Pengertian Persepsi Proses pembentukan Persepsi

12

2.2. Pengertian Persepsi

Secara sederhana persepsi diartikan sebagai suatu aktivitas pemberian makna, arti atau tafsiran terhadap suatu objek sebagai hasil pengamatan yang dilakukan oleh seseorang Yusuf, 1991 Pengamatan tersebut dilakukan terhadap suatu objek yang ditangkap oleh indra dan kemudian diinterpretasikan pada bagian tertentu dalam otak Sarwono,1992 Sarwono1992 mengemukakan bahwa persepsi adalah pengamatan terhadap suatu objek melalui aktivitas sejumlah pengindraan yang disatukan dan dikordinasikan dalam pusat syaraf yang lebih tinggi otak. Proses pengamatan tersebut menurut Chaplin dalam Winkel 1996 berlangsung secara objektif, bahkan, lebih jelas dikatakan bahwa mempersepsikan sesuatu berarti memberikan penilaian– penilaian terhadap suatu objek berdasarkan pengalaman dan wawasan yang dimiliki. Persepsi dengan demikian berarti pemberian makna, atau tafsiran dengan jalan menyusun atau mengorganisasikan informasi yang diterima McMahon dan McMahon,1986, oleh karena itu dalam pembentukan persepsi tersebut menurut Desiderato Rakhmat,1992 berlangsung proses pemberian kesimpulan dalam memberikan makna terhadap stimuli yang ada. Sarwono,1992 secara lebih rinci mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses kategorisasi dan dalam proses kategorisasi tersebut organisme dirangsang ole h masukan tertentu objek dari luar, peristiwa, dan lain-lain. Organisme tersebut kemudian merespons dengan menghubungkan masukan yang ada dengan salah satu kategorisasi golongan objek– objek atau peristiwa yang ada dalam ingatan jangka panjang. Proses menghubungkan ini merupakan proses aktif yaitu ketika individu yang bersangkutan dengan sengaja mencari kategori yang tepat hingga dapat mengenali dan memberi arti terhadap masukan tersebut, dan oleh sebab itulah persepsi juga dikatakan bersifat inferensial atau menarik kesimpulan. 13

2.3. Proses pembentukan Persepsi

Proses pembentukan persepsi juga dijelaskan oleh Feigl Yusuf, 1991 terjadi melalui 3 mekanisme pembentukan yaitu1 selectivity , 2 Closure 3 Interpretation. Proses selectivity terjadi ketika ses eorang diterpa oleh informasi maka akan berlangsung proses penseleksian pesan mana yang dianggap penting dan mana yang tidak. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan, sedangkan interpretation berlangsung ketika yang bersangkutan memberikan tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Rakhmat 1992 melengkapi pernyataan tersebut dengan mengemukakan bahwa dalam mengorganisasikan stimuli tersebut akan melihat konteksnya, wala upun stimuli yang diterima seseorang tidak lengkap cenderung akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsinya. Interpretasi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu seseorang yang mengalaminya. Berdasarkan uraian yang ada dan bila dikaitkan dengan ide pemberdayaan perempuan dalam bidang politik dengan adanya kuota 30 persen keterwakilan perempuan di legislatif maka tepatlah jika dikatakan bahwa persepsi merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan dalam proses belajar menerima nilai-nilai dalam pelaksanaan politik dan adanya keterlibatan perempuan dalam publik secara politik. Paradigma selama ini yang memandang bahwa perempuan selalu lebih cocok di dalam dunia domestiknya yaitu keluarga dibandin g dengan publik. Langkah dengan adanya kuota 30 persen ini adanya proses belajar bagi perempuan untuk menerima sesuatu yang belum begitu lumrah dilaluinya. Selama ini masyarakat belum memberikan tempat lebih banyak bagi perempuan. Proses perubahan yang menunjukkan bahwa dalam diri orang yang bersangkutan telah berlangsung suatu proses belajar yang merupakan kegiatan mental dan tidak dapat disaksikan dari luar kecuali bila dinyatakan secara eksplisit oleh yang bersangkutan. Sejalan dengan hal ini Winkel 14 1996 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemaknaan kognitif, kemampuan sensorik–motorik dan sikap nilai dinamik– afektif. Rangsangan atau informasi yang diterima oleh indra, sebagai suatu aktivitas mental dalam proses belajar akan diproses di dalam alam berpikir sebagai suatu rangkaian kejadian atau peristiwa dalam otak mulai dari saat informasi diterima sampai dengan saat dilepas kembali. Peristiwa pemprosesan informasi Information processing tersebut dapat dibagi ke dalam berbagai urutan peristiwa sebagai berikut Winkel, 1996: 1. Lingkungan akan mengeluarkan berbagai jenis rangsangan berupa energi phisik seperti bunyi, sinar maupun tekanan yang menjadi informasi bagi satuan struktural yang menangkapnya. 2. Informasi yang ditangkap oleh alat–alat indera seperti mata, telinga, kulit dan lain– lain, diubahditransformasikan menjadi pulsa-pulsa elektronik yang dikirim ke pusat-pusat tertentu dalam otak dan akhirnya masuk ke dalam sistem syaraf pusat. 3. Informasi yang ditampung tersebut disimpan selama waktu yang sangat singkat sekali. Sebagian kecil diteruskan keingatan jangka pendek atau Short Term Memory STM untuk diolah lebih lanjut, sedangkan sisanya hilang dan tidak ikut dalam pengolahan. Baik kuantitas maupun jenis informasi yang diolah menjadi berkurang. 4. Informasi yang telah diseleksi tersebut masuk ke dalam ingatan jangka pendek, dan pada saat ini individu yang bersangkutan menyadari ada sesuatu yang dihadapi, namun lamanya kesadaran tersebut sangat singkat kemudian informasi tersebut menghilang kembali kecuali bila diolah dan diberi makna. Mengingat daya tampung penyimpanan informasi dalam ingatan jangka pendek ini terbatas maka hanya sebagian informasi saja yang berhasil masuk 15 ke sana yakni informasi yang berhasil menarik perhatian individu yang bersangkutan. Dilanjutkan kemudian dengan terjadinya proses pengolahan dengan menghubungkan atau mengintegrasikan infor masi baru tersebut dengan informasi lama yang digali kembali dari ingatan jangka panjang. Pengolahan ini merupakan proses transformasi yang dikenal dengan istilah coding dan encoding . 5. Hasil pengolahan tersebut menjadi masukan bagi ingatan jangka panjang atau Long Term Memory LTM dan akan tersimpan dalam jangka panjang waktu yang lama. 6. Informasi yang berasal dari ingatan jangka pendek ataupun jangka panjang akan ditransformasikan untuk menentukan bentuk dan wujud dari jawabanreaksi serta urutan pelaksana annya. 7. Selanjutnya, mewujudkan jawabanreaksi tersebut melalui otot dan kelenjar, misalnya lengan dan tangan untuk menulis, peralatan suara untuk berbicara. Berdasarkan ketujuh langkah di atas, mulai dari ketika indra menangkap rangsangan dan sebelum menjadi suatu tindakan atau jawabanreaksi, maka informasi tersebut terlebih dahulu mengalami proses pembentukan persepsi yang berlangsung pada urutan ke 4 yang terjadi ketika organisme menangkap stimuli berupa objek, gejala maupun peristiwa dan menghubungkannya dengan salah satu kategori golongan objek-objek atau peristiwa yang terdapat dalam ingatan jangka panjang sebagai hasil pengalaman belajar pada masa yang lalu, dengan jalan menggali kembali atau me-recall hasil pengalaman tersebut. Aktivitas menghubungkan atau mengintegrasikan kedua informasi tersebut dilakukan dengan sengaja dengan tujuan agar dapat memberi arti atau makna terhadap masukan yang ada. Pemberdayaan perempuan di bidang politik dengan memberikan kuota 30 persen keterwakilan perempuan di le gislatif merupakan suatu ide 16 atau gagasan yang telah dituangkan ke dalam undang–undang RI No.12 tahun 2003 pasal 65 ayat 1, dan telah dikomunikasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terdapat di seluruh tanah air yang terdiri dari berbagai lapisan terutama bagi partai politik. Diharapkan keterwakilan perempuan dengan kuota 30 persen membuka peluang besar bagi perempuan yang ada di Indonesia, sehingga membuat suatu persepsi terhadap pelaksanaan kuota 30 persen secara positif. Perilaku yang mendukung terhadap pelaksanaan kuota tersebut, dapat ditandai dengan seberapa jauh masyarakat memahami pelaksanaan kuota tersebut? sehingga mengarah kepada pembentukan sikap dan keputusan yang akan diambil sebagai jawaban atau reaksi terhadap masukan ide atau gaga san yang terdapat dalam UU RI.No.12 tahun 2003. Pengolahan informasi dalam pembentukan persepsi seperti telah disebutkan berlangsung dengan menghubungkan informasi yang ada dengan informasi hasil pengalaman belajar pada masa lampau. Pengalaman belajar menurut Walker 1973 merupakan akumulasi dari berbagai proses belajar. Proses belajar tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti pendidikan, nilai – nilai adat istiadat atau kebiasaan, serta berbagai pengalaman hidup lainnya, yang dalam hal ini dapat digolongkan ke dalam faktor personal dan situasional. Aktivitas menggali atau mengingat kembali pengalaman masa lalu ini menurut Bloom Winkel, 1996 merupakan bagian dari wilayah kognitif yang disebut pengetahuan. Pengetahuan menurutnya merupakan aktivitas mengingat kembali hal-hal yang pernah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, yang meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan tersebut digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan, mengingat recall atau mengga li kembali recognition. Mewujudkan menjadi suatu reaksi atau jawaban terhadap informasi yang diterima, sebelumnya akan terbentuk suatu persepsi dalam diri individu yang bersangkutan, yang akan dilanjutkan dengan terbentuknya 17 sikap. Penentuan sikap terhadap suatu objek, gejala, atau peristiwa menurut Winkel 1996 merupakan kecenderungan menerima atau menolak suatu objek, gejala, maupun peristiwa yang didasarkan pada penilaian terhadap objek, gejala maupun peristiwa tersebut bergunaberharga baginya atau tidak. Penilaian berdasarkan sikap ini bersifat selektif yakni bila objek tersebut “baik untuk saya“ maka yang bersangkutan akan memberikan penilaian positif. Sebaliknya bila “tidak baik untuk saya“ maka yang bersangkutan akan memberikan penilaian negatif. Second and Backman Azwar, 1997 mengemukakan bahwa sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya. Reaksi atau Jawaban yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu informasi dapat dinyatakan dalam bentuk tindakan atau perilaku maupun pendapat opini. Opini atau pandapat, menurut Philip L Harriman dalam Muhibinsyah,1995 adalah ungkapan dari suatu kepercayaan atau keputusan yang terbuka untuk berubah. Antara opini dan sikap sangat erat kaitannya, bahkan Nasution 1990 mengatakan bahwa opini merupakan ekspresi dari sikap attitude akan tetapi opini lebih mudah berubah dibanding dengan attitude. Azwar 1997 mengatakan bahwa opini merupakan pernyataan sikap yang sangat spesifik. Opini terbentuk didasarkan sikap yang sudah mapan akan tetapi lebih bersifat situasional dan temporer. Carld I Hovland dalam Rousydy, 1985 mengatakan bahwa sikap seseorang biasanya mencerminkan sekaligus pendapatnya akan tetapi belum tentu apa yang dinyatakan opini oleh seseorang akan menentukan attitude sikap yang sebenarnya. Berdasarkan uraian yang ada maka dapatlah disimpulkan bahwa pendapat opini adalah suatu pernyataan atau ungkapan baik lisan maupun tulisan yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu idegagasan yang sifatnya lebih situasional dibanding persepsi maupun sikap. Opini akan mengambarkan posisi seseorang berada di pihak: setuju atau tidak setuju, 18 mendukung atau tidak mendukung dan sebagainya. Sikap merupakan penilaian yang tidak hanya didasarkan pada pertimbangan pemikiran atau rasional kognisi semata akan tetapi yang terpenting dalam membuat penentuan sikap didasarkan pada pertimbangan perasaan atau hal-hal yang bersifat emosional. Wujud pernyataan sikap seseorang juga dapat dinyatakan seperti : sikap mendukung atau tidak mendukung, setuju atau tidak setuju terhadap suatu ide atau gagasan yang diperkenalkan. Berbeda halnya dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil proses bela jar yang berhasil tersimpan untuk jangka waktu yang lama dalam ingatan jangka panjang LTM individu yang sedang mengalami proses belajar. Pengetahuan memberikan kontribusi dalam terbentuknya persepsi, sikap maupun opini atau pendapat. Seseorang dapat mene ntukan persepsinya terhadap suatu ide atau gagasan didasarkan pada pengetahuan yang dimilikinya tentang hal-hal yang berhubungan dengan ide atau gagasan tersebut. Hal serupa juga terjadi saat pembentukan sikap. Sikap seseorang cenderung selaras dengan persepsi yang dimilikinya terhadap ide atau gagasan tersebut. Seseorang dapat menentukan pendapat atau opini apabila yang bersangkutan telah menentukan persepsi dan sikapnya terhadap ide atau gagasan tersebut. Mengacu pada uraian yang ada maka konsep persepsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah suatu pandangan yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu objek, gejala maupun peristiwa, yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan secara sengaja dengan cara menghubungkan objek, gejala atau peristiwa tersebut dengan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman, sistem kepercayaan, adat istiadat yang dimiliki dan sebagainya. 19

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi