Tindak Pidana Persetubuhan Pengertian Anak

perbuatan yang melangar norma-norma atau aturan hukum yang berlaku di suatu negara. Tindak pidana harus memenuhi syarat-syarat seperti: a Harus ada perbuatan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang; b Perbuatan harus sesuai sebagaimana yang dirumuskan dalam undang-undang. Pelakunya harus telah melakukan suatu kesalahan dan harus mempertanggungjawabkannya; c Harus ada kesalahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi perbuatan itu memang dapat dibuktikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar kesatuan hukum; d Harus ada ancaman hukumannya. Dengan kata lain, ketentuan hukum yang dilanggar itu mencantumkan sanksinya. 9

2. Tindak Pidana Persetubuhan

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern mengartikan kata “bersetubuh” sebagai berikut : “berhubungan badan, hubungan intim, kontak badan hubungan suami istri, hubungan sepasang manusia” Kamus Bahasa Indonesia Inggris adalah sebagai berikut : “copulation, have sexual intercourse, copulate with person, with a body certain characteristics”. 9 J.B Daliyo. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : Prenhallind, Hlm. 88 Menurut Yan Pramadya Puspa dalam Kamus Hukum menambahkan arti kata persetubuhan “coitus” atau “coiton” adalah suatu proses bersetubuh antara laki-laki dan perempuan. Tindak pidana persetubuhan dirumuskan dalam Pasal 81 Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 sebagai berikut : 1 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. 2 Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Apabila rumusan di atas dirinci, maka terdapat unsur-unsur sebagai berikut : Unsur-unsur Objektif : a Sengaja melakukan kekerasan atau ancaman; b Memaksa; c Melakukan tipu daya : d Serangkaian kebohongan; atau e Membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan persetubuhan. Unsur Subjektif a Barangsiapa Tindak pidana persetubuhan pada Pasal 81 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak hampir sama dengan tindak pidana persetubuhan menurut KUH Pidana, hanya dalam Pasal 81 di atas dikhususkan pada anak yang berusia 18 delapan belas tahun sebagai korban tindak pidana persetubuhan tersebut.

3. Pengertian Anak

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. 10 Menurut Pasal 1 dalam Konvensi tentang Hak-hak Anak tahun 1990, pengertian anak yaitu: Anak juga merupakan potensi bagi kemajuan generasi penerus bangsa yang berperan serta dalam menentukan sejarah bangsa di masa mendatang. Pengertian anak memiliki aspek yang sangat luas dikarenakan adanya sejumlah undang-undang yang mengatur status dan perlakuan terhadap anak sehingga terdapat perbedaan mengenai batasan atau definisi usia yang dikategorikan sebagai anak. Setiap manusia yang berusia di bawah 18 delapan belas tahun kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia anak dicapai lebih awal. Pasal 45 KUHP Kitab Undang-undang Hukum Pidana mengatakan anak sebagai anak apabila belum berusia 16 enam belas tahun. Lalu dalam Pasal 10 Koesparmono Irsan. 2007. Hukum Perlindungan Anak. Jakarta : Universitas Pembangunan Nasional, Hlm. 7 330 KUHPerdata Kitab Undang-undang Hukum Perdata dikatakan bahwa orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berusia genap 21 dua puluh satu tahun dan belum kawin. Hukum Islam menyebutkan anak di bawah umur dengan orang yang belum baliq atau belum berakal karena belum cakap untuk berbuat atau bertindak. Pasal 1 Ayat 5 Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pengertian anak yaitu : Anak adalah setiap manusia yang berusia 18 delapan belas tahun dan belum menikah termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya. 11 Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pengertian anak yaitu : Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 12 Pasal tersebut menjelaskan bahwa yang dikategorikan sebagai Anak adalah seseorang yang berusia dibawah 18 delapan belas tahun, sekalipun anak tersebut masih di dalam kandungan. Menurut Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, pengertian tentang anak adalah : Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin. 13 11 Pasal 1 Ayat 5 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia. 12 Pasal 1 Ayat 1 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 13 Pasal 1 Ayat 1 UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Menurut Pasal 1 Ayat 4 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, pengertian tentang anak adalah : Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun. 14 Kategori usia seorang anak dalam undang-undang ini adalah seorang anak yang belum berusia 18 delapan belas tahun. Beberapa negara memberikan definisi seseorang dikatakan anak atau dewasa dilihat dari umur dan aktifitas atau kemampuan berpikirnya. Di negara Inggris, pertanggungjawaban pidana diberikan kepada anak berusia 10 sepuluh tahun tetapi tidak untuk keikutsertaan dalam politik. Anak baru dapat ikut atau mempunyai hak politik apabila telah berusia di atas 18 delapan belas tahun. 15 Negara Inggris mendefinisikan anak dari 0 nol tahun sampai 18 delapan belas tahun dengan asumsi dalam interval usia tersebut terdapat perbedaan aktifitas dan pola pikir anak-anak childhood dan dewasa adulthood. Interval tertentu terjadi perkembangan fisik, emosional, dan intelektual termasuk kemampuan skill dan kompetensi yang menuju pada kemantapan pada saat kedewasaan childhood. 16 Perbedaan pengertian anak pada setiap negara, dikarenakan adanya perbedaan pengaruh sosial perkembangan anak di setiap negara. Aktifitas sosial 14 Pasal 1 Ayat 4 UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. 15 Marlina. 2009. Peradilan Pidana Anak Di Indonesia Pengembangan Konsep Diversi Dan Restorative Justice, Bandung: Refki Aditama, Hlm. 34-35 16 Ibid, hlm. 35 dan budaya serta ekonomi di sebuah negara mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kedewasaan seorang anak. 17 Menurut Nicholas McBala dalam Bukunya Juvenile Justice System mengatakan anak yaitu periode diantara kelahiran dan permulaan kedewasaan. Masa ini merupakan masa perkembangan hidup, juga masa dalam keterbatasan kemampuan termasuk untuk membahayakan orang lain. 18 Mengenai pengertian anak yang belum dewasa menurut perundang- undangan yang berlaku berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa pengertian anak yang belum dewasa adalah seseorang yang berada di bawah usia 18 delapan belas tahun serta termasuk anak yang masih dalam kandungan dan belum pernah menikah.

4. Perlindungan Hukum

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Binjai

7 146 111

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

4 89 158

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 234 98

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Eksistensi Perdamaian Antara Korban dengan Pelaku Tindak Pidana Kecelakaan Lalu Lintas dalam Sistem Pemidanaan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 81 147

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Kesusilaan (Studi Kasus Proses Peradilan Pidana Terhadap Anak di Kabupaten Klaten).

0 3 12

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN A. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) - Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan

0 20 33

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan

0 0 23

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN DAN PERSETUBUHAN DALAM PROSES PENYIDIKAN DI POLRESTABES SEMARANG

0 0 15