Trace Seismik Metode Seismik Refleksi

refleksi yang selanjutnya dikonvolusikan dengan wavelet. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 3.4. Seismogram sintetik dibuat untuk mengkorelasikan antara informasi sumur litologi, umur, kedalaman, dan sifat-sifat fisis lainnya terhadap trace seismik guna memperoleh informasi yang lebih lengkap dan komprehensif. Gambar 3.4 Seismogram sintetik yang diperoleh dari konvolusi RC dan wavelet Sukmono, 2002

3.2 Amplitude Variation with Offset AVO

Amplitude Variation with Offset AVO merupakan konsep yang didasari pada respon perubahan amplitudo refleksi pada jejak seismik seiring bertambahnya sudut datang. Semakin besar jarak sumber ke penerima offset semakin besar pula sudut datangnya. Hal tersebut diilustrasikan pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Geometri AVO θ 1 θ 2 Gambar 3.6 mengilustrasikan respon AVO dengan gelombang datang yang menjalar pada lapisan serpih shale dan sebagai reflektornya lapisan batupasir sandstone yang tersaturasi gas. Hasil rekaman amplitudo seismik atau nilai refleksinya semakin membesar dengan bertambahnya offset. Gambar 3.6 Respon AVO pada lapisan batupasir gas Chiburis, 1993

3.2.1 Persamaan AVO

AVO muncul akibat adanya partisi energi pada bidang reflektor. Sebagian energi direfleksikan dan sebagian lainnya ditransmisikan. Selain itu, gelombang konversi juga terbentuk ketika suatu gelombang mencapai batas lapisan. Koefisien refleksi menjadi fungsi dari kecepatan gelombang P Vp, gelombang S Vs, densitas ρ dari setiap lapisan, serta sudut datang θ gelombang seismik. Sehingga, terdapat empat kurva yang dapat diturunkan yaitu amplitudo refleksi gelombang P, amplitudo transmisi gelombang P, amplitudo refleksi gelombang S dan amplitudo transmisi gelombang S seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.7. Gambar 3.7 Partisi energi gelombang seismik pada bidang reflektor Persamaan dasar AVO pertama kali diperkenalkan oleh Zoeppritz 1919 yang menggambarkan koefisien refleksi dan transmisi sebagai fungsi dari sudut datang pada media elastik densitas, gelombang P dan gelombang S. Knott dan Zoeppritz melakukan analisa koefisien refleksi berdasarkan hal tersebut dan persamaannya dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matriks, seperti terlihat pada persamaan 2.                                                       1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 cos 2 sin cos sin 2 sin 2 cos 2 sin 2 cos 2 cos 2 sin 2 cos 2 sin sin cos sin cos cos sin cos sin                                 Ts Tp Rs Rp Vs Vs Vp Vp Vp Vs Vs Vs Vp Vs Vp Vs Vp Vs Vp 2