Analisis perhitungan harga pokok produksi sepatu dengan metode full costing: studi kasus UKM Galaksi Kampung Kabandungan, Ciapus, Bogor

(1)

BOGOR

Oleh

YANITA KARTIKA DEWI

H24076136

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

the Mixture of Promosi Pada Sentral Edukatif Bogor, the MIMIN AMINAH guidance.

Education was one of the service fields in order to bring about the process pembelajaran so that participants educated actively developed the potential himself to have the spiritual strength of piety, self control, the identity, intelligence, the noble moral, as well as skills that was needed from him, the community, the nation, and the country. Edukatif centres carried out the competitive process with the agency bimbel in the Bogor city by carrying out the exact and superior strategy. The promotion was the strategy that until this became the main priority. EPIC Model and Direct Rating Method were used to evaluate the strength of a promotion that was linked with the promotion capacity to get attention, was easy not him the promotion was read thoroughly, was easy not him the promotion was understood, the promotion capacity to awaken the feeling and this promotion capacity to influence the behaviour.

The data collection was carried out through the direct interview method with the management side of the Edukatif Centre and the filling kuisioner by the consumer. The processing and the analysis of the data in this research used help of the computer that is dsengan used software SPPS the version 15 for Windows and Microsoft Excel, the validity test and reliabilitas to test questionnaire reliability, EPIC Model and Direct Rating Method that were used to measure the effectiveness of the promotion that was carried out.

Gotten by four dimensions, that is (1) the Dimension of Empathy: results of the analysis of the dimension of empathy that the consumer/the student liked the promotion that was done by the Edukatif Centre. (2) the Dimension of Persuasion: results of the analysis that the promotion that was carried out the Edukatif Centre could give the strengthening of the character from the studying program of the Edukatif Centre. (3) the Dimension of the Impact: results of the analysis that the promotion that was carried out the Edukatif Centre was more remembered by the consumer compared with the promotion that was carried out by the other studying guidance. (4) the Dimension of communication: results of the analysis that the promotion that was carried out the Edukatif Centre was effective to remind the main message. The Direct Rating Method analysis consist of (1) Attention, informed that the promotion of the Edukatif Centre could attract attention of the consumer, but still must be increased (3,34). (2) the Understanding, informed that the consumer could understand well the promotion that was carried out the Edukatif Centre (3.44). (3) the Kognitif response, informed that the consumer could understand the message that was sent in the promotion that was carried out the Edukatif Centre (3.44). (4) the Afektif response, informed that the promotion that was carried out the Edukatif Centre could give the feeling and emotions that were positive to the consumer who paid attention to this promotion (3.36). (5) the Attitude towards the promotion, informed that the promotion that was carried out the Edukatif Centre could cause the attitude that was positive for the consumer, (3.59). The total DRM score was received by the value of 69.05, meaning that the promotion of the Edukatif Centre was enough to be successful in attracting attention, the understanding, cognitive, afektif and the behaviour of the consumer to study with the program that was given the Edukatif Centre


(3)

Pada Sentral Edukatif Bogor, Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH

Pendidikan merupakan salah satu bidang jasa dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sentra Edukatif melakukan proses bersaing dengan lembaga bimbel di kota Bogor dengan melaksanakan strategi yang tepat dan unggul. Promosi merupakan strategi yang sampai saat ini menjadi prioritas utama. EPIC Model dan Direct Rating Method digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah promosi yang berkaitan dengan kemampuan promosi itu untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya promosi itu dibaca secara seksama, mudah tidaknya promosi itu dipahami, kemampuan promosi itu untuk menggugah perasaan dan kemampuan promosi tersebut untuk mempengaruhi perilaku.

Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen Sentral Edukatif dan pengisian kuisioner oleh konsumen. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer yaitu dsengan menggunakan software SPPS versi 15 for windows dan Microsoft Excel, uji validitas dan reliabilitas untuk menguji keandalan kuesioner, EPIC Model dan Direct Rating Method yang digunakan untuk mengukur keefektifan promosi yang dilakukan.

Terdapat empat dimensi, yaitu (1) Dimensi Empati: Hasil analisis dimensi empati bahwa konsumen/siswa menyukai promosi yang telah dilakukan oleh Sentral Edukatif. (2) Dimensi Persuasi: Hasil analisis bahwa promosi yang dilakukan Sentral Edukatif dapat memberikan penguatan karakter dari program belajar Sentral Edukatif. (3) Dimensi Dampak: Hasil analisis bahwa promosi yang dilakukan Sentral Edukatif lebih diingat oleh konsumen dibandingkan promosi yang dilakukan bimbingan belajar lain. (4) Dimensi komunikasi: Hasil analisis bahwa promosi yang dilakukan Sentral Edukatif telah efektif untuk mengingatkan pesan utama. Analisis Direct Rating Method terdiri dari (1) Perhatian, menginformasikan bahwa promosi Sentral Edukatif dapat menarik perhatian konsumen, akan tetapi masih perlu ditingkatkan (3.34). (2) Pemahaman, menginformasikan bahwa konsumen dapat memahami dengan baik promosi yang dilakukan Sentral Edukatif (3,44). (3) Respon Kognitif, menginformasikan bahwa konsumen dapat mengerti pesan yang disampaikan dalam promosi yang dilakukan Sentral Edukatif (3,44). (4) Respon Afektif, menginformasikan bahwa promosi yang dilakukan Sentral Edukatif dapat memberikan perasaan dan emosi yang positif kepada konsumen yang memperhatikan promosi tersebut (3,36). (5) Sikap terhadap promosi, menginformasikan bahwa promosi yang dilakukan Sentral Edukatif dapat menimbulkan sikap yang positif bagi konsumen, (3,59). Total skor DRM diperoleh nilai sebesar 69,05, artinya promosi Sentral Edukatif cukup berhasil dalam menarik perhatian, pemahaman, kognitif, afektif dan perilaku konsumen untuk belajar dengan program yang diberikan Sentral Edukatif.


(4)

BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

YANITA KARTIKA DEWI H24076136

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(5)

Nama : Yanita Kartika Dewi NIM : H24076136

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Ir. Mimin Aminah, MM) NIP : 19660907 199103 2 002

Mengetahui : Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : 19610123 198601 1 002


(6)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Januari 1986, sebagai anak keempat dari empat bersaudara keluarga Bapak Syafruddin Yunus dan Ibu Ratna.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Jayawijaya Papua pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bogor, dan lulus pada tahun 2004.

Penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma III pada tahun 2007 dan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi pada Program Sarjana Ahli Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010.


(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat kasih sayang dan karunia-Nya sehingga laporan skripsi berjudul Analisis Efektivitas Bauran Promosi Pada Sentral Edukatif Bogor dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sentral Edukatif Bogor sebagai lembaga bimbingan belajar non-formal, telah melaksanakan bauran promosi. Metode EPIC model dan Direct Rating Method merupakan alat analisis apakah promosi yang telah dilaksanakan oleh Sentral Edukatif Bogor sesuai dengan hasil penerimaan calon konsumen. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan solusi dalam pengambilan keputusan Sentral Edukatif untuk mempromosikan jasa bimbingan belajar. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Bogor, Maret 2011


(8)

RINGKASAN RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian ... 3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Jasa ... 5

2.2. Pendidikan ... 6

2.3. Lembaga Pendidikan ... 6

2.4. Pemasaran ... 8

2.5. Bauran Pemasaran ... 9

2.6. Bauran Promosi ... 10

2.7. Efektifitas Promosi ... 11

2.8. Empathy Persuasive Impact Comunication(EPIC) ... 12

2.9.Direct Rating Method (DRM) ... 13

2.10.Hasil Penelitian Terdahulu ... 15

III. METODE PENELITIAN ... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 17

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.3. Data dan Sumber Data ... 19

3.4. Penyusunan dan Uji Coba Kuesioner ... 19

3.5. Metode Pengambilan Sampel ... 20

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 20

3.6.1 Pengolahan Data Uji Validitas ... 21

3.6.2 Pengolahan Data Uji Reliabilitas ... 21

3.6.3 Pengolahan Data EPIC Model ... 22

3.6.4 Pengolahan Data DRM ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1. Gambaran Umum Sentra Edukatif ... 29


(9)

vii

4.2. Pelaksanaan Bauran Promosi Sentral Edukatif Bogor ... 33

4.2.1 Tujuan Promosi Sentral Edukatif Bogor ... 33

4.2.2 Penganggaran Promosi ... 33

4.2.3 Bauran Promosi Sentral Edukatif Bogor ... 34

4.3. Uji Instrumen Penelitian ... 36

4.4. Karakteristik Umum Responden ... 37

4.5. Analisis EPIC model ... 42

4.5.1 Dimensi Empati ... 42

4.5.2 Dimensi Persuasi ... 44

4.5.3 Dimensi Dampak ... 46

4.5.4 Dimensi Komunikasi ... 48

4.5.5 Dimensi Empati ... 42

4.6. Analisis EPIC Rate ... 42

4.7. Analisis DRM ... 52

4.7.1 Perhatian ... 52

4.7.2 Pemahaman ... 54

4.7.3 Respon Kognitif ... 55

4.7.4 Respon Afektif ... 57

4.7.5 Sikap Terhadap Promosi ... 58

4.7.6 Total Skor DRM ... 60

KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(10)

1. Jumlah Lapangan Usaha Sektor

Jasa Tahun 2007-2009 ... 1

2. Bobot Nilai dan Rentang Skala Keputusan EPIC model ... 24

3. Bobot nilai dan Rentang skala keputusan Direct Rating Method ... 27

4. Skala Direct Rating ... 28

5. Sebaran Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan ... 37

6. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

7. Sebaran Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 38

8. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Orangtua per Bulan ... 40

9. Sebaran Responden yang pernah mengikuti kegiatan promosi Sentral Edukatif Bogor selama ± satu tahun ... 41

10. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Media Informasi ... 42

11. Perhitungan Dimensi Empati Terhadap Promosi ... 43

12. Total Skor Rataan Dimensi Empati ... 43

13. Perhitungan Dimensi Persuasi Terhadap Promosi ... 45

14. Total Skor Rataan Dimensi Persuasi ... 45

15. Perhitungan Dimensi Dampak Terhadap Promosi ... 47

16. Total Skor Rataan Dimensi Dampak ... 47

17. Perhitungan Dimensi Komunikasi Terhadap Promosi ... 49

18. Total Skor Rataan Dimensi Komunikasi ... 50

19. Perhitungan Variabel Perhatian Terhadap Promosi ... 53

20. Total Skor Rataan Variabel Perhatian ... 53

21. Perhitungan Variabel Pemahaman Terhadap Promosi ... 54

22. Total Skor Rataan Variabel Pemahaman ... 54

23. Perhitungan Variabel Respon Kognitif Terhadap Promosi ... 56

24. Total Skor Rataan Variabel Respon Kognitif ... 56

25. Perhitungan Variabel Respon Afektif Terhadap Promosi ... 57

26. Total Skor Rataan Variabel Respon Afektif ... 57

27. Perhitungan Variabel Perilaku Terhadap Promosi ... 59

28. Total Skor Rataan Variabel Perilaku ... 59


(11)

1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran... 9 2. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 18 3. Struktur Organisasi Sentral Edukatif ... 31 4. Posisi Keputusan Dimensi Empati Bauran Promosi

Pada Sentral Edukatif Bogor

Menurut Hasil Analisis EPIC Model, 2010 ... 44 5. Posisi Keputusan Dimensi Komunikasi Bauran Promosi

pada Sentral Edukatif Bogor

Menurut Hasil Analisis EPIC Model, 2010 ... 51 6. Diagram Batang Hasil Analisis EPIC Model ... 52


(12)

1. Kuesioner Penelitian Analisis Efektivitas

Bauran Promosi Pada Sentral Edukatif ... 67 2. Brosur Sentral Edukatif Bogor... 73


(13)

1.1. Latar belakang

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam memeliahara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.

Selain pendidikan formal kini banyak masyarakat mempercayakan pendidikan nonformal. Alasannya beragam ada yang ingin mendalami materi yang telah di dapat di pendidikan formal di ulang kembali di pendidikan nonformal. Alasan lain agar mendapat waktu yang optimal sehingga murid sesampainya di rumah dapat beristirahat atau melakukan kegiatan lain. Sentral Edukatif merupakan bimbingan belajar melatih murid untuk latihan soal-soal yang tidak di dapat di sekolah agar dapat memoptimalkan pelajaran.

Bimbingan belajar (Bimbel) Sentral Edukatif merupakan pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar jam belajar sekolah. Saat ini, bermunculan lembaga Bimbel yang bervariasi. Selain itu, masyarakat semakin jeli dalam memilih lembaga Bimbel mana yang terbaik. Untuk itu setiap lembaga Bimbel yang ada memerlukan ide-ide dan cara-cara baru untuk dapat menemukan peluang atau dapat memenangkan persaingan.

Persaingan diantara bimbingan belajar yang ada di daerah Bogor pada saat ini sudah semakin kuat. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Bogor (2008), terdapat 10 bimbingan belajar yang ada di kota Bogor. Persaingan yang kuat ini menyebabkan setiap bimbingan belajar harus memiliki strategi pemasaran yang tepat. Salah satu strategi pemasaran adalah strategi bauran promosi, yang terdiri dari periklanan, sales promotion, personal seling dan hubungan masyarakat.

Adapun daftar beberapa bimbingan belajar yang ada di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.


(14)

Tabel 1. Nama-nama bimbingan belajar yang ada di Kota Bogor

No Nama Bimbel Alamat

1 Ganesha Operation Jl.Merdeka No 107 C-D 2 Primagama Jl. Pajajaran

3 Sentral Edukatif Jl. Merdeka ruko PGB Blok B-21 4 Bintang Pelajar Jl.Pajajaran no. 23

5 Nurul Fikri Jl. Pajajaran No.10 Bogor 6 LPP Purnawarma Jl. Jendral Sudirman No.35

7 Prospek Insan Mandiri Ruko VIP, Jl.Pajajaran Blok AT No.88 8 Ultima Science Jl Merdeka ruko PGB Blok B-20 9 Bogor Studi Gemilang Jl perintis Kemerdekaan No.23 10 LCC LP3i Jl. KH. Sholeh Iskandar Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bogor, 2008

Berdasarkan Tabel 1, untuk mencapai keberhasilan suatu bimbingan belajar dalam bersaing dengan kompetitornya dituntut untuk dapat menjalankan strategi-strategi yang tepat dan unggul dibandingkan dengan kompetitornya,dan salah satu strategi yang penting yaitu strategi promosi. Oleh karena itu, sangatlah menarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi dan keefektivannya terhadap konsumen pada penelitian ini adalah bimbingan belajar Sentral Edukatif.

Sentral Edukatif telah dapat menunjukkan eksistensinya hal itu ditunjukkan dengan membuat account dunia maya seperti di facebook, twitter,terbukti berkompeten menghasilkan murid-murid berprestasi menjadi pilihan konsumen, hal ini terlihat dari perolehan jumlah siswa yang mengikuti bimbingan belajar di Sentral Edukatif sejak tahun 2005 mengalami peningkatan jumlah siswanya. Jumlah perolehan siswa Sentral Edukatif selama tiga tahun sejak awal berdirinya dapat dilihat pada Gambar 1. Melihat banyaknya perolehan siswa tersebut, mendorong Sentral Edukatif untuk dapat meningkatkan lagi kualitasnya agar dapat tetap bertahan di tengah-tengah persaingan yang semakin pesat.


(15)

Gambar 1. Grafik jumlah siswa yang mengikuti program bimbingan belajar selama tiga tahun terakhir (Sentral Edukatif, 2009)

Berbagai lembaga bimbingan belajar dalam memasarkan programnya kepada masyarakat berlomba-lomba untuk menawarkan jasa pendidikan terbaik yang dapat diterima oleh masyarakat. Ketatnya persaingan dalam industri jasa pendidikan mengharuskan Sentral Edukatif untuk menjaga kualitasnya dan mengetahui apa kebutuhan dan keinginan pelanggan. Hal ini dimaksudkan agar Sentral Edukatif memiliki kekuatan bersaing yang baik dalam menarik perhatian pelanggan maupun mempertahankan kesetiaan dan kepercayaan pelanggan dengan menciptakan rasa puas bagi pelanggan. Oleh karena itu, Sentral Edukatif juga perlu mengetahui efektivitas promosi yang dilakukan. Kegiatan promosi memiliki tujuan untuk menarik minat konsumen dalam mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif dan berusaha menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu misalnya dengan metode belajar ”comprehensive, competent, excelent” dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Hasilnya adalah respon yang positif dari konsumen. Hal ini terlihat dari tingginya perolehan siswa yang dicapai Sentral Edukatif dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan.

100 200 300 400 500

2007 Jumlah Siswa

2008 2009


(16)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bauran promosi yang telah dijalankan Sentral Edukatif selama ini?

2. Bagaimana karakteristik konsumen yang ada pada Sentral Edukatif ?

3. Bagaimana efektifitas bauran promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif sehingga dapat bersaing dengan bimbel lainnya dalam memperbesar pangsa pasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bauran promosi yang dijalankan Sentral Edukatif.

2. Mengidentifikasi karateristik konsumen yang ada pada Sentral Edukatif. 3. Menganalisis efektifitas bauran promosi yang telah dilakukan oleh Sentral

Edukatif.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan kepada Sentral Edukatif dalam rangka mengevaluasi dan menganalisis keefektivitasan bauran promosi melalui EPIC Model dan DRM. Selain itu penelitian ini berguna bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu konsep pemasaran dan bauran promosi yang telah diterima selama perkuliahan. Penulis juga berharap penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan, dan juga sebagai informasi untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bauran promosi dalam pemasaran.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi sejauh mana efektifitas bauran promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif. Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin membahas hal-hal yang berkaitan dengan efektifitas bauran


(17)

promosi, Sentral Edukatif serta respon konsumen terhadap tingkat kepentingan dan pelaksanaan promosi yang dilakukan dan alternatif pengembangan Sentral Edukatif.


(18)

2.1. Jasa

Menurut Kotler (2005), jasa adalah sebagai tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Terdapat lima karakteristik jasa, yaitu :

1. Intangibility, artinya barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja, atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability, artinya barang dapat diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3. Variabilit, artinya Jasa bersifat variabel karena merupakan

non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Perishability, artinya jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

5. Lack of Ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya serta dapat mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas.


(19)

2.2. Pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional dalam Fatamorghana (2009), bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan adalah pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya fikir maupun daya emosional yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.

2.3. Pengertian Lembaga Pendidikan

Menurut Kangsaviking (2010), bahwa lembaga pendidikan adalah tempat pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya melalui praktek pendidikan, sehingga peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.

Menurut Wida dalam Gurumuda (2010), ditinjau lingkungannya, pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) pendidikan informal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga, (2) pendidikan formal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah, dan (3) pendidikan nonformal. Berikut ini masing-masing penjelasan teori lembaga pendidikan.

a.Pendidikan informal atau pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga merupakan sejumlah pengalaman berharga yang ditimba oleh seseorang atau sekelompok orang, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, di tengah-tengah kehidupan keluarga. Adapun beberapa ciri dari pendidikan formal adalah sebagai berikut :

• Proses pendidikan tidak diselenggarakan secara teratur, terencana, dan sistematis, bahkan sering terjadi proses peniruan secara tidak sadar dan tidak disengaja, sehingga tidak mengenal penyusunan tujuan tertentu, penyiapan materi pelajaran, penggunaan teknik dan


(20)

metode pembelajaran, dan tidak mengenal adanya evaluasi seperti yang sering dijumpai pada lembaga-lembaga sekolah.

• Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu, tempat, dan sekaligus tidak mengenal batasan usia.

• Proses pendidikan terjadi secara otomatis di antara seluruh anggota keluarga sehingga tidak mengenal istilah guru dan murid, melainkan antara orang tua atau orang yang dianggap tua dengan anak-anak.

b. Pendidikan formal merupakan proses pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah. Beberapa ciri dari pendidikan formal antara lain adalah sebagai berikut :

• Diselenggarakan secara rapi, terencana, teratur, dan sistematis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

• Materi pelajaran disiapkan sesuai dengan kurikulum atau silabus yang ada.

• Proses pendidikan diselenggarakan secara tertib dan terstruktur dengan menggunakan teknik dan metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi materi pelajaran, para pelajar, ketersediaan media pembelajaran, lingkungan, dan sebagainya.

• Pada waktu-waktu yang telah ditetapkan diselenggarakan evaluasi terhadap keberhasilan proses pendidikan dan termasuk di dalamnya menyusun laporan-laporan kemajuan akademik yang telah dicapai oleh pelajar.

• Proses pendidikan disesuaikan dengan jenjang pendidikan, kelompok umur, dan pengelompokan jurusan tertentu.

• Proses pendidikan dipandu oleh seorang pendidik yang dikenal dengan istilah guru atau dosen terhadap para pelajar, baik siswa maupun mahasiswa.

• Terdapat sertifikat atau ijazah tertentu yang menyatakan bahwa seseorang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.


(21)

c. Pendidikan Non-Formal merupakan proses pendidikan yang terjadi di lingkungan masyarakat luas. Proses pendidikan nonformal memberikan keterampilan-keterampilan praktis dan menyiapkan sikap mental anggota masyarakat agar siap terjun dalam kehidupan nyata. Pada umumnya pendidikan nonformal diselenggarakan dalam bentuk kursus maupun pelatihan-pelatihan, seperti kursus mengemudi, kursus montir, kursus menjahit, dan lain sebagainya. Adapun beberapa ciri dari pendidikan nonformal antara lain adalah sebagai berikut:

• Diselenggarakan secara teratur, terencana, dan sistematis dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang profesional.

• Tidak mengenal batasan usia.

• Tidak mengenal sistem penjenjangan dan sistem kelas yang ketat. • Diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan, bakat, dan

minat warga masyarakat.

• Proses pendidikan diselenggarakan secara singkat sehingga lebih efisien dan efektif.

• Waktu dan tempat penyelenggaraan proses pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan dan kesempatan para pelajar.

2.4. Definisi Pemsaran

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial dimana melalui proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut : kebutuhan , keinginan dan permintaan, barang dan jas), nilai dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan kerja, saluran pemasaran, rantai pasokan, persaingan serta lingkungan pemasaran. Konsep tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.


(22)

Gambar 2. Konsep-konsep inti pemasaran (Kotler, 2005)

2.5. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang dikenal dengan 4P yang terdiri dari : (a) produk, (b) harga, (c) tempat dan (d) promosi.

a) Produk adalah barang atau jasa yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

b) Harga sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk suatu barang yang sama terhadap semua pembeli.

c) Tempat, dengan variabel-variabel pemasaran tempat diantarannya adalah saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, transportasi

d) Promosi adalah kegiatan komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran barang dan jasa.

Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Utilitas Nilai dan Kepuasan Produk

Pertukaran Transaksi dan Hubungan

Pasar

Pemasaran dan Pemasar


(23)

2.6. Bauran Promosi

Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui keberadaan produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu, nilai, kinerja, dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Bauran Promosi terdiri atas empat komponen utama, yaitu: 1. Periklanan: tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang

dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. Contoh dari periklanan seperti iklan pada televisi, radio, koran, film, dan brosur. Promosi seperti ini secara jelas menyampaikan pesan kepada konsumen, agar mereka dapat tertarik pada isi pesan dan mengkonsumsi setiap produk yang ditawarkan pada promosi tersebut.

2. Promosi Penjualan: insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan adalah seperti misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain.

3. Hubungan Masyarakat: bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti : siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, dan penyuluhan.

4. Penjualan Perorangan: interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih, untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.

Dalam mengembangkan bauran promosi, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu : jenis pasar produk, kesiapan konsumen, dan siklus hidup produk (Kotler, 2005).


(24)

1. Jenis pasar produk

Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis. Walaupun iklan lebih sedikit digunakan dalam pasar konsumen daripada kunjungan penjualan dalam pasar bisnis, namun dalam pasar konsumen iklan dapat menjadi sarana perkenalan tentang perusahaan dan produknya. Jika produk tersebut memiliki ciri baru maka iklan dapat menjelaskannya. Iklan akan mengingatkan dengan lebih hemat daripada kunjungan penjualan.

2. Kesiapan konsumen

Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap kesiapan pembeli yang juga berbeda. Iklan dan pemberitaan memegang peranan terpenting dalam tahap pembangunan kesadaran. Keyakinan pelanggan sangat dipengaruhi oleh penjualan perorangan. Sedangkan penutupan penjualan dipengaruhi oleh penjualan perorangan dan promosi penjualan.

3. Siklus hidup produk

Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang berbeda. Pada tahap pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi disusul penjulan perorangan untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi penjualan untuk mendorong konsumen untuk mencoba. Pada tahap pertumbuhan, permintaan mempunyai momentum sendiri dengan cara perkataan ke perkataan. Pada tahap kematangan, secara berturut-turut promosi penjualan, iklan, dan penjulan perorangan semuanya meiliki peranan penting. Pada tahap penurunan, promosi penjulan tetap berperan kuat, sedangkan iklan dan pemberitaan berkurang.


(25)

2.7 Efektivitas Promosi

Pada dasarnya pengertian eektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Pengertin ini sering dikaitkan dengan pengertian efesien,meskipun sebenarnya terdapat perbedaan dintara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang akan dicapai tersebut dengan membandingkan antara input dengan output.

Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jika perusahaan ingin berjalan efektif, diperlukan sasaran sebagai tindakan dan alokasi sumber daya perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan (Andhika, 2009). Ukuran yang menggambarkan sejauh mana kegiatan penyampain pesan tentang suatu produk dapat mencapai sasaran baik kepada konsumen individu maupun massal.

2.8 Empathy Persuasive Impact Comunication (EPIC) Model

Empathy Persuasive Impact Comunication (EPIC) Model adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dampak komunikasi dalam promosi. Model ini ditemukan oleh lembaga riset dan penelitian AC. Neilsen. EPIC Model terdiri dari empat dimensi yang saling melengkapi. Menurut Djarianto, et al. (2003) dimensi-dimensi yang ada pada EPIC Model adalah :

1. Dimensi empati

Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai promosi dan bagaimana konsumen melihat hubungan promosi tersebut dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasi dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama dengan orang lain atau kelompok lain. 2. Dimensi persuasi

Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasar dapat memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli suatu produk yang


(26)

ditawarkan. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan oleh komunikasi promosi dan sesuatu yang dapat menarik seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu.

3. Dimensi dampak

Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk bisa terlihat lebih menonjol daripada produk lain, dan apakah suatu promosi dapat mengikutsertakan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Tujuan dari dimensi dampak adalah peningkatan pengetahuan produk.

4. Dimensi Komunikasi

Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, kekuatan kesan yang ditinggalkan dan kejelasan promosi.

2.9. Direct Rating Method (DRM)

Direct Rating Method (DRM) digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah promosi yang berkaitan dengan kemampuan promosi itu untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya promosi itu dibaca secara seksama, mudah tidaknya promosi itu dipahami, kemampuan promosi itu untuk menggugah perasaan dan kemampuan promosi tersebut untuk mempengaruhi perilaku (Durianto, et al, 2003). Alat analisis ini terdiri dari lima variable yaitu :

1. Perhatian

Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Kapasitas merupakan sumberdaya yang terbatas, maka konsumen sangat selektif dalam mengalokasikan perhatian mereka. Hal ini berarti bahwa pada saat sejumlah stimulus mendapatkan perhatian, maka yang lain akan diabaikan. Tugas pemasar adalah memahami dimensi perhatian, maka pemasar harus mengerti faktor-faktor yang menentukannya, yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan penentu dan determinan stimulus.


(27)

a. Determinan Pribadi

Determinan pribadi merajuk pada karakteristik individu yang mempengaruhi perhatian. Secara umum faktor-faktor ini tidak berada dibawah kendali pemasar. Keberadaan faktor-faktor tersebut harus dikenali dan dipandang sebagai kendala yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi strategi. Faktor-faktor tersebut yaitu kebutuhan/motivasi, sikap, tingkat adaptasi dan rentang perhatian

b. Determinan Stimulus

Perangkat kedua dari faktor yang mempengaruhi stimulus adalah karakteristik stimulus itu sendiri. Determinan ini menggambarkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan, artinya dapat digunakan untuk mendapatkan dan meningkatkan perhatian. Faktor-faktor tersebut yaitu ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi, gerakan, kebaruan, stimulus pemikat perhatian yang dipelajari dan juru bicara menarik.

2. Pemahaman

Pemahaman berkaitan dengan perhatian suatu stimulus. Makna stimulus tergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

3. Respon Kognitif

Penerimaan sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman disebut respon kognitif. Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Hal terpenting adalah respon yang disebut argument pendukung dan kontra argumen. Kontra argumen adalah pikiran yang menentang klaim dan pesan. Penerimaan ditingkatkan saat argumen pendukung meningkat dan ketika kontra argumen membesar. 4. Respon Afektif

Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Keragaman respon afektif dapat disederhanakan menjadi tiga dimensi utama, yaitu riang, negatif dan hangat. Beberapa rekomendasi perangkat emosi yang lebih besar terdiri atas : rasa takut, terkejut, sedih, jijik, marah, antisipasi, riang dan menerima. Respon afektif sangat berperan selama tahap penerimaan dalam proses


(28)

informasi. Akhirnya konsumenlah yang menentukan seberapa kuat promosi dan iklan itu mempengaruhi perasaan mereka.

5. Sikap Terhadap Promosi

Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi. Promosi yang secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap suatu produk, sedangkan promosi yang tidak disukai mungkin akan menurunkan evaluasi produk dari sisi konsumen. Sikap terhadap suatu promosi berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk.

2.10. Hasil Penelitian Terdahulu

Nadyati (2007), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Giant Hypermarket Botani Square Bogor, telah mengetahui promosi yang dilakukan untuk menarik perhatian konsumen agar berkunjung ke Giant Hypermarket untuk berbelanja sehingga meningkatkan volume penjualan, menciptakan brand awareness di masyarakat luas, dan untuk menjaga gross profit perusahaan. Promosi yang dilakukan oleh Giant Hypermarket Botani Square efektif dari segi dimensi empati, dimensi persuasi, dan dimensi komunikasi. Sementara itu dari segi dimensi dampak, promosi yang dilakukan dalam rentang skala cukup efektif. Nilai EPIC Rate yang dihasilkan adalah 3,561. Hal ini menunjukan promosi yang dilakukan adalah efektif.

Menurut penelitian Hafidhuddin (2006) yang berjudul Analisis Efektivitas Promosi Lembaga Amil Zakat dalam Penghimpunan Zakat bagi Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Dhuafa (studi kasus Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika), mengemukakan bahwa promosi yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika dari segi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah efektif. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja periklanan lembaga tersebut cukup optimal. Demikian pula halnya jika ditinjau dari sisi direct rating, maka promosi yang dilakukan dapat dikatakan baik. Artinya, promosi tersebut cukup berhasil dalam menarik perhatian, pemahaman, kognitif, afektif, dan perilaku para muzzaki dalam menyalurkan


(29)

dana zakat, infak, dan shadaqah kepada LAZ Dompet Dhuafa Republika. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa sosialisasi berzakat/ berinfaq/ bershadaqah melalui lembaga amil zakat harus terus-menerus dilakukan, karena hal tersebut akan memunculkan kesadaran kolektif masyarakat untuk mau berzakat, berinfaq, dan bershadaqah melalui lembaga zakat. Diharapkan hal tersebut akan memberikan dampak yang lebih signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan keluarga dhuafa.

Menurut Kurniawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Rita Pasaraya Wonosobo mengemukakan bahwa promosi yang dilakukan Rita Pasaraya Wonosobo dari segi dimensi empati dan persuasi berada dalam rentang skala cukup efektif. Sementara dari segi dampak dan komunikasi, promosi yang dilakukan berada dalam rentang skala efektif. Hal ini berarti secara keseluruhan promosi yang dilakukan Rita Pasaraya Wonosobo cukup efektif tetapi kinerjanya belum maksimal.

Herrera, et all (2001), yang meneliti tentang Sebuah Model Linguistik untuk Bauran Promosi , bahwa promosi merupakan saran penting dalam memposisikan sebuah produk dalam menghasilkan respon yang diinginkan oleh konsumen. Pendekatan informasi berbentuk kuantitatif dengan tujuan memperkuat pernyataan secara kualitatif yang tidak dapat diperkirakan dan menjadi suatu dasar keputusan.

Alat analisis yang digunakan untuk model linguistik adalah algoritma genetika. Hasil alat analisis membuktikan bahwa pernyataan terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah formulasi model linguistik dapat disesuaikan dengan pertimbangan permasalahan bauran promosi. Selanjutnya, pada kelompok kedua, berdasarkan model linguistik sebagai alat evaluasi untuk proses seleksi baris menghasilkan prosedur promosi.


(30)

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Sentral Edukatif adalah lembaga Pendidikan yang lebih dikenal dengan Bimbingan Belajar di kota bogor yang mempunyai pelayanan jasa pendidikan. Konsep belajar “Comprehensive, Competent and Excellent”

diharapkan konsumen mendapatkan pembelajaran yang istimewa. Salah satu bentuk sosialisasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media promosi. Promosi bertujuan memberikan informasi dan mengajak secara persuasif kepada konsumen untuk menggunakan produk yang diproduksi oleh produsen, di mana bentuk persuasif merupakan kunci dari promosi. Strategi promosi adalah salah satu yang sangat penting dari strategi pemasaran suatu perusahaan. Promosi mengarahkan seseorang untuk mengenal suatu produk yang ditawarkan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, dan membeli yang akhirnya dapat meningkatkan penjualan. Oleh karena itu promosi harus dirancang dan dilakukan seefektif mungkin dengan cara-cara yang kreatif untuk menarik konsumen.

Kegiatan promosi yang efektif diharapkan mampu mendukung strategi pemasaran dengan cara mengetahui efektivitas promosi. Efektivitas promosi dapat dengan mudah didapat bagaimana respon konsumen terhadap bauran promosi yang diterapkan perusahaan. Apakah respon konsumen sudah seperti yang diharapkan perusahaan. EPIC Model adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas promosi dari dampak pengingatan dan persuasi melalui riset komunikasi terhadap konsumen.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memformulasikan sebuah kerangka pemikiran mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan selama penelitian. Langkah-langkah ini menjadi acuan dalam melakukan penelitian pada Gambar 3.


(31)

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Bauran Pemasaran

Bauran Promosi

Promosi Penjualam

Penjualan Perorangan Hubungan

Masyarakat Periklanan

Respon Konsumen

EPIC Model

Efektivitas Bauran Promosi Sentral Edukatif 1. Empati

2. Persuasi 3. Dampak 4. Komunikasi

1. Perhatian 2. Pemahaman 3. Respon Kogntif 4. Respon afektif 5. Perilaku

Direct Rating Method

Visi dan Misi Sentral Edukatif


(32)

3.2 . Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Sentral Edukatif Ruko PGB No. 21 Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Sentra Edukatif lokasi berdekatan dengan pesaing bimbingan belajar. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Januari Agustus 2010.

3.3 Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam analisis ini terdiri dari dua data yaitu : data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung kegiatan perusahaan, selain itu juga melalui hasil diskusi dan wawancara dengan Ibu Susan selaku Manajer Pemasaran, karyawan 14 orang serta konsumen. Data sekunder dikumpulkan dari kuesioner, dokumentasi perusahaan, buku-buku dan skripsi pada perpustakaan Institut Pertanian Bogor serta literatur yang dikeluarkan oleh berbagai instansi terkait antara lain Departermen Manajemen.

3.4 Penyusunan dan Uji Coba kuesioner

Kuesioner dibuat setelah didapatkan kerangka dari konsep penelitian yang diukur, dan diberikan secara sengaja (purposive sampling). Responden yang dipilih adalah konsumen dari Sentral Edukatif yang telah mengetahui dan mengikuti kegiatan promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mengetahui karakteristik konsumen Sentral Edukatif secara menyeluruh dan mengetahui respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan Sentral Edukatif. Lembar kuesioner dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 1.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian secara non probability yaitu dengan metode convinience sampling (sampel yang mudah ditemukan) merupakan konsumen Sentral Edukatif yang mengetahui dan pernah mengikuti program promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan wawancara dengan salah satu staf pemasaran Sentral Edukatif, diketahui bahwa pada tahun 2008-2009 jumlah


(33)

konsumen Sentral Edukatif sebesar 312 orang. Angka ini akan digunakan sebagai penaksir populasi konsumen. Adapun persen kelonggaran kesalahan sampel yang masih ditolerir (e) adalah sebesar 10%. Ukuran responden diperoleh berdasarkan perhitungan secara matematis menggunakan rumus Slovin berikut (Simamora, 2002) :

n = 2

1 Ne N

+ ………(1)

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Kesalahan yang dapat ditolerir (10%)

Dengan menggunakan rumus Slovin, maka nilai n adalah sebagai berikut :

n = 312 = dibulatkan 75,716 1 + 312 (0,1)²

Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 76 responden.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen Sentral Edukatif dan pengisian kuisioner oleh konsumen. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer yaitu dengan menggunakan software SPPS versi 15 for windows dan Microsoft Excel, uji validitas dan reliabilitas untuk menguji keandalan kuesioner, EPIC Model dan Direct Rating Method yang digunakan untuk mengukur keefektifan promosi yang dilakukan.

3.6.1 Pengolahan Data Uji Validitas

Menurut Simamora (2004) validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkat kesahihan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Artinya, mampu memperoleh data yang tepat dari peubah yang diteliti. Langkah-langkah mengukur validitas, yaitu :


(34)

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden (minimal 30 orang)

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment person dengan rumusan perhitungannya sebagai berikut :

(

)

(

)

∑ ∑

− − − = 2 2 2 2 xy Y Y n X X n Y X XY n

r ...(2)

Keterangan : rxy = Korelasi antar X dan Y

n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total

Nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r, dengan n = 30 orang dan taraf signifikansi sebesar 5% dan diperoleh niai r-tabel sebesar 0,361. Jika nilai korelasi yang diperoleh lebih dari r-tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

3.6.2. Pengolahan Data Uji Reliabilitas

Apabila kuesioner telah terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuisioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dalam mencari reabilitas, alat ukur dalam bentuk skala dapat menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, secara sistematis sebagai berikut :

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

=

2

1 2 11 σ σ 1 1 k k

r ...(3)

Keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

σ2

= Jumlah ragam butir 2

1


(35)

Nilai alpha yang dihasilkan dari pengujian reliabilitas kemudian dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Reliabilitas suatu kuesioner dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nugroho, 2005).

3.6.3. PengolahanData EPIC Model

EPIC Model digunakan untuk mengukur efektivitas promosi yang dilakukan, yang meliputi empati, persuasi, dampak dan komunikasi (Durianto, at al, 2003).

a. Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen tertarik dan menyukai promosi yang dilakukan. Terdapat empat buah pertanyaan yang direpresentasikan, yaitu pertanyaan 1, 3, 4 dan 5.

b. Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk meningkatkan daya tarik suatu produk dan mendorong keinginan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Bentuk kuesioner direpresentasikan oleh tiga buah pertanyaan, yaitu pertanyaan 6,7 dan 8.

c. Dimensi dampak menunjukan apakah promosi yang dilakukan dapat memberikan dampak positif kepada konsumen. Bentuk kuesioner direpresentasikan oleh tiga buah pertanyaan, yaitu pertanyaan 9,10,11 dan 12.

d. Dimensi komunikasi menunjukan apakah suatu promosi bisa menyampaikan suatu informasi yang baik dan bisa diterima oleh konsumen dengan jelas. Bentuk kuesioner direpresentasikan oleh empat buah pertanyaan, yaitu pertanyaan 2, 13, 14 , 15, 16 dan 17.

Hasil jawaban responden pada kuisioner selanjutnya akan diolah dengan menggunakan analisa tabulasi sederhana sebagai berikut :

1. Analisa Tabulasi Sederhana

Menurut Durianto, at al (2003) dalam analisa tabulasi sederhana data yang diperoleh diolah dengan rumus :


(36)

Keterangan :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = Banyaknya jumlah responden

2. Skor Rataan

Pembobotan setiap jawaban dari responden dengan menggunakan skala likert. Dalam EPIC Model pembobotan dilakukan dengan menggunakan skala dari 1-5. Untuk menghitung skor rataan digunakan rumus (Durianto, at al, 2003) sebagai berikut :

...(5)

Keterangan :

= Rata-rata terbobot

= Frekuensi = Bobot

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Rumus :

...(6) Keterangan :

Rs = Nilai Rataan

R (bobot) = Rentang bobot (bobot terbesar – bobot terkecil) M = Banyaknya kategori bobot

Skala yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala 5, maka rentang skala penilaian yang diperoleh adalah :


(37)

Nilai rentang skala tersebut kemudian digunakan untuk menentukan rentang skala keputusan. Rentang skala tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dari hasil analisis EPIC Model

yang dilakukan. Pembobotan nilai yang dilakukan pada EPIC Model dan rentang skala keputusan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bobot nilai dan rentang skala keputusan EPIC Model

Kriteria Jawaban Bobot Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup 3 Setuju 4

Sangat Setuju 5

Kriteria Rentang Skala

Sangat Tidak Efektif 1,0 < × ≤ 1,8

Tidak Efektif 1,8 < × ≤ 2,6

Cukup Efektif 2,6 < × ≤ 3,4

Efektif 3,4 < × ≤ 4,2

Sangat Efektif 4,2 < × ≤ 5,0 Sumber : Durianto, at al, (2003)

3. Menentukan EPIC Rate

Nilai EPIC Rate didapat dari hasil penjumlahan nilai rata-rata terobot dari dimensi-dimensi, adapun rumusnya seperti berikut (Durianto, at al, 2003) :

EPIC Rate = ...(7)

EPIC Rate akan menggambarkan posisi promosi suatu produk dalam persepsi responden sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan. Hasil rentang skala tersebut akhirnya dapat diketahui sejauh mana keefektifan promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan.

3.6.4 Pengolahan Data Direct Rating Method

Direct Rating Method terdiri dari lima variabel, yaitu perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif dan sikap terhadap promosi. a.Variabel perhatian dalam kuesioner direpresentasikan oleh pertanyaan 1


(38)

b.Variabel pemahaman dalam kuesioner direpresentasikan oleh pertanyaan 4,5,dan 6.

c.Variabel respon kognitif dalam kuesioner direpresentasikan oleh pertanyaan 7 dan 8.

d.Variabel respon afektif dalam kuesioner direpresentasikan oleh pertanyaan 9,10,dan 11.

e.Variabel perilaku dalam kuesioner direpresentasikan oleh pertanyaan 2,12,13,14 dan 15.

Langkah selanjutnya adalah menentukan tabulasi sederhana dan skor rata-rata dengan rumus sebagai berikut :

1. Analisa Tabulasi Sederhana

Dalam analisa tabulasi sederhana data yang diperoleh diolah dengan rumus :

...(8)

Keterangan :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = Banyaknya jumlah responden

2. Skor Rataan

Pembobotan setiap jawaban dari responden dengan menggunakan skala likert. Dalam EPIC Model pembobotan dilakukan dengan menggunakan skala dari 1-5. Untuk menghitung skor rataan digunakan rumus (Durianto, at al, 2003) sebagai berikut :

...(9)

Keterangan :

= Rata-rata terbobot = Frekuensi


(39)

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Rumus :

...(10)

Keterangan :

Rs = Nilai Rataan

R (bobot) = Rentang bobot (bobot terbesar – bobot terkecil) M = Banyaknya kategori bobot

Skala yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala 5, maka rentang skala penilaian yang diperoleh adalah :

= 0,8

Pembobotan nilai yang dilakukan pada Direct Rating Method dan rentang skala keputusan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Bobot nilai dan Rentang skala keputusan Direct Rating Method

Kriteria Jawaban Bobot Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup 3 Setuju 4

Sangat Setuju 5

Kriteria Rentang Skala

Sangat Tidak Efektif 1,0 < × ≤ 1,8

Tidak Efektif 1,8 < × ≤ 2,6

Cukup Efektif 2,6 < × ≤ 3,4

Efektif 3,4 < × ≤ 4,2

Sangat Efektif 4,2 < × ≤ 5,0 Sumber : Durianto, at al, (2003)


(40)

Setelah skor rataan didapat, maka kemudian dikonversi ke tabel

direct rating dengan menggunakan rumus :

...(11)

Langkah terakhir adalah menjumlahkan seluruh nilai direct rating untuk mendapatkan nilai total direct rating. Pada Tabel 4, dapat dilihat rentang skala dengan kategori promosi pada direct rating.

Tabel 4. Skala Direct Rating

Rentang Skala Kategori Promosi

0 < ≤ 20 Buruk

20 < ≤ 40 Kurang Baik

40 < ≤ 60 Rata-rata

60 < ≤ 80 Baik

80 < ≤ 100 Hebat


(41)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Sentral Edukatif 4.1.1 Sejarah Sentral Edukatif

Sentral Edukatif merupakan bimbingan belajar dengan konsep revolusioner Program Bimbingan Sekolah Berstandar Internasional dan Bilingual sehingga diharapkan siswa mampu menguasai tehnik pembelajaran secara unggul. Lembaga ini menyediakan berbagai fasilitas yang menunjang keberhasilan siswa diantaranya ruang kelas yang nyaman, tenaga pendidik yang handal, dan pelatihan soal yang bermutu. Pihak manajemen selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya dengan melakukan inovasi secara berkesinambungan sesuai tuntutan jaman.

Perkembangan Sentral Edukatif dapat dikatakan sangat memuaskan dengan dilihat dari jumlah siswa yang minat bimbingan belajar semakin meningkat dari tahun 2007 sampai 2009. Pada tahun 2007, jumlah siswa yang mengikuti bimbingan belajar sebanyak 370 murid, kemudian tahun 2008 sebanyak 400 murid, dan tahun 2009 mencapai 450 murid.

Sentral Edukatif menerapkan strategi pemasaran yang berorientasi pada kepuasan siswa melalui pelayanan yang unggul. Sebagai lembaga pendidikan non-formal, Sentral Edukatif lebih menitik beratkan pada penguatan konsep materi, perbaikan dan pengulangan materi pelajaran yang diberikan di sekolah, dan pengayaan materi di sekolah.


(42)

4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Sentral Edukatif

Visi Sentral Edukatif adalah terus mengoptimalkan potensi, sedangkan misi yang difokuskan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan menghasilkan siswa-siswa terbaik. Pembentukan visi dan misi tersebut sebagai upaya komitmen manajemen untuk mendidik para siswa-siswi menjadi generasi yang mampu menjawab permasalahan dimulai dari usia dini.

4.1.3. Lokasi Sentral Edukatif

Sentral Edukatif memiliki sekretariat kantor pusat yang berlokasi di Komplek Merdeka Mall, Ruko PGB-B 21 Bogor. Lokasi tersebut dinilai strategis karena memiliki akses yang mudah untuk siswa/siswi datang ke Lembaga Bimbingan Belajar tersebut. Sekolah-sekolah yang berdekatan dengan Sentral Edukatif adalah SMUN 9, SMUN 2, SMUN 1, SLTP 4, SLTP 1, SLTP 2, untuk akses yang jauh lembaga bimbingan ini cukup dengan angkutan umum yang semua melewati Jl. Merdeka Bogor.

4.1.4. Struktur Organisasi Sentral Edukatif

Struktur organisasi di Sentral Edukatif adalah lini. Menurut Manullang dalam Rachmanda (2009), struktur organisasi lini memiliki tanggung jawab mulai dari atasan hingga bawahan.Lembaga dikepalai langsung oleh Komisaris. Komisaris memberikan tugas kepada Pimpinan. Pimpinan membawahi langsung Manajemen Keuangan, Supervisor, Manajemen Pemasaran, didikuti Administrasi, Staff pengajar, Staff Marketing. Struktur organisasi Sentra Edukatif disajikan pada Gambar 4.


(43)

Gambar 4. Struktur Organisasi Sentral Edukatif

Manajemen Pemasaran Komisaris

Pimpinan

Man.Keuangan Supervisor

Staff pengajar

Office Boy

Administrasi Staff Marketing

Adapun tugas dari masing-masing posisi adalah, sebagai berikut: A. Kepala Sentral Edukatif

Merupakan unsur pimpinan tertinggi yang memiliki kewenangan, tugas dan tanggung jawab menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan di Sentral Edukatif.

Tugas :

1. Memimpin penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Sentral Edukatif.

2. Mengorganisir sumberdaya di lingkungan Sentral Edukatif 3. Membuat program kerja setiap periode satu tahun pendidikan

di lingkungan Sentral Edukatif

4. Membuat laporan pelaksanaan program kerja setiap satu tahun pendidikan


(44)

B. Bagian Keuangan Tugas :

1. Membuat program kerja bagian keuangan setiap setahun sekali. 2. Program keuangan dibuat pada awal tahun kerja; per Juni. 3. Membuat rencana aksi bagian keuangan dalam periode satu

tahun sekali.

4. Membuat laporan kerja keuangan periode mingguan dan bulanan.

5. Mengeluarkan anggaran sesuai dengan program yang telah dianggarkan.

6. Membayar gaji pegawai dan honor mengajar.

7. Menerima uang pendaftaran, bimbingan dan pelatihan. 8. Mengarsipkan bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan. 9. Membuat jurnal harian dan neraca keuangan.

10.Membuat daftar gaji dan honor pegawai setiap bulan sekali. 11.Membuat struk gaji pegawai.

C. Staf Pemasaran Tugas :

1. Menyusun program pemasaran, promosi.

2. Menjalankan program pemasaran dan promosi yang telah disusun dan ditetapkan.

3. Menjalin kerjasama dengan pihak, instansi lain baik pemerintah maupun swasta.

4. Menjalankan keputusan Sentral Edukatif. 2. Staf Satuan Penunjang Administrasi

Tugas :

1. Menyusun dan melaksanakan administrasi.

2. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan administrasi. 3. Membuat laporan kemajuan peserta bimbingan dan pelatihan

secara berkala.


(45)

4.2. Pelaksanaan Bauran Promosi Sentral Edukatif Bogor 4.2.1 Tujuan Promosi Sentral Edukatif Bogor

Promosi merupakan salah satu kegiatan penting dalam pemasaran suatu produk baik berupa barang maupun jasa dengan tujuan menarik minat konsumen untuk mengetahui, mengenal dan tertarik pada produk yang ditawarkan yang akhirnya melakukan pembelian produk. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif Bogor bertujuan untuk lebih memperkenalkan lembaga pendidikan non-formal, sebagai lembaga bimbingan belajar terpercaya.

4.2.2 Penganggaran Promosi

Kegiatan penganggaran promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif berubah-ubah setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan karena anggaran promosi disesuaikan dengan target yang ingin dicapai lembaga pendidikan. Sentral Edukatif menentukan target penjualan yang ingin dicapai terlebih dahulu, kemudian menentukan biaya yang harus dianggarkan untuk promosi tersebut.

Berdasarkan hasil diskusi dengan Manajer Pemasaran Sentral Edukatif Bogor, bahwa kegiatan promosi yang telah dilaksanakan selama ini efektif. Penganggaran promosi yang dikeluarkan sebesar tujuh persen dari pendapatan Sentral Edukatif. Rincian biaya promosi tidak diperkenankan untuk dipublikasikan karena bersifat rahasia.

4.2.3 Bauran Promosi Sentral Edukatif Bogor

Pengembangan strategi oleh Sentra Edukatif masih dikembangkan oleh pihak manajemen guna mengajak konsumen mempercayakan bimbingan belajar kepada putra-putri di Sentra Edukatif. Bauran promosi yang telah dilaksanakan oleh Sentral Edukatif adalah sebagai berikut:

1. Periklanan

Media periklanan yang digunakan oleh Sentral Edukatif Bogor adalah melalui media cetak, media elektronik dan media luar ruangan.


(46)

a. Media Cetak

Sentral Edukatif melakukan promosi dengan media cetak surat kabar dan brosur. Perusahaan memuat iklan pada surat kabar Radar Bogor, yang berisi informasi mengenai Try Out dan event Quiz. Media brosur menginformasikan tentang siswa-siswi berprestasi dengan sajian gambar dengan tujuan konsumen percaya bahwa Sentra Edukatif menjadi pilihan untuk bimbingan belajar. Brosur diberikan kepada siswa pada saat kenaikan kelas atau terdapat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan. Proses pemberian brosur dilakukan dengan cara mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di kota Bogor dan bekerja sama dengan pihak lain diantaranya rental internet dan rumah makan di sepanjang jalan Pajajaran, Bogor.

b. Media Elektronik

Sentral Edukatif tidak melakukan promosi melalui media elektronik seperti media radio dan televisi. Pihak manajemen berpendapat bahwa promosi melalui media elektronik tidak efektif dan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.

c. Media Luar Ruangan

Sentral Edukatif menggunakan spanduk yang ditempatkan di kegiatan pameran, dimana pada acara tersebut mengandung unsure pendidikan. Selain di tempat pameran, juga ditempatkan di lokasi yang strategis, salah satunya di depan sekolah-sekolah yang ada di kota Bogor.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan suatu produk, dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Bentuk promosi penjualan Sentral Edukatif diantaranya mengadakan acara try out bersama. Pihak manajemen bependapat bahwa dengan diadakan program TRYOUT , diharapkan siswa datang ke Sentral Edukatif untuk mengikuti latihan soal bagi seluruh siswa di kota bogor secara gratis. Sentral Edukatif pernah


(47)

mengikuti pameran-pameran pendidikan di beberapa pusat perbelanjaan di kota Bogor, diantaranya di Botani square yang diselenggarakan event “Aku Bisa.”

3. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat bertujuan membangun hubungan antara lembaga dengan masyarakat yang dihararpkan menghasilkan citra yang baik dimata masyarakat, menangani isu-isu, berita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas merupakan sebuah konsep yang menggunakan banyak saran, seperti siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan dan penyuluhan.

Bentuk hubungan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Sentral Edukatif, antara lain mengijinkan mahasiswa untuk melakukan penelitian, kegiatan sosial dengan memberikan sumbangan kepada yayasan-yayasan sosial di kota Bogor. Sentral Edukatif memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk menjadi karyawan tetap dan tidak tetap.

4. Penjualan Perorangan

Penjualan perorangan merupakan salah satu bentuk promosi langsung yang dilakukan oleh karyawan bagian pemasaran Sentral Edukatif. Melalui penjualan perorangan diharapkan informasi mengenai produk akan sampai ke konsumen dengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

Bentuk penjualan perorangan Sentral Edukatif dengan cara worth of mouth dimana karyawan pemasaran Sentral Edukatif memberikan penjelasan kepada konsumen yang datang ke kantor Sentral Edukatif mengenai promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Karyawan pemasaran Sentral Edukatif juga melakukan promosi perorangan bimbingan belajar dengan cara mendatangi sekolah-sekolah agar dapat menjalani kerjasama dalam bidang pendidikan berupa persentasi bimbingan belajar dan prestasi bimbingan belajar yang pernah tercapai.


(48)

4.3. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian, meliputi uji validitas dan uji reliabilitas pertanyaan. Kuesioner tahap awal disebar kepada tiga puluh responden dengan tujuh belas pertanyaan didalam kuesioner yang harus dijawab oleh responden tersebut.

Uji validitas menggunakan Product Moment Person dengan bantuan Software Microsoft Excel, dan didapatkan hasil bahwa semua pertanyaan mempunyai kesimpulan tolak H0 dan terima H1, yang artinya adalah

instrumen semua pertanyaan valid karena nilai r-hitung lebih besar daripada nilai r-tabel (0,361). Teknik yang digunakan dengan Alpha Cronbach dengan bantuan Software SPSS 15.0. Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik tersebut menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,885. Nilai 0,0885 menunjukan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner adalah sangat reliable, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ke tujuh belas pertanyaan yang merupakan gabungan pertanyaan peubah EPIC Model dan Direct Rating Method adalah layak untuk disebar kepada responden, karena bersifat valid dan reliable.

4.4 Karakteristik Umum Responden

Setelah diperoleh tujuh belas pertanyaan yang telah diuji dan layak untuk disebar, kuesioner penelitian disebarkan kepada 76 orang responden yaitu para siswa-siswi yang telah terdaftar mengikuti program bimbingan belajar pada Sentral Edukatif Bogor tahun pelajaran 2009/ 2010 serta mengetahui bentuk promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif Bogor. Syarat ketentuan karakteristik responden untuk mengisi kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Usia Responden dan Tingkat Pendidikan

Pemilihan responden dilakukan terhadap siswa-siswi dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah


(49)

Menengah Umum (SMU). Alasan pemilihan responden pada tingkat pendidikan SMP dan SMU adalah bahwa responden telah mampu untuk memahami pertanyaan kuesioner khususnya mengenai promosi. Persebaran responden menurut usia dan tingkat pendidikan dapat terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan

Kelompok Usia (tahun)

Tingkat Pendidikan

Responden (orang)

Persentase (%)

15-19 SMU 63 63

< 15 SMP 37 37

Jumlah 100 100

Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa-siswi yang menjadi responden yang terdaftar pada Sentral Edukatif pada tahun pelajaran 2009/ 2010 didominasi usia 15 sampai dengan 19 tahun yaitu siswa-siswi tingkat SMU, dengan persentase 63 persen responden, sedangkan tingkat pendidikan SMP merupakan kelompok terkecil dengan nilai sebesar 37 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa-siswi yang terdaftar untuk mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif Bogor tahun pelajaran 2009/ 2010, didmonisai tingkat pendidikan SMU dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP, hal ini disebabkan tingkat pendidikan SMU memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif Bogor dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP.

2. Jenis Kelamin Responden

Siswa/i yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 49 laki-laki dan 51 perempuan. Berdasarkan data tersebut bahwa responden perempuan lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan responden laki-laki. Secara lengkap sebaran jenis kelamin responden dapat dilihat dalam Tabel 6.


(50)

Tabel 6. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden

(orang)

Persentase (%)

Laki-laki 49 49

Perempuan 51 51

Jumlah 100 100

3. Asal Sekolah Responden

Responden yang terdaftar mengikuti program bimbingan belajar pada Sentral Edukatif Bogor tahun ajaran 2009/ 2010 berasal dari sekolah-sekolah tingkat SMP dan SMU di kota Bogor. Persebaran jumlah dan persentase responden menurut asal sekolah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Asal Sekolah

Nama Sekolah Responden (orang)

Persentase (%)

SMAN 1 BOGOR 12 12

SMAN 2 BOGOR 6 6

SMAN 3 BOGOR 4 4

SMAN 4 BOGOR 4 4

SMAN 5 BOGOR 5 5

SMAN 6 BOGOR 4 4

SMAN 9 BOGOR 6 6

SMAN 10 BOGOR 3 3

SMA Taruna Andhiga 4 4

SMPN 1 BOGOR 3 3

SMPN 2 BOGOR 4 4

SMPN 4 BOGOR 16 16

SMPN 5 BOGOR 5 5

Jumlah 76 76

Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa/i yang menjadi responden yang terdaftar pada Sentral Edukatif pada tahun pelajaran 2009/ 2010 berasal dari sekolah tingkat SMP dan SMU Negeri dengan jumlah total sebesar 72 persen bandingkan dengan responden yang berasal dari sekolah swasta seperti SMA Taruna Andhiga 4 persen.

4. Sumber Biaya Pendidikan Responden

Berdasarkan data mengenai sumber biaya pendidikan responden, maka dapat disimpulkan seluruh responden mendapatkan sumber biaya pendidikan yang berasal dari orangtuanya masing-masing


(51)

dengan persentase 100 persen, hal ini jelas terlihat bahwa mereka masih berada pada usia pelajar di mana biaya pendidikan masih menjadi tanggung jawab orangtuanya.

5. Pendapatan per bulan Orangtua Responden

Berdasarkan tingkat pendapatan orangtua responden, dibagi menjadi 4 kelompok konsumen dengan tingkat pendapatan yang berbeda. Tingkat pendapatan orangtua sebagian besar responden Sentral Edukatif Bogor per bulan adalah Rp 1.000.001,00 sampai dengan Rp. 2.000.000,00 yaitu sebesar 29 persen, penghasilan Rp 2.000.001,00 sampai dengan Rp. 4.000.000 sebesar 27 persen, penghasilan di atas Rp 4.000.000,00 sebesar 10 persen. Sedangkan jumlah responden yang paling sedikit memiliki penghasilan Rp.500.000,00. sampai dengan Rp 1.000.000,00 yaitu sebesar 10 persen. Persebaran jumlah dan persentase responden menurut penghasilan orangtua per bulan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Orangtua per Bulan

Pendapatan Orangtua per Bulan (dalam rupiah)

Responden (orang)

Persentase (%)

500.000 – 1.000.000 10 10

1.000.001 – 2.000.000 29 29

2.000.001 – 4.000.000 27 27

> 4.000.000 10 10

Jumlah 76 76

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dari Sentral Edukatif Bogor berasal dari masyarakat kalangan menengah ke kebawah yang memiliki rata-rata pendapatan orangtuanya per bulan cukup. Hal ini jelas terlihat bahwa dengan biaya bimbingan Sentral Edukatif Bogor tahun pelajaran 2009/ 2010 (Lampiran 2) yang dapat dikatakan cukup dan bersaing dengan bimbingan belajar lainnya di kota Bogor, hanya dapat dijangkau untuk segmen pasar masyarakat semua kalangan.


(52)

6. Keikutsertaan Responden dalam program promosi selama kurang lebih satu tahun

Responden yang pernah mengikuti program promosi di Sentral Edukatif Bogor kurang lebih selama satu tahun dan melanjutkan untuk mengikuti program Sentral Edukatif Bogor di tahun pelajaran 2009/ 2010 yang jumlahnya lebih banyak berasal dari siswa/i yang mengikuti program belajar untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri yaitu dari 33 siswa yang terdaftar pada tahun pelajaran 2009/ 2010 seluruhnya adalah siswa-siswi Sentral Edukatif yang sebelumnya mengikuti program bimbingan belajar untuk kelas 3 SMU di Sentral Edukatif dan dari siswa-siswi yang terdaftar mengikuti program bimbingan belajar tahun pelajaran 2009/2010 di Sentral edukatif sebanyak 32 siswa sehingga jumlah totalnya adalah 65 persen, sedangkan siswa-siswi yang terdaftar mengikuti program bimbingan belajar tahun pelajaran 2009/ 2010 yang menjadi responden yang merupakan siswa-siswi yang baru pertama mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif Bogor jumlahnya adalah 35 persen. Perbandingan responden yang pernah mengikuti program promosi Sentral Edukatif ± satu tahun dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 9.

Tabel 9. Sebaran Responden yang pernah mengikuti kegiatan promosi Sentral Edukatif Bogor selama ± satu tahun

Mengikuti program promosi (± 1 tahun)

Responden (orang)

Persentase (%)

Ya 65 65

Tidak 35 35

Jumlah 100 100

7. Bentuk Promosi yang diketahui Responden Penelitian

Sebelum responden memutuskan untuk mengikuti program bimbingan belajar pada Sentral Edukatif Bogor, responden dipengaruhi oleh adanya informasi tentang lembaga bimbingan belajar yang akan dikunjungi tersebut. Sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah brosur dan harga promosi yang ditawarkan, spanduk, media cetak, try out gratis, program belajar


(53)

gratis, kunjungan ke sekolah-sekolah, dan kegiatan berbakat lainnya. Brosur disebarkan melalui staf pengajar langsung ke sekolah pada saat musim kenaikan kelas.

Brosur dibuat menarik dengan fakta yang nyata seperti prestasi murid yang pernah bimbingan belajar di Sentral Edukatif serta konsumen dapat bertanya langsung dengan staf yang berjaga di tempat sekolah tersebut. Harga merupakan daya tarik utama dalam brosur, sebab Sentral Edukatif memberikan fasilitas potongan harga bagi siswa berprestsi.

Tabel 10. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Media Informasi

Pada Tabel 10, bahwa sebanyak 47 dari 111 responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan sumber media informasi melalui brosur. Wawancara yang dilakukan banyak siswa mengetahui Sentral Edukatif dari pihak lain diantaranya teman, guru yang berasal dari promosi word of mouth. Menurut Astaga (2009), bahwa word of mouth marketing sangat efektif di Indonesia , dimana hal tersebut akan cepat membangun kredibilitas sebuah brand, yang berhujung pada rekomendasi brand tersebut oleh satu konsumen ke konsumen lainnya. Hasil wawancara dengan Ibu Susan sebagai pemiliki dari Sentral Edukatif mengatakan bahwa media promosi dengan brosur merupakan strategi yang ampuh untuk menarik perhatian.

Sumber Media Informasi

Siswa/i (orang)

Persentase (%)

Brosur 47 39

Spanduk 6 5

Media cetak dan elektronik (koran dan internet)

3 3

Tryout gratis 10 8

Program belajar gratis 5 4

Kunjungan ke sekolah-sekolah 5 4

Kegiatan (event) / pameran 2 2

Pihak lain : teman dan guru 38 31

Tidak tahu 5 3


(54)

4.5 Analisis EPIC Model

4.5.1 Dimensi Empati

Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu promosi (Durianto, at al, 2003). Pertanyaan pengubah empathy bertujuan untuk mengetahui perasaan konsumen terhadap promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif. Hasil perhitungan dimensi empati terhadap promosi Sentral Edukatif Bogor dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Perhitungan Dimensi Empati Terhadap Promosi Atribut

STS TS C S SS

Jumlah Total 1 2 3 4 5

Promosi Baik 0 3 40 30 3 76

Menyukai Promosi 0 1 46 25 2 76

Promosi Memuaskan 0 11 44 19 2 76

Selalu Ingin Melihat 0 16 53 7 0 76

Di dalam tabel 11, nilai terbesar adalah “menyukai promosi” yang artinya promosi yang dilakukan sentral edukatif telah menarik empati konsumen untuk bimbingan belajar d tempat tersebut. Pesan yang disampaikan di brosur memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Tahap selanjutnya adalah menghitung skor rataannya, dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas dimensi empati. Total skor rataan dimensi empati dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Total Skor Rataan Dimensi Empati

Atribut Frekuensi × Bobot Skor Rataan per Atribut

Promosi Baik 261 261 ÷ 76 = 3,43

Menyukai Promosi 250 250 ÷ 76 = 3,28

Promosi Memuaskan 240 240 ÷ 76 = 3,15

Selalu Ingin Melihat 219 219 ÷ 76 = 2,88 Total Skor Rataan Dimensi Empati 3,18

Pada Tabel 11, diperoleh total skor rataan dimensi empati sebesar 3,18. Skor rataan tersebut selanjutnya dimasukan dalam rentang skala keputusan EPIC Model. Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi Sentral edukatif dengan


(55)

menggunakan EPIC Model diketahui bahwa dimensi empati pada promosi Sentral edukatif masuk dalam skala cukup efektif, seperti dilihat pada Gambar 5.

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

Gambar 5. Posisi Keputusan Dimensi Empati Bauran Promosi pada Sentral Edukatif Bogor Menurut Hasil Analisis EPIC Model, 2010

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, didapat informasi bahwa konsumen/siswa menyukai promosi yang telah dilakukan oleh Sentral Edukatif, karena promosi tersebut dapat memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik program bimbingan belajar. Akan tetapi intensitas promosi yang dilakukan bimbingan belajar harus lebih ditingkatkan lagi dan lebih kreatif dalam melakukan program promosinya, agar konsumen lebih menyukai dan tertarik dengan promosi yang dilakukan.

4.5.2 Dimensi Persuasi

Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek (Durianto, at al, 2003). Pertanyaan pengubah persuation bertujuan untuk mengetahui pandangan konsumen terhadap promosi yang dilakukan oleh Sentral edukatif. Hasil perhitungan dimensi persuasi terhadap promosi Sentral edukatif dapat dilihat pada Tabel 13.


(56)

Tabel 13. Perhitungan Dimensi Persuasi Terhadap Promosi Atribut

STS TS C S SS

Jumlah Total 1 2 3 4 5

Menarik konsumen

untuk berkunjung 1 3 33 38 1 76

Mendorong konsumen untuk belajar di bimbel

0 0 26 42 8 76

Gambarnya Bagus 0 1 39 32 4 76

Dalam tabel 13 “Mendorong konsumen untuk belajar di bimbel” mendapat nilai yang besar sebab hal yang mendorong konsumen utnuk belajar di bimbel adalah tercantumnya harga dan metode-metode belajar yang dibutuhkan murid. Tahap selanjutnya adalah menghitung skor rataannya, dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas dimensi persuasi. Total skor rataan dimensi persuasi dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Total Skor Rataan Dimensi Persuasi

Atribut Frekuensi × Bobot Skor Rataan per Atribut Menarik konsumen untuk

berkunjung 262 262 ÷ 76 = 3,44

Promosi sentral edukatif

Bogor mendorong konsumen belajar di bimbel

286 286 ÷ 76 = 3,76

Gambarnya Bagus 267 267 ÷ 76 = 3,51

Total Skor Rataan Dimensi Persuasi 3,57

Pada Tabel 14, bahwa promosi sentral edukatif Bogor mendorong konusmen belajar di bimbel memperoleh skor 3,76. Skor tersebut mengindikasikan bahwa calon konsumen menerima informasi promosi oleh Sentral Edukatif. Skor terkecil terdapat pada atribut menarik konsumen untuk berkunjung dengan nilai 3,76. Nilai tersebut mengartikan bahwa calon konsumen hanya mendapatkan sebatas informasi tetapi belum mendaftarkan ke Sentral Edukatif.


(57)

Pihak manajemen harus meyakinkan calon konsumen bahwa Sentral Edukatif memiliki program bimbel yang diharapkan.

Skor rataan dimensi persuasi sebesar 3,57. Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi Sentral edukatif dengan menggunakan EPIC Model diketahui bahwa dimensi persuasi pada promosi Sentral edukatif masuk dalam skala efektif, seperti dilihat pada Gambar 6.

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

Gambar 6. Posisi Keputusan Dimensi Persuasi Bauran Promosi pada Sentral Edkatif Bogor Menurut Hasil Analisis EPIC Model, 2010

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, didapat informasi bahwa promosi yang dilakukan Sentral Edukatif dapat memberikan peningkatan atau penguatan karakter dari program belajar Sentral Edukatif. Promosi tersebut efektif dalam merubah kepercayaan, sikap dan keinginan konsumen untuk belajar di bimbel Sentral Edukatif, yang disebabkan oleh komunikasi dari promosi yang dilakukan. Hal tersebut terjadi, karena promosi yang dilakukan telah efektif dalam mempengaruhi perasaan konsumen yang berdampak positif bagi Sentral Edukatif.

4.5.3 Dimensi Dampak

Dampak yang diharapkan dari suatu promosi adalah jumlah pengetahuan produk yang dicapai konsumen melaluk tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk dan proses pemilihan (Durianto, at al, 2003). Pertanyaan pengubah impact bertujuan untuk mengetahui sikap dan tindakan konsumen terhadap promosi Sentral


(1)

 

Lanjutan Lampiran 1.

B. DIMENSI PERSUASI

6. Promosi Sentral Edukatif Bogor menjadikan saya inginbelajar ke Sentral Edukatif .

7. Promosi Sentral Edukatif Bogor mendorong saya untuk belajar di bimbel tersebut.

8. Promosi Sentral Edukatif Bogor gambarnya bagus.

C. DIMENSI DAMPAK

9. Promosi Sentral Edukatif Bogor menarik

perhatian saya.

10. Promosi Sentral Edukatif Bogor lebih

kreatif dibandingkan promosi bimbel

lain.

11. Promosi Sentral Edukatif Bogor berhasil

meyakinkan saya untuk lebih memilih

belajar di Sentral Edukatif dibandingkan dengan bimbel lain.

12. Saya mengerti promosi Sentral Edukatif.

D. DIMENSI KOMUNIKASI

13. Promosi Sentral Edukatif mampu

berkomunikasi dengan saya.

14. Promosi Sentral Edukatif Bogor lebih

jelas dibandingkan promosi bimbel lain.

15. Konsep dari Sentral Edukatif Bogor accurate solution” sangat bagus

16. Konsep dari Sentral Edukatif Bogor simple” sudah tercermin dari promosi. 17. Saya akan mempromosikan Sentral


(2)

 

Lanjutan Lampiran 1.

DIRECT RATING METHOD

No Pernyataan STS TS C S SS

A. PERHATIAN

1. Promosi Sentral Edukatif sudah baik. 2. Saya mengerti pesan yang disampaikan

dalam promosi Sentral Edukatif Bogor. 3. Promosi Sentral Edukatif Bogor menarik

perhatian saya.

B. PEMAHAMAN

4. Konsep dari Sentral Edukatif Bogor simple and Acuraate Solution” sangat bagus.

5. Konsep dari Sentral Edukatif Bogor Simple and Accurate Solution” sudah tercermin dari promosi yang dilakukan. 6. Promosi Sentral Edukatif Bogor

menjadikan saya selalu ingin melihat promosi tersebut.

C. RESPON KOGNITIF

7. Promos Sentral Edukatif Bogor mampu

berkomunikasi dengan saya.

8. Promosi Sentral Edukatif Bogor lebih

jelas dibandingkan promosi catering lain.

D. RESPON AFEKTIF

9. Promosi Sentral Edukatif Bogor lebih

kreatif dibandingkan promosi lain.

10. Intensitas promosi Sentral Edukatif Bogor memuaskan.

11. Saya tahu betul promosi Sentral Edukatif Bogor.


(3)

 

Lanjutan Lampiran 1.

E. PERILAKU

12. Saya menyukai promosi Sentral Edukatif Bogor.

13. Promosi Sentral Edukatif Bogor menjadikan saya inginbelajar ke SE. 14. Promosi Sentral Edukatif Bogor

mendorong saya untuk belajar di bimbel

tersebut.

15. Promosi Sentral Edukatif Bogor gambarnya bagus.

Saran Anda :

……… ……… ……… ……… ……… ………

TERIMA KASIH  


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE FULL COSTING DAN METODE VARIABLE COSTING (Studi Kasus pada UKM Tempe “Kharisma Jaya” Malang)

12 104 17

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tas Wanita (Studi Kasus UKM Lifera Hand Bag Collection Bogor)

3 29 93

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu dengan Metode Full Costing pada Industri Kecil (Studi Kasus CV Laksa Mandiri)

6 27 75

Analisis perhitungan harga pokok produksi sepatu dengan metode full costing: studi kasus UKM Galaksi Kampung Kabandungan, Ciapus, Bogor

10 67 75

Analisis strategi pemasaran produk kerajinan sepatu pada UKM Galaksi, Desa Ciapus, Ciomas

1 4 112

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Ukm Kue Risky

0 5 57

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Bakpia Pathok 29 Dengan Metode Full Costing Pada UKM Bakpia Pathok 29.

0 7 12

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

1 2 16

PENDAHULUAN Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 0 6

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 1 17