EPPS yang akan mengungkap kepribadian subjek berdasarkan 15 needs yang berperan dalam keberhasilan dalam berwirausaha. Kelima belas needs tersebut
adalah achievement, deference, order, exhibition, autonomy, affiliation, intraception, succorance, dominance, abasement, nurturance, change, endurance,
heterosexual dan aggresion. Berdasarkan tes psikologi yang dilakukan dapat diperoleh data yang berguna untuk teknik pengumpulan data lainnya.
3.5 Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan derajat kepercayaan data. Menurut Moleong 2005: 320, yang dimaksud dengan keabsahan data adalah setiap keadaan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut : a
Mendemonstrasikan nilai yang benar. b
Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan. c
Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedur dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Dalam penelitian kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data diperlukan kriteria dan teknik pemeriksaan. Adapun kriteria dan teknik pemeriksaan
keabsahan data sebagai berikut Moleong, 2005: 327 : Tabel 3.2
Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Kriteria
Teknik Pemeriksaan
Kredibilitas derajat kepercayaan 1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan 3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat 5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif 7. Pengecekan anggota
Keteralihan 8. Uraian rinci
Kebergantungan 9. Audit kebergantungan
Kepastian 10. Audit kepastian
Berdasarkan teknik pemeriksaan keabsahan data tersebut, peneliti menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan di
lapangan dan teknik triangulasi. Menurut Moleong 2005: 330, perpanjangan keikutsertaan menuntut peneliti terjun ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang
guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Pada penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi dan
wawancara kepada narasumber langsung, peneliti juga pernah tinggal di rumah subjek dan mengikuti kegiatan subjek dalam kesehariannya.
Sedangkan ketekunan pengamatan dalam Moleong, 2006: 330 berarti peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Ketika melakukan observasi dan wawancara di lapangan, peneliti fokus pada faktor yang menonjol
dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara menggali informasi pada narasumber utama maupun pendukung secara terperinci agar masalah yang sedang
diteliti dapat terjawab. Teknik yang dilakukan selanjutnya adalah triangulasi. Moleong 2006:
330 menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin dalam Moleong
2006: 330 menamakan teknik triangulasi tersebut sebagai triangulasi sumber data. Tujuan digunakannya teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah agar
peneliti dapat membandingkan atau mengecek kembali temuan yang didapat dari hasil wawancara narasumber dengan sumber lain yang dirasa berhubungan dengan
penelitian tersebut. Sehingga didapat hasil yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keabsahannya.
3.6 Analisis Data