untuk beberapa variabel independen tidak digunakan data rata-rata selama lima tahun awal pemekaran, melainkan menggunakan data pada tahun ke lima.
Variabel-variabel tersebut adalah PAD, DAU, dan IPM. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan data dari beberapa kabupaten.
2.3. Kerangka Pemikiran
Pemekaran wilayah sudah berlangsung semenjak disahkannya Undang- Undang Nomor 221999 dan Undang-Undang Nomor. 251999. Semenjak saat itu
pula telah terjadi banyak pemekaran baik itu pemekaran provinsi, kabupaten, maupun kota. Namun ternyata banyak pemekaran yang dinyatakan kurang
berhasil terutama pada pemekaran kabupaten dan kota. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk membuktikan keberhasilan pemekaran kabupatenkota
berdasarkan kinerja perekonomian yang dilakukan dengan metode indeksasi. Pemekaran wilayah yang terjadi umumnya bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian daerah dan mengatasi masalah rentang kendali yang menyebabkan adanya ketidakmerataan pelayanan publik. Sehingga diharapkan setelah
dilakukannya pemekaran, kondisi DOB dapat lebih baik dibandingkan dengan kondisi DOB apabila masih bergabung dengan daerah induknya. Namun untuk
membandingkan dengan kondisi DOB apabila masih bergabung dengan daerah induk sulit untuk dilakukan sebab datanya tidak tersedia. Sehingga penentuan
keberhasilan dilakukan dengan membandingkan kondisi DOB dan daerah induk pada tahun yang sama, dengan asumsi DOB akan berhasil dalam pemekarannya
dari sisi ekonomi jika kondisi perekonomiannya lebih baik dari daerah induknya.
Kondisi DOB dan daerah induk dilihat melalui nilai IKE masing-masing daerah, sehingga didapatkan IKE daerah induk dan IKE DOB. DOB yang berhasil
dalam lima tahun awal pemekarannya adalah DOB yang memiliki nilai IKE yang lebih besar dibandingkan IKE daerah induknya. Setelah diketahui apakah suatu
daerah berhasil atau tidak dan didapatkan nilai selisih IKE DOB dan daerah induk sebagai variabel dependen, maka dapat dilihat faktor apa saja yang
memengaruhi keberhasilan menggunakan metode analisis regresi berganda. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dijelaskan dalam Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Keterangan:
: Metode yang digunakan : Alur analisis
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. PDRB per kapita memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan pemekaran wilayah, sebab PDRB per kapita menunjukkan tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat, sejauh tingkat kemerataannya cukup merata. Peningkatan kesejahteraan masyarakat ini merupakan salah satu tujuan dari
pemekaran. 2. PAD memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan pemekaran
wilayah, sebab PAD menunjukkan kemandirian daerah. Semakin tinggi persentase PAD terhadap pemasukan daerah maka wilayah tersebut semakin
mandiri. Hal ini merupakan tujuan dari otonomi daerah. 3. DAU memiliki hubungan yang negatif terhadap keberhasilan pemekaran
wilayah sebab DAU menunjukkan mampu tidaknya sebuah daerah membiayai pengeluaran daerahnya. Daerah yang semakin mampu membiayai
pengeluarannya, maka daerah tersebut akan mendapatkan DAU yang semakin kecil. Hal ini berarti daerah tersebut telah berhasil dalam pelaksanaan
pemekaran wilayahnya. 4. IPM memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan pemekaran
wilayah. semakin tinggi nilai IPM, maka akan semakin tinggi kemampuan dasar dari setiap penduduk. Selanjutnya peningkatan ini akan berdampak pada
meningkatnya produktivitas dari masyarakat, kemudian berlanjut pada pembangunan yang semakin baik, dan daerah dapat semakin berkembang.
5. Angka kemiskinan memiliki hubungan yang negatif dengan keberhasilan pemekaran wlayah, sebab semakin besar jumlah penduduk miskin berarti
semakin banyak jumlah penduduk yang tidak produktif, sehingga ketergantungan DOB terhadap pemerintah pusat akan bertambah.
6. DOB yang berbentuk kota akan lebih berhasil dibandingkan DOB yang berbentuk kabupaten. Hal ini sesuai dengan karakteristik kota yang secara
umum lebih baik dibandingkan kabupaten.
III. METODE PENELITIAN