disebutkan bahwa kebutuhan khusus mencakup pelayanan dasar bagi masyarakat. Selain itu, perbedaan DAK dan Dana Perimbangan lainnya terletak pada
penggunaannya, dimana tujuan penggunaan DAK sudah ditentukan misalnya untuk dana reboisasi.
3. Dana Bagi Hasil DBH Komponen DBH menurut Undang-Undang Nomor 332004 terdiri atas
pembagian beberapa jenis pajak yang berasal dari pusat dan hasil pengelolaan sumber daya alam. Pajak pusat yang menjadi sumber DBH adalah dari pajak bumi
dan bangunan PBB, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 mengenai Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21. Penerimaan sumber daya alam yang menjadi sumber DBH berasal dari enam bidang sumber daya alam yaitu:
kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi PSKN FH UNPAD,
2009. DBH umumnya digunakan oleh daerah untuk membangun infrastruktur dan fasilitas umum di daerah.
2.2. Tinjauan Empiris
Evaluasi efektivitas pelaksanaan pemekaran wilayah yang telah berlangsung semenjak disahkannya Undang-Undang Nomor 221999 telah
dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri KEMDAGRI. Pelaksanaan evaluasi ini dimulai pada tahun 2010 dan perhitungannya selesai pada bulan April
2011. Evaluasi ini dilakukan terhadap DOB yang telah mekar lebih dari tiga tahun, sehingga terdapat 205 daerah yang dievaluasi. Terdapat empat hal yang
akan dilihat dari evaluasi ini, yaitu kesejahteraan masyarakat, good governance, pelayanan publik, dan daya saing. Evaluasi ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada setiap daerah yang akan dievaluasi kemudian perhitungannya dilakukan dengan metode indeksasi. Dari hasil perhitungan didapatkan peringkat
urutan DOB kabupaten dan kota. Perbedaan evaluasi yang dilakukan oleh KEMDAGRI dan penelitian ini terletak pada usia DOB yang dianalisis. Pada
penelitian ini usia DOB yang di analisis adalah lima tahun, sehingga jumlah DOB yang dianalisis lebih sedikit. Metode evaluasi yang dilakukan juga berbeda,
KEMDAGRI melakukan evaluasi menggunakan data primer dan sekunder mengenai kesejahteraan masyarakat, good governance, pelayanan publik, dan
daya saing, sementara penelitian ini menggunakan data sekunder untuk menganalisis kinerja ekonomi DOB.
Penelitian yang dilakukan oleh BAPPENAS 2008 bekerja sama dengan UNDP berjudul Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Wilayah tahun 2001-2007
merupakan acuan utama dalam penelitian ini. Metode evaluasi yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi
DOB. Terdapat empat hal yang dievaluasi, yaitu kinerja ekonomi, keuangan pemerintah, pelayanan publik, dan aparat pemerintah. Hasil evaluasi yang
didapatkan adalah setelah lima tahun pemekaran DOB yang menjadi sampel memiliki kondisi yang tidak lebih baik dari daerah induknya. Hal ini digambarkan
dengan kondisi DOB yang tetap berada di bawah daerah induk. Dari keempat hal yang dievaluasi oleh BAPPENAS dan UNDP, hanya kinerja ekonomi yang akan
digunakan sebagai dasar dalam penentuan keberhasilan pemekaran dalam
penelitian ini. Pemilihan kinerja ekonomi didasarkan atas ketersediaan data untuk seluruh kabupatenkota yang telah memekarkan diri.
Santosa dan Rahayu 2005 menganalisis mengenai PAD dan faktor-faktor yang memengaruhinya dalam upaya pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten
Kediri. Dalam penelitian ini, PAD menjadi indikator untuk menganalisis kemandirian daerah. Penelitian dilakukan menggunakan alat analisis regresi
berganda dengan data time series dari tahun 1989 hingga tahun 2002. Dari penelitian ini didapatkan hasil faktor-faktor yang memengaruhi PAD adalah
pengeluaran pembagunan, jumlah penduduk, dan PDRB. Perbedaan penelitian Santosa dan Rahayu dengan penelitian ini yaitu Santosa dan Rahayu
menggunakan PAD sebagai variabel dependen, sebab PAD menggambarkan kemandirian daerah, sementara dalam penelitian ini PAD digunakan sebagai
variabel independen, sehingga dapat dilihat bagaimana pengaruh kemandirian daerah terhadap keberhasilan pemekaran.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelitian Santosa dan Rahayu 2005 yaitu regresi berganda. Namun terdapat perbedaan
data yang digunakan, yaitu bukan menggunakan data time series, melainkan data cross section, sebab terdapat perbedaan tahun pemekaran dari setiap
kabupatenkota yang mekar sehingga akan sulit apabila menggunakan data time series. Selain itu, sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat
bagaimana kinerja daerah-daerah yang telah memekarkan diri lebih dari lima tahun, sehingga dengan merata-ratakan data maka akan terlihat mana saja daerah
yang telah berhasil dalam lima tahun pertama pelaksanakan desentralisasi. Namun
untuk beberapa variabel independen tidak digunakan data rata-rata selama lima tahun awal pemekaran, melainkan menggunakan data pada tahun ke lima.
Variabel-variabel tersebut adalah PAD, DAU, dan IPM. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan data dari beberapa kabupaten.
2.3. Kerangka Pemikiran