Identitas Subjek dan Informan Penelitian

posisi yang diharapkan oleh kebanyakan orang. Alasan kedua karena adanya kesamaan dalam pengambilan keputusan oleh ketiga subjek untuk meninggalkan segala bentuk kenyamanan kerja dan memilih untuk berwirausaha. Ketiga karena ketiga subjek bergerak di ketiga bidang yang berbeda serta latar belakang pendidikan dan lingkungan ketiga subjek juga berbeda. Keempat walaupun memiliki latar belakang yang berbeda, mereka mau belajar dan berusaha dari awal yang tidak tahu apa-apa menjadi seorang wirausaha yang sukses.

4.3 Temuan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa pihak yang dilibatkan dan memiliki peran penting dalam mendukung penelitian. Berbagai data informasi diperoleh melalui narasumber primer dalam hal ini subjek penelitian itu sendiri dan narasumber sekunder atau informan atau orang terdekat subjek penelitian yang mengetahui pribadi dan kegiatan subjek. Berikut ini merupakan identitas dari narasumber primer dan sekunder penelitian:

4.3.1 Identitas Subjek dan Informan Penelitian

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek dan informan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan kode-kode tertentu yang digunakan untuk memilah, memadukan, dan mengorganisir data dalam jumlah banyak. Berikut ini merupakan identitas subjek dan informan: 1. Subjek Penelitian Pertama Nama : ANN Kode : A a Informan Pertama Subjek Pertama Nama : Ibu Hj. Rosmiati Kode : AI a Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 65 tahun Alamat : Jl Wates Sedayu Bantul Ibu Hj. Rosmiati adalah ibu subjek pertama ANN yang bekerja sebagai wirausaha dibidang kuliner. Subjek merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Keempat putri informan memiliki usaha dibidang yang berbeda. Putri pertama melanjutkan usaha informan dibidang kuliner olahan kambing, putri yang kedua juga melanjutkan usaha informan kelontong di sekitar pasar Godean. Putri ketiga yaitu ANN bekerja dibidang kuliner dan jasa, dan putri yang keempat bekerja sebagai TKW di Malaysia sebagai perawat. Keempat putri informan sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan orangtuanya. Hanya subjek pertama ANN beserta anak dan suaminya yang tinggal serumah dengan informan. Subjek memiliki hubungan emosional yang dekat dengan informan karena informan adalah ibunya, subjek sejak kecil hingga berkeluarga tinggal satu atap dengan informan sehingga informan mengetahui dengan pasti mengenai subjek. Selain itu apapun keputusan yang diambil subjek selalu dikomunikasikan kepada suami dan informan. b Informan Kedua Subjek Pertama Nama : Dhani POW Kode : AI b Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 35 Tahun Alamat : Bambanglipuran Bantul Dhani meerupakan teman subjek ANN yang bekerja di TKIT Budi Mulia di wates. Informan mengenal subjek sejak anak pertama subjek bersekolah di TKIT Budi Mulia. Relasi keduanya terjalin semakin baik ketika ANN mengikuti ajakan Dhani untuk menjadi member MLM Tupperware. Subjek dan informan sering bepergian berdua untuk melakukan promosi produk Tupperware, hingga pada suatu saat Dhani mendirikan event organizer bersama ANN sebagai usaha sampingan. ANN menerima ajakan Dhani menjalankan event organizer dikarenakan kegiatan tidak dilakukan setiap hari, dan pekerjaannya bersifat insidental atau dikerjakan ketika ada event tertentu saja. c Informan Ketiga Subjek Pertama Nama : Eko Kode : AI c Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 43 Tahun Alamat : Jl Wates Sedayu Bantul Informan ketiga adalah suami subjek ANN yang merupakan motivator ANN untuk keluar dari pekerjaannya. Eko bekerja di dealer kendaraan bermotor miliki PT New Armada di Magelang. Eko berkenalan dengan ANN ketika mereka bekerja sebagai dosen di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Eko mengijinkan istrinya bekerja tetapi tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Tetapi karena kesibukan ANN menyebabkan ANN jarang berada di rumah dan hal ini lah yang membuat Eko meminta ANN keluar dari pekerjaannya dan merintis usaha dirumah. 2. Subjek Penelitian Kedua Nama : BBG Kode : B a Informan Pertama Subjek Kedua Nama : Wiwin Kode : BI a Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 40 Tahun Alamat : Sleman Yogyakarta Wiwin adalah istri dari BBG, yang bekerja menjadi PNS di kementerian perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Sleman. Wiwin dan BBG memiliki sepasang anak kembar putra dan putri berusia 14 tahun. Wiwin mengenal BBG sejak tahun 22 tahun yang lalau sekitar tahun 1990 yang pada saat itu BBG masih bekerja di BPD Sleman. Wiwin mendukung perkembangan karir, usaha dan keputusan BBG untuk keluar dari pekerjaan dan memilih berwirausaha. Perjalanan karir BBG untuk berwirausaha mengalami banyak kendala pada saat awal memulai usaha dari masalah permodalan, manajemen usaha hingga marketing yang dijalankan BBG, sehingga wiwin mengerti benar perjalanan karir BBG hingga mencapai kesuksesannya saat ini. b Informan Kedua Subjek Kedua Nama : Udin Kode : BI b Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 51 Tahun Alamat : Sleman Yogyakarta Udin merupakan mitra usaha BBG dan masih memiliki hubungan keluarga dengan BBG. Udin ikut bekerja pada BBG sejak tahun 1996, sejak awal terjadinya krisis moneter. Udin adalah orang kepercayaan BBG yang membantu BBG dalam marketing maupun administrasi, sehingga Udin tahu benar suka duka perjalanan karir BBG hingga saat ini. c Informan Ketiga Subjek Kedua Nama : Rahmad Kode : BI c Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 43 Tahun Alamat : Seyegan Sleman Rahmad adalah mitra usaha BBG sejak tahun 2000, selama 12 tahun bekerjasama dengan BBG, rahmad banyak belajar mengenai dunia otomotif, marketing dan sales point dari BBG. Awal pertemuan mereka terjadi ketika Rahmad bertransaksi tukar tambah kendaraannya kepada BBG, kemudian karena Rahmad suka bergonta-ganti kendaraan maka relasi mereka berlanjut menjadi hubungan bisnis, tak jarang ketika BBG membutuhkan modal, Rahmad ikut mensponsori BBG untuk membeli kendaraann dann hasil laba usaha dibagi untuk berdua. 3. Subjek Penelitian Ketiga Nama : JK Kode : C a Informan Pertama Subjek Ketiga Nama : Euis Kode : CI a Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 55 Tahun Alamat : Sleman Yogyakarta Euis dan JK menikah selama 25 tahun dan dikaruniai sepasang anak laki- laki dan perempuan. JK bekerja di tempat yang sama di Kalimantan, disanalah awal pertemuan JK dan Euis hingga akhirnya mereka menikah. Di Kalimantan Euis pernah hamil dua kali dan dua kali pula Euis mengalami keguguran, hal ini dikarenakan medan jalan rusak yang mereka lalui ketika bekerja dan air dengan kandungan kaporit tinggi yang dikonsumsi Euis setiap hari menyebabkan adanya kelainan pada kandungan Euis. Besarnya keinginan mereka untuk memiliki keturunan dan desakan keluarga Euis untuk kembali ke Solo membuat Euis memutuskan berhenti bekerja dan hidup terpisah dengan JK selama beberapa waktu. Selang beberapa lama setelah Euis pulang Ke Solo. JK memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dan berpindah kerja di perusahaan pengolahan plastik di Sleman dan yang terakhir pada bidang pertanian dan pariwisata. Keberhasilan JK tak lepas dari dukungan Euis sebagai seorang istri. b Informan Kedua Subjek Ketiga Nama : Wita Kode : CI b Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 35 Tahun Alamat : Seyegan Sleman Wita merupakan PNS Pemda Sleman yang sering melakukan kegiatan sosialisasi pertanian bersama JK. Ketika ada seminar maupun sosialisasi mengenai bidang pertanian organik diluar daerah, Wita sering mengajak JK ikut serta. Wita mengenal JK sejak tahun 2002 saat JK mengawali pertanian organik dan hydrophonik. Wita selalu melakukan evaluasi terhadap perkembangan usaha JK dibidang pertanian karena JK mendapat bantuan rutin tahunan untuk program pengembangan dan pemberdayaan bidang pertanian organik dan hydrophonic. Gagasan Wita akan desa wisata memberikan ide akan tercetusnya wisata pertanian di desa JK, dan pada akhirnya JK memberanikan diri mengajukan nama desanya sebagai salah satu desa wisata pendidikan pertanian dan kebudayaan mengingat di desanya masih banyak rumah adat berkontruksi joglo dan limasan yang masih berdiri kokoh walau berusia puluhan tahun. c Informan Ketiga Subjek Ketiga Nama : Karjo Kode : CI c Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 55 Tahun Alamat : Sleman Karjo mengenal JK sejak kecil, rumah karjo terletak kurang lebih 100 meter dari rumah JK. Orang tua karjo sejak dahulu membantu orang tua JK bercocok tanam dan hingga orang tua JK meninggal, orang tua Karjo masih setia membantu mengurus sawah dan ladang keluarga JK. Karena sudah tua, giliran Karjo yang meneruskan mengurus sawah dan ladang keluarga JK. Ketika JK merintis usaha hydrophonic dan organik, Karjo sempat menolak membantu ikut mengolah sawah dan ladang JK karena Karjo menganggap dengan sistim baru yang diterapkan JK hasil panen akan berkurang dan tidak maksimal seperti ketika memakai cara konvensional yang secara tidak langsung akan berdampak pada penghasilan Karjo nantinya. Namun setelah diberi penjelasan pada akhirnya Karjo mau membantu JK bahkan sejak awal tahun 2000 hingga sekarang, penghasilan Karjo menjadi lebih baik dibandingkan teman-teman Karjo sesama buruh tani yang masih menggunakan sistim pertanian konvensional.

4.3.2 Keterangan Koding