Hasil Penelitan Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2. ABC membagi konsumsi overhead ke dalam empat kategori yaitu unit, batch , produk dan penopang fasilitas. Sedangkan metode konvensional membagi biaya overhead ke dalam unit. Sebagai akibatnya, ABC mengkalkulasikan konsumsi sumber daya tidak hanya pengeluaran operasional, sehingga ABC lebih berguna untuk pengambilan keputusan bagi manajemen. 3. Fokus ABC adalah biaya, mutu dan faktor waktu. Sedangkan metode konvensional memfokuskan pada kinerja keuangan jangka pendek seperti laba. 4. ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian daripada metode konvensional karena kelompok biaya dan pemacu biaya jauh lebih akurat dan jelas. Hal ini dikarenakan ABC dapat menggunakan biaya historis pada akhir periode untuk menghitung biaya aktual apabila kebutuhan muncul. Mulyadi 2001 membedakan metode ABC dengan metode konvensional full costing dan variable costing berdasarkan lima aspek yaitu tujuan, lingkup, fokus, periode dan teknologi informasi yang digunakan. Perbedaan kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Perbedaan antara Metode ABC dengan Metode Konvensional Metode Konvensional Metode ABC Tujuan Inventory valuation Product costing Lingkup Tahap produksi Tahap desain, tahap produksi dan tahap dukungan logistik Fokus Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Periode Periode akuntansi Daur hidup produk Teknologi informasi yang digunakan Metode manual Komputer telekomunikasi Sumber: Mulyadi, 2001

2.9. Hasil Penelitan Terdahulu

Ivana 2004 meneliti mengenai analisis penetapan harga pokok produksi karkas dengan menggunakan metode Full Costing, Variable Costing , dan Activity Based Costing pada rumah potong ayam RPA Asia Afrika, Bogor, Jawa Barat bertujuan untuk mengidentifikasi kerugian yang dialami RPA Asia Afrika dengan menganalisis biaya produksi untuk menghitung harga pokok produksi. Dari hasil penelitiannya, peneliti mengungkapkan bahwa perhitungan harga pokok produksi karkas dengan metode Full Costing akan menghasilkan harga pokok rata-rata tertinggi dan laba kotor terendah dari ketiga metode yang digunakan sedangkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan metode Variable Costing diperoleh harga pokok rata-rata terendah dan laba kotor tertinggi dari ketiga metode yang digunakan. Harga pokok rata-rata dan laba kotor yang diperoleh dengan menggunakan Activity Based Costing berada diantara metode full costing dan variable. Harga pokok yang diperoleh dengan menggunakan metode ABC akan overcosted untuk produk yang diproduksi dalam jumlah sedikit dan undercosted untuk produk yang di produksi dalam jumlah banyak. Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti merekomendasikan kepada perusahaan untuk melakukan perhitungan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode Variable Costing dan juga mempertimbangkan penggunaan metode ABC sebagai alternatif menghitung harga pokok produksi karena perhitungannya benar-benar mencerminkan konsumsi sumber daya. Penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan 2005 pada Unit Usaha Pakan Ternak yaitu sebuah pabrik pakan skala menengah yang memproduksi tiga jenis konsentrat yang terdiri dari Lactofeed, Matuken Feed dan Matuken-18 yang mengkaji mengenai penetapan harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing ABC bertujuan untuk menganalisis apakah proses produksi konsentrat yang dilakukan di KPS- Bogor sudah cukup efisien dengan menganalisis perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan menggunakan metode yang selama ini diterapkan perusahaan dengan metode ABC. Dari hasil penelitiannya, peneliti mengungkapkan bahwa untuk konsentrat jenis Lactofeed dan Matuken Feed yang dihasilkan dalam jumlah yang besar 92-97 , perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC menghasilkan harga pokok yang lebih rendah daripada perhitungan harga pokok konvensional KPS-Bogor dan untuk jenis Matuken-18 yang diproduksi dalam jumlah yang kecil 3-8 , perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi daripada perhitungan harga pokok konvensional KPS-Bogor. Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti merekomendasikan kepada manajemen perusahaan agar melakukan perhitungan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode ABC. Hal ini dikarenakan metode ABC memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat sehingga manajemen dapat melakukan upaya efisiensi proses produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Haposan 2006 pada PT. Cipta Daya Agri Jaya sebagai perusahaan perkebunan pepaya yang meneliti mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC bertujuan untuk menganalisis manfaat yang dicapai melalui metode ABC dengan membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan metode ABC dengan metode perhitungan harga pokok produksi yang selama ini diterapkan perusahaan. Dari hasil penelitiannya, peneliti mengungkapkan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC menghasilkan harga pokok produksi tinggi untuk produksi dengan volume yang kecil overcosted dan harga pokok produksi yang rendah untuk produk dengan volume produksi yang besar undercosted. Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti merekomendasikan kepada manajemen perusahaan agar melakukan perhitungan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode ABC. Hal ini dikarenakan metode ABC memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat sehingga manajemen dapat melakukan upaya efisiensi proses produksi.

III. METODOLOGI PENELITIAN