3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah para wirausahawan yang sukses di beberapa bidang yang berbeda yang sebelumnya telah memiliki pekerjaan tetap di bidang
lain mengingat keputusan yang mereka ambil sangat jarang diambil kebanyakan orang pada umumnya. Penelitian dilakukan terhadap tiga orang wirausahawan
sukses yang memiliki karakteristik tertentu. Alasan pengambilan narasumber berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah disesuaikan dengan
tema penelitian di mana subjek merupakan wirausahawan sukses yang beralih profesi dari pegawai kantor menjadi wirausaha yang merintis usahanya dari kecil
dan pada akhirnya bisa sukses seperti saat ini. Keunikan subjek dalam penelitian ini adalah mereka memutuskan untuk
keluar dari pekerjaannya menjadi pegawai dan beralih profesi karena berbagai alasan dan tidak banyak orang yang berani mengambil keputusan seperti ini
karena risiko yang akan dihadapi beralih profesi ini sangatlah besar. Kebanyakan orang ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus, gaji tinggi, jabatan tinggi dan
berada di dalam segitiga kenyamanan dan kepuasan hidup tetapi subjek dalam penelitian ini lebih memilih keluar dari pekerjaannya, meninggalkan segala
fasilitas yang diberikan dan lebih memilih beralih profesi menjadi wirausahawan, merintis karier mereka dari usaha kecil, mengambil risiko dan tantangan riil yang
pada akhirnya mengantarkan mereka menuju kesuksesan. Atas dasar keunikan tersebut, maka peneliti mengangkat topik faktor penentu keberhasilan wirausaha
yang dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Ann, Bbg dan Jk.
a Subjek Pertama Nama
: ANN Jenis Kelamin
: Perempuan Usia
: 36 Tahun Alamat
: Jln Wates Sedayu Bantul Subjek yang pertama, Ann adalah seorang ibu dua anak yang saat ini bekerja
sebagai wirausahawati yang bergerak di bidang kuliner dan jasa Prima Group di daerah Wates Kulon Progo. Sebelum menekuni usahanya ini, Ann memiliki
pekerjaan tetap menjadi seorang dosen Manajemen di salah satu Universitas Ekonomi ternama di Yogyakarta. Ann bekerja sebagai dosen kurang lebih hampir
selama 10 tahun. Waktu dan tenaga didedikasikan sepenuhnya untuk dunia pendidikan. Keseharian Ann disibukkan dengan jadwal perkuliahan yang padat,
bimbingan skripsi mahasiswanya dan jadwal seminar dari satu tempat ke tempat lain. Tiga tahun yang lalu, setelah Ann melahirkan anak keduanya, Ann merasa
bahwa selama ini waktu untuk keluarganya sangatlah kurang. Saat aktif bekerja sebagai seorang dosen, pendapatan Ann lebih besar
daripada pendapatan suaminya yang bekerja di salah satu perusahaan karoseri mobil di Magelang. Ann menjadi egois dan merasa superior dibanding suaminya.
Hal inilah yang menjadi hambatan terbesar dalam rumah tangga dan kariernya. Hubungan Ann dan suami menjadi kurang harmonis sedangkan kariernya semakin
sukses. Namun setelah melahirkan anak keduanya, Ann sadar bahwa pendapatan besar yang diterimanya selama ini tidak menjamin keharmonisan dan kebahagiaan
bagi keluarga bahkan bagi dirinya sendiri. Ann dan suami sering bertengkar hanya
karena masalah kecil dan hubungan dengan anaknya terasa jauh karena anak lebih memilih dirawat pembantunya dari pada Ann. Sejak itu Ann memutuskan untuk
keluar dari pekerjaannya sebagai dosen dan mendedikasikan waktunya menjadi ibu rumah tangga.
Setelah Ann keluar dari pekerjaan, Ann merintis sebuah rumah makan serta minimarket di sebelah rumahnya. Dengan kegiatan barunya mengurus rumah
makan dan minimarket ini, Ann memiliki lebih banyak waktu dan tenaga untuk keluarganya daripada ketika Ann menjadi dosen. Setelah satu tahun, usaha yang
dirintisnya ini mulai mencapai kemajuan, Ann memiliki beberapa cabang untuk usaha kuliner ayam gorengnya dan keadaaan rumah tangganya mulai harmonis,
menurut Ann hal inilah yang diharapkan selama ini selain keuntungan finansial yaitu kebebasan dan kepuasan dalam menjalankan hidup.
b Subjek Kedua Nama
: BBG Jenis Kelamin
: Laki-laki Usia
: 47 Tahun Alamat
: Sleman Yogyakarta Subjek yang kedua adalah Bbg, seorang wirausaha yang sukses di bidang
jual beli kendaraan bermotor di daerah Mlati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 1990 Bbg bekerja di sebuah Bank Pemerintah Daerah
Yogyakarta hingga tahun 1996 dibagian kreditur. Karena kebijakan kantor yang bertentangan dengan hatinya dan suasana kantor yang dirasa kurang nyaman maka
Bbg memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan pindah bekerja di Bank
Perkreditan Rakyat BPR di Wilayah Sleman. Ditempat inilah Bbg mendapat posisi dan pendapatan yang lebih tinggi dari tempat kerjanya dahulu, kondisi
lingkungan pekerjaannya dirasa lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Setelah enam tahun lamanya karena merasa kurang cocok dengan pekerjannya, Bbg
memutuskan untuk pindah ke pekerjaan lain lagi. Karena menurutnya kebijakan semua bank untuk kredit itu akan menekan nasabahnya, mengejar keuntungan
finansial dan ketidakmampuannya untuk bekerja di bawah tekanan inilah yang menyebabkan Bbg keluar dari pekerjaannya tersebut.
Setelah tidak lagi bekerja di Bank, Bbg mulai tertarik pada usaha jual beli kendaraan bermotor yang saat itu peluangnya sangatlah bagus. Tahun 2001 Bbg
bekerjasama dengan sebuah dealer resmi motor Honda Colombo baru dan mendirikan sebuah dealer kecil di dekat pusat perbelanjaan kota Sleman. Pada
tahun 2004 usahanya mulai berkembang dan mulai merambah ke perdagangan mobil bekas. Hingga saat ini Bbg masih menjalankan usaha jual beli kendaraan
bermotornya yang pada akhirnya mengantarkan Bbg menjadi seorang wirausaha yang sukses. Bbg menceritakan pada peneliti bahwa kunci kesuksesannya adalah
dengan mengikuti kata hati, percaya pada kemampuan diri sendiri, optimis karena disaat terjepitlah dia bisa mengeluarkan keberanian untuk berbuat lebih yang
kadang tidak terpikirkan sebelumnya. c Subjek Ketiga
Nama : JK
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 57 Tahun
Alamat : Sleman Yogyakarta
Subjek yang ketiga yaitu Jk, seorang bapak empat orang anak yang tinggal di Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Jk dahulu adalah seorang manager
personalia di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengolahan kayu di Kalimantan. Pada tahun 1994, istri Jk hamil anak kedua mereka yang pada
akhirnya meninggal karena keguguran. Kemudian satu tahun kemudian, istri Jk kembali hamil anak ketiga dan keguguran lagi. Istri Jk keguguran dua kali
berturut-turut karena diperkirakan kondisi air berkapur yang digunakan sehari-hari kurang cocok untuk digunakan ibu hamil dan kontur tanah perbukitan inilah yang
menjadi salah sebab istri Jk mengalami keguguran. Setelah keguguran anak ketiganya, Jk dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta dan
menerima pekerjaan di sebuah perusahaan pengolahan plastik di daerah Magelang Jawa Tengah.
Pada tahun 1998 di desa tempat tinggal Jk mulai dicanangkan sebagai salah satu desa wisata Kabupaten Sleman. Hal ini menarik perhatian Jk yang melihat
peluang pekerjaan lebih baik dari pekerjannya saat itu, ketika Jk bekerja di perusahaan plastik penyakit asmanya sering kambuh karena polusi udara di
tempat kerja yang cukup tinggi. Kemudian tahun 1998, Jk keluar dari pekerjaannya di pabrik plastik dan mulai merintis usaha penginapan bagi
wisatawan yang datang kedesa wisata homestay yang hampir setiap hari dikunjungi wisatawan domestik maupun wisatawan asing, bahkan beberapa kali
rumah Jk disewa untuk pembuatan film sinetron.
Rumah Jk saat itu terdiri dari tiga kamar tidur yang berukuran kecil. Saat desa nya dijadikan desa wisata, Jk hanya menyewakan dua kamarnya yang tidak
terpakai untuk para turis dan mahasiswa yang belajar budaya daerah di desanya. Setelah berjalan selama beberapa tahun, Jk mampu membangun beberapa kamar
tambahan untuk disewakan sehingga penghasilan keluarganya mulai meningkat. Daya tarik desa wisata tempat Jk tinggal mendapat respon positif dari pemerintah
daerah Sleman, bahkan untuk menambah daya tarik wisatawan, pemerintah daerah Sleman memberikan sosialisasi dan pelatihan masyarakat mengenai sistem
bercocok tanam hydrophonic dan organik yang tidak hanya menguntungkan tapi juga sehat dan ramah lingkungan. Ketika banyak warga yang tidak mau
menerapkan sistem ini, Jk memiliki orientasi yang lebih maju bahwa dikemudian hari banyak orang sakit karena makanan yang mereka makan mengandung
pestisida, saat itu pastilah banyak orang beralih ke pola hidup sehat, tidak akan banyak petani yang sadar bahwa bahan makanan organik yang akan paling banyak
dicari, dan merupakan peluang yang sangat bagus jika dijalankan sesegera mungkin.
Berawal dari asumsinya ini, kemudian Jk mulai bertani dengan sistem hydrophonic dan organik. Hasil panen pertama Jk tidak sesuai dengan harapannya
tetapi Jk tetap optimis dengan sistem bertani yang diterapkannya akan membuahkan hasil yang berlipat dibandingkan dengan tetap menggunakan sistem
konvensional pada umumnya, pada tahun 2000 Jk menikmati hasil kerja kerasnya selama ini dan Jk mendapat partner usaha yang menyalurkan semua hasil panen
organiknya. Berkat hasil kerja kerasnya ini, Jk bersama Dinas Pertanian Daerah
Sleman untuk memberikan sosialisasi dan motivasi kepada para petani lainnya untuk menjalankan sistem hydrophonic dan organik. Dari sinilah Jk merasa bahwa
keberhasilannya bukan karena modal ataupun usianya, kebahagiaan keluarganya ini ia dapat karena tekad, kemauan, orientasinya pada masa depan, kerja keras dan
motivasi dari keluarganya yang mengantarkan Jk pada kepuasan dalam menjalani hidup bahagia bersama keluarganya.
3.3.2 Karakteristik Subjek