menjadi kategori umum dalam mengidentifikasi dasar alokasi biaya yang merupakan pemacu biaya cost driver pada kelompok biaya berdasarkan
aktivitas, yaitu: 1.
Unit level activity adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi seperti permesinan dan perakitan. Biaya aktivitas tingkat unit
bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. 2.
Batch related activity adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch kelompok produk diproduksi seperti penanganan bahan. Biaya aktivitas
tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch tetapi tetap terhadap jumlah unit pada setiap batch.
3. Product sustaining activity adalah aktivitas yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi input yang mengembangkan
produk atau memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dan biayanya cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jenis
produk yang berbeda. 4.
Facility sustaining activity adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik. Aktivitas tersebut memberi manfaat bagi
organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak memberikan manfaat untuk setiap produk secara spesifik. Contoh dari aktivitas ini adalah
penyusutan.
2.7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC
Sistem kalkulasi harga pokok ABC memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah untuk membantu mengurangi distorsi yang disebabkan
oleh alokasi biaya metode konvensional full costing dan variable costing. Selain itu, sistem ABC juga memberikan pandangan yang jelas mengenai
bagaimana komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi kontribusi sampai lini yang paling dasar dalam jangka panjang.
Blocher dalam Ivana 2004 mengemukakan manfaat utama dari sistem ABC adalah sebagai berikut:
1. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, yang
mengarah pada pengukuran profitabilitas yang lebih akurat dan kepada
keputusan strategik yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar dan pengeluaran modal.
2. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang
dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan product value dan process value dengan membuat
keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek
peningkatan value. 3.
ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.
Disamping memiliki beberapa manfaat, sistem ABC ini juga memiliki keterbatasan Blocher dalam Ivana, 2004 yaitu:
1.
Alokasi. Bahkan jika data aktivitas tersedia, beberapa biaya mungkin
membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran volume yang arbitrer sebab secara praktis tidak dapat ditemukan
aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut. 2.
Mengabaikan biaya. Beberapa biaya yang diidentifikasi pada produk
tertentu dapat diabaikan dari analisis seperti pemasaran, advertensi, riset dan pengembangan.
3. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Sistem ABC sangat mahal
untuk dikembangkan dan diimplementasikan. Disamping itu juga
membutuhkan waktu yang banyak. 2.8. Perbedaan Metode ABC dengan Metode Konvensional
Tunggal 1995 menjelaskan beberapa perbedaan antara metode Activity Based Costing
ABC dengan metode konvensional full costing dan variable costing. Perbedaan tersebut antara lain:
1. ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu untuk
menentukan berapa besar setiap overhead tidak langsung dari setiap produk mengkonsumsinya. Metode konvensional mengalokasikan biaya
overhead secara arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang
non representatif sehingga gagal menyerap konsumsi overhead yang benar menurut produk individual.
2. ABC membagi konsumsi overhead ke dalam empat kategori yaitu unit,
batch , produk dan penopang fasilitas. Sedangkan metode konvensional
membagi biaya overhead ke dalam unit. Sebagai akibatnya, ABC mengkalkulasikan konsumsi sumber daya tidak hanya pengeluaran
operasional, sehingga ABC lebih berguna untuk pengambilan keputusan bagi manajemen.
3. Fokus ABC adalah biaya, mutu dan faktor waktu. Sedangkan metode
konvensional memfokuskan pada kinerja keuangan jangka pendek seperti laba.
4. ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian
daripada metode konvensional karena kelompok biaya dan pemacu biaya jauh lebih akurat dan jelas. Hal ini dikarenakan ABC dapat
menggunakan biaya historis pada akhir periode untuk menghitung biaya aktual apabila kebutuhan muncul.
Mulyadi 2001 membedakan metode ABC dengan metode konvensional full costing dan variable costing berdasarkan lima aspek
yaitu tujuan, lingkup, fokus, periode dan teknologi informasi yang digunakan. Perbedaan kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan antara Metode ABC dengan Metode Konvensional
Metode Konvensional Metode ABC
Tujuan Inventory valuation
Product costing Lingkup Tahap
produksi Tahap desain, tahap
produksi dan tahap dukungan logistik
Fokus Biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik Periode
Periode akuntansi Daur hidup produk
Teknologi informasi yang digunakan
Metode manual Komputer
telekomunikasi Sumber: Mulyadi, 2001
2.9. Hasil Penelitan Terdahulu