Metode Penelitian Rekayasa proses ekstraksi minyak biji Kamandrah dengan pengempaan dan pengembangannya sebagai larvasida nabati pencegah penyakit Demam Berdarah Dengue

3.3.1.3. Identifikasi Asam Lemak Minyak Kamandrah Dengan

Gas Chromatography GC Komponen asam lemak yang terkandung dalam minyak kamandrah diidentifikasi menggunakan GC. Proses analisis dilakukan sebagai berikut : Sampel minyak ditimbang 0,2 g dalam tabung reaksi tertutup, kemudian ditambahkan 2 ml natrium hidroksida dalam metanol, dipanaskan pada suhu 80 o C selama 20 menit, kemudian diangkat dan dibiarkan dingin. Selanjutnya ditambahkan 2 ml larutan boron trifluorida 20 dan dipanaskan kembali selama 20 menit, kemudian diangkat, dibiarkan dingin dan ditambahkan 2 ml natrium klorida jenuh serta 2 ml larutan heksan. Setelah itu campuran dikocok sampai merata, lalu lapisan heksannya diambil dan dimasukkan ke tabung uji evendop. Kondisi alat kromatografi gas yang digunakan untuk analisis asam lemak adalah: Jenis alat GC : Hitachi 263-50 Detektor : Detektor ionisasi nyala FID Jenis kolom : DEGS Laju alir nitrogen : 1 kgfcm2 Laju alir hidrogen : 0,5 kgfcm2 Suhu awal : 150 o C Suhu akhir : 180 o C Suhu injektor : 200 o C Suhu detektor : 250 o C Volume injek : 2 µl Hasil preparasi kemudian diinjeksikan ke alat kromatografi gas ketika suhu menunjukkan 150 o C. Tombol start pada rekorder dan alat ditekan, dan hasilnya akan keluar berupa kromatogram. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kromatogram yang diperoleh, kemudian pencocokan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi asam lemak standar. Kadar asam lemak dihitung dengan rumus sebagai berikut: Lc Cs x V Kadar asam lemak = x Ls b Keterangan: Lc = luas area contoh Ls = luas area standar Cs = konsentrasi standar V = volume akhir b = bobot contoh

3.3.1.4. Identifikasi Senyawa Aktif Minyak kamandrah dengan Gas

Chromatography-Mass Spectrometry GC-MS GC-MS digunakan untuk identifikasi senyawa aktif dari komponen mudah menguap serta mendapatkan bobot molekul dan pola fragmentasi dari senyawa yang terdapat pada minyak kamandrah. Sampel yang dianalisis disuntikan pada GC-MS sejumlah 1 µ l dengan kondisi operasi yang telah disesuaikan, seperti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kondisi dan spesifikasi operasi alat GC-MS Kondisi GC Metode I Metode II Metode III Kolom Kolom kapiler Agilent 19091J-433 tipe HP-5 dengan diameter 0,25 mm, panjang 30 m dan lebar 0,25 µm Kolom kapiler Agilent 1520.51616 tipe DB-1 dengan diameter 250 µm, panjang 60 m dan lebar 0,25 µm Kolom kapiler Agilent 1520.51616 tipe DB-1 dengan diameter 250 µm, panjang 60 m dan lebar 0,25 µm Detektor MS MS MS Gas pembawa Helium Helium Helium Teknik injeksi Split 1:40 Splitness Splitness Waktu injeksi 0 menit 0,5 menit 0,5 menit Suhu injektor 150 o C 50 o C 50 o C Suhu detektor 250 o C 250 o C 250 o C Suhu awal 70 o C 70 o C 70 o C Inlet Mode split Suhu 300 o C Kecepatan : 38,2 mlmin Total aliran : 42,2 mlmin Tekanan : 8,28 psi Mode Splitness Suhu 250 o C Kecepatan : 3 mlmenit Total aliran : 7 mlmin Tekanan : 16,090 psi Mode Splitness Suhu 250 o C Kecepatan : 3 mlmenit Total aliran : 7 mlmin Tekanan : 16,090 psi Oven Suhu awal : 70 o C Suhu akhir : 60 o C Suhu maksimum : 330 o C Waktu operasi : 39,67 min Suhu awal : 70 o C Suhu akhir : 60 o C Suhu maksimum : 330 o C Waktu operasi : 58 min Suhu awal : 70 o C Suhu akhir : 60 o C Suhu maksimum : 330 o C Waktu operasi : 54,5 min Laju kenaikan suhu 15 o Cmenit hingga mencapai 290 o C ditahan selama 25 menit Mencapai suhu 50 o C selama 0 menit Mencapai suhu 50 o C selama 0 menit Suhu pertengahan 5 o Cmenit hingga suhu mencapai 250 o C ditahan selama 15 menit 4 o Cmenit hingga suhu mencapai 180 o C selama 0 menit Laju kenaikan suhu akhir 10 o Cmenit hingga suhu mencapai 250 o C ditahan selama 15 menit Kondisi MS Solvent delay 3 menit 11 menit 11 menit EMV Mode False Relative Relative EM Voltage 2282 1824 1824 Scanparameter - Massa rendah - Ambang - Massa tinggi 35 150 800 40 150 500 40 150 500 MS Zones : MS Source MS Quad 150-200 o C 250-300 o C 150-200 o C 230-250 o C 150-200 o C 230-250 o C Interpretasi spekta massa dilakukan dengan bantuan komputer untuk membandingkan pola spektra massa suatu senyawa dengan pola spektra massa pada mass spectra library koleksi National InstituteStandar and Tecnology NIST yaitu NIST yang memiliki koleksi pola spektra massa lebih dari 62.000 pola. Selain itu dibandingkan juga dengan database Wiley, dan Pest.1. Interpretasi juga dilakukan secara manual yaitu dengan membandingkan pola spektra massa komponen pada sampel dengan yang terdapat pada jurnal atau buku publikasi. 3.3.1.5. Identifikasi Gugus Fungsional Minyak kamandrah dengan Spektofotometer Fourier Transform Infra Red FTIR Spektrofotometer FTIR berfungsi untuk mengukur serapan radiasi inframerah pada berbagai panjang gelombang. Ditimbang 1 mg sampel dan digerus dengan 100 mg kalium bromida KBr kering sampai homogen. Kemudian di tekan hingga berbentuk pelet yang transparan, dimasukkan ke dalam sel dan di ukur serapannya dengan spektrometer FTIR pada bilangan gelombang 4000-500 cm-1.

3.3.2. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Biji Kamandrah dengan

Pengempaan Optimasi proses ekstraksi minyak biji kamandrah dengan pengempaan menggunakan Response Surface Methodology meliputi 3 perubah terpilih, yaitu suhu pemanasan, lama pemanasan dan tekanan pengempaan. Pertama kali buah kamandrah disortir untuk memisahkan buah yang baik dan yang rusak. Buah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 hari sampai kulit luar kering, selanjutnya dikupas. Biji kamandrah disortasi kembali untuk memisahkan antara biji yang baik dan biji yang rusak. Biji dikeringkan pada suhu 50 o C selama 3 jam, selanjutnya digiling menggunakan hammer mill sebanyak 2 kali agar ukurannya lebih kecil lolos 40 mesh. Setiap kali proses ekstraksi digunakan 200g biji kamandrah yang telah dihaluskan. Biji ditimbang dan dimasukan dalam alat pengempa yang memiliki alat pemanas pada landasan tekan. Suhu diset sesuai dengan perlakuan dengan memutar saklar termokopel. Ekstraksi dilakukan dengan menekan tuas hidrolik secara berulang-ulang sampai dicapai tekanan piston yang diinginkan dan dibiarkan sampai suhu yang diinginkan. Kemudian tuas hidrolik ditekan ulang, bersamaan dengan penekanan, minyak akan keluar disela-sela plat pemanas. Selanjutnya minyak ditampung menggunakan gelas piala. Pengempaan diulang dengan cara yang sama, sampai batas waktu lama pemanasan berakhir. Minyak disaring menggunakan kertas saring, hasil minyak pada setiap pengempaan dicampur dan ditimbang untuk mengetahui respon rendemen minyaknya. Minyak kamandrah yang dihasilkan dianalisis dengan uji larvasida untuk mendapatkan nilai LC 50 dan LC 90 Lampiran 3. Rancangan percobaan untuk mendapatkan data respon yang muncul dari perlakuan digunakan metode Box-Behken dengan 5 center point per block. Selanjutnya untuk menentukan daerah optimum pada respon digunakan metode permukaan respon RSM. Untuk membantu penyelesaian optimasi ini digunakan perangkat lunak Design Expert V 7.1.5 DX.7 Estiasih et al. 2009. Design Expert V7.1.5 adalah suatu program komputer yang dapat digunakan untuk mengoptimasi formula suatu produk atau proses. Program ini menyediakan empat jenis rancangan percobaan dengan efisiensi tinggi, yakni factorial design , respons surface method RSM, mixture design technique, dan combined design . Design Expert terdiri dari 3 orde, yakni orde 1 persamaan linear, orde 2 persamaan kuadrat dan orde 3 persamaan pangkat Anomin 2011a. Peubah, sandi dan taraf sandi yang dicoba pada penelitian ini disajikan pada Tabel 6, sedangkan matrik rancangan percobaan disajikan pada Tabel 7. Proses optimasi pengempaan minyak biji kamandrah disajikan pada Gambar 7. Tabel 6. Peubah bebas dan taraf yang digunakan pada proses ekstraksi minyak biji kamandrah dengan pengempaan Taraf Peubah Sandi Satuan -1 +1 Suhu pemanasan X1 o C 55 70 85 Lama pemanasan X2 menit 15 30 45 Tekanan pengempaan X3 MPa 7,90 9,22 10,54 Gambar 7. Diagram alir proses ekstraksi minyak biji kamandrah dengan pengempaan Tabel 7. Matrik Box-Behken yang mengandung 17 percobaan dengan 3 perubah percobaan dalam kode unit. Peubah Sandi No X1 o C X2 MPa X3 menit Respon Y 1 -1 1 ? 2 1 -1 ? 3 ? 4 1 1 ? 5 -1 1 ? 6 -1 -1 ? 7 1 -1 ? 8 -1 -1 ? 9 ? 10 1 1 ? 11 ? 12 1 -1 ? 13 ? 14 -1 -1 ? 15 ? 16 1 1 ? 17 -1 1 ? Serbuk Biji Kamandrah Ekstraksi dengan pengempaan : • Suhu pemanasan: 55 – 85 o C • Tekanan : 7,90 – 10,54 MPa • Lama pemanasan : 15 - 45 menit Ampas Penyaringan Ampas Minyak kamandrah

3.3.3. Perancangan Teknologi Proses Produksi Larvasida Nabati dari Biji

Kamandrah Metode perancangan proses meliputi sintesis proses dan simulasi proses. Metode yang dipergunakan dalam perancangan teknologi proses adalah metode sintesis proses. Sintesis proses dimulai dengan mengembangkan teknologi proses ekstraksi minyak biji kamandrah menggunakan metode pengempaan. Pertimbangan menggunakan metode ekstraksi minyak biji kamandrah dengan pengempaan ini adalah hasil penelitian Iswantini et al. 2007 menyatakan bahwa hasil uji fitokimia dari bagian tanaman kamandrah yaitu daun, batang, dan biji dalam bentuk serbuk dan diekstrak dengan air dan etanol, serta minyak yang di dapat dengan cara pengempaan dari biji mengandung senyawa alkaloid terbanyak diikuti dengan flavonoid, terperoid, saponin, steroid dan tanin. Setelah dilakukan uji larvasida dengan nyamuk A. aegypti instar 3 didapatkan bagian dari biji yaitu minyak yang di peroleh dengan cara ekstraksi dengan pengempaan yang paling berpotensi sebagai larvasidainsektisida. Untuk memperoleh proses produk akhir ekstrak, dengan melakukan sintesis proses yang dimulai dengan melakukan proses ekstraksi minyak biji kamadrah sebagai senyawa aktif larvasida, penentuan bentuk produk akhir larvasida menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE Ansel, 1989; Anonim, 1986. Kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial terhadap produk yang dihasilkan. Output perancangan proses yang diperoleh dari penelitian ini adalah rancangan teknologi proses produksi larvasida nabati dari minyak biji kamandrah. Beberapa tahapan sintesis proses tersebut dilakukan sebagai berikut :

a. Proses ekstraksi senyawa aktif dari biji kamandrah

Selama ini penggunaan biji kamandrah sebagai larvasida secara tradisional telah dilakukan dengan memasukan beberapa biji kamandrah kedalam gentongbak air. Dari hasil penelitian Thamrin 2002 menyatakan bahwa ekstrak biji kamandrah cukup ampuh membunuh jentik nyamuk A. aegypti hingga 84 dengan LD 50 sebesar 0,06. Senyawa 12-0-tetradecanoylphorbol-13-acetate TPA hasil isolasi dari C. tiglium dapat membunuh 100 larva culex pipiens instar 2 pada konsentrasi 0,6 ppm Marshall et al. 2005. Hasil penelitian Iswantini et al. 2009 menyatakan minyak biji kamandrah mempunyai potensi tinggi sebagai larvasida terhadap larva nyamuk A. aegypti instar 3 dengan nilai LC 50 dan LC 90 berturut-turut 25,98 ppm dan 164,80 ppm. Penggunaan konsentrasi minyak kamandrah 0,3-0,5 dapat menghambat penetasan telur ovisida dan menurunkan jumlah peletakan telur pada ovitrap anti-oviposisi nyamuk A. aegypti dan Ae. Albopictus Iswantini et al. 2008, Astuti 2008. Pada penelitian ini melakukan pengembangan proses ekstraksi secara mekanik menggunakan metode pengempaan. Proses ekstraksi dengan pengempaan dilakukan untuk mendapatkan senyawa aktif dari biji kamandrah, pengempaan dilakukan pada suhu pemanasan 85 o C, tekanan 10,54 Mpa, dan lama pemanasan 15 menit. Proses ekstraksi bahan aktif dari biji kamandrah dengan metode pengempaan disajikan pada Gambar 8. Sebelum dilakukan ekstraksi senyawa aktif dari biji kamandrah terlebih dahulu dilakukan penyiapan bahan. Penyiapan bahan dilakukan sesuai dengan standar mutu simplisia yang meliputi pengumpulan bahan, sortasi bahan, pengeringan, pengupasan kulit luar buah, dan pengecilan ukuran Badan POM 2005.

b. Penentuan produk akhir ekstraksi biji kamandrah

Oleh karena produk akhir yang dihasilkan adalah larvasida nabati, maka aplikasi yang umum dilakukan adalah dengan cara disebar sehingga calon produk yang dipilih dapat berupa wettable power WP, water dispersible granula WG, capsule suspension CS, dust D, dan granula GR. Metode yang digunakan dalam pemilihan produk akhir menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE Marimin 2004. Menurut Eriyatno 1998 bahwa langkah-langkah yang diperlukan dalam pemilihan keputusan dengan menggunakan MPE adalah 1. Penyusunan calon bentuk produk akhir; 2. Penyusunan kriteria yang dikaji; 3 Penentuan tingkat kepentingan; 4 Penentuan skor tiap produk akhir pada setiap kriteria; dan 5 Perhitungan total skor calon produk akhir. Gambar 8. Diagram alir proses ekstraksi senyawa aktif dengan metode pengempaan Keuntungan menggunakan metode ini adalah nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar karena merupakan fungsi eksponensial, sehingga urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata. Dari hasi perhitungan total skor tertinggi merupakan produk akhir yang terpilih dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : m TNi = Σ Rkij TKKj j = i dimana : TNi = Nilai total alternatif ke i RKij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke j pada pilihan keputusan ke i TKKj = Derajat kepentingan kriteria keputusan ke j; TKK 0 m = Jumlah kriteria keputusan Pemilihan buah kamandrah Buah kamandrah Buah tak normal Pengeringan buah kadar air 12 Pengupasan kulit buah Pengecilan ukuran 40 mesh Ekstraksi metode pengempaan Suhu pemanasan : 85 C Tekanan : 10,54 MPa Lama pemanasan : 15 menit Uap air Kulit buah Ampas Pengujian dan identifikasi senyawa aktif Ekstrak minyak kamandrah Senyawa aktif