profitabilitas,  dan  firm  size  tidak  terbukti  memiliki  pengaruh  terhadap profitabilitas.
Selanjutnya,  Ali  2013  menguji  pengaruh  perputaran  piutang  terhadap profitabilitas.  Metode  analisisnya  menggunakan  regresi  data  panel.  Hasil
penelitiannya  menunjukkan  bahwa  pengaruh  perputaran  piutang  terhadap profitabilitas adalah negatif signifikan.
Yuliani  2013  juga  melakukan  pengujian  pengaruh  perputaran  piutang terhadap  profitabilitas.  Metode  analisisnya  menggunakan  regresi  berganda.  Hasil
pengujiannya  menunjukkan  bahwa  perputaran  piutang  memiliki  pengaruh  yang positif signifikan terhadap profitabilitas.
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Variabel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Profitabilitas, sedangkan  variabel  independennya  adalah  Ukuran  Perusahaan  Size,  Perputaran
Piutang, Debt to Equity Ratio, dan Market Capitalization. 1.
Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Ukuran  perusahaan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  dapat
mempengaruhi profitabilitas. Salah satu alat untuk mengukur besarnya perusahaan adalah  dengan  total  aktiva.  Ukuran  perusahaan  secara  umum  merupakan
kemampuan  suatu  perusahaan  dalam  melakukan  operasi  dan  berinvestasi  guna mencari keuntungan bagi perusahaan.
Setiap perusahaan selalu berkeinginan untuk melaporkan laba, sehingga dapat  menarik  para  investor  untuk  menanamkan  modalnya.  Handayani  dan
Rachadi 2009 menyatakan bahwa semua ukuran perusahaan, baik besar, sedang, maupun kecil, cenderung melaporkan laba untuk menghindari pelaporan kerugian.
Martani  dan  Munaiseche  2010  menemukan  bahwa  ukuran  perusahaan memiliki  hubungan  negatif  namun  signifikan  dengan  profitabilitas.  Artinya,  jika
ukuran  perusahaan  kecilrendah,  maka  tingkat  profitabilitasnya  justru  semakin tinggi.  Penelitian  selanjutnya  yang  dilakukan  oleh  Gul  et  al.  2011  menyatakan
sebaliknya,  yaitu  hubungan  antara  ukuran  perusahaan  dan  profitabilitas  adalah positif
signifikan. Apabila
ukuran perusahaan
besar, maka
tingkat profitabilitasnya pun tinggi.
Fachrudin  2011  menyatakan  bahwa  ukuran  perusahaan  tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ROA, yang menunjukan bahwa ukuran
perusahaan  bukanlah  jaminan  perusahaan  akan  memiliki  kinerja  yang  baik. Kristanti    Rasmini  2012  menyimpulkan  bahwa  perusahaan  dengan  ukuran
yang  lebih  besar  dianggap  memiliki  tingkat  risiko  lebih  sedikit  dibandingkan perusahaan yang lebih kecil, karena dianggap memiliki akses lebih ke pasar modal
untuk mendapatkan tambahan dana untuk meningkatkan profitabilitas. Dengan  besarnya  ukuran  perusahaan,  berarti  jumlah  aset  yang  dimiliki
perusahaan  pun  ada  dalam  jumlah  besar.  Jumlah  aset  yang  besar  itu  dapat digunakan  dengan  maksimal  untuk  operasi  perusahaan  guna  menghasilkan  laba
yang  tinggi.  Laba  yang  tinggi  menandakan  bahwa  tingkat  profitabilitas perusahaan tersebut adalah baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1:  Ukuran  Perusahaan  memiliki  pengaruh  positif  terhadap Profitabilitas.
2. Perputaran Piutang dan Profitabilitas
Perputaran  piutang  adalah  rasio  yang  memperlihatkan  lamanya  untuk mengubah  piutang  menjadi  kas.  Putaran  piutang  dihitung  dengan  membagi
penjualan  kredit  bersih  dengan  saldo  rata-rata  piutang.  Saldo  rata-rata  piutang dihitung  dengan  menjumlahkan  saldo  awal  dan  saldo  akhir  piutang,  kemudian
membaginya menjadi dua Kasmir, 2008. Menurut  Teruel  2007,  perputaran  piutang  dan  perputaran  persediaan
mempunyai  hubungan  yang  negatif  signifikan  terhadap  profitabilitas.  Ganesan 2007 juga menyebutkan bahwa manajemen perputaran kas, perputaran  piutang,
dan perputaran modal berhubungan negatif signifikan dengan profitabilitas. Putra 2012 menunjukkan bahwa perputaran kas dan perputaran piutang
berpengaruh  signifikan  terhadap  profitabilitas.  Penelitian  tersebut  diperkuat  oleh Wijaya  2012,  di  mana  komponen  modal  kerja  yaitu  perputaran  kas,  perputaran
piutang,  dan  perputaran  modal  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap profitabilitas.
Ali 2013 menyebutkan bahwa hubungan antara perputaran piutang dan profitabilitas  adalah  negatif  signifikan.  Semakin  tinggi  perputaran  piutang  yang
dimiliki  oleh  perusahaan,  justru  secara  rata-rata  akan  menurunkan  tingkat profitabilitas perusahaan.
Piutang  muncul  karena  perusahaan  melakukan  penjualan  secara  kredit untuk  meningkatkan  usahanya.  Riyanto  2001  menyatakan  bahwa  perputaran
piutang  menunjukkan  periode  terikatnya  modal  kerja  dalam  piutang,  di  mana semakin  cepat  periode  berputarnya  menunjukkan  semakin  cepat  perusahaan
mendapatkan  keuntungan  dari  penjualan  kredit  tersebut,  sehingga  profitabilitas perusahaan  pun  turut  meningkat.  Berdasarkan  uraian  tersebut,  maka  hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2:  Perputaran  Piutang  memiliki  pengaruh  positif  terhadap Profitabilitas.
3. Debt to Equity Ratio dan Profitabilitas
Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara total hutang yang  dimiliki  perusahaan  dengan  total  ekuitasnya.  Menghitung  Debt  to  Equity
Ratio  DER  adalah  dengan  membagikan  total  debt  dengan total  shareholder’s
equity. Total debt merupakan total liabilities baik hutang jangka pendek maupun jangka  panjang,  sedangkan
total  shareholder’s  equity  merupakan  total  modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjaman hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan Ang, 1997.
Menurut Syamsudin dan Primayuta 2009, Debt to Equity Ratio DER tidak  berpengaruh  signifikan  pada  perubahan  laba.  Penelitian  yang  dilakukan
Aminatuzzara 2010 dan Fachrudin 2011 menunjukkan bahwa perubahan Debt to Equity Ratio DER dapat meningkatkan kinerja atau laba perusahaan. Shubiri
2012  menyatakan  bahwa  peningkatan  Debt  to  Equity  Ratio  DER  memiliki dampak yang dapat menyebabkan investasi yang rendah dalam perusahaan dengan
pertumbuhan yang tinggi dengan kesempatan melakukan investasi.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Kristantri  dan  Rasmini  2012 menyebutkan  bahwa  hubungan  antara  profitabilitas  dan  Debt  to  Equity  Ratio
DER  adalah  positif  signifikan,  yang  berarti  jika  Debt  to  Equity  Ratio  DER suatu perusahaan besar, maka tingkat profitabilitasnya juga tinggi.
Namun  jika berpikir dengan logika, tanpa diperhitungkan dalam-dalam, semakin  besar  angka  Debt  to  Equity  Ratio  DER,  maka  semakin  rendah  tingkat
profitabilitas  yang  dihasilkan  perusahaan.  Karena  angka  yang  besar  itu menunjukkan  komposisi  hutang  yang  lebih  besar  dibanding  modal.  Hutang
membengkak  yang  dihadapkan  pada  kondisi  modal  yang  lemah  menyebabkan perusahaan  tidak  lagi  fokus  pada  tujuan  utamanya.  Hal  tersebut  tentu  saja
berbahaya secara finansial dan dapat mengambat perusahaan dalam menghasilkan laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
H3: Debt to Equity Ratio DER memiliki pengaruh negatif terhadap
Profitabilitas.
4. Market Capitalization dengan Profitabilitas
Nilai  kapitalisasi  pasar,  atau  sering  disebut  dengan  market  cap, merupakan ukuran total nilai sebuah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek. Nilai
kapitalisasi  pasar  dapat  dihitung  dengan  mengalikan  jumlah  total  saham perusahaan dengan harga pasar yang terbentuk di Bursa Efek dimana perusahaan
tersebut  mencatatkan  sahamnya.  Dengan  demikian  nilai  kapitalisasi  pasar  akan berubah  jika  terjadi  perubahan  pada  jumlah  saham  yang  tercatat  atau  perubahan
pada harga saham di pasar sekunder.
Demirguc-Kunt  dalam  Gul  et  al.,  2011  menunjukkan  bahwa perusahaan  memiliki  peluang  keuntungan  yang  lebih  besar  jika  berada  dalam
negara  dengan  pasar  saham  yang  berkembang  dengan  baik.  Gul  et  al.  2011 melakukan sebuah penelitian yang hasilnya menyebutkan bahwa hubungan antara
market capitalization dengan profitabilitas adalah positif signifikan.  Artinya, jika nilai  kapitalisasi  pasar  sebuah  perusahaan  besar,  maka  tingkat  profitabilitasnya
pun besar. Kapitalisasi  pasar  adalah  sebuah  istilah  bisnis  yang  menunjuk  ke  harga
keseluruhan dari sebuah saham perusahaan. Harga tersebut merupakan nilai yang harus  dibayar  seseorang  untuk  membeli  seluruh  perusahaan.  Besar  dan
pertumbuhan  kapitalisasi  pasa  perusahaan  seringkali  adalah  pengukuran  penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.
Nilai kapitalisasi pasar menunjukkan besaran total saham yang dikalikan dengan  harga  pasar  yang  berlaku  saat  itu.  Jika  nilainya  besar,  maka  modal  yang
digunakan untuk  mengelola operasi perusahaan pun besar. Apabila  penggunaan modal  dioptimalkan,  hal  tersebut  tentu  saja  dapat  meningkatkan  profitabilitas
laba  perusahaan.  Berdasarkan  uraian  tersebut,  maka  hipotesis  yang  diajukan dalam penelitian ini adalah:
H4: Market  Capitalization  memiliki  pengaruh  positif  terhadap
Profitabilitas.
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
H Ukuran Perusahaan
Size
Perputaran Piutang Profitabilitas
Debt to Equity Ratio DER
Market Capitalization
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  jenis  penelitian  kuantitatif,  yang  mana  lebih menekankan  pada  aspek  pengukuran  secara  obyektif  terhadap  fenomena  sosial.
Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan ke dalam beberapa  komponen  masalah,  variabel,  dan  indikator.  Tujuan  dari  penelitian
kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, yaitu  laporan  tahunan  perusahaan  yang  go  public  tercatat  pada  periode  2011
– 2013.  Data  tersebut  diperoleh  dengan  mengakses  situs  Bursa  Efek  Indonesia
BEI.
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang  listed  di  Bursa  Efek  Indonesia  selama  tahun  2011
–  2013.  Sampel  adalah bagian  dari  populasi  yang  dinilai  dapat  mewakili  karakteristiknya.  Pengambilan
sampel  pada  penelitian  ini  menggunakan  metode  purposive  sampling,  yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan
sampelnya adalah sebagai berikut: