50
5.3. Karakteristik Responden
Karakteristik personal dan situasional responden meliputi: 1 Umur, 2 Pekerjaan, 3 Pendapatan, 4 Pendidikan, 5 Pengalaman, 6
Motivasi, 7 Budaya Patriarkhi, 8 Agama kepercayaan, 9 Kebijakan Pemerintah, 10 Kebiasaan dan 11 Kelompok Rujukan. Sedangkan
faktor intervening dalam penelitian ini adalah Terpaan Media yaitu: 1 Media Massa Cetak dan 2.Media Massa Elektronik.
Sampel yang terpilih menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu sampel kelompok aktivis partai laki-laki dan
perempuan serta sampel kelompok non aktivis partai laki-laki dan perempuan. Distribusi dapat dilihat pada Tabel 3.
5.3.1 Faktor- faktor Personal responden 5.3.1.a. Umur responden
Berdasarkan kriteria populasi yang ditentukan yaitu minimal berusia 21 tahun dan berpendidikan minimal SLTA maka umur terendah dan
tertinggi untuk responden penelitian ini adalah 21 tahun dan 60 tahun dengan rata-rata umur 40 tahun sampai dengan 50 tahun. Berdasarkan
pengkategorian yang ada, sebagian besar responden tersebut berumur antara 31–40 tahun.
Tabel 5 Umur Responden Menurut Jenis Kelamin dalam
Umur responden Pria
Wanita Total
21 th – 30 th 31 th – 40 th
41 th – 50 th 50 th – 60 th
13 19
11 7
6 26
16 2
19 45
27 9
Tabel 5 menunjukkan bahwa 19 persen responden berumur antara 21 th-30 th, 45 persen responden berumur antara 31–40 tahun. 27 persen
responden berumur antara 41 – 50 tahun. 9 persen responden berumur antara 51 – 60 tahun. Dapat dikatakan bahwa responden berumur antara 31
th- 50 th mencapai 72 persen, selebihnya berada pada umur 21-30 tahun dan 50 – 60 tahun.
51
5.3.1. b. Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang ditanyakan kepada responden dalam penelitian ini adalah pekerjaan utama bagi responden. Pekerjaan utama dalam dalam
kuisioner meliputi: PNS, TNIPolri, Pensiunan, Pegawai BUMN, Pegawai swasta, Pelajar, Buruh, Ibu Rumah-tangga, Belum Bekerja, Profesional
guruDosen, Pengacara, Dokter, Wartawan, Peneliti, Arsitek, Rohaniawan, Mahasiswa dan Petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenis pekerjaan responden sebagai berikut: Tabel 6 Jenis Pekerjaan Responden Menurut Jenis Kelamin dalam
Jenis Pekerjaan Laki- laki
Perempuan Total
PNS PegawaiSwasta
Mahasiswa Ibu Rumah tangga
Profesional 3
35 1
11 5
24 2
13 6
8 59
3 13
17
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa jenis pekerjaan responden lebih banyak sebagai pegawai swasta yaitu 59 persen dari seluruh
responden. Terlihat pada Tabel 6 responden Laki-laki lebih banyak bekerja sebagai pegawai swasta dibanding responden Perempuan. Pekerjaan jenis
propesional banyak digeluti Laki-laki dibanding Perempuan. Delepan persen responden mempunyai jenis pekerjaan sebagai PNS Pegawai
Negeri Sipil, tiga persen responden berstatus mahasiswa, 13 persen responden wanita berstatus ibu rumah tangga, dan 17 persen responden
mempunyai pekerjaan yang bersifat profesional seperti guru, dosen, wartawan, dan pengacara. Dapat dikatakan bahwa responden dalam
penelitian ini mempunyai pekerjaan yang beragam.
52
5.3.1.c. Pendapatan:
Pendapatan responden yang dimaksudkan dalam penelitian ini berada antara 500 ribu sampai dengan di atas 5 juta. Seperti terlihat pada
Tabel 7. Tabel 7 Pendapatan Responden Menurut Jenis Kelamin dalam
Pendapatan Responden Laki-laki
Perempuan total
500 ribu – 1,5 jt 1,6 jt - 2,5 jt
2,6 jt - 3,5 jt 3,6 jt - 5 jt
Lebih dari 5 jt 7
11 15
14 3
8 22
6 11
3 15
33 21
25
6
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa tingkat perekonomian responden termasuk dalam tingkat ekonomi cukup dan berkemampuan
yaitu antara 1,6 juta-5 jutabulan. Hal ini berhubungan erat dengan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh responden. Responden dengan penghasilan
500 ribu – 1,5 juta sebanyak 15 persen. Responden dengan penghasilan 1,6 juta- 2,5 juta 33 persen. responden mempunyai penghasilan 2,6 juta –
diatas 5 juta 52 persen. Artinya 78 persen responden mempunyai penghasilan yang memadai antara 1,6 juta – diatas 5 juta rupiah setiap
bulan. Dapat dikatakan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki tingkat ekonomi yang mampu.
5.3.1.d. Pendidikan
Pendidikan responden dalam penelitian ini digolongkan kedalam 4 tingkatan pendidikan yang ditentukan terendah SLTA dan tertinggi Strata
dua S-2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan responden yang terendah adalah Diploma dan tertinggi adalah Strata dua S-2.
53 Tabel 8 Pendidikan Responden Menurut Umur dalam
Umur responden Diploma
S-1 S-2
21 th – 30 th 31 th – 40 th
41 th – 50 th 51 th – 60 th
9 27
23 9
9 13
4 1
5
Total 68
26 6
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian responden 68 mempunyai pendidikan Diploma, berpendidikan strata satu S-1
sebanyak 26 persen dan enam persen responden berpendidikan strata dua S-2. Dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan responden dominan
berpendidikan diploma. Pendidikan S-1 lebih dominan pada responden berumur 31-40 tahun. Pendidikan S-2 dominan pada responden berumur
31-40 tahun. Responden berumur 51-60 tahun berpendidikan diploma, tidak satupun yang berpendidikan S-1 dan S-2.
5.3.1.e. Pengalaman Politik
Pengalaman politik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aktivitas responden dengan keterlibatannya dalam kegiatan politik. Ini
diukur dengan seberapa sering aktivitas responden yang menyangkut politik. Seperti keterlibatan dalam kampanye politik, terlibat secara struktur
politik, ataupun sekedar meramaikan politik. Pengukuran pengalaman ini dilakukan sebagai berikut: apabila keterlibatan responden hanya sebatas
ikut-ikutan tanpa terlibat dalam struktur ataupun tidak ikut dalam kampanye maka dapat dikatakan bahwa pengalaman politiknya masih
berada pada kategori rendah. Dan apabila terlibat struktur tetapi belum terlibat dalam aktivitas kampanye atau sebagai penyampai kampanye maka
dapat dikatakan mempunyai pengalaman politik kategori sedang. Apabila semua aktivitas dalam politik ikut seperti sebagai penyampai kampanye,
54 ikut dalam struktur dan pengatur dalam kampanye maka dapat dikatakan
bahwa pengalaman politiknya berada dalam kategori tinggi. Dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Pengalaman Politik Responden dalam Kel.Responden
Rendah Sedang
Tinggi Aktivis Partai:
Laki-laki Perempuan
Non Aktivis Partai: Laki-laki
Perempuan 1
6 22
24 8
11 3
1 16
8
T o t al 53
23 24
Tabel 9 menunjukkan bahwa pengalaman politik responden 53 berada pada kategori rendah. Aktivis partai laki-laki mempunyai
pengalaman politik kategori tinggi, Aktivis partai perempuan mempunyai pengalaman politik kategorin sedang. Non aktivis partai mempunyai
pengalaman politik dalam kategori rendah. Hal ini dapat dikaitkan dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan politik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Laki-laki lebih banyak mempunyai kesempatan untuk melakukan kegiatan politik, sedangkan perempuan mempunyai kesempatan yang
terbatas sehingga aktivitas mereka tidak terlalu terpokus kepada politik.
5.3.1.f. Motivasi Politik
Motivasi politik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah adanya dorongan yang membuat seseorang melakukan suatu tindakan atau
kegiatan politik, baik politik yang dilakukan secara langsung maupun politik yang dilakukan tidak langsung. Seperti terlibat secara langsung
dalam kancah politik karena ingin menjadi anggota Dewan, atau mendorong keluarga lainnya untuk terlibat dalam kancah politik.
55 Tabel 10 Motivasi Politik Responden dalam
Motivasi politik Laki-laki
Perempuan Total
Kurang baik Cukup Baik
Baik 8
31 11
6 24
20 14
55 31
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa motivasi politik responden terlihat cukup baik yaitu 55 persen. Hasil penelitian secara keseluruhan
menunjukkan bahwa motivasi politik responden baik yaitu hampir 86 persen. Apabila dibanding responden laki-laki dan perempuan terlihat
bahwa perempuan lebih mempunyai motivasi politik kategori baik dari pada laki-laki. Perbandingannya antara 67 persen 20 orang perempuan
dengan 33 persen laki-laki 11 orang dari responden kategori baik. Artinya dapat dikatakan bahwa perempuan terlibat dalam kancah politik secara
pribadi lebih mengutamakan kepentingan umum dibanding kepentingan sendiri begitu juga kalau memberikan motivasi politik kepada orang lain
lebih membuka diri bagi kemajuan orang lain. Sedangkan laki-laki lebih berorientasi pada dirinya sendiri, dalam memotivasi orang lain juga tidak
terbuka, banyak hal yang diperhitungkan untuk memberikan motivasi.
3.2. Faktor – Faktor Situasional Responden 5.3.2.a Budaya Patriarkhi
Budaya Patriarkhi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah adanya sikap yang lebih memuja kaum Bapak laki-laki dalam segi
kehidupan dunia. Budaya patriarkhi muncul karena adanya bentuk struktur yang mengutamakan laki-laki lebih daripada perempuan. Dalam penelitian
ini pengukuran dianggap budaya patriarkhi tidak berpengaruh apabila kesempatan perempuan dalam politik tidak melanggar budaya dan
dianggap suatu hal wajar bagi responden, dikatakan berpengaruh apabila dianggap bahwa perempuan harus melihat kepada kebiasaan yang lebih