Analisis faktor-faktor penentu daya saing dan preferensi wisatawan berwisata ke Kota Bogor

(1)

      

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING

DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA

BOGOR

Oleh :

KARLINA YULIYANTI H14104022

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(2)

   

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING

DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA

BOGOR

Oleh :

KARLINA YULIYANTI H14104022

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(3)

      

RINGKASAN

KARLINA YULIYANTI. Analisis Faktor-Faktor Penentu Daya Saing dan Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor (dibimbing oleh IDQAN FAHMI)

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hampir semua negara mengembangkan potensi pariwisatanya, karena sektor ini menciptakan lapangan kerja (mulai dari tahap kontruksi sampai operasionalnya) dan hasilnya besar bagi devisa negara. Proses globalisasi yang dimotori oleh kemajuan di bidang “Triple T”: Tourism, Telecomunication dan Transportation telah mendorong berbagai negara mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi serta mengembangkan pariwisata sebagai usaha kemajuan ekonomi bangsanya. Upaya ini dilakukan berbagai negara, tak terkecuali Indonesia terus berupaya mengembangkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan pemerintah dalam memulihkan dari kondisi krisis bangsa. Kota Bogor memiliki posisi sangat strategis yaitu berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta. Walaupun Bogor bukan kota yang kaya akan sumber daya alam, tetapi potensi yang dimiliki kota Bogor sangat besar, khususnya di sektor pariwisata. Banyaknya pilihan tempat wisata yang ada di kota Bogor terdiri dari wisata ilmiah, wisata budaya, wisata kuliner dan wisata belanja merupakan potensi yang sangat besar untuk dapat menarik banyak wisatawan yang datang ke kota Bogor baik wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara. Data menunjukkan jumlah wisatawan yang datang ke kota Bogor setiap tahunnya tidak selalu meningkat bahkan cenderung mengalami penurunan.. Sebagai salah satu kota yang mempunyai potensi yang cukup tinggi, Bogor harusnya bisa bersaing dengan kota lain yang ada di Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berwisata ke kota Bogor. 2) Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor. 3) Merumuskan strategi apa yang dapat direkomendasikan untuk peningkatan pengembangan kepariwisataan kota Bogor. Data diperoleh dari wawancara dan kuesioner dengan wisatawan yang berwisata di kota Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan porter’s diamond untuk melihat potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor. Analisis dengan metode probit digunakan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi wisatawan berwisata ke kota Bogor.

Hasil analisis deskriptif dengan pendekatan porter’s diamond menunjukkan bahwa anggaran untuk kepariwisataan kota Bogor masih kurang, sarana dan prasarana kota masih kurang lengkap, dan transportasi kota Bogor masih memerlukan penataan lebih lanjut. Menurut analisis dengan metode probit, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan berwisata ke kota Bogor yaitu intensitas berwisata, pendidikan, kenyamanan kota Bogor, dan biaya yang dikeluarkan ketika berwisata,. Variabel-variabel tersebut signifikan pada taraf nyata 10 persen. Dari hasil analisis dengan porter’s diamond dan metode probit,


(4)

   

maka dapat dirumuskan suatu strategi yaitu peningkatan kenyamanan kota Bogor dengan meningkatkan anggaran dari pemerintah untuk kepariwisataan kota Bogor. Anggaran ini dialokasikan untuk melengkapi sarana dan prasarana kota Bogor .

                               


(5)

      

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA BOGOR”. ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI.

Bogor, Febuari 2009

Karlina Yuliyanti H14104022


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 24 November 1985 dari keluarga Bapak Tarmedi dan Ibu Warniti yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cimalaka Kab Sumedang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Sejak tingkat satu penulis aktif di organisasi pencinta alam KAREMATA (Keluarga Ekonomi dan Manajemen Pencinta Alam) sebagai angkatan 2 “Hujan Gunung” pernah menjabat sebagai ketua divisi Gunung Hutan periode 2005-2007 dan menjabat sebagai bidang kesekretariatan dan logistik periode 2007-2008. Selama di IPB penulis juga berperan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi panitia Hipotex-R, Camp on Beach ’06, Diklatsar Karemata, Latihan Gabungan Jambore Gunung Hutan, dan Latihan Gabungan Rock Climbing Mapala se-Bogor. Selain aktif di organisasi kepencintaalaman penulis juga tergabung dalam organisasi seni sunda IPB (GENTRA KAHEMAN). Penulis juga pernah bekerja sebagai instruktur outbond training di IPB Outbond.


(7)

ii 

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ” Analisis Faktor-Faktor Penentu Daya Saing dan Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor”.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang teramat dalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Idqan Fahmi, M.Ec, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan masukan, saran dan kritik yang sangat membantu penulisan skripsi ini.

2. Dr. Sri Mulatsih dan Fifi Diana Thamrin, SP, M.si Selaku dosen penguji, atas kesediaannya untuk menguji skripsi saya.

3. Kedua orang tua yang sangat aku sayangi yang dengan sabar membesarkanku, membimbingku, memberikan kasih sayang kepadaku, mendidikku, dan selalu mendoakanku.

4. Pemerintah kota Bogor (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan BPS kota Bogor), Para pengelola obyek wisata yang ada di Kota Bogor atas informasi dan telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

5. Kakakku tercinta Teh Elah dan A Asep atas dukungan,doa dan pengertiannya kepada penulis.

6. Ricky Sikumbang atas motivasi, bantuan dan kasih sayang.

7. Keponakanku tersayang (Ariel dan Arya) dan adiku Lia atas keceriaan dan kenakalannya.

8. Seluruh Dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi atas segala bantuannya. 9. Sahabat tercinta (Mami,Tika,Wida, Rista, Donin) atas motivasi, persahabatan

dan kebersamaan.


(8)

11.Keluarga keduaku di KAREMATA, terima kasih atas kebersamaan yang indah ini.

12.Teman-teman satu bimbingan (Fitsol dan Lulu) atas kerjasama dan motivasinya.

13.Kakak kelas IE 40 (Teh Devi dan Teh Halida) atas bantuan dan bimbingannya. 14.Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak baik bagi penulis, pembaca maupun pihak lainnya.

Bogor, Februari 2009

Karlina Yuliyanti H14104022


(9)

iv 

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI……….…. i

DAFTAR TABEL……….iii

DAFTAR GAMBAR……….vi

DAFTAR LAMPIRAN………...………….vii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ...1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Kepariwisataan ... 8

2.2 Faktor Pendorong dan Penarik ... 8

2.3 Proses Pengambilan Keputusan Berwisata ... 11

2.4 Motivasi Wisatawan ... 14

2.5 Konsep Daya Saing Porter’s Diamond ... 16

2.6 Keterkaitan antara Daya Saing dengan Preferensi Masyarakat ... 18

2.7 Penelitian Terdahulu……….18

2.8 Kerangka Pemikiran……….22

III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian………...25

3.2 Jenis dan Sumber Data.………...25

3.3 Metode Penarikan Sampel……….……….…...25

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data………..………...27

3.5 Strategi Peningkatan Daya Saing...34

IV. GAMBARAN UMUM PARIWISATA KOTA BOGOR 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor………..……...37

4.2 Kondisi Ekonomi………..…...39

4.3 PDRB Kota Bogor………...40

4.4 Gambaran Umum Pariwisata Kota Bogor……….…...41

4.5 Obyek Wisata di Kota Bogor………..….………....42

4.6 Promosi Kepariwisataan Kota Bogor……….…....47


(10)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor………... 50

5.1.1 Tingkat Preferensi………... 50

5.1.2 Kondisi Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Preferensi Wisatawan………... 52

5.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Wisatawan Dalam Berwisata ke Kota Bogor……… 61

5.2 Potensi Dan Kondisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing Pariwisata Kota Bogor………... 63

5.2.1 Kondisi Faktor………... 64

5.2.2 Kondisi Permintaan………... 70

5.2.3 Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan…………... 71

5.2.4 Industri Pemasok dan Terkait………...………... 75

5.3 Strategi Peningkatan Daya Saing Pariwisata Kota Bogor…... 80

V. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan……….………...84

6.2 Saran……….………...85

DAFTAR PUSTAKA………..………...86


(11)

      

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING

DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA

BOGOR

Oleh :

KARLINA YULIYANTI H14104022

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(12)

   

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING

DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA

BOGOR

Oleh :

KARLINA YULIYANTI H14104022

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(13)

      

RINGKASAN

KARLINA YULIYANTI. Analisis Faktor-Faktor Penentu Daya Saing dan Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor (dibimbing oleh IDQAN FAHMI)

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hampir semua negara mengembangkan potensi pariwisatanya, karena sektor ini menciptakan lapangan kerja (mulai dari tahap kontruksi sampai operasionalnya) dan hasilnya besar bagi devisa negara. Proses globalisasi yang dimotori oleh kemajuan di bidang “Triple T”: Tourism, Telecomunication dan Transportation telah mendorong berbagai negara mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi serta mengembangkan pariwisata sebagai usaha kemajuan ekonomi bangsanya. Upaya ini dilakukan berbagai negara, tak terkecuali Indonesia terus berupaya mengembangkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan pemerintah dalam memulihkan dari kondisi krisis bangsa. Kota Bogor memiliki posisi sangat strategis yaitu berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta. Walaupun Bogor bukan kota yang kaya akan sumber daya alam, tetapi potensi yang dimiliki kota Bogor sangat besar, khususnya di sektor pariwisata. Banyaknya pilihan tempat wisata yang ada di kota Bogor terdiri dari wisata ilmiah, wisata budaya, wisata kuliner dan wisata belanja merupakan potensi yang sangat besar untuk dapat menarik banyak wisatawan yang datang ke kota Bogor baik wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara. Data menunjukkan jumlah wisatawan yang datang ke kota Bogor setiap tahunnya tidak selalu meningkat bahkan cenderung mengalami penurunan.. Sebagai salah satu kota yang mempunyai potensi yang cukup tinggi, Bogor harusnya bisa bersaing dengan kota lain yang ada di Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berwisata ke kota Bogor. 2) Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor. 3) Merumuskan strategi apa yang dapat direkomendasikan untuk peningkatan pengembangan kepariwisataan kota Bogor. Data diperoleh dari wawancara dan kuesioner dengan wisatawan yang berwisata di kota Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan porter’s diamond untuk melihat potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor. Analisis dengan metode probit digunakan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi wisatawan berwisata ke kota Bogor.

Hasil analisis deskriptif dengan pendekatan porter’s diamond menunjukkan bahwa anggaran untuk kepariwisataan kota Bogor masih kurang, sarana dan prasarana kota masih kurang lengkap, dan transportasi kota Bogor masih memerlukan penataan lebih lanjut. Menurut analisis dengan metode probit, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan berwisata ke kota Bogor yaitu intensitas berwisata, pendidikan, kenyamanan kota Bogor, dan biaya yang dikeluarkan ketika berwisata,. Variabel-variabel tersebut signifikan pada taraf nyata 10 persen. Dari hasil analisis dengan porter’s diamond dan metode probit,


(14)

   

maka dapat dirumuskan suatu strategi yaitu peningkatan kenyamanan kota Bogor dengan meningkatkan anggaran dari pemerintah untuk kepariwisataan kota Bogor. Anggaran ini dialokasikan untuk melengkapi sarana dan prasarana kota Bogor .

                               


(15)

      

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA BOGOR”. ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI.

Bogor, Febuari 2009

Karlina Yuliyanti H14104022


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 24 November 1985 dari keluarga Bapak Tarmedi dan Ibu Warniti yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cimalaka Kab Sumedang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Sejak tingkat satu penulis aktif di organisasi pencinta alam KAREMATA (Keluarga Ekonomi dan Manajemen Pencinta Alam) sebagai angkatan 2 “Hujan Gunung” pernah menjabat sebagai ketua divisi Gunung Hutan periode 2005-2007 dan menjabat sebagai bidang kesekretariatan dan logistik periode 2007-2008. Selama di IPB penulis juga berperan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi panitia Hipotex-R, Camp on Beach ’06, Diklatsar Karemata, Latihan Gabungan Jambore Gunung Hutan, dan Latihan Gabungan Rock Climbing Mapala se-Bogor. Selain aktif di organisasi kepencintaalaman penulis juga tergabung dalam organisasi seni sunda IPB (GENTRA KAHEMAN). Penulis juga pernah bekerja sebagai instruktur outbond training di IPB Outbond.


(17)

ii 

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ” Analisis Faktor-Faktor Penentu Daya Saing dan Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor”.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang teramat dalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Idqan Fahmi, M.Ec, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan masukan, saran dan kritik yang sangat membantu penulisan skripsi ini.

2. Dr. Sri Mulatsih dan Fifi Diana Thamrin, SP, M.si Selaku dosen penguji, atas kesediaannya untuk menguji skripsi saya.

3. Kedua orang tua yang sangat aku sayangi yang dengan sabar membesarkanku, membimbingku, memberikan kasih sayang kepadaku, mendidikku, dan selalu mendoakanku.

4. Pemerintah kota Bogor (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan BPS kota Bogor), Para pengelola obyek wisata yang ada di Kota Bogor atas informasi dan telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

5. Kakakku tercinta Teh Elah dan A Asep atas dukungan,doa dan pengertiannya kepada penulis.

6. Ricky Sikumbang atas motivasi, bantuan dan kasih sayang.

7. Keponakanku tersayang (Ariel dan Arya) dan adiku Lia atas keceriaan dan kenakalannya.

8. Seluruh Dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi atas segala bantuannya. 9. Sahabat tercinta (Mami,Tika,Wida, Rista, Donin) atas motivasi, persahabatan

dan kebersamaan.


(18)

11.Keluarga keduaku di KAREMATA, terima kasih atas kebersamaan yang indah ini.

12.Teman-teman satu bimbingan (Fitsol dan Lulu) atas kerjasama dan motivasinya.

13.Kakak kelas IE 40 (Teh Devi dan Teh Halida) atas bantuan dan bimbingannya. 14.Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak baik bagi penulis, pembaca maupun pihak lainnya.

Bogor, Februari 2009

Karlina Yuliyanti H14104022


(19)

iv 

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI……….…. i

DAFTAR TABEL……….iii

DAFTAR GAMBAR……….vi

DAFTAR LAMPIRAN………...………….vii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ...1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Kepariwisataan ... 8

2.2 Faktor Pendorong dan Penarik ... 8

2.3 Proses Pengambilan Keputusan Berwisata ... 11

2.4 Motivasi Wisatawan ... 14

2.5 Konsep Daya Saing Porter’s Diamond ... 16

2.6 Keterkaitan antara Daya Saing dengan Preferensi Masyarakat ... 18

2.7 Penelitian Terdahulu……….18

2.8 Kerangka Pemikiran……….22

III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian………...25

3.2 Jenis dan Sumber Data.………...25

3.3 Metode Penarikan Sampel……….……….…...25

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data………..………...27

3.5 Strategi Peningkatan Daya Saing...34

IV. GAMBARAN UMUM PARIWISATA KOTA BOGOR 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor………..……...37

4.2 Kondisi Ekonomi………..…...39

4.3 PDRB Kota Bogor………...40

4.4 Gambaran Umum Pariwisata Kota Bogor……….…...41

4.5 Obyek Wisata di Kota Bogor………..….………....42

4.6 Promosi Kepariwisataan Kota Bogor……….…....47


(20)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor………... 50

5.1.1 Tingkat Preferensi………... 50

5.1.2 Kondisi Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Preferensi Wisatawan………... 52

5.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Wisatawan Dalam Berwisata ke Kota Bogor……… 61

5.2 Potensi Dan Kondisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing Pariwisata Kota Bogor………... 63

5.2.1 Kondisi Faktor………... 64

5.2.2 Kondisi Permintaan………... 70

5.2.3 Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan…………... 71

5.2.4 Industri Pemasok dan Terkait………...………... 75

5.3 Strategi Peningkatan Daya Saing Pariwisata Kota Bogor…... 80

V. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan……….………...84

6.2 Saran……….………...85

DAFTAR PUSTAKA………..………...86


(21)

vi 

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor

Lainnya (2004-2007)……….. 3

2 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia 2000 -2006… 4 3 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 1996-2007……… 6

4 Tingkat Kunjungan Objek Wisata Kota Bogor………... 45

5 Objek dan Daya Tarik Wisata di kota Bogor……….. 46

6 Promosi yang Diterbitkan/disediakan di Kota Bogor………. 47

7 Perkembangan Jumlah Akomodasi Hotel dari Tahun 2000-2007……... 48

8 Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan dari Tahun 2004-2007... 49

9 Perkembangan Biro Perjalanan Wisata di Kota Bogor……… 49

10 Persentase Preferensi Wisatawan Dalam Berwisata……… 50

11 Hubungan Antara Preferensi Wisatawan Dengan Tempat Tinggal……. 51

12 Hubungan Antara Preferensi Wisatawan Dengan Pekerjaan…………... 51

13 Hubungan antara Preferensi Wisatawan Dengan Pendapatan Per Bulan… 52 14 Persepsi Wisatawan Terhadap Biaya yang Dikeluarkan Ketika Berwisata di Kota Bogor……….. 56

15 Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Pariwisata Kota Bogor…………. 56

16 Persepsi Wisatawan Terhadap Kelengkapan Fasilitas Kota Bogor…….... 57

17 Persepsi Wisatawan Terhadap Kebersihan Kota Bogor………. 57

18 Persepsi Wisatawan Terhadap Kenyamanan Kota Bogor………... 58 19

20

Persepsi Wisatawan Terhadap Keamanan Kota Bogor………... Persepsi Wisatawan Terhadap Letak Kota Bogor………...

58 59


(22)

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi yang Ditawarkan di Kota Bogor… Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Pengelola Obyek Wisata di Kota Bogor………... Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Yang Ada di Obyek Wisata di Kota Bogor... Hasil Estimasi Model Binary (Probit)……… Persepsi Responden Terhadap Kualitas Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata di Kota Bogor……….. Persepsi Responden Terhadap Alokasi Anggaran Pemerintah Daerah Terhadap Sektor Pariwisata di Kota Bogor………. Persepsi Responden Terhadap Kemudahan Akses Informasi Tentang Kepariwisataan Kota Bogor……… Persepsi Responden terhadap Kesesuaian Harga dengan Jasa yang Ditawarkan……….. Persepsi Responden Terhadap Daya Tarik Pernyataan Obyek Wisata di Kota Bogor………. Persepsi Responden Terhadap Efektivitas Peraturan yang Dikeluarkan Pemerintah………... Persepsi Responden Terhadap Efektivitas Promosi Kepariwisataan Kota Bogor………... Persepsi Responden Terhadap Persaingan antar Perusahaan-Perusahaan Pariwisata di Kota Bogor……….... Penerimaan Daerah dari Pajak Kepariwisataan………... Persentasi Hambatan Pemerintah Dalam Pengembangan Bisnis Pariwisata... Persepsi Responden Terhadap Tingkat Persaingan Dalam Bisnis Pariwisata di Kota Bogor……….. Persepsi Responden Terhadap Kualitas Hotel yang Ada di Kota Bogor… Persepsi Responden terhadap Banyaknya Pilihan Hotel Yang Ditawarkan Di Kota Bogor……….

59 60 60 62 65 66 67 67 69 71 73 73 74 74 75 75 76


(23)

viii 

38

39

40

41

Persepsi Responden terhadap Banyaknya Pilihan Restoran Yang ditawarkan di Kota Bogor………... Persepsi Responden terhadap Banyaknya Pilihan Jasa Travel Yang Ditawarkan di Kota Bogor………... Persepsi responden terhadap Banyaknya Penjual Souvenier Yang ditawarkan di Kota Bogor………... Persepsi Responden terhadap KeteraturanTransportasi di Kota Bogor……...

77

77

78


(24)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman 1 Porter’s Diamond Model... 17

2 Kerangka Pemikiran... 24 3 Important Performance Analysis... 35 4 Usia Responden... 53

5 Pendidikan Responden... .... 53 6 Pendapatan Rata-Rata Responden... 54 7 Analisis Daya Saing Pariwisata kota Bogor dengan Pendekatan

Porter’s Diamond………... 79

8 Perumusan Strategi dari Hasil Analisis dengan Metode Probit... 80


(25)

10 

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman


(26)

(27)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia, sebagaimana

dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox bahwa “where once

travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right”.

Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 – 1996. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata

Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan

pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional.

Tuntutan masyarakat dalam menyelesaikan krisis yang dihadapi oleh bangsa dan negara di sekitar tahun 1997 memacu pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk menyiapkan segenap perubahan yang perlu dalam rangka koreksi kelemahan dan kesalahan masa lalu. Bidang kebudayaan dan bidang pariwisata telah mengalami reformasi menuju kepada suatu sistem baru yang diharapkan


(28)

     

2 akan lebih handal dan berkelanjutan. Meskipun demikian, transformasi yang telah menghasilkan berbagai perubahan tersebut masih belum mencapai hasil yang memuaskan. Bahkan berbagai langkah awal telah menghasilkan berbagai implikasi rumit yang terus menuntut pemecahan masalah yang sistematis dan konsisten.

Proses globalisasi yang dimotori oleh kemajuan di bidang “Triple T”:

Tourism, Telecomunication, dan Transportation telah mendorong berbagai negara mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi serta mengembangkan pariwisata sebagai usaha kemajuan ekonomi bangsanya. Upaya ini dilakukan berbagai negara, tak terkecuali Indonesia terus berupaya mengembangkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan pemerintah dalam memulihkan dari kondisi krisis bangsa.

Dalam kenyataan yang sesungguhnya pengembangan kebudayaan Indonesia menjadi terlantar disebabkan perhatian yang kurang terhadap arti penting kebudayaan. Padahal kebudayaan itu sangat penting sebagai alat perjuangan untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan dalam pergaulan antarbangsa yang sesungguhnya. Setiap negara akan berusaha tampil dengan kelengkapan budayanya sebagai jati diri yang membedakan dengan negara lainnya. Di samping itu, pembangunan kebudayaan nasional didorong oleh kebutuhan akan media sosial yang dapat mempersatukan bangsa merupakan tenaga yang kuat dan menjadi dasar kebanggaan suatu bangsa.

Pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang berkembang pesat di dunia sejak perang dunia II. Hampir semua negara mengembangkan potensi


(29)

       

3 pariwisatanya, karena sektor ini menciptakan lapangan kerja (mulai dari tahap kontruksi sampai operasionalnya) dan hasilnya besar bagi devisa negara. Tabel 1 menunjukkan kontribusi pariwisata terhadap penerimaan devisa.

Tabel 1. Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor Lainnya (2004-2007)

No Jenis Komoditi

2004 2005 2006 2007 Nilai

(JutaUS$) Rank

Nilai

(JutaUS$) Rank

Nilai

(JutaUS$) Rank

Nilai

(JutaUS$) Rank 1 Minyak & gas

bumi

15.587,50 1 19.231,59 1 21.209,50 1 17.464,52 1

2 Pariwisata 4.797,88 2 4.966,91 3 5.605,16 6 5.997,73 3 3 Pakaian jadi 4.271,65 3 4.521,90 2 5.465,14 2 5.345,98 5 4 Alat listrik 3.406,91 4 4.364,11 4 4.817,64 5 5.008,69 6 5 Tekstil 3.301,55 5 3.756,28 6 4.448,74 7 4.739,74 7 6 Minyak kelapa

sawit

3.233,22 6 3.703,95 5 4.447,97 4 3.947,72 2

7 Kayu Olahan 3.136,69 7 3.545,68 8 3.908,76 8 3.474,75 11 8 Karet Olahan 2.833,32 8 3.086,16 7 3.324,97 3 3.032,23 4 9 Kertas & Brg dr

Kertas

2.227,83 9 2.324,77 9 2.859,22 9 2.742,22 9

10 Bahan Kimia 1.799,56 10 2.079,91 10 2.697,38 10 2.818,41 8 11 Makanan Olahan 1.407,17 11 1.506,31 11 1.963,36 11 1.157,20 10

Sumber :Data Badan Pusat Statistik

Perkembangan jumlah pengunjung wisatawan ke Indonesia yang meningkat akan menyebabkan pertumbuhan devisa yang tinggi,. Pada tahun 2002 dan 2003 kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia menurun yaitu dari 5.033.400 menjadi 4.467.021. Tetapi pada tahun 2004 mengalami peningkatan. Namun peningkatan itu tidak diikuti di tahun berikutnya. Pada tahun 2005 dan 2006 jumlah kunjungan wisatawan terus menurun. Kemungkinan hal ini disebabkan kondisi Indonesia yang tidak mendukung baik dari segi keamanan, politik dan juga bencana alam yang sering terjadi. Tabel 2 menunjukan statistik kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia pada tahun 2000-2006.

Tabel 2. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia 2000 -2006

Tahun Wisatawan Mancanegara

Rata-rata Pengeluaran /orang (US $) Rata-Rata Lama

Tinggal Devisa (JutaUS $) Per Kunjungan Per Hari


(30)

     

4

2000 5.064.217 1.135,18 92,59 12,26 5.748,80

2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.428,62

2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.496,13

2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02

2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88

2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89

2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98

Sumber: Data Statistik Jumlah Wisatawan Mancanegara Indonesia

Pada tahun 2004 kontribusi komoditas pariwisata terhadap penerimaan devisa negara menduduki peringkat ke-2 setelah minyak dan gas bumi dengan kontribusi sebesar US $ 4.797,88 Juta. Tetapi pada tahun 2005 kontribusi komoditas pariwisata mengalami penurunan yaitu menjadi peringkat ke-3 setelah minyak dan gas bumi dan pakaian jadi dari sebelas komoditas sumber penerimaan negara dengan kontribusi sebesar US $ 4.521,90. Pada tahun 2006 kontribusi komoditas pariwisata menurun drastis menjadi peringkat ke-6 dengan kontribusi sebesar US $ 4.447,97 Juta. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, dan hal ini berdampak pada sektor-sektor lainnya termasuk pariwisata. Pada tahun 2007 kontribusi komoditas pariwisata mengalami peningkatan dari peringkat ke-6 pada tahun 2006 menjadi peringkat ke-3 dengan kontribusi sebesar US $ 5.345,98 Juta.

Pariwisata sangat tergantung pada lingkungan sosial budaya setempat dan kualitas lingkungan alamiahnya. Dalam beberapa pengembangan kegiatan ekonomi, kualitas lingkungan dapat ditukarkan dengan keuntungan yang diharapkan, tetapi dalam kasus pariwisata sangat penting untuk tetap memelihara kualitas lingkungan alam. Lingkungan hidup merupakan sumberdaya yang besar untuk industri pariwisata, hampir di semua tempat industri ini menjual potensi


(31)

       

5 pemandangan alam atau budaya masyarakat setempat. Sebab itu pemanfaatan dan pemeliharaan sumberdaya ini secara bijaksana akan mempertinggi nilai lingkungan hidup dan nilai ekonominya.

Sebagai salah satu bagian dari provinsi Jawa Barat, kota Bogor merupakan penyangga Ibu Kota Negara yang memiliki asset wisata ilmiah yang bersifat internasional, salah satunya adalah obyek wisata alam Kebun Raya Bogor. Pusat kota Bogor terletak 100 km di sebelah Selatan dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang pada jaman dahulu merupakan pelabuhan terpenting bagi negara Pakuan Pajajaran yang pusatnya sekitar BatuTulis di Selatan Kota Bogor.

Kedudukan topografis kota Bogor di tengah-tengah wilayah kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan Ibu Kota Negara, merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Adanya Kebun Raya yang di dalamnya terdapat Istana Bogor di pusat kota, merupakan tujuan wisata, serta kedudukan kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak-Cianjur juga merupakan potensi yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi.

1.2. Perumusan Masalah 

Kota Bogor memiliki posisi sangat strategis yaitu berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta. Walaupun Bogor bukan kota yang kaya akan sumber daya alam, tetapi potensi yang dimiliki kota Bogor sangat besar, khususnya di sektor pariwisata. Banyaknya pilihan tempat wisata yang ada di kota Bogor terdiri dari wisata ilmiah, wisata budaya, wisata kuliner dan wisata belanja merupakan potensi yang sangat besar untuk dapat menarik banyak wisatawan yang datang ke kota Bogor baik wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara. Tabel 3


(32)

     

6 menunjukkan jumlah wisatawan yang datang ke kota Bogor setiap tahunnya tidak selalu meningkat bahkan cenderung mengalami penurunan. Sebagai salah satu kota yang mempunyai potensi yang cukup tinggi, Bogor harusnya bisa bersaing dengan kota lain yang ada di Indonesia.

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 1996-2007

No Tahun Jumlah wisatawan Total

Wisnus Wisman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1,902,913 1,664,223 1,537,844 1,414,045 1,794,336 1,595,814 2,072,369 1,529,572 1,533,321 1,807,115 2,086,926 1,708,637 112,085 89,595 71,980 44,116 34,325 52,070 69,307 41,893 24,808 49,876 50,157 57,372 2,014,998 1,753,818 1,609,824 1,458,161 1,828,661 1,647,884 2,141,676 1,571,465 1,558,129 1,856,991 2,137,083 1,766,009 Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bogor

Dengan berpijak pada alasan itu, penelitian ini akan menjawab masalah-masalah kepariwisataan di daerah penelitian yakni :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam

berwisata ke kota Bogor?

2. Bagaimana potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya

saing kepariwisataan kota Bogor ?

3. Strategi apa yang dapat direkomendasikan untuk peningkatan

pengembangan kepariwisataan di kota Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian


(33)

       

7

1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat

dalam berwisata di kota Bogor.

2. Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya

saing kepariwisataan di kota Bogor.

3. Merumuskan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya

saing kepariwisataan di kota Bogor. 1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu media latih untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan mahasiswa dalam mengamati dan mempelajari serta menganalisa permasalahan yang dijumpai sesuai diiplin ilmu yang diperoleh.

2. Sebagai dasar bagi penyusunan kebijaksanaan investasi serta proyeksinya

pada masa yang akan datang.

3. Sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan terutama

bagi aparat pemerintah dan pihak swasta yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dalam mempertimbangkan keputusan-keputusan dalam pembangunan terutama pada sektor pariwisata.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Penentu Daya Saing dan Preferensi Wisatawan Berwisata ke Kota Bogor, difokuskan pada Kepariwisataan di Kota Bogor saja. Pembahasan hanya melingkupi daya saing


(34)

     

8 wisatawan mengapa mereka berwisata di kota Bogor. Sehingga dapat dirumuskan strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kepariwisataan di kota Bogor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara dengan pihak terkait dan penyebaran kuesioner terhadap wisatawan yang sedang berekreasi di kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari BPS, Disparbud kota Bogor, internet dan beberapa literatur yang terkait dengan pariwisata di kota Bogor.

                         


(35)

       

9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Definisi Kepariwisataan

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km atau 50 mil dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

Pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. Perjalanan wisata bukanlah suatu kewajiban, dan umumnya dilakukan pada saat seseorang bebas dari pekerjaan yang wajib dilakukan, yaitu pada saat cuti atau libur. Dalam perkembangan selanjutnya, berwisata dapat diidentikkan dengan ‘berlibur di daerah lain’. Berlibur di daerah lain, atau memanfaatkan waktu luang dengan melakukan perjalanan wisata, dewasa ini merupakan salah satu ciri dari masyarakat moderen.

Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.

2.2. Faktor Pendorong dan Penarik

Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh


(36)

     

10

factor). Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan. Faktor pendorong umumnya bersifat

sosial-psikologis, atau merupakan person specific motivation, sedangkan faktor penarik

merupakan destinationspecific attributes. Dengan adanya faktor pendorong, maka

seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tapi belum jelas daerah mana yang akan dituju. Berbagai faktor penarik yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata akan menyebabkan orang tersebut memilih daerah tujuan wisata tertentu untuk

memenuhi need and wants-nya. Ryan (1993), dari kajian literaturnya menemukan

berbagai faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata seperti di bawah ini.

1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.

3. Play. Ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan, yang

merupakan pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan,

khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations).

5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk menaikkan status dan derajat sosial.


(37)

       

11 6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman

sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

7. Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis, untuk memenuhi kebutuhan seksual, khususnya dalam pariwisata seks.

8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau kebudayaan etnis lain.Hal ini pendorong yang dominan dalam pariwisata.

9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri (self – discovery), karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

10.Wish – fulfillment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan perjalanan.

Jackson (1989) juga telah mengidentifikasikan berbagai faktor penarik dan

membedakannya atas sebelas faktor, yaitu: (1) location climate, (2) national

promotion, (3) retail advertising, (4) wholesale marketing, (5) special event, (6) eincentive schemes, (7) visiting friends, (8) visiting relatives, (9) tourist attractions, (10) culture, (11) natural environment man made environment.

2.3. Proses Pengambilan Keputusan Berwisata

Keputusan untuk melakukan perjalanan wisata adalah keputusan ‘pembelian’, yaitu mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan. Namun pembelian dalam konteks pariwisata mempunyai beberapa keleluasaan, paling


(38)

     

12 tidak dalam hal-hal di bawah ini (Mathieson dan Wall, 1982 : Shaw dan William, 1992):

1. Produk yang dibeli adalah produk intangible, berupa pengalaman

(experience). Meskipun ada bagian dari produk yang tangible (seperti cendramata), tetapi preparasinya sangat kecil terhadap total nilai pembelian.

2. Nilai pembelian umumnya besar, umumnya jauh lebih besar dibandingkan

dengan pembelian barang-barang umum lainnya.

3. Pembelian tidak bersifat spontan. Perjalanan wisata umumnya direncanakan

jauh hari sebelumnya, termasuk perencanaan aspek finansial, pemilihan jenis akomodasi, transportasi dan seterusnya.

4. Untuk menikmati produk yang dibeli, wisatawan harus mengunjungi daerah

tujuan wisata secara langsung, berbeda degan produk lain yang dapat dikirim kepada pembeli.

5. Bagi sebagian wisatawan, mereka tidaklah distance minimized, bahkan

menganggap perjalanan panjang sebagai bagian penting dari produk wisata yang dibeli.

Menurut Mathieson dan Wall (1982), proses pengambilan keputusan seorang wisatawan melalui lima fase yang sangat penting, yaitu :

1. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan. Tujuan dari

perjalanan dirasakan oleh calon wisatawan, yang selanjutnya ditimbang-timbang apakah perjalanan tersebut memang harus dilakukan atau tidak.

2. Pencarian dan penilaian informasi. Hal ini misalnya dilakukan dengan


(39)

       

13 leaflet, media massa), atau mendiskusikan dengan mereka yang berpengalaman terlebih dahulu.

3. Keputusan melakukan perjalanan wisata. Keputusan ini meliputi antara lain

daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi, jenis akomodasi, cara bepergian, dan aktivitas yang akan dilakukan di daerah tujuan wisata.

4. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata. Wisatawan melakukan booking,

dengan segala persiapan pribadi, dan akhirnya perjalanan wisata dilakukan.

5. Evaluasi kepuasan perjalanan wisata. Selama perjalanan, tinggal di daerah

tujuan wisata, dan setelah kenbali ke negara asal, wisatawan secara sadar maupun tidak sadar selalu melakukan evaluasi terhadap perjalanan wisatanya, yang akan mempengaruhi keputusan perjalanan wisatanya di masa yang akan datang.

Ada berabagai faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan di atas, antara lain sebagai berikut :

1. Karakteristik wisatawan, baik karakteristik sosial, ekonomi (umur,

pendidikan, pendapatan, dan pengalaman sebelumnya), maupun karakteristik pelaku (seperti motivasi, sikap, dan nilai yang dianut).

2. Kesadaran akan manfaat perjalanan, pengetahuan terhadap destinasi yang akan

dikunjungi, citra destinasi.

3. Gambaran perjalanan, yang meliputi jarak, lama tinggal di daerah tujuan

wisata, kendala waktu dan biaya, bayangan akan resiko, ketidakpastian, dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata.


(40)

     

14

4. Keunggulan daerah tujuan wisata, yang meliputi jenis dan sifat atraksi yang

ditawarkan, kualitas layanan, lingkungan fisik dan sosial, situasi politik, aksesibilitas, dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan. Yang juga sangat penting sebagai salah satu atribut daerah tujuan wisata adalah citra (image) yang dimiliki.

2.4. Motivasi Wisatawan

Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari berbagai motivasi yang mendorong perjalanan, Mc Intosh (1977) dan Murphy (1985, cf. Sharpley, 1994) mengatakan bahwa motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut:

1. Phisical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan sebagainya.,

2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai obyek tinggalan budaya.

3. Sosial motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat

sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga (VFR, Visiting friends and

relatives), menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan, dan seterusnya.


(41)

       

15 4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di

daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang

menjemukan, dan ego-enchanment yang memberikan kepuasan fisiologis.

Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan

itu sendiri (intrinsic motivation) dan faktor eksternal (extrinsic motivation). Secara

intrinsik motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan atau keinginan dari manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hierarki kebutuhan yang dimulai dari

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise,

dan kebutuhan akan aktualisasi diri, telah dijadikan dasar untuk meneliti motivasi wisatawan oleh Pearce (1988) dan Pearce dan Caltabiano (1983), yang antara lain menemukan bahwa motivasi perjalanan seorang wisatawan bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dinamis. Dann (1977) juga menggunakan dasar teori maslow di dalam membahas motivasi wisatawan, dari

studi kasus Barbados. Ia melaporkan temuannya bahwa social needs dan esteem

needs memegang peran penting, termasuk ke dalamnya rasa diterima oleh masyarakat dan ingin dihargai.

Motivasi wisatawan ditentukan juga oleh menarik atau tidaknya tempat tujuan wisatanya. Semakin besar potensi suatu daerah tujuan wisata semakin besar motivasi wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut. Besarnya potensi yang ada dalam suatu daerah tujuan wisata dapat dijadikan ukuran daya saing daerah tersebut dibandingkan dengan daerah lain. Potensi ini diukur tidak hanya dari sumber daya alamnya tetapi juga sumberdaya manusianya dan juga


(42)

     

16 sumber daya lain yang terkait dan mendukung terhadap peningkatan daya saing suatu daerah.

2.5. Konsep Daya Saing Porter’s Diamond

Daya saing usaha dapat didefinisikan sebagai kemampuan usaha suatu perusahaan dalam industri untuk menghadapi berbagai lingkungan yang dihadapi (Porter,1995). Dalam ilmu ekonomi, daya saing merupakan konsep yang bersifat

relatif (Relative Concept). Dalam pemahaman tersebut, konsep daya saing identik

dengan konsep efisiensi. Dengan menggunakan kriteria atau melihat indikator tertentu sebagai acuan, maka dapat diukur tingkat kuat lemahnya daya saing.

Porter menganalisis daya saing sebuah industri dengan pendekatan diamond

model. Adapun elemen dari diamond model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Kondisi faktor dalam analisis Porter adalah variabel-variabel yang sudah

ada dan dimiliki oleh suatu industri seperti sumber daya manusia (human

resource), modal (capital resource), infrastruktur fisik (physical infrastructure),

infrastruktur informasi (information infrastruktur), infrastruktur administrasi

(administrative infrastruktur), serta sumber daya alam. Semakin tinggi kualitas faktor input ini, maka semakin besar peluang industri untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas.

Kondisi permintaan menurut diamond model dikaitkan dengan sophisticated

and demanding local customer. Kondisi permintaan merupakan sifat dari asal

untuk barang dan jasa. Semakin maju suatu masyarakat dan semakin demanding

pelanggan dalam negeri, maka industri akan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas produk atau melakukan inovasi guna memenuhi keinginan pelanggan


(43)

       

17 lokal yang tinggi. Namun dengan adanya globalisasi, kondisi permintaan tidak hanya berasal dari lokal tetapi juga bersumber dari luar negeri.

Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan

Kondisi Faktor

Kondisi Permintaan

Industri Pemasok dan Terkait

Gambar 1. Porter’s Diamond Model

Adanya industri pemasok dan terkait akan meningkatkan efisiensi dan sinergi dalam suatu industri. Sinergi dan efisiensi dapat tercipta terutama

transaction cost ,sharing teknologi, informasi maupun skill tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh industri atau perusahaan lainnya. Manfaat lain industri pemasok dan terkait adalah akan terciptanya daya saing dan produktivitas yang meningkat.

Strategi perusahaan dan pesaing dalam diamond model juga penting karena kondisi ini akan memotivasi perusahaan atau industri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan selalu mencari inovasi baru. Dengan adanya persaingan yang sehat, perusahaan akan selalu mencari stategi baru yang cocok dan berupaya untuk selalu meningkatkan efisiensi.


(44)

     

18 2.6. Keterkaitan antara Daya Saing dengan Preferensi Masyarakat

Tweeten dalam Saragih (2000) lebih lanjut mendefinisikan keunggulan bersaing sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar secara menguntungkan dan berkelanjutan melalui pemanfaatan keunggulan komparatifnya. Konsep keunggulan bersaing dengan deskripsi tersebut secara eksplisit menyatakan preferensi atau selera konsumen

sebagai syarat keharusan (necessary condition) dalam upaya peningkatan daya

saing. Harga yang murah dan kompetitif sebagai implikasi dari orientasi biaya produksi minimum (efisiensi) di pasar bukanlah suatu determinan tunggal dalam

keunggulan bersaing. Preferensi konsumen merupakan sebuah cetak biru (blue

print) yang harus digarap secara serius. Terlebih pada struktur pasar yang mengarah pada mekanisme liberalisasi perdagangan tanpa distorsi.

2.7. Penelitian Terdahulu

Anggraini (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di DKI Jakarta”

dengan menggunakan alat analisa Ordinary Least Squares (OLS) menyatakan

bahwa investasi sektor perhotelan dan jumlah biro perjalanan wisata berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan wisman pada taraf nyata 0,01 dan kondisi keamanan berpengaruh pada taraf nyata 0.05 dengan arah negatif pada saat kondisi tidak aman. Pengaruh yang terbesar adalah banyaknya biro perjalanan wisata, kemudian kondisi keamanan, lalu investasi sektor perhotelan. Terdapat satu variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisman, yaitu nilai tukar. Hal ini diduga disebabkan oleh relatif rendahnya nilai tukar


(45)

       

19 rupuah terhadap mata uang negara-negara yang menjadi pasar utama pariwisata Indonesia

Sridawati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik” dengan menggunakan alat analisa regresi logistik menyatakan bahwa ada ada delapan variabel yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu pembayaran elektronik, diantaranya : jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata per bulan, pengeluaran, lokasi, teknologi, dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketiga kartu bervariasi, pada kartu kredit yang mempengaruhi penggunaannya adalah pendidikan, pengeluaran, dan teknologi. Pada kartu debet yang mempengaruhi penggunaannya adalah jenis kelamin, pendapatan dan motivasi. Sedangkan pada kartu ATM yang mempengaruhi penggunaannya adalah umur, pendidikan, pendapatan, dan lokasi.

Nurmalasari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing dan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja di Pasar Tradisional” menyatakan bahwa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional dengan menggunakan

pendekatan porter’s diamond. Hasil analisis tersebut diantaranya kondisi faktor:

pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok dan citra pasar tradisional buruk di mata konsumen baik dari bangunan maupun infrastrukturnya, kondisi permintaan: produk yang berkualitas terutama produk-produk segar dan pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan diluar


(46)

     

20 sisi harga seperti kenyamanan dan pelayanan, strategi perusahaan, struktur dan persaingan: konsep tawar menawar dan belum ada aturan yang jelas dan tegas seperti peraturan presiden mengenai lokasi, komoditi, waktu operasi, dan jarak antara pasar modern dan pasar traditional, industri pemasok dan terkait: rantai distribusi barang masih panjang namun pasar tradisional mampu menyediakan barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional adalah variabel pendapatan, intensitas belanja, kualitas barang, kebersihan dan kenyamanan pasar. Semua variabel tersebut signifikan pada taraf nyata 10 persen. Variabel yang berpengaruh positif adalah pendapatan, intensitas belanja, kualitas barang, kebersihan barang dan kenyamanan pasar sehingga semakin besar pengaruh dari variabel-variabel tersebut semakin besar pula peluang masyarakat dalam hal ini IRT yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional. Walaupun untuk variabel pendapatan perlu didalami lebih lanjut karena hasilnya berbeda dengan hipotesis.

Amaliah (2008) dalam Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Daya Saing dan Impor Susu Indonesia Periode 1976-2005, dengan metode penelitian yang digunakan terdiri atas : Pertama, metode deskriptif dengan menggunakan

pendekatan Porter’s Diamond dijadikan alat untuk menganalisis kondisi

faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing susu domestik di tengah serbuan impor susu pasca penghapusan kebijakan rasio impor. Kedua, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor susu baik dalam jangka panjang maupun pendek diestimasi


(47)

       

21

secara kuantitatif dengan metode Engle-Granger-Cointegration dan Error

Correction Model (ECM).

Berdasarkan penelitian ini dihasilkan bahwa analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi daya saing susu domestik melalui pendekatan Porter’s Diamond

menghasilkan implikasi penelitian bahwa kelemahan mendasar daya saing susu domestik terletak pada kondisi faktor. Sebaliknya, faktor yang diduga berkontribusi besar terhadap kondisi daya saing adalah kondisi permintaan. Industri pendukung dan terkait melibatkan peranan koperasi primer peternak dihadapkan pada permasalahan mismanajemen dan pemborosan akibat diversifikasi usaha yang tidak relevan dan menjadi biaya yang besar bagi koperasi. Kondisi strategi, struktur, dan persaingan antar susu domestik dan impor belum kondusif untuk meningkatkan daya saing susu domestik.

Intervensi pemerintah melalui penghapusan kebijakan rasio impor memberikan pengaruh yang beragam bagi setiap determinan. Impor susu dari sisi permintaan pada jangka panjang dipengaruhi secara signifikan oleh harga riil susu impor, harga riil susu domestik, nilai tukar Rupiah, dan pendapatan per kapita dan pengaruh yang dapat diidentifikasi dalam persamaan tersebut konsisten dengan hipotesis penelitian yang diajukan. Produksi susu domestik tidak mempengaruhi impor susu pada jangka panjang. Hal ini diduga karena terdapat variabel antara yang tidak mampu dijelaskan oleh model persamaan yang dibangun.

Pada penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berwisata ke kota Bogor yang akan membentuk preferensi wisatawan dan selanjutnya membentuk persepsi wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor


(48)

     

22 yang dapat dijadikan acuan/rekomendasi untuk meningkatkan daya saing kepariwisataan kota Bogor. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis probit. Sedangkan untuk menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan untuk berwisata

ke kota Bogor dengan menggunakan analisis Porter’s Diamond.

2.8. Kerangka Pemikiran

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi untuk memperoleh kepuasan. Kebutuhan yang sifatnya primer memang lebih diutamakan daripada keburtuhan yang sifatnya sekunder ataupun tersier. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang juga pasti mempunyai kebutuhan tersier. Salah satunya yaitu kebutuhan fisiologis yang lebih cenderung bersifat abstrak karena hanya dapat ia rasakan dan tidak dapat dilihat orang lain. Salah satu kebutuhan fisiologis tersebut yaitu kebutuhan akan rekreasi.

Kota Bogor yang mempunyai daya tarik wisata yang cukup potensial merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang menjadi perhatian para wisatawan baik wisatawan nusantara ataupun mancanegara. Selain tempat-tempat wisata yang cukup menarik juga didukung oleh letak kota yang secara geografis cukup dekat dengan ibukota negara dan juga merupakan jalur utama transportasi.

Dapat dikatakan bahwa Bogor merupakan kota yang cukup representatif baik itu di tingkat nasional ataupun internasional. Oleh karena itu perlu dikaji secara lebih mendalam terhadap potensi dan kondisi faktor-faktor yang dapat dijadikan kekuatan daya saing kepariwisataan kota Bogor dibandingkan dengan kota lainnya. Referensi dalam meningkatkan daya saing kepariwisataan kota Bogor


(49)

       

23 dapat dilihat dari sisi wisatawan dengan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berwisata ke kota Bogor. Faktor-faktor ini akan membentuk preferensi wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor. Informasi dari persepsi wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor diharapkan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat baik dan optimal.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan analisis statistik Regresi Binary dengan menggunakan model probit, dimana variabel dependennya berskala biner. Potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor dianalisa dengan

menggunakan analisis daya saing Porter’s Diamond. Hasil analisis deskriptif dan

probit tersebut dapat dirumuskan untuk menyusun strategi dalam peningkatan daya saing kepariwisataan kota Bogor. Alur kerangka pemikiran konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.


(50)

     

24

Pariwisata Kota Bogor

Persepsi Pemerintah Daerah

Persepsi Wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor Faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi wisatawan berekreasi di kota

Bogor Preferensi

Wisatawan

Potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan di kota Bogor

Persepsi Pemerintah Daerah

Persepsi Wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor

Strategi peningkatan daya saing Kepariwisataan di kota Bogor

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

           


(51)

       

25 III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara

purposive (contoh berdasarkan pertimbangan tentang beberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitiannya) karena Bogor merupakan salah satu kota yang sangat dekat dengan Ibukota negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, ekonomi dan pariwisata. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2008 sampai bulan Juli 2008.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui metode survei dengan menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan yang telah disusun dengan rapi. Data kepariwisataan beserta instansi terkait lainnya, seperti: Disparbud kota Bogor, BPS kota Bogor, Dispenda kota Bogor dan Deperindagkop kota Bogor. 3.3. Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode penarikan contoh yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode penarikan contoh untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berekreasi ke kota


(52)

     

26 dijadikan sampel sedang berada di lokasi penelitian dan mau diwawancarai. Ada

screening di awal kuesioner dimana pengunjung yang dijadikan responden adalah pelaku utama yang mempunyai minat ingin berekreasi ke kota Bogor dan pengunjung pernah berkunjung sebelumnya ke kota Bogor minimal satu kali. Penyebaran kuesioner dilakukan di tempat-tempat rekreasi seperti Kebun Raya Bogor, The Jungle, dan tempat-tempat rekreasi serta hiburan lainnya. Responden yang diambil sebagai sampel adalah wisatawan yang berada di tempat wisata selama penelitian dilaksanakan.

Ukuran sampel yang diambil, mengacu pada pendapat Slovin (Umar, 2005) sesuai dengan rumus seperti sebagai berikut :

dimana : n = ukuran sampel

N= ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

Ukuran populasi mengacu pada data jumlah kunjungan yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Budaya kota Bogor, yakni data kunjungan tahun 2007 yaitu sebanyak 1.212.285 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah 10 persen. Berdasarkan data kunjungan yang dimasukkan ke dalam rumus Slovin, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diambil adalah :


(53)

       

27

Untuk memudahkan perhitungan maka jumlah sampel yang diambil dibulatkan menjadi 100 orang. Tetapi yang dimasukkan ke dalam perhitungan dan pengolahan data yaitu sebanyak 105 responden. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pengolahan data.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis statistik Regresi Binary dengan menggunakan model Probit. Dalam penelitian ini pengolahan data dengan menggunakan

Microsoft Excel dan Eviews 4.1.

Penelitian ini mengikuti beberapa tahap yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu:

1. Deskripsi Data

Tahapan ini dilakukan untuk melihat karakteristik seluruh data yang diperoleh. Data diperoleh dari wisatawan yang menjadi responden dalam pengisian kuesioner. Terdapat dua jenis kuesioner dengan responden yang berbeda. Kuesioner pertama ditujukan untuk wisatawan yang sedang berwisata di kota Bogor. Kuesioner yang pertama ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengeruhi preferensi wisatawan dalam berwisata di kota Bogor. Kuesioner yang kedua ditujukan untuk pemerintah daerah, para pengelola obyek wisata, dan pengusaha untuk melihat potensi dan kondisi faktor-faktor yang


(54)

     

28 mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor. Sebelum dilakukan pengolahan data dilakukan pengkodean data kualitatif dan mengklasifikasikan kategori jawaban untuk disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan porter’s diamond.

Analisis dengan pendekatan porter’s diamond digunakan untuk menganalisa

kondisi dan potensi daya saing kepariwisataan di kota Bogor. Dalam menganalisis kondisi dan potensi daya saing kepariwisataan kota Bogor dilakukan dengan survey melihat langsung ke lapangan dan selain itu juga dilakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait seperti kepala dinas pariwisata, pengelola tempat wisata, pengembang pariwisata, pengusaha-pengusaha industri yang berhubungan dengan pariwisata. Adapun untuk melihat kondisi permintaan selain dilakukan wawancara terhadap wisatawan juga dilakukan dengan pengisian kuesioner yang pertanyaan-pertanyaannya sudah disusun teratur dan sistematis sebelumnya. Analisis dengan menggunakan metode frekuensi digunakan untuk menjelaskan berbagai variabel yang berkaitan dengan jumlah dan persentase karakteristik responden.

3. Model Probit

Model Probit digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berekreasi ke kota Bogor. Menurut Arief (1993), model Probit didasarkan atas asumsi bahwa variabel dependen yang diteliti mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang berbentuk normal. Oleh karena


(55)

       

29

didasarkan atas normal cumulative distribution function, maka model ini disebut

juga model normit (normit model).

Menurut Gujarati (1997), penggunaan model Probit yaitu untuk menjelaskan

perilaku suatu variabel tak bebas (dependen) yang dummy atau dichotomous.

Variabel dependennya bernilai 0 atau 1. Modelnya secara sederhana sebagai berikut:

Yi = α + βXi + Ui………..………..(2.1)

Yi bersifat dikotomi sebagai fungsi linier dari variable yang menjelaskan Xi€

(Yi/Xi) merupakan harapan bersyarat dari Yi untuk Xi tertentu.

Sedangkan menurut Koop (2003), model probit digunakan ketika variabel dependennya berupa data kualitatif sebagai dummy yang bernilai 0 dan 1. Ketika individu membuat sebuah pilihan diantara dua pilihan, secara ekonomi akan

dirumuskan dengan fungsi utilitas. Jika utilitas dari individu i dan Uji (Untuk J=

0,1). Individu akan memilih 1 jika Uji > U01 dan sebaliknya jika pilihannya 0.

Dengan demikian pilihan tergantung dari perbedaan utiltas. Model Probit mengasumsikan perbedaan utilitas ini mengikuti regresi linier normal yang dinyatakan sebagai berikut:

Yi* = Xi’β +εi………(2.2)

Ahli ekonomi tidak meninjau Yi* secara langsung, tetapi hanya pilihan yang


(56)

     

30

Menurut Maddala (1994) dalam prakteknya Yi* tidak dapat diobservasi.

Sedangkan yang dapat kita observasi adalah variable dummy yang didefinisikan sebagai berikut :

Y= 1 jika Yi* > 0

Y= 0 jika sebaliknya

Prob (Yi = 1) = Prob (Ui > β’Xi)

= 1- F (-β’Xi)t………...……….(2.3)

Nilai pengamatan dari Y dalam model Probit ini hanya dapat direalisasikan sebagai sebuah proses binomial dengan probabilitas seperti di atas. Oleh karena itu kemungkinan fungsinya adalah

L = yi = 0 F(-β’Xi) yi=1 {1- F(-β’Xi)}……….(2.4)

Variabel dependen yang digunakan untuk model Probit dalam penelitian ini adalah preferensi wisatawan yang berekreasi di kota Bogor. Model persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut:

Y = β1 + β2X1 + β3X2 + β4D1 + β5X3 + β6X 4+ β7X5 + β8X6 + β9X7 + β10 X8+ β11

X9+ β12 X10+ β13X11 + β14 X12+ β15 X13+ β16 X14+ui...(3.1)

Keterangan :

Y = 1 jika preferensi wisatawan berwisata di kota Bogor 0 jika preferensi wisatawan berwisata selain kota Bogor

Variabel dependen (Y) diambil dari poin E pertanyaan nomor 2 pada kuesioner pertama dengan responden wisatawan.


(57)

       

31 X1 = Umur(tahun)

Variabel independen (X1) diambil dari poin A pertanyaan nomor 1 pada kuesioner

pertama dengan responden wisatawan. X2 = Pendidikan (tahun)

Variabel independen (X2) diambil dari poin A pertanyaan nomor 2 pada kuesioner

pertama dengan responden wisatawan.

X3 = Pendapatan rata-rata wisatawan per bulan (Rupiah)

Variabel independen (X3) diambil dari poin A pertanyaan nomor 5 pada kuesioner

pertama dengan responden wisatawan. X4 = Intensitas berwisata (kali/tahun)

Variabel independen (X4) diambil dari poin C pertanyaan nomor 1 pada kuesioner

pertama dengan respoden wisatawan. X5 = Biaya yang dikeluarkan

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “ biaya yang dikeluarkan ketika berekreasi di kota Bogor tidak terlalu besar”. Bila penilaian responden adalah 1 artinya biaya yang dikeluarkan ketika berekreasi di kota Bogor adalah terlalu besar. Bila penilaian responden adalah 2 maka berarti biaya yang dikeluarkan adalah besar. Bila penilaian responden 3 artinya biaya yang dikeluarkan ketika berekreasi di kota Bogor tidak terlalu besar. Bila


(58)

     

32 penilaian responden 4 artinya biaya yang dikeluarkan ketika berekreasi di kota Bogor adalah murah.

Variabel independen (X5) sampai (X14) diambil dari poin F pada kuesioner

pertama dengan responden wisatawan. X6 = Kualitas Wisata Kota Bogor

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Kualitas Kepariwisataan Kota Bogor baik”.

X7 = Kelengkapan fasilitas Kota Bogor

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Fasilitas di kota Bogor lengkap”.

X8 = Kebersihan Kota Bogor

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Kondisi Kota Bogor Bersih ”.

X9 = Kenyamanan Kota Bogor

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4


(59)

       

33 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Berwisata di kota Bogor terasa nyaman”.

X10 = Keamanan Kota Bogor

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Berwisata di kota Bogor terasa aman”.

X11 = Letak kota Bogor

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Letak kota Bogor cukup strategis”.

X12 = Atraksi yang ditawarkan di obyek wisata

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Atraksi yang ditawarkan di obyek wisata yang ada di kota Bogor cukup menarik”.

X13 = Pengelola obyek wisata

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap


(60)

     

34 pernyataan “Pengelola yang ada di obyek wisata yang ada di kota Bogor bekerja cukup baik”.

X14 = Sarana dan Prasarana yang ada di obyek wisata

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal 1 hingga 4. Nilai 1 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat tidak setuju dan nilai 4 adalah untuk pendapat wisatawan yang sangat setuju terhadap pernyataan “Sarana dan Prasarana yang ada di obyek wisata yang ada di kota Bogor lengkap”.

D1 = Dummy pekerjaan, 1 jika wisatawan bekerja dan 0 jika wisatawan

tidak bekerja.

Variabel independen (D1) diambil dari poin A pertanyaan nomor 2 pada kuesioner

pertama dengan respoden wisatawan.

D2 = Dummy tempat tinggal, 1 jika wisatawan tinggal di kota Bogor dan 0

jika wisatawan tinggal di luar kota Bogor.

Variabel independen (D2) diambil dari data responden pada kuesioner pertama

dengan responden wisatawan. i = Responden ke i ui = error

β1 = intersep

β2…….. β13 = Koefisien-koefisien estimasi

3.5. Strategi Peningkatan Daya Saing

Strategi peningkatan daya saing kepariwisataan dalam penelitian ini


(61)

       

35

merupakan bagan Importance Performance Analysis. Terdapat empat kuadran

dalam bagan ini, yaitu Kuadran I (priorotas), Kuadran II (maintain), Kuadran III

(low priority), dan Kuadran IV (over).

                Koefisien Indeks

Nilai Persepsi Rata-rata

Persepsi Rata-rata

Koefisien

Prioritas Maintain

Low Priority

Over

Gambar 3. Importance Performance Analysis

Koefisien indeks diperoleh dari koefisien variabel-variabel yang berpengaruh nyata dalam metode probit. Nilai persepsi wisatawan dalam penelitian ini bernilai 1, 2, 3 dan 4. Rata-rata yang diperoleh dari koefisien indeks dan persepsi wisatawan dapat menentukan batas dari tiap kuadran. Koordinat yang diperoleh dari perpotongan titik koefisien indeks dan persepsi wisatawan akan menunjukkan letak titik tersebut.

Bila terletak di kuadran I berarti variabel tersebut merupakan prioritas utama yang perlu diperbaiki. Bila terletak di kuadran II berarti variabel tersebut


(62)

     

36 merupakan hal yang harus dijaga dan dipertahankan. Bila berada di kuadran III berarti variabel tersebut bukan merupakan prioritas utama untuk diperbaiki. Bila berada di kuadran IV berarti variabel tersebut sudah diberi perlakuan berlebihan.  

                                         


(63)

       

37 IV. GAMBARAN UMUM PARIWISATA KOTA BOGOR

4.1. Kondisi Geografis Kota Bogor

Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 hektar atau 0,27 persen dari luas propinsi Jawa Barat. Kota Bogor ini terdiri dari 6 (enam) Kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Tengah dan Tanah Sareal, yang meliputi 68 Kelurahan. Ciri–ciri daerah perkotaan

adalah kepadatan penduduk sangat tinggi di atas 5.000 jiwa/km2, untuk Kota

Bogor rata-rata ditempati sebanyak 6.662 jiwa/km2 jiwa penduduk. Kepadatan

tertinggi ada di kecamatan Bogor Tengah yaitu sebesar 11.770 jiwa/km2 dan

terendah ada di kecamatan Bogor Selatan 5.019 jiwa/km2.

Kota Bogor mempunyai ketinggian rata rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter, kemiringan lereng antara 0-3 persen, 4-15persen 16-30 persen dan di atas 40 persen dengan jarak dari Ibu Kota kurang lebih 60 Km, dikelilingi Gunung Salak, Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Kota Bogor berpenduduk 820.707 jiwa dengan komposisi 419.252 Laki- laki dan perempuan 401.455 jiwa. Kota Bogor dikenal dengan sebutan Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi yaitu berkisar 3.500 – 4.000 milimeter pertahunnya.

Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu gunung Pangrango (berupa satuan breksi tupaan/kpbb) dan Gunung Salak (berupa aluvium/kal dan kipas aluvium/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari daerah aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang


(64)

     

38 tersusun oleh tanah, pasir dan kerikil hasil dari pelapukan endapan yang baik untuk vegetasi. Dari struktur geologi tersebut, maka Kota Bogor memiliki daya

dukung tanah yang berada antara 1,5 Kg/Cm2.

Sebagai salah satu bagian dari propinsi Jawa Barat, Kota Bogor merupakan penyangga Ibu Kota Negara yang memiliki Asset Wisata Ilmiah yang bersifat Internasional (Kebun Raya). Pusat Kota Bogor terletak 100 Km disebelah Selatan dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang pada jaman dahulu kala merupakan pelabuhan terpenting bagi Negara Pakuan Pajajaran yang pusatnya sekitar BatuTulis di Selatan Kota Bogor.

Kota Bogor dengan ketinggian dari permukaan laut minimal 190 meter dan

maksimal 330 meter, memiliki udara rata - rata setiap bulannya adalah 26oC dan

suhu udara terendah 21,8o C, dengan kelembaban udara kurang lebih 70 persen.

Sedangkan curah hujan cukup besar setiap tahunnya yaitu berkisar antara 3500-4000 mm dengan luas 4.992,30 Ha, antara 3500-4000-4500 mm dengan luas 6.424,65 Ha, dan antara 4500-5000 mm dengan luas 433,05 Ha, terutama pada bulan Desember sampai dengan bulan Januari. Kota Bogor yang disebut sebagai Kota Hujan dialiri beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan Kota, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok, maka boleh dikatakan secara umum Kota Bogor aman dari bahaya banjir. Kedudukan topografis kota Bogor di tengah-tengah wilayah kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibu kota Negara, merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Adanya kebun raya yang di dalamnya terdapat Istana Bogor di pusat kota, merupakan tujuan


(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Untuk Wisatawan KUESIONER PENELITIAN

Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Hasil kuesioner ini akan digunakan untuk tugas akhir (skripsi) Karlina Yuliyanti NRP H14104022 Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departemen Ilmu ekonomi. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih

Nama responden : Alamat sekarang : A. Data Responden

1. Berapakah umur anda ? Tahun

2. Pekerjaan anda saat ini a. Tidak bekerja

b. Bekerja (sebutkan jenis pekerjaan) : 3. Apakah status pendidikan terakhir Anda ?

a. Tidak tamat SD b. Tamat SD

c. Tamat SMP d. Tamat SMU

e. Sarjana Muda/Diploma f. Sarjana/Pasca Sarjana 4. Status anda saat ini ?

a. Belum menikah

b. Sudah menikah (Jumlah anggota Keluarga saat ini): orang 5. Berapa pendapatan rata-rata keluarga Anda sebulan ? Rp.

6. Berapa pengeluaran rata-rata keluarga Anda sebulan ? Rp. B. Preferensi Wisatawan

1. Jenis wisataapa yang ada di kota Bogor yang pernah anda lakukan? a. Wisata Alam (sebutkan) :

b.Wisata Belanja (sebutkan) : c. Wisata Kuliner (sebutkan) :


(2)

e. Lainnya (sebutkan) :

C. Pola Wisatawan

1. Berapa kali rata-rata anda melakukan wisata / rekreasi dalam setahun ?. …………..Kali/tahun

2. Kapan waktu Anda melakukan wisata/rekreasi ?

a. Akhir pekan c. Kapan saja / waktu luang b. Liburan kerja/sekolah d.Lainnya:

3. Berapa biaya yang biasa Anda keluarkan setiap kali Anda berekreasi di tempat tersebut? Rp.

D. Perilaku Wisatawan

1. Di kota Bogor Anda paling sering berekreasi kemana? a. Kebun Raya Bogor d. The Jungle

b. Taman Topi e. Situ Gede

c. Museum f. Outlet

g. Restoran / rumah makan E. Motivasi Wisatawan

1. Apa motivasi Anda melakukan wisata / rekreasi ?

a. Kebersamaan keluarga c. Liburan sekolah / waktu luang b. Paket sekolah / tempat kerja d.Lainnya:

2. Kota tempat tujuan utama wisata anda?

a. Bogor

b. Selain Bogor (sebutkan):

3. Prioritas penilaian tujuan wisata Anda? ( Nilai 1-5. nilai 1 merupakan prioritas utama alasan anda memilih tujuan wisata)

Prioritas Tujuan Wisata Bogor Selain Bogor

Biaya yang dikeluarkan Kenyamanan berwisata Keamanan berwisata

Obyak wisata yang ditawarkan (keindahan wisata) Sarana dan Prasarana yang ada dalam obyek wisata (penjualan souvenir , makanan, tempat parker, toilet) F. Opini Wisatawan

1. Berikan penilaian atas pernyataan tujuan wisata di Bogor pada tabel bawah ini!

Keterangan Penilaian:

1 = sangat tidak setuju 3 = setuju


(3)

No Pernyataan Penilaian

1 2 3 4 1 Biaya yang dikeluarkan ketika berekreasi di kota Bogor tidak terlalu

besar

2 Kualitas Kepariwisataan kota Bogor baik

3 Fasilitas di kota Bogor lengkap (bank, pasar, rumah makan,

hotel/penginapan, layanan telekomunikasi, rumah sakit/puskesmas)

4 Kondisi Kota Bogor Bersih

5 Berwisata di kota Bogor terasa nyaman 6 Berwisata di kota Bogor terasa aman 7 Letak kota Bogor cukup strategis

8 Atraksi yang ditawarkan di obyek wisata yang ada di kota bogor cukup menarik

9 Pengelola obyek wisata yang ada di kota Bogor bekerja cukup baik 10 Sarana dan Prasarana yang ada dalam obyek wisata yang ada di

kota Bogor lengkap (penjualan souvenir , makanan, tempat parker, toilet)

2. Menurut Anda, Apakah Kepariwisataan di kota Bogor masih dibutuhkan oleh para wisatawan zaman sekarang maupun di masa yang akan datang?berikan alasannya!

3. Apa saran Anda untuk pengembangan pariwisata kota Bogor?


(4)

Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Untuk Pemerintah Daerah KUESIONER PENELITIAN

Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Hasil kuesioner ini akan digunakan untuk tugas akhir (skripsi) Karlina Yuliyanti NRP H14104022 Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departemen Ilmu ekonomi. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih

No.kuesioner : Nama responden : Alamat sekarang : B. Data Responden

A1. Berapakah umur anda ? (pilih selang angka yang sesuai )

a. > 20 th d. 40-49 th

b. 20-29 th e. > 50 th c. 30-39 th

A2. Apa pekerjaan anda saat ini ?

a. Pegawai negeri d. buruh b. Pegawai swasta e.

wiraswasta

c. Ibu rumah tangga f. Lainnya, sebutkan………..

A3. Apakah status pendidikan terakhir Anda ?

a. Tamat SD atau kurang c. Tamat SMU e.Tamat S1

b. Tamat SLTP d. Tamat Diploma f. Tamat S2 atau lebih

A4. Berapa jumlah anggota keluarga Anda ?... A5. Berapa pendapatan rata-rata keluarga Anda sebulan ?

a. < Rp 1 juta d. Rp 3-4 juta b. Rp 1-2 juta e. Rp 4-5 juta c. Rp 2-3 juta f. Rp > 5 juta  


(5)

 

No Pertanyaan

JAWABAN STS TS S SS 1 Kondisi Faktor

Tenaga kerja di bidang pariwisata di kota Bogor berkualitas Pendidikan dan latihanyang diberikan pemerintah ataupun

pihak-pihak tertentu terhadap tenaga kerja ataupun pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pariwisata telah berjalan efektif dan sangat mendukung terhadap peningkatan pariwisata di kota Bogor

Anggaran pemerintah untuk pariwisata di kota Bogor sudah mencukupi

Sarana dan Prasarana kepariwisataan di kota Bogor lengkap Akses informasi tentang kepariwisataan di kota Bogor mudah Proses administrasi yang berlaku sangat baik dan tidak berbelit-belit

Obyek wisata yang ditawarkan menarik dan beragam

Kebijakan terhadap harga (harga tiket masuk,harga souvenir-souvenir,tariff permainan-permainan yang ada dalam obyek wisata,dll)yang ditetapkan sesuai dengan jasa yang ditawarkan 2 Kondisi Permintaan

Wisatawan yang datang ke kota Bogor sangat banyak Jumlah wisatawan yang datang tiap tahun selalu bertambah 3 Industri Pemasok dan Terkait

Terdapat banyak pilihan hotel yang ditawarkan di kota Bogor Terdapat banyak pilihan restoran yang ditawarkan di kota

Bogor

Berilah tanda silang pada kotak jawaban yang paling sesuai !  Keterangan : 


(6)

Terdapat banyak pilihan penjual souvenir yang ditawarkan di kota Bogor

Terdapat banyak jasa travel yang ditawarkan di kota Bogor Transportasi di kota Bogor teratur

Kualitas hotel yang ada di kota Bogor sangat baik Kualitas restoran yang ada di kota Bogor sangat baik K ualitas souvenir-souvenir yang ditawarkan di kota Bogor sangat baik

4 Strategi Perusahaan,Struktur dan Persaingan

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah kota Bogor sudah berjalan efektif

Sistem manajemen yang diterapkan sudah berjalan efektif Promosi-promosi kepariwisataan kota Bogor telah berjalan

efektif

Persaingan antara perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata terjadi secara sehat

Tidak ada hambatan dari pemerintah dalam pengembangan bisnis pariwisata di Bogor

Tidak ada perusahaan tertentu yang memonopoli bisnis dalam pariwisata di kota Bogor