Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

5. Return on Investment ROI. Return on Investment ROI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus: 6. Return on Asset ROA. Return on Asset ROA merupakan rasio antara pendapatan bersih setelah pajak terhadap total aset. Secara sistematis, Return on Asset ROA diformulasikan sebagai berikut:

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

Profitabilitas, sebagai sebuah variabel yang selama ini sering dijadikan bahan penelitian, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Economic Growth, Ukuran Perusahaan, Perputaran Piutang, Capital, Debt to Equity Ratio, Inflation, Consumer Price Index, Interest Rate, Loan, Market Capitalization, Money Supply, dan Exchange Rate. Economic Growth adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi keberasilannya bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan. Ukuran perusahaan adalah rata –rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian Brigham dan Houston, 2001. Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua Kasmir, 2008. Capital yang berarti modal memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, keuangan, dan akuntansi. Dalam keuangan dan akuntansi, modal biasanya merujuk kepada kekayaan, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Debt to equity ratio DER merupakan salah satu ukuran mendasar dalam keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan pengujian yang tepat untuk menguji kekuatan keuangan perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat mengelola hutangnya dengan baik untuk dialokasikan pada bagian yang tepat. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran dana dalam neraca dan membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh pemilik ekuitas dan dana yang dipinjam hutang Walsh, 2004. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan kelebihan likuiditasuangalat tukar yang biasa disebut Demand Pull Inflation dan yang kedua adalah desakan tekanan produksi danatau distribusi kurangnya produksi atau kurangnya distribusi yang biasa disebut Cost Push Inflation. Demand Pull Inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh meledaknya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Meledaknya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. Cost Push Inflation terjadi akibat adanya kelangkaan produksi danatau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi pabrik, perkebunan, dll, bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi penimbunan, dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 setahun; inflasi sedang antara 10 - 30 setahun; berat antara 30 - 100 setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 setahun. Consumer Price Index Indeks Harga Konsumen secara sederhana merupakan perbandingan antara harga dengan suatu paket komoditas dari kelompok barang atau jasa pada suatu periode waktu terhadap harganya pada periode yang telah ditentukan tahun dasar. Besaran angka inflasideflasi didapat dari Consumer Price Index, berdasarkan presentase perubahan Consumer Price Index antar periode. Angka inflasideflasi mencerminkan kemampuan daya beli dari uang yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi inflasi, maka semakin rendah daya beli dari uang dan dengan sendirinya semakin rendah pula daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa kebutuhan rumah tangga. Laju inflasi yang tidak terlalu tinggi akan membuat stabilitas tetap terjaga dan roda perekonomian dapat terus bergulir. Selain itu, Consumer Price Index juga digunakan sebagai: a. Indikator untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi. b. Sebagai data dasar untuk perhitungan pendapatan nasionalregional. c. Berbagai analisa harga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan pembangunan sosial ekonomi lainnya. Interest Rate atau tingkat suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. Dengan kata lain, Interest Rate merupakan jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus membayar untuk kesempatan meminjam uang. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis investasi portfolio yang umumnya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing. Kapitalisasi pasar adalah total jumlah surat berharga yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan di dalam satu pasar. Kapitalisasi mungkin termasuk obligasi, surat hutang promes, saham preferen dan saham biasa. Obligasi dan promes biasanya dihitung menurut nilai nominal atau nilai pari. Saham preferen dan saham biasa dapat dihitung dalam nilai nominal, nilai pasar yang ditetapkan, atau jumlah yang diterima emiten. Money Supply adalah data yang menghitung jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Money Supply merupakan jumlah dari: a. Jumlah uang yang beredar dalam bentuk koin maupun kertas. b. Jumlah pinjaman dari bank, kepada perseorangan, perusahaan, dan bank- bank lain. c. Jumlah uang yang dipinjam oleh pemerintah. Exchange Rate atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukur uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu: laju inflasi relatif, tingkat pendapatan relatif, suku bunga relatif, kontrol pemerintah, dan ekspektasi.

2.1.4 Ukuran Perusahaan