wisatawan tercermin dari keramaian pusat perdagangan makanan dan buah- buahan, serta factory outlet sepatu dan tas yang terdapat di Jalan Surya Kencana,
Siliwangi, Pajajaran, dan Tajur. Faktor lain yang dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian adalah
sejarah. Peninggalan sejarah seperti istana presiden, kebun raya, museum, dan prasasti Batu Tulis membuat Kota Bogor berkembang dalam bidang pariwisata.
Kota Bogor memiliki relatif banyak obyek wisata diantaranya Kebun Raya Bogor merupakan obyek wisata alam, ilmiah dan budaya seluas 87 ha. Istana
kepresidenan obyek wisata sejarah dan budaya seluas 231,34 m
2
. Plaza Kapten Muslihat, obyek wisata taman rekreasi seluas 17.690 m
2
. Museum Zoologi Bogor, Obyek wisata ilmiah dan budaya seluas 1.600 m
2
. Museum Perjuangan, obyek wisata sejarah dan budaya seluas 800 m
2
. Museum Pembela Tanah Air, obyek wisata sejarah dan budaya seluas 7.400 m
2
dan museum tanah seluas 30 m
2
sebagai obyek wisata ilmiah. Seiring dengan perjalanan waktu, kota Bogor terus berkembang hingga
saat ini bukan lagi menjadi sekedar tempat peritirahatan, tetapi telah menjadi kota modern yang dinamis dengan multifungsi. Banyak fungsi yang diemban oleh kota
Bogor sedikit banyak menunjukan kompeleksitas perkembangan fisik Kotanya.
4.3. Perumahan Di Kota Bogor
Kini Kota Bogor sedang menuju era kota baru yang disebut Kota Metropolitan. Setiap tahun tanah-tanah dipusat kota mulai diperebutkanan oleh
para pemilik modal untuk merubah lahan subur yang sedikit tersisa di wilayah
kota menjadi gedung-gedung baru dan berdirilah mall, plaza, perumahan elit, pusat-pusat perdagangan, perkantoran, dan sebagainya. Otonomi Daerah juga ikut
memacu pemerintah kota menggali sumber-sumber pendapatan daerah seoptimal mungkin agar dapat membiayai pembangunan di daerahnya, termasuk dengan
pemanfaatan lahan-lahan yang kini diperhitungkan bagaimana cara agar lahan itu
dapat menghasilkan sumber pendapatan daerah yang lebih besar.
Kota Bogor memiliki cukup banyak pilihan rumah yang tersedia. Untuk rumah berharga Rp200 jutaan banyak terdapat di Bogor Utara, meliputi daerah di
Jalan Raya Baru dan Jalan Raya Bogor. Disana tercatat perumahan Bukit Cimanggu Villa, Tamansari Persada Bogor, Taman Yasmin, Vila Bogor Indah
dan Bumi Sentosa. Empat perumahan yang disebut pertama tergolong perumahan lama, sudah dikembangkan sebelum krisis ekonomi.
Sebagai contoh yaitu Perumahan Bumi Cimanggu Villa BCV yang dibangun oleh PT Gapura Prima Perdana dan berlokasi di Jalan Raya Baru,
Bogor, merupakan perumahan yang terus berkembang pesat. Dengan areal seluas 200 hektar, BCV sudah dilengkapi beragam fasilitas antara lain klub olah raga,
spa, lapangan tenis indoor, kolam renang. Rumah-rumah yang tersedia juga bervariasi tipe dan harga.
Untuk rumah mungil tersedia rumah dengan luas bangunan 45 meter persegi dan tanah 96 meter persegi di Villa Taman Boulevard seharga Rp 102
juta. Di sini rumah-rumah dibangun dengan sistem cluster, sehingga keamanan lingkungan lebih terjamin. Ingin yang rumah lebih besar bisa dijumpai tipe rumah
dengan luas bangunan 61 meter persegi dan tanah 105 meter persegi harganya Rp
139 juta. Dan yang jauh lebih besar lagi adalah rumah seluas 128 meter persegi dengan tanah 180 meter persegi dengan harga Rp 376 jutaunit.
Beberapa developer perumahan di Bogor diantaranya adalah PT Inti Karsa Daksa yang membangun Perumahan Bogor Asri Cibinong, Perumahan Bogor
Rivaria yang dikembangkan oleh PT Abadi Mukti, Perumahan Bukit Cimanggu Villa seluas kurang lebih 200 hektare yang dibangun oleh PT Perdana Gapura
Prima, PT Jaringan Selera Asia JSA yang membangun tahap pertama dari perumahan Griya Cendekia di wilayah Parung. Masih banyak lagi developer yang
terlibat di bisnis perumahan di kawasan Bogor antara lain PT Badilany Parti Perumahan Bumi Indraprasta II. Dan dari sekian banyak perumahan di atas,
Perumahan Danau Bogor Raya PT Sejahtera Ekagraha dan Villa Duta Indah merupakan dua contoh perumahan mewah yang ada di wilayah Bogor.
Lokasi perumahan-perumahan tersebut paling cocok untuk bermukim orang yang bekerja di Bogor. Bagi mereka yang bekerja di Jakarta, dapat
mengaksesnya melalui tol Jagorawi, keluar di pintu tol Sentul Utara sikuit Sentul. Yang terdekat Bumi Sentosa sekitar 3 km, sedangkan yang terjauh
Tamansari Persada Bogor sekitar 10 km. Diakses dari gerbang tol Bogor juga bisa, namun harus melewati kemacetan di depan Terminal Baranangsiang hingga
Tugu Kujang. Pola penggunaan lahan kota Bogor didominasi oleh lahan pemukiman
selua 8.296,83 ha atau 70,01 persen dari luas keseluruhan kota. Umumnya wilayah pemukiman ini berkembang secara linier mengikuti jaringan yang ada,
sehingga berpotensi laju perkembangan wilayah Kota Bogor. Penggunaan lahan
pertanian baik sawah maupun ladang seluas 1.288,66 ha 10,87 persen dan penggunaan lahan untuk kebun campuran seluas 154,55 ha 1,30 persen
sedangkan penggunaan lahan hutan kota seluas 141,50 ha 1,19 persen dan sisanya untuk kegiatan lain seperti fasilitas sosial perdagangan dan jasa,
perkantoran, kuburan, taman dan lapangan olah raga dengan lokasi yang menyebar di wilayah Kota Bogor.
Untuk menunjang aktivitas penduduk yang tinggal di Kota Bogor, tersedia sejumlah prasaran transportasi darat. Jaringan ini berupa jaringan jalan meliputi
jalan Negara, jalan privinsi, jalan kota dan jalan lingkungan. Jalan Negara sepanjang 30.199 km, jalan provinsi sepanjang 26.752 km, jalan kota sepanjang
564.193 km dan jalan lingkungan sepanjang 212,704 km. Untuk melayani angkutan umum Kota Bogor memiliki dua terminal, yaitu terminal tipe A
Baranangsiang dan terminal tipe B Bubulak. Sementara transportasi darat lainnya berupa jaringan rel kereta yang melayani pergerakan dari stasiun kereta api Bogor
ke Jakarta dan ke Sukabumi.
V. FAKTOR-FAKTOR PENENTU HARGA RUMAH DI KOTA BOGOR