Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Konsep Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

terdiri dari tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal. Pendapatan didistribusikan sesuai dengan fungsinya seperti buruh menerima upah, pemilik tanah menerima sewa dan pemilik modal menerima bunga serta laba. Jadi setiap faktor produksi memperoleh imbalan sesuai dengan kontribusinya pada produksi nasional, tidak lebih dan tidak kurang. Distribusi pendapatan yang didasarkan pada pemilik faktor produksi ini akan berkaitan dengan proses pertumbuhan pendapatan, adapun pertumbuhan pendapatan dalam masyarakat yang didasarkan pada kepemilikan faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam : 1 Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah atau gaji dan besarnya tergantung tingkat produktivitas. 2 Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, bunga, hadiah atau warisan.

2.4. Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ketimpangan pendapatan sebenarnya telah terjadi diseluruh negara di dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang. Namun perbedaannya adalah ketimpangan pendapatan lebih besar terjadi di negara-negara yang baru memulai pembangunannya, sedangkan bagi negara maju atau lebih tinggi pendapatannya cenderung lebih merata atau tingkat ketimpangannya rendah. Keadaan ini antara lain dijelaskan oleh Todaro 1981, bahwa negara-negara maju secara keseluruhan memperlihatkan pembagian pendapatan yang lebih merata dibandingkan dengan negara-negara dunia ketiga yakni negara-negara yang tergolong sedang berkembang. Nicholas Kaldor 1960, menyatakan bahwa semakin tidak merata pola distribusi pendapatan, semakin tinggi pula laju pertumbuhan ekonomi karena orang- orang kaya memiliki rasio tabungan yang lebih tinggi dari pada orang miskin sehingga akan meningkatkan aggregate saving rate yang diikuti oleh peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

2.5. Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah

Sjafrijal 2008, menyatakan ketimpangan pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing- masing wilayah. Akibat perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan ekonomi juga menjadi berbeda. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bilamana pada suatu daerah biasanya terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang. Terjadinya ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat antarwilayah. Karena itu aspek ketimpangan pembangunan antarwilayah ini juga mempunyai implikasi terhadap formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

2.6. Konsep Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan berkaitan dengan perbaikan kualitas hidup rakyat. Secara umum, pembangunan menuntut pendapatan per kapita yang lebih tinggi, namun sebenarnya pembangunan mencakup jauh lebih banyak lagi dibanding sekedar peningkatan itu. Dengan meningkatnya pendapatan per kapita, sejumlah aspek kualitas hidup meningkat pula, namun tidak sama, dan tidak dapat dihindari. Pembangunan mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih besar, kesetaraan jender yang lebih besar, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, lingkungan alam yang lebih bersih dan lestari, sistem hukum yang lebih adil, kebebasan politik dan sipil yang lebih luas, kehidupan kultural yang lebih kaya World Bank, 2001. Kualitas pertumbuhan ekonomi dapat juga dilihat dari semakin rendahnya kesenjangan disparitas pendapatan. Bila pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan yang diiringi dengan pemerataan pendapatan merupakan suatu prestasi pembangunan yang tidak sekedar mementingkan kuantitas pertumbuhan, namun juga kualitas pertumbuhan itu sendiri. Menurut World Bank 2001 dalam bukunya yang berjudul “Quality of Growth” penekanan terhadap kualitas merupakan hal esensial dalam tiga hal. Pertama , kualitas secara langsung mempromosikan kesejahteraan dengan mempengaruhi distribusi pendidikan dan pelayanan kesehatan yang lebih merata serta lingkungan yang lebih baik. Aspek-aspek pertumbuhan dan kualitas-yang terkait satu sama lain dalam hubungan dua arah-memerlukan perhatian bersama. Kedua, kecepatan pertumbuhan menjadi lebih sedikit volalitasnya dan lebih lestari bila aspek-aspek kualitasnya dipertimbangkan. Dimana tingkat pertumbuhan sangat bervariasi seiring berjalannya waktu, dampak-dampak negatifnya secara khusus akan semakin terasa bagi kaum miskin. Ketiga, ekonomi-ekonomi yang berfokus pada kualitas dapat menangani kesulitan trade-off dengan lebih baik. Salah satu trade-off yang disebutkan adalah godaan untuk mensubsidi modal fisik atau mengeksploitasi modal alam secara berlebihan dalam suatu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan.

2.7. Penelitian Terdahulu