Pengertian Activity Based Costing ABC

2. Penentuan Harga Pokok Pesanan Job Order Costing Pendekatan ini digunakan pada situasi produksi yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda, pesanan berbeda, atau kumpulan produksi yang berbeda setiap periode.

2.6. Pengertian Activity Based Costing ABC

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas Activity Based CostingABC adalah suatu metode untuk mengukur biaya dan kinerja dari kegiatan yang terkait dengan proses dan objek biaya yang membebankan biaya dan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk berdasarkan pemakaian besarnya kegiatan. Metode ini merupakan salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem perhitungan biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar fundamental. Sistem ABC fokus pada biaya tidak langsung biaya overhead pabrik dengan memperbaki cara pengalokasian biaya tidak langsung ke departemen, proses, produk dan objek biaya lainnya. Pada sistem ABC ini diperlukan suatu pengidentifikasian berbagai aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya tidak langsung. Mulyadi 2001 mengungkapkan bahwa Activity based costing pada dasarnya merupakan metode penetapan harga pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Untuk mengevaluasi profitabilitas lini produksi, perlu untuk melakukan penelusuran biaya overhead pabrik secara tepat. Meskipun demikian, karena biaya overhead pabrik berhubungan secara tidak langsung dengan produk akhir, maka harus ditemukan dasar yang sesuai untuk membebankan biaya tersebut ke produk individual. Activity based costing menitikberatkan penetapan harga pokok produk di semua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk sampai dengan penyerahan produk kepada konsumen. Dengan pendekatan activity based costing, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga fase yaitu fase desain dan pengembangan, fase produksi dan fase dukungan logistik. Jika perusahaan menggunakan pendekatan activity based costing dalam penetapan harga pokok produksinya, full cost of product mencakup total biaya desain dan pengembangan produk seperti biaya desain, biaya pengujian produk, biaya produksi facility sustaining activity cost + product sustaining activity cost + batch related activity cost + unit level activity cost ditambah dengan biaya dukungan logistik biaya iklan, biaya distribusi, dan biaya garansi produksi Mulyadi, 2001. Dengan mengidentifikasi aktivitas dan biayanya, sistem ABC lebih merinci penggunaan sumber daya dalam organisasi. Sistem ABC merupakan proses pembebanan biaya dua tahap yang menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran penggerak yang menekankan pada hubungan sebab akibat. Pembebanan biaya dilakukan dengan cara menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk Hansen Mowen, 2006. Penjelasan mengenai pembebanan dua tahap ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. ABC : Pembebanan Dua Tahap Kemampuan perusahaan mengelola kegiatan dipengaruhi oleh ketersediaan informasi biaya yang mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas. Dalam sistem ABC dikenal empat aktivitas yang Biaya sumber daya Pembebanan Biaya Penelusuran langsung Penelusuran langsung Aktivitas Pembebanan Biaya Penelusuran langsung Produk menjadi kategori umum dalam mengidentifikasi dasar alokasi biaya yang merupakan pemacu biaya cost driver pada kelompok biaya berdasarkan aktivitas, yaitu: 1. Unit level activity adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi seperti permesinan dan perakitan. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. 2. Batch related activity adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch kelompok produk diproduksi seperti penanganan bahan. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch tetapi tetap terhadap jumlah unit pada setiap batch. 3. Product sustaining activity adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi input yang mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dan biayanya cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jenis produk yang berbeda. 4. Facility sustaining activity adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik. Aktivitas tersebut memberi manfaat bagi organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak memberikan manfaat untuk setiap produk secara spesifik. Contoh dari aktivitas ini adalah penyusutan.

2.7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC