Metode Pengumpulan Data Sistem Pemasaran Hasil Perikanan dan Kemiskinan Nelayan (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara)

nelayan, pencatatan peristiwa distribusi, yaitu penanganan, pengangkutan, penggudangan sementara, dan transaksi jual beli. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran studi literatur, laporan, arsip dan dokumen pada Dinas Kelautan dan Perikanan, Kecamatan, Kelurahan, TPI dan dari hasil penelitian-penelitian yang telah ada. Data sekunder yang dikumpulkan berupa komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingka pendidikan, data kegiatan pelelangan, serta peraturankebijakan pemerintah terkait dengan pemasaran dan kemiskinan.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Sitorus 1998: 46 triangulasi dapat diartikan sebagai kombinasi sumber data yang memadukan sedikitnya tiga metode, seperti observasi atau pengamatan, wawancara dan analisis dokumen. Kelebihan dari metode ini adalah saling menutupi kelemahan antara satu metode dengan metode lainnya, sehingga hasil yang diharapkan dari realitas sosial masyarakat menjadi lebih valid. Wawancara yang dilakukan berupa wawancara mendalam indepth interview . Sitorus 1998: 48 menyatakan bahwa wawancara mendalam adalah proses memperoleh data dengan cara tanya jawab secara langsung, temu muka antara peneliti dan tineliti, yaitu pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pemasaran baik dari kalangan nelayan, pedagang ikan, maupun pemerintah daerah. Pengumpulan data seperti ini dituntut untuk melakukan banyak pelacakan probing guna mendapatkan data yang lebih dalam, utuh, dan rinci. Adapun observasi atau pengamatan dilakukan untuk mencatat hal-hal, perilaku, atau berbagai hal yang terjadi selama pengamatan dilakukan. Di samping itu, teknik observasi dapat memperoleh data dari informan atau subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari para informan dan responden yang berasal dari berbagai elemen, yaitu masyarakat nelayan, para pedagang ikan, pengurus TPI, dan pemerintah daerah. Informan adalah sumber data yang berhubungan dengan pihak ketiga dan data tentang hal- hal yang melembaga secara umum sedangkan responden adalah sumber data yang berhubungan tentang keragaman dalam gejala-gejala, berkaitan dengan perasaan, sikap, motif, dan persepsi Sitorus, 1998. Informan dan responden ditentukan dengan teknik purposive sampling dan snow balling . Dalam menggunakan metode purposive sampling, responden didapat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu nelayan tradisional yang terikat dengan tengkulak dan nelayan tradisional yang tidak terikat dengan tengkulak. Adapun metode snow balling atau teknik bola salju, peneliti harus mengenal beberapa informan kunci dan meminta mereka untuk memperkenalkan pada informan lain. Nelayan responden yang diteliti sebanyak 20 orang yang terdiri dari 7 orang nelayan jaring rampus, 9 orang nelayan Rajungan, dan 4 orang nelayan jaring Udang. Masing-masing nelayan responden merupakan perwakilan kelompok nelayan yang terikat pada bakul dan pedagang pengumpul serta nelayan yang tidak terikat. Penentuan lembaga pemasaran sebagai responden dengan menelusuri lembaga pemasaran yang menerima komoditas hasil perikanan dari lembaga pemasaran di bawahnya. Pedagang perantara yang menjadi responden sebanyak 8 orang, yaitu 2 orang bakul Rajungan, 1 orang bakul Ikan Kembung, 2 orang bakul Udang, 1 orang pedagang pengumpul Rajungan, 1 orang pedagang pengumpul Ikan Kembung, dan 1 orang pedagang pengecer.

4.4 Metode Analisis Data