IV. KONDISI EKONOMI KABUPATENKOTA HASIL PEMEKARAN
Tujuan dilakukannya pemekaran wilayah yaitu untuk memperkecil rentang kendali pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
pembangunan daerah yang lebih baik lagi, serta meningkatkan kemandirian daerah. Pemekaran wilayah sebenarnya merupakan sesuatu yang sudah lama
dilaksanakan, bahkan sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 221999 pemekaran sudah banyak terjadi. Namun semenjak disahkannya undang-undang
tersebut, pemekaran justu semakin banyak terjadi karena persyaratan pemekaran menjadi semakin mudah. Padahal dulu sebelum adanya undang-undang
pemekaran, suatu daerah yang ingin dimemekarkan memerlukan perencanaan yang cukup lama dan matang. Perbedaan trend inilah yang membuat maraknya
pemekaran, namun sayangnya pemekaran tersebut umumnya tidak diikuti oleh kesiapan setiap daerah untuk mandiri, sehingga banyak daerah dinyatakan belum
berhasil dalam melaksanakan pemekaran wilayah.
4.1. Indeks Kinerja Ekonomi IKE
Penentuan keberhasilan pemekaran dalam skripsi ini lebih difokuskan pada nilai IKE. DOB yang memiliki IKE yang lebih tinggi dibandingkan daerah
induknya merupakan DOB yang dianggap berhasil dalam melaksanakan pemekaran wilayah. Sedangkan DOB yang memiliki IKE lebih rendah
dibandingkan daerah induknya disebut daerah yang belum berhasil dalam pemekaran wilayah. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dari 141 daerah yang
mekar, jumlah daerah yang berhasil setelah lima tahun pemekaran sebanyak 58 daerah atau 41 persen Lampiran 1.
Tabel 4.1. Urutan Daerah Tertinggi dan Terendah Berdasarkan Hasil Perhitungan Indeks Kinerja Ekonomi IKE
No Urut
Daerah Induk Nilai
IKE DOB
Nilai IKE
Kriteria
1 Kab. Fak-Fak
0.882 Kab. Mimika 2.890 Berhasil
2 Kab. Kep Riau Bintan
1.433 Kota Batam 2.369 Berhasil
3 Kab. Sumbawa
1.182 Kab. Sumbawa Barat 2.345 Berhasil
4 Kab. Bangka
1.737 Kab. Bangka Barat 1.973 Berhasil
5 Kab. Serang
1.528 Kota Cilegon 1.885 Berhasil
137 Kab. Manokwari
0.979 Kab. Teluk Wondama 0.688 Tidak Berhasil
138 Kab. Jayawijaya
0.615 Kab. Pegunungan Bintang 0.656 Berhasil
139 Kab. Jayawijaya
0.615 Kab. Yahukimo
0.608 Tidak Berhasil
140 Kab. Nabire
0.789 Kab. Paniai
0.565 Tidak Berhasil
141 Kab. Jayawijaya
0.619 Kab. Puncak Jaya 0.521 Tidak Berhasil
Berdasarkan hasil perhitungan IKE dari setiap daerah otonom baru Tabel 4.1, maka kabupatenkota yang memiliki IKE tertinggi adalah Kab. Mimika,
Kota Batam, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Bangka Barat, dan Kota Cilegon. Kelima kabupatenkota tersebut seluruhnya telah berhasil dalam pemekaran daerahnya,
sebab memiliki nilai IKE yang lebih besar disbanding daerah induknya. Sedangkan yang memiliki IKE terendah adalah Kab. Teluk Wondama, Kab.
Pegunungan Bintang, Kab. Yahukimo, Kab. Paniai, dan Kab. Puncak Jaya. Kab. Pegunungan Bintang merupakan daerah yang telah berhasil dalam pemekaran
wilayah, sedangkan keempat daerah lainnya merupakan daerah yang belum berhasil dalam pelaksanaan pemekaran. Sehingga terlihat bahwa nilai IKE yang
kecil dari suatu wilayah tidak berarti daerah tersebut belum berhasil dalam pelaksanaan pemekaran wilayah. Tetapi keberhasilan ini lebih disebabkan adanya
peningkatan kinerja perekonomian pada DOB setelah pemekaran, sehingga saat
dibandingkan dengan daerah induk, maka DOB akan memiliki nilai IKE yang lebih tinggi.
Hasil perhitungan IKE jika dibandingkan dengan evaluasi yang dilakukan oleh KEMDAGRI, maka terdapat perbedaan dari urutan DOB. Lima urutan
teratas dari hasil evaluasi yang dilakukan KEMDAGRI adalah Kota Banjarbaru, Kota Cimahi, Kab. Dharmas Raya, Kab. Bangka Tengah, dan Kab. Samosir.
Sementara dari hasil penelitian ini daerah-daerah tersebut menempati urutan 27, 35, 56, 11, dan 99. Selain itu kelima urutan teratas tersebut dalam penelitian ini
tidak semuanya merupakan daerah yang berhasil dalam pemekaran. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun daerah berada dalam urutan teratas, namun tidak
semuanya memiliki kondisi yang lebih baik dari daerah induknya terutama saat lima tahun pertama setelah pemekaran.
4.2. PDRB per Kapita
Pemekaran wilayah merupakan salah satu jalan keluar dari permasalahan pembangunan ekonomi. Tambunan 2003 menyebutkan indikator pembangunan
ekonomi diantaranya PDRB per kapita. PDRB per kapita menggambarkan tingkat kesejahteraan yang terjadi di suatu masyarakat, sejauh tingkat pemerataannya
cukup merata. Semakin tinggi nilai PDRB per kapita maka dapat dikatakan masyarakat semakin sejahtera.
1122418 1272965
1379680 1525027
1647349 500000
1000000 1500000
2000000
1 2
3 4
5
Tahun Pemekaran Ke- PDRB per Kapita
ribu rupiah
PDRB per kapita ribu rupiah
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2000-2009 diolah
Gambar 4.1. Jumlah PDRB per Kapita Seluruh Daerah Otonom Baru Gambar 4.1. menunjukkan besarnya PDRB per kapita seluruh daerah hasil
pemekaran. Dari gambar tersebut terlihat bahwa PDRB per kapita di setiap tahun pemekaran mengalami peningkatan. Hal ini berarti tingkat kesejahteraan
masyarakat secara agregatif meningkat, dan dapat dikatakan bahwa tingkat pembangunan ekonomi juga meningkat.
Tabel 4.2. PDRB per Kapita KabupatenKota Tertinggi dan Terendah Ribu Rupiah
No. Urut
DOB Tahun Ke-
Rata- Rata
1 2 3 4 5
1 Kab. Mimika
142894 152855 135701 131899 119094 136488
2 Kota
Batam 36570 38667 38303 36254 39974 37953
3 Kab. Sumbawa Barat 90152
99512 105938
131172 110337
107422
4 Kab. Bangka Barat 20392
22533 24289
26441 32154
25162
5 Kota
Cilegon 22506 26259 30028 31564 35200 29111
137 Kab.
Teluk Wondama 4829 5458 6184 7379 9204 6611
138 Kab. Pegunungan
Bintang
2267 1657 1858 2075 2589 2089
139 Kab.
Yahukimo 872 833 935 1000 1141 956
140 Kab.
Paniai 2195 2489 2851 3067 3227 2766
141 Kab. Puncak Jaya 2513
2636 2761
4135 2939
2997
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2000-2009 diolah
Jika dilihat pada Tabel 4.2, lima urutan tertinggi DOB memiliki nilai rata- rata PDRB per kapita yang besar pada lima tahun pertama setelah pemekaran.
Sementara lima urutan terendah DOB memiliki nilai rata-rata PDRB per kapita yang kecil pada lima tahun pertama setelah pemekaran. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada daerah-daerah yang memiliki IKE tertinggi memiliki tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi pula.
4.3. Pendapatan Asli Daerah PAD