Jumlah penduduk Kota Bogor sampai dengan tahun 2005 adalah 844.778 jiwa, yang terdiri dari 429.627 laki-laki dan sisanya sebanyak 415.151 perempuan.
Kalau berdasarkan persentase maka jumlah kaum laki-laki adalah sebanyak 50,86 persen, dan kaum perempuan sebanyak 49,14 persen.
4.2. Perekonomian Kota Bogor
Berdasarkan Perda Kota Bogor nomor 1 tahun 2000 tentang rencana tata ruang wilayah 1999-2000. Kota Bogor memiliki fungsi sebagai kota perdagangan,
kota industri, kota pemukiman, kota wisata ilmiah dan kota pendidikan. Kota Bogor yang sedang giat-giatnya ingin mengantarkan masyarakatnya
menuju kota internasional, memasukkan perdagangan ke dalam aspek keempat pembangunan, yaitu ekonomi. Aspek pembangunan tersebut adalah fisik dan
lingkungan, sumber daya manusia, sosial budaya, ekonomi, dan politik. Untuk mengarah sebagai kota internasional, pemerintah kota memberikan
banyak peluang usaha dan pengembangan bisnis dengan nilai investasi mencapai ratusan milyar rupiah. Mulai dari pengembangan industri pengolahan makanan
hingga pembangunan infrastruktur. Semua anggaran digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur menuju kota internasional.
Struktur perekonomian Kota Bogor didominasi oleh sektor perdagangan yang menyerap sekitar 49.000 atau 18 persen penduduk usia kerja, hotel dan
restoran yang memberikan kontribusi sebesar 29,93 persen terhadap PDRB Kota Bogor, disusul kemudian oleh sektor industri yang memberikan kontribusi sebesar
24,37 persen.
Kehadiran industri dalam skala besar yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja juga menjadi faktor yang menyebabkan aktivitas perekonomian
tinggi. Kecamatan Bogor Selatan menjadi sentra industri kerajinan dengan bahan baku kulit dan kayu. Kecamatan Tanah Sareal menjadi lokasi industri besar
seperti Unitex yang bergerak dalam bidang pertekstilan, Garmen Perkasa dalam bidang garmen, dan Goodyear dalam bidang industri ban. Meskipun secara
langsung belum memberikan nilai berarti bagi pembangunan daerah, namun dengan tenaga kerja yang diserap telah memberikan andil kemajuan ekonomi.
Laju pertumbuhan industri pengolahan memiliki dampak ganda, baik itu produksi terhadap bahan baku maupun perdagangan. Kebutuhan bahan baku
industri makanan dan minuman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan akan membuat petani semakin terpacu berproduksi. Dengan kata lain, Bogor akan
mampu memberikan dampak secara ekonomis bagi daerah sekitarnya seperti Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Sukabumi.
Industri makanan yang masih dapat dikembangkan seperti industri keripik talas, es krim talas, dan dodol talas yang berlokasi di Kecamatan Bogor Barat dan
Tanah Sareal. Selain itu, peluang usaha untuk pengembangan industri sepatu dan tas masih terbuka di Kecamatan Bogor Selatan dan Timur. Sementara
pembangunan infrastruktur yang masih menunggu investor antara lain pembangunan underpass dan flyover dengan total investasi sekitar Rp 30 milyar.
Industri pengolahan dan perdagangan yang menjadi tumpuan perekonomian daerah memiliki perkembangan yang potensial. Industri ini akan
semakin berkembang karena didukung oleh adanya wisatawan. Aktivitas
wisatawan tercermin dari keramaian pusat perdagangan makanan dan buah- buahan, serta factory outlet sepatu dan tas yang terdapat di Jalan Surya Kencana,
Siliwangi, Pajajaran, dan Tajur. Faktor lain yang dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian adalah
sejarah. Peninggalan sejarah seperti istana presiden, kebun raya, museum, dan prasasti Batu Tulis membuat Kota Bogor berkembang dalam bidang pariwisata.
Kota Bogor memiliki relatif banyak obyek wisata diantaranya Kebun Raya Bogor merupakan obyek wisata alam, ilmiah dan budaya seluas 87 ha. Istana
kepresidenan obyek wisata sejarah dan budaya seluas 231,34 m
2
. Plaza Kapten Muslihat, obyek wisata taman rekreasi seluas 17.690 m
2
. Museum Zoologi Bogor, Obyek wisata ilmiah dan budaya seluas 1.600 m
2
. Museum Perjuangan, obyek wisata sejarah dan budaya seluas 800 m
2
. Museum Pembela Tanah Air, obyek wisata sejarah dan budaya seluas 7.400 m
2
dan museum tanah seluas 30 m
2
sebagai obyek wisata ilmiah. Seiring dengan perjalanan waktu, kota Bogor terus berkembang hingga
saat ini bukan lagi menjadi sekedar tempat peritirahatan, tetapi telah menjadi kota modern yang dinamis dengan multifungsi. Banyak fungsi yang diemban oleh kota
Bogor sedikit banyak menunjukan kompeleksitas perkembangan fisik Kotanya.
4.3. Perumahan Di Kota Bogor