan proses eksplorasi dalam tahapan berkarya seni. Jika kebiasaan bereksplorasi dan mengungkapkan gagasan baru ini dipupuk terus bisa mendorong imaginasi dan kreativitas siswa. Media yang digunakan akan menuntut penguasaan teknik, dan hal ini akan terkuasai bila sering dilakukan kegiatan eksperimentasi. Eksperimen siswa dilakukan akan menemukan cara atau prosedur yang paling dianggap bagus dan cocok. Akan tetapi semua itu harus dengan pengawasan guru. Eksperimen yang gagal bila tidak segera terdeteksi dapat mengakibatkan siswa menjadi frustasi dan tidak mau lagi berkarya. Oleh karena itu pengetahuan tentang prosedur mengolah bahan atau teknik menggunakan bahan perlu juga diberikan. Pada tahapan siswa sudah terbiasa bereksplorasi dan bereksperimentasi dalam berkarya seni bisa dilanjutkan dengan siswa untuk melakukan aktivitas mencipta karya seni yang disebut sebagai tahapan menginvensi.

3. Pembelajaran Dalam Desain Dasar

Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar Desain Dasar lebih banyak menggunakan media yang bersifat visual dan audio visual. Media visual merupakan media yang dapat dilihat. Dalam pembelajaran seni rupa, media visual meliputi sketsa, gambar, foto, lukisan, dan model. Sedangkan media audio visual meliputi rekaman video, televisi, dan komputer multi media. Penyusunan elemen Desain Dasar seperti garis, bentuk, warna, dan tekstur untuk berkarya seni dua dimensi menggunakan media kertas, kanvas, cat warna, tinta, pensil dan sebagainya. Media yang digunakan dalam pembentukan berkarya Desain Dasar tiga dimensi adalah tanah liat, kayu, logam, kertas, bubur kertas, rotan, dan sebagainya, media tersebut dibentuk berdasarkan kaidah desain yang benar. Winkel : 1987 Media pembelajaran dalam pengajaran Desain Dasar lebih berperan sebagai visualisasi dan pembangkit motivasi siswa untuk mampu menciptakan atau mengekspresikan gagasannya. Prinsip penciptaan karya Desain Dasar adalah bersifat individual, walaupun menggunakan tema atau obyek yang sama tetapi hasilnya relatif berbeda. Hal ini dapat dilihat pada goresan, gelap terang, karakter obyek, kekuatan warna, kerapian dan media yang digunakan. Bagaimana selanjutnya pendidik memilih metode pembelajaran penciptaan karya Desain Dasar yang dapat memberikan kemudahan dalam proses mencipta, dengan metode yang tepat dapat memberikan motivasi untuk mampu berbuat, mampu mengembangkan kreatifitas dan terampil berkarya Desain Dasar . Pembelajaran Desain Dasar yang baik mampu mengantarkan siswa untuk mampu menemukan dirinya sendiri. Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran Desain Dasar yang lebih efektif adalah dengan melibatkan langsung dalam aktivitas berkarya seni. Pada umumnya pendidik dalam mengajar Desain Dasar menggunakan kombinasi metode ceramah, tanya jawab, demontrasi dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran materi Desain Dasar ¸ lebih ditekankan pada penguasaan dasar- dasar keahlian yang luas, kuat, mendasar, serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat. Metode pemberian tugas dan latihan lebih ditekankan untuk penguasaan teknis berkarya Desain Dasar . Secara sederhana seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa dirasakan dengan rabaan. Perwujudan ini merupakan hasil pengolahan konsep unsur unsur visual seperti:

a. Garis

Garis atau line merupakan satu unsur visual dalam Desain Dasar . Menurut Fajar Sidik 1981:3, “garis adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, masa, ruang, warna dan lain –lain”. Peran garis sebagai suatu goresan sangat penting dalammembuat suatu Desain Dasar .

b. Warna

Menurut Pringgodigdo 1997:1164. “Warna adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang. Warna suatu benda tergantung pada panjang gelombang y ang dipantulkan benda tersebut”. Warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata, sedangkan warna menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen. Keutuhan suatu warna bisa merupakan sebuah pengungkapan sebagai warna itu sendiri, tidak selalu berdasarkan sebagai nilai guna sebuah bentuk. Ada pun pengertian satu persatu mengenai prinsip-prinsip seni rupa, yaitu :

a. Irama rhytme

bentuk pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur-unsur tertentu.

b. Balance keseimbangan

Adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbagan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.

c. Proporsi

Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang .

d. Kesatuan unity

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan warna, raut, arah, maka kesatuan telah tercapai.

e. Dominasi domination

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian.

4. Seni Budaya

Seni adalah karya manusia dalam mengkomunikasikan pengalaman batinnya. Pengalaman – pengalaman tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga dapat merangsang timbulnya pengalaman batin tersebut pada manusia lain yang mengahayatinya. Kelahiran tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannnya dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual Soedarso 200 : 4. Menurut Bastomi 1992 : 8. Seni merupakan hasil kreativitas penciptanya yang terwujud dalam kreasi, dari hasil pengolahan yang kreatif dan salah satu seni yang menonjol adalah kebaharuannya. Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan media grafis, warna, tekstur, volume, dan ruang “. Dalam berkarya seni, segala manifestasi batin dan pengalaman estetis yang dittuangkan melalui media seni, diperlukan suatu kosentrasi atau pemusatan pikiran agar dalam menuangkan gagasannya dapat memuaskan batin penciptanya. Seperti yang dikemukakan oleh Bastomi 1992 :20, bahasa Jawa Kuno terdapat kata sanidya yang artinya pemusatan pikiran. Dalam berkarya seni perlu pemusatan pikiran. Seni sebagai proses dalam pembentukan gagasan dan proses pengungkapan, seni merupakan aktivitas kreatif. Sesuatu dapat disebut seni apabila pada batas terakhir aktivitasnya dapat membuat seseorang merasa puas dan memperoleh pesona. Seni dapat pula dilihat sebagai pengungkapan perasaaan atau emosi penciptanya, yang pada akhirnya dapat menjadi suatu karakteristik. Maksud karakteristik disini adalah mencerminkan kehidupan perasaan penciptanya mampu membangkitkan rasa indah bagi si penciptanya maupun si penikmat seni. Seni merupakan hasil dari pengalaman penciptanya yang telah melalui proses dalam pengungkapan gagasan maupun cara pengungkapannya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang mengagapnya diwariskan secara genetis.

5. Garnish