Indeks Pembangunan Manusia IPM

peningkatan dana perimbangan diharapkan kedepannya dapat meningkatkan jumlah PAD setiap daerah serta mengurangi tingkat ketergantungan fiskal setiap daerah. Tabel 4.4. Total Dana Perimbangan Daerah Otonom Baru Juta Rupiah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total Pendapatan TP 22966.33 49972.87 50716.81 64502.27 71736.04 71095.30 PAD 1034.21 1892.39 3245.89 3101.42 3611.73 4414.76 Persentase PAD terhadap TP 5 4 6 5 5 6 Dana Perimbangan DP 20153.76 45510.81 50188.07 55571.11 61710.53 59655.24 Persentase DP terhadap TP 88 91 99 86 86 84 Sumber: DJPK Kemenkeu, 2005-2010 diolah Tabel 4.5. Jumlah PAD dan Dana Perimbangan KabupatenKota Tertinggi dan Terendah Juta Rupiah No. Urut DOB PAD Dana Perimbangan DAU DAK DBH 1 Kab. Mimika 94.46 873.09 225.21 45.82 602.06 2 Kota Batam 141.87 599.59 214.25 21.23 304.75 3 Kab. Sumbawa Barat 22.14 274.53 157.64 37.52 70.31 4 Kab. Bangka Barat 18.45 285.97 207.96 34.84 40.12 5 Kota Cilegon 115.06 342.07 244.12 12.57 85.31 137 Kab. Teluk Wondama 80.48 297.01 213.82 42.56 40.62 138 Kab. Pegunungan Bintang 4.25 496.19 373.90 76.73 45.57 139 Kab. Yahukimo 3.51 511.24 379.89 66.20 36.91 140 Kab. Paniai 6.21 453.24 360.57 51.98 34.93 141 Kab. Puncak Jaya 9.06 445.74 339.23 53.44 48.47 Sumber: DJPK Kemenkeu, 2005-2010 diolah

4.5. Indeks Pembangunan Manusia IPM

Nilai IPM menunjukkan seberapa jauh suatu wilayah dapat mencapai sasaran yang ditentukan. Sasaran tersebut terdiri atas empat komponen, yaitu angka harapan hidup mencapai 85 tahun, pendidikan dasar dan kemampuan baca dan tulis bagi semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali, serta tingkat 67.21 68.01 68.87 69.18 69.63 65.00 66.00 67.00 68.00 69.00 70.00 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun IPM persen IPM pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak. Semakin dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, maka semakin baik kondisi pembangunan manusia di suatu wilayah. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa secara agregatif terlihat nilai IPM untuk DOB terus meningkat setiap tahun. Peningkatan ini menunjukkan bahwa kondisi masyarakat di daerah-daerah tersebut semakin baik. Dapat dilihat pada Lampiran 4 bahwa kondisi IPM hampir di semua daerah mengalami kenaikan. Begitu pula dengan tiga komponen pembentuk IPM, yaitu angka melek huruf, rata lama sekolah, dan angka harapan hidup. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2005-2010 diolah Gambar 4.2. Rata-Rata Nilai IPM pada Daerah Otonom Baru Terlihat pada Tabel 4.6 bahwa IPM kota lebih tinggi dibandingkan IPM kabupaten. Sementara kabupaten urutan tertinggi dan terendah memiliki IPM yang tidak jauh berbeda. Perbedaan IPM antara kabupaten dan kota ini sangat terlihat terutama dari komponen rata lama sekolah RLS. RLS sekolah untuk kota lebih besar dari angka sembilan, yang berarti wajib belajar sembilan tahun sudah terlaksana. Sementara di kabupaten, tingkat pendidikan masih sangat rendah, khususnya untuk daerah yang berada di urutan terbawah, yang ditunjukkan dengan angka RLS yang kecil. Angka melek huruf AMH menunjukkan kemampuan baca dan tulis. Berdasarkan nilai AMH pada setiap kabupatenkota, dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat di setiap wilayah sudah cukup mengenal huruf. Hal ini ditunjukkan dengan AMH yang cukup tinggi, kecuali untuk Kab. Pegunungan Bintang dan Kab. Yahukimo . Pada komponen IPM lainnya, yaitu angka harapan hidup AHH, untuk kabupatenkota urutan tertinggi dan terendah tidak jauh berbeda, yaitu kesemuanya berada diatas angka 60. Hal ini menunjukkan angka harapan hidup setiap masyarakat adalah sekitar 60 tahun, sayangnya hal ini belum mencapai sasaran AHH yang ditetapkan, yaitu 85 tahun. Tabel 4.6. IPM KabupatenKota Tertinggi dan Terendah Persen No. Urut DOB AHH RLS AMH IPM 1 Kab. Mimika 69.276 6.662 86.438 67.53 2 Kota Batam 70.636 10.702 98.834 76.958 3 Kab. Sumbawa Barat 60.502 7.012 90.25 65.146 4 Kab. Bangka Barat 67.426 6.472 92.152 68.7856 5 Kota Cilegon 68.414 9.616 98.702 74.414 137 Kab. Teluk Wondama 66.786 6.084 79.506 63.208 138 Kab. Pegunungan Bintang 65.11 2.25 31.592 47.6 139 Kab. Yahukimo 65.942 2.404 31.782 54.346 140 Kab. Paniai 66.85 6.202 62.882 58.842 141 Kab. Puncak Jaya 66.938 6.102 86.722 67.382 Sumber: Badan Pusat Statistik 2005-2009 4.6. Angka Kemiskinan Angka kemiskinan menunjukkan banyaknya jumlah penduduk miskin yang ada di suatu daerah. Jika dilihat dari jumlah penduduk miskin yang ada di 4828.1 4592 4355.3 4231.3 3800 4000 4200 4400 4600 4800 5000 1 2 3 4 Ribu Jiwa Tahun pemekaran ke- jumlah penduduk miskin daerah pemekaran seluruh kabupaten dan kota, maka secara agregatif jumlah penduduk miskin terus menurun. Hal ini berarti tujuan pemekaran untuk meningkatkan kondisi masyarakat telah tercapai. Keberhasilan ini disebabkan banyaknya program pengentasan kemiskinan yang dikeluarkan pemerintah, seperti Upah Minimum Regional UMR, Jaminan Kesehatan Mayarakat Jamkesmas, Bantuan Operasional Sekolah BOS, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM, dan kebijakan-kebijakan lainnya. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2002-2009 diolah Gambar 4.3. Jumlah Penduduk Miskin KabupatenKota Hasil Pemekaran Besarnya jumlah penduduk miskin tidak mencerminkan bahwa daerah tersebut pasti berhasil dalam pemekaran. Jika dilihat pada Tabel 4.7, terlihat bahwa hampir semua daerah tingkat kemiskinannya fluktuatif. Namun untuk daerah Kab. Sumbawa Barat dan Kab. Bangka Barat jumlah penduduk miskinnya terus turun. Hal ini berarti kebijakan pengentasan kemiskinan di daerah tersebut sudah terlaksana dengan baik. Selain ketiga daerah tersebut terdapat 49 daerah lainnya yang juga mengalami penurunan jumlah penduduk miskin selama lima tahun awal pemekaran Lampiran 6. Pada daerah kab. Mimika dan kota Batam, jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan. Hal ini justru bertentangan dengan keberhasilan kedua daerah tersebut, sebab kedua daerah tersebut merupakan daerah yang telah berhasil dalam pemekaran, bahkan nilai IKE kedua daerah tersebut merupakan urutan teratas. Sehingga dapat disimpulkan keberhasilan tidak hanya dilihat melalui angka kemiskinan saja, tetapi bayak faktor lain yang memengaruhi keberhasilan dari pemekaran wilayah. Selain kedua daerah tersebut masih ada enam daerah lain yeng mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin, yaitu Kab. Aceh Singkil, Kab. Bireun, Kab. Simeuleu, Kab. Pelalawan, Kab. Tanjung Jabung Timur, dan Kab. Lembata Lampiran 6. Tabel 4.7. Angka Kemiskinan KabupatenKota Tertinggi dan Terendah Ribu Jiwa DOB Tahun Pemekaran Ke- 1 2 3 4 Kab. Mimika 33.2 38 38.8 42.3 Kota Batam 25.2 28.1 28.1 50.3 Kab. Sumbawa Barat 29.1 28.7 25.2 24.3 Kab. Bangka Barat 14.1 10.5 7.4 7.6 Kota Cilegon 19.9 17.5 14.5 18.7 Kab. Teluk Wondama 11.9 11.5 12 11.1 Kab. Pegunungan Bintang 44.8 48 45 42 Kab. Yahukimo 66.7 71 69.4 72.7 Kab. Paniai 64.1 50.8 54.6 59 Kab. Puncak Jaya 54.5 34.9 55.8 60 Keteranga n : daerah yang diberi tanda adalah daerah yang berhasil dalam pemekaran Sumber: BPS, 2002-2009 diolah

4.7. Perbandingan Kabupaten dan Kota

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pemekaran Wilayah Induk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus: Kabupaten Asahan)

13 93 123

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAHPENDUDUK MISKIN DI WILAYAH PEMEKARAN TINGKAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI WILAYAH PEMEKARAN TINGKAT KABUPATEN (Studi Kasus Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Sebelum Dan

0 4 16

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU.

9 28 38

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 5 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 3 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 13

Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Program Dokter Kecil Di Wilayah Puskesmas Tamblong.

2 4 17

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan berwirausaha pada alumni SMK di Kabupaten Purworejo Cover

0 6 19

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN ...

0 6 11