aspek-aspek kualitasnya dipertimbangkan. Dimana tingkat pertumbuhan sangat bervariasi seiring berjalannya waktu, dampak-dampak negatifnya secara khusus akan
semakin terasa bagi kaum miskin. Ketiga, ekonomi-ekonomi yang berfokus pada kualitas dapat menangani kesulitan trade-off dengan lebih baik. Salah satu trade-off
yang disebutkan adalah godaan untuk mensubsidi modal fisik atau mengeksploitasi modal alam secara berlebihan dalam suatu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan.
2.7. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rindang 2008 dengan judul “Ketimpangan dan Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pembangunan Ekonomi
Kawasan Barat Indonesia KBI”, penelitian ini menggunakan analisis Klassen Typology dan analisis ketimpangan Indeks Williamson. Hasil dari analisis Klassen
Typology mengklasifikasikan Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Barat sebagai daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Sedangkan hasil dari analisis
Indeks Williamson menunjukkan bahwa nilai Indeks Williamson antar provinsi di KBI dari tahun 1995-2007 cukup besar yaitu pada kisaran 0,59-0,73, hal tersebut
dapat diartikan bahwa antar provinsi di KBI terjadi ketimpangan yang cukup besar. Penelitian Bery 2007 dengan judul “Analisis Ketimpangan Pembangunan di
Era Otonomi Daerah : Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kesejahteraan Masyarakat” salah satu metode analisisnya menggunakan Indeks
Williamson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai indeks ketimpangan
Indonesia berada pada kisaran 0,8. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai indeks ketimpangan Indonesia berkategori tinggi.
Martina 2005 dengan alat analisis korelasi rank Spearman menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi dengan indeks
pembangunan manusia. Hendra 2004, dengan menggunakan metode Indeks Williamson dalam
penelitiannya yang berjudul “Peranan Sektor Pertanian dalam Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah di Provinsi Lampung”. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup besar di Provinsi Lampung. Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam
perekonomian semua kabupaten yang ada di Provinsi Lampung kecuali Kota Metro dan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan analisis korelasi menunjukan bahwa terjadi
hubungan negatif antara persentase pertanian dengan laju pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan pendapatan daerah di Lampung mengalami penurunan selama periode
analisis, walaupun penurunan tersebut tidak signifikan. Dari analisis korelasi, didapat hubungan positif antara indeks ketimpangan dengan pertumbuhan ekonomi.
2.8. Kerangka Pemikiran