Bahan dan Alat Rekayasa proses ekstraksi minyak biji Kamandrah dengan pengempaan dan pengembangannya sebagai larvasida nabati pencegah penyakit Demam Berdarah Dengue

3.3.1. Isolasi dan Karakterisasi Larvasida dalam Minyak Biji Kamandrah 3.3.1.1. Analisis Proksimat Biji Kamandrah Penentuan kandungan proksimat biji kamandrah masing-masing dianalisis dengan metode AOAC 934.01; 988.05; 920.05 dan 962.09 AOAC 2000, berturut-turut untuk kadar air, protein, lemak, serat kasar, abu dan karbohidrat by different Lampiran 1. 3.3.1.2. Penentuan efikasi larvasida dan sifat fisiko-kimia minyak kamandrah pada berbagai tingkat kematangan buah kamandrah Buah kamandrah yang digunakan pada penelitian ini dipanen dari AWWI Balittri Sukabumi berdasarkan tingkat kematangan buah. Pemetikan buah didasarkan atas umur buah, dihitung dari hari setelah pembungaan HSP buah dan ragam warna kulit luar buah kamandrah yaitu W1 = umur buah 24 HSP warna kulit buah hijau kecoklatan; W2 = umur buah 33 HSP warna kulit buah coklat kehijauan; dan W3 = umur buah 42 HSP warna kulit buah coklat penuh. Buah kamandrah disortir untuk memisahkan buah yang baik dan yang rusak. Buah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 hari sampai kulit luar kering, selanjutnya dikupas. Biji kamandrah disortasi kembali untuk memisahkan antara biji yang baik dan biji yang rusak. Biji dikeringkan pada suhu 50 o C selama 3 jam, selanjutnya digiling menggunakan hammer mill sebanyak 2 kali agar ukurannya lebih kecil lolos 40 mesh. Setiap kali proses ekstraksi minyak kamandrah dengan pengempaan digunakan 200g biji kamandrah yang telah dihaluskan. Biji ditimbang dan dimasukan dalam alat pengempa yang memiliki alat pemanas pada landasan tekan. Ekstraksi dilakukan dengan menekan tuas hidrolik secara berulang-ulang sampai dicapai tekanan piston yang diinginkan yaitu 10,54 MPa dan dibiarkan pada suhu pemanasan 65 O C selama 15 menit. Bersamaan dengan penekanan, minyak akan keluar disela-sela plat pemanas. Selanjutnya minyak ditampung menggunakan gelas piala. Pengempaan diulang 3 kali dengan cara yang sama. Minyak disaring menggunakan kertas saring, hasil minyak pada setiap pengempaan dicampur dan ditimbang untuk mengetahui rendemen minyaknya. Minyak kamandrah yang dihasilkan dianalisis dengan uji larvasida dan sifat fisiko-kimianya Lampiran 2 dan 3.

3.3.1.3. Identifikasi Asam Lemak Minyak Kamandrah Dengan

Gas Chromatography GC Komponen asam lemak yang terkandung dalam minyak kamandrah diidentifikasi menggunakan GC. Proses analisis dilakukan sebagai berikut : Sampel minyak ditimbang 0,2 g dalam tabung reaksi tertutup, kemudian ditambahkan 2 ml natrium hidroksida dalam metanol, dipanaskan pada suhu 80 o C selama 20 menit, kemudian diangkat dan dibiarkan dingin. Selanjutnya ditambahkan 2 ml larutan boron trifluorida 20 dan dipanaskan kembali selama 20 menit, kemudian diangkat, dibiarkan dingin dan ditambahkan 2 ml natrium klorida jenuh serta 2 ml larutan heksan. Setelah itu campuran dikocok sampai merata, lalu lapisan heksannya diambil dan dimasukkan ke tabung uji evendop. Kondisi alat kromatografi gas yang digunakan untuk analisis asam lemak adalah: Jenis alat GC : Hitachi 263-50 Detektor : Detektor ionisasi nyala FID Jenis kolom : DEGS Laju alir nitrogen : 1 kgfcm2 Laju alir hidrogen : 0,5 kgfcm2 Suhu awal : 150 o C Suhu akhir : 180 o C Suhu injektor : 200 o C Suhu detektor : 250 o C Volume injek : 2 µl Hasil preparasi kemudian diinjeksikan ke alat kromatografi gas ketika suhu menunjukkan 150 o C. Tombol start pada rekorder dan alat ditekan, dan hasilnya akan keluar berupa kromatogram. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kromatogram yang diperoleh, kemudian pencocokan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi asam lemak standar. Kadar asam lemak dihitung dengan rumus sebagai berikut: Lc Cs x V Kadar asam lemak = x Ls b Keterangan: Lc = luas area contoh Ls = luas area standar Cs = konsentrasi standar V = volume akhir b = bobot contoh