Klasifikasi Anomali AVO Amplitude Variation with Offset AVO

Tabel 3.1 Klasifikasi Anomali AVO Castagna, 1997 3.3 Impedansi 3.3.1 Acoustic Impedance AI Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah Acoustic Impedance AI yang dipengaruhi oleh tipe dari litologi, porositas, kandungan fluida, kedalaman, dan tekanan. Oleh sebab itu AI dapat digunakan untuk identifikasi litologi, porositas, hidrokarbon, dan yang lainnya. Acoustic Impedance AI merupakan hasil perkalian kecepatan V dan densitas  AI = Vp .  8 dimana: AI = impedansi akustik ms. gcm 3  = densitas gcm 3 Vp = kecepatan ms Dikarenakan orde nilai kecepatan lebih besar dibandingkan dengan orde nilai densitas, maka harga AI lebih dikontrol oleh kecepatan gelombang seismik pada batuan. Ketika gelombang yang merambat ke dalam bumi menemui batas lapisan interface yang memiliki perbedaan AI, sebagian energi gelombang tersebut akan terpantulkan dan sebagian lagi akan ditransmisikanditeruskan ke dalam bumi. Gelombang yang terpantulkan tersebut akan ditangkap oleh receiver yang berada di permukaan. Hubungan koefisien refleksi dapat dituliskan dalam persamaan : i i i i i i i i i i i i AI AI AI AI V V V V RCi             1 1 1 1 1 1     9 dimana : V i = Kecepatan lapisan ke-I ; AI i = Impedansi Akustik Lapisan ke-i V i+1 = Kecepatan lapisan ke-i+1 ; AI i+1 = Impedansi Akustik Lapisan ke-i + 1 RCi = Koefisien Refleksi KR ke-i Pada Gambar 3.10 dapat dilihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai kecepatan gelombang seismik. Gambar 3.10 Faktor pengaruh terhadap kecepatan gelombang seismik Hiltermann, 1977 dalam Sukmono, 2002. Karakterisasi berdasarkan AI memiliki keterbatasan dalam membedakan antara efek litologi dan fluida. Nilai AI rendah yang disebabkan oleh kehadiran fluida hidrokarbon sering overlapped dengan AI rendah dari efek litologi.

3.3.2 Shear Impedance SI

Secara umum impedansi Shear hampir sama dengan impedansi akustik, perbedaannya pada kecepatan yang digunakan adalah kecepatan gelombang S Vs. Secara matematis dirumuskan sebagai: SI = Vs . ρ 10 dimana: SI = impedansi shear ms. gcm 3  = densitas gcm 3 Vs = kecepatan ms Karena sifat dari gelombang S yang hanya mengukur rigiditas matriks batuan sehingga keberadaan fluida tidak terdeteksi, gelombang ini hanya akan melewati medium solid, sehingga apabila diolah lebih lanjut, SI dapat merepresentasikan perubahan litologi.

3.4 Parameter Lambda-Mu-Rho

Menurut Goodway 1997, parameter Lambda-Rho ρ dan Mu-Rho ρ merupakan parameter fisika yang dapat digunakan untuk mempertajam indikasi reservoar minyak dan gas. Lambda-Rho adalah hasil perkalian antara modulus Lame atau inkompresibilitas dan densitas ρ, parameter yang cukup sensitif dalam memperlihatkan keberadaan fluida migas. Sedangkan Mu-Rho adalah hasil perkalian antara modulus geser atau rigiditas dan densitas ρ, parameter yang cukup sensitif untuk memperlihatkan perbedaan litologi Nilai dari ρ, ρ, dan K dapat diperoleh dari hubungan antara kecepatan gelombang P dan S dengan konstanta Lame dan yang dinyatakan sebagai berikut:    2   Vp 11   3 4   K Vp 12    Vs 13 dimana : Vp = kecepatan gelombang P, Vs = kecepatan gelombang S,  = densitas, = modulus inkompresibilitas, = modulus rigiditas, K = modulus bulk, Subtitusi dari persamaan di atas, sehingga didapatkan: 2 SI   14 2 2 2SI AI    15   2 2 3 4 s p V V K    16 3.5 Inversi Seismik Seismik inversi adalah proses pemodelan geofisika yang dilakukan untuk memprediksi informasi sifat fisis bumi berdasarkan informasi rekaman seismik yang diperoleh. Inversi merupakan kebalikan inverse dari upaya pengambilan data seismik forward modeling. Forward modeling adalah operasi konvolusi antara wavelet sumber dengan kontras impedansi akustik bumi koefisien refleksi. Proses inversi merupakan proses pembagian rekaman seismik terhadap wavelet sumber yang diprediksi Abdullah, 2010. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 3.11.