BAB II LANDASAN TEORI
II.A Makna hidup
Makna hidup meaning of life adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga
layak dijadikan tujuan dalam kehidupan the purpose of life Bastaman, 2007. Makna hidup bermula dari adanya visi kehidupan, harapan dalam hidup, dan
kenapa seseorang harus tetap bertahan hidup Ancok dalam Bukhori, 2006. Abidin 2002 mengatakan makna hidup merupakan motivasi utama manusia
dalam menemukan tujuan hidupnya. Makna tidak terletak di dalam diri kita, melainkan berada di dunia luar. Kita tidak menciptakan makna atau memilihnya,
melainkan harus menemukannya Abidin, 2002. Makna hidup terdapat dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan, baik
menyenangkan maupun tidak menyenangkan, dalam keadaan bahagia ataupun penderitaan. Ungkapan seperti ”makna dalam derita” meaning in suffering atau
”hikmah dalam musibah” blessing in disguise mengungkapkan bahwa dalam penderitaan sekalipun makna hidup dapat ditemukan. Bila hasrat ini dapat
dipenuhi maka kehidupan akan dirasakan berguna, berharga, dan berarti meaningfull akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini tak terpenuhi akan
menyebabkan kehidupan dirasakan tidak bermakna meaningless Bastaman, 2007.
26
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna hidup adalah suatu hal yang dianggap penting oleh seseorang, yang merupakan suatu alasan
hidup seseorang yang dapat dijadikannya tujuan dalam hidup.
II.A.1 Karakteristik makna hidup
Makna hidup memiliki beberapa karakteristik khusus diantaranya adalah Bastaman, 2007 :
1. Makna hidup itu sifatnya unik, pribadi dan temporer, artinya apa yang
dianggap berarti oleh seseorang belum tentu pula berarti pula bagi orang lain. Mungkin pula apa yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini
bagi seseorang, belum tentu sama bermaknanya bagi orang itu pada saat lain. Dalam hal ini makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi
dirinya biasanya sifatnya khusus, berbeda dan tak sama dengan makna hidup orang lain, serta mungkin pula dari waktu ke waktu berubah.
2. Makna hidup itu spesifik dan konkrit. Artinya dapat ditemukan dalam
pengalaman dan kehidupan nyata sehari-hari, serta tidak selalu perlu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak-filosofis, tujuan-tujuan
idealistis, dan prestasi-prestasi akademis yang menakjubkan. Mengagumi merekahnya matahari di ufuk timur pada waktu terbit fajar, memandang
dengan penuh kepuasan tumbuhnya putik bunga hasil tanaman sendiri, bersemangat melaksanakan pekerjaan yang disenangi, dan sebagainya
merupakan contoh-contoh dari peristiwa-peristiwa nyata yang bermakna secara pribadi bagi seseorang.
27
Universitas Sumatera Utara
3. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa pun, melainkan harus dicari,
dan ditemukan sendiri. Orang-orang lain hanya dapat menunjukkan tapi pada akhirnya terpulang pada orang yang ditunjukkan untuk menentukan
apa yang dianggap dan dirasakan bermakna.
II.A.2 Sumber-sumber makna hidup
Makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, betapa pun buruknya kehidupan tersebut. Makna hidup tidak saja dapat ditemukan dalam
keadaan-keadaan menyenangkan, tetapi juga dapat ditemukan dalam penderitaan sekalipun, selama kita mampu melihat hikmah-hikmahnya. Tanpa bermaksud
menentukan apa yang seharusnya menjadi tujuan dan makna hidup seseorang, dalam kehidupan ini, Frankl menyatakan bahwa terdapat tiga bidang kegiatan
yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidup di dalamnya apabila nilai-nilai itu diterapkan dan
dipenuhi, diantaranya adalah Bastaman, 2007: 1.
Nilai-nilai kreatif Creative value Kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan
kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta
berusaha untuk mengerjakannya dengan sebaik-baiknya merupakan salah contoh dari kegiatan berkarya. Melalui karya dan kerja kita dapat
menemukan arti hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna.
28
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai-nilai penghayatan Experiental value
Keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan serta cinta kasih. Menghayati dan
meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang berarti hidupnya. Tidak sedikit orang-orang yang merasa menemukan arti hidup dari agama yang
diyakininya, atau ada orang-orang yang menghabiskan sebagian besar usianya untuk menekuni suatu cabang seni tertentu. Cinta kasih dapat
menjadikan pula seseorang menghayati perasaan berarti dalam hidupnya. Mencintai dan dicintai, akan membuat pengalaman hidup seseorang penuh
dengan kebahagiaan. 3.
Nilai-nilai bersikap Attitudinal values Menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala
bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi, seperti sakit yang tak dapat disembuhkan, kematian, dan menjelang kematian, setelah segala
upaya dan usaha dilakukan secara maksimal. Dalam hal ini yang diubah bukanlah keadaanya, melainkan sikap yang diambil dalam menghadapi
keadaan itu. Ini berarti apabila menghadapi keadaan yang tak mungkin diubah atau dihindari, sikap yang tepatlah yang masih dapat
dikembangkan. Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan tabha hal-hal tragis yang tidak mungkin dapat dielakkan lagi dapat mengubah
pandangan kita dari yang semula diwarnai penderitaan semata-mata menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan hikmah dari
penderitaan itu.
29
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna hidup bersumber dari tiga macam nilai antara lain nilai kreatif, nilai penghayatan, dan nilai
bersikap.
II.A.3 Penghayatan hidup bermakna
Menurut Bastaman 2007, penghayatan hidup bermakna antara lain: 1.
Menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh semangat dan gairah, serta jauh dari perasaan hampa.
2. Mempunyai tujuan hidup yang jelas, baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang, sehingga kegiatan-kegiatan menjadi terarah.
3. Merasakan sendiri kemajuan yang telah dicapai.
4. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam arti menyadari
batasan-batasan lingkungan dan tetap dapat menentukan sendiri apa yang paling baik dilakukan.
5. Menyadari bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu
sendiri, betapapun buruknya keadaan. 6.
Menghadapi situasi yang tidak menyenangkan atau penderitaan dengan sikap tabah dan sadar ada makna serta hikmah dibalik penderitaannya.
7. Benar-benar menghargai hidup dan kehidupan. Tidak pernah berpikir
untuk bunuh diri sebagai jalan keluar dari penderitaan yang ada.
30
Universitas Sumatera Utara
Jadi, penghayatan hidup bermakna tercermin dalam perilaku-perilaku sebagai berikut: menjalani hidup dengan semangat, memiliki tujuan hidup yang
jelas, merasakan kemajuan yang telah diperoleh, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, menyadari bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam keadaan
apapun, bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi suatu peristiwa bahkan penderitaan sekalipun, dan benar-benar menghargai kehidupannya.
II.A.4 Penghayatan hidup tanpa makna
Bastaman 2007 mengemukakan bahwa dalam kehidupan seseorang mungkin saja hasrat untuk hidup secara bermakna ini tidak terpenuhi.
Penyebabnya antara lain karena kurang disadari bahwa dalam kehidupan itu sendiri dan pengalaman masing-masing orang terkandung makna hidup yang
potensial yang dapat ditemukan dan dikembangkan. Selain itu mungkin karena pengetahuan yang kurang mengenai prinsip dan teknik dalam menemukan makna
hidup itu sendiri. Ketidakberhasilan menemukan dan memenuhi makna hidup biasanya
menimbulkan penghayatan makna hidup tanpa makna meaningless yang ditandai dengan perasaan hampa, gersang, merasa tak memiliki tujuan hidup,
merasa hidupnya tak berarti, bosan, dan apatis. Kebosanan adalah ketidakmampuan seseorang untuk membangkitkan minat, sedangkan apatis
merupakan ketidakmampuan untuk mengambil prakarsa Bastaman, 2007.
31
Universitas Sumatera Utara
II.B Makna dalam penderitaan
Seperti yang dikemukakan di atas tadi, bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan baik menyenangkan maupun tidak
menyenangkan, dalam keadaan bahagia maupun derita Bastaman, 2007, karena manusia selama hidup di dunia tidak selalu berada dalam keadaan menyenangkan
Bastaman, 1996
II.B.1 Penderitaan
Penderitaan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, karena eksistensi manusia senantiasa berkisar antara senang dan susah, tawa dan air mata,
derita dan bahagia. Terlepas dari berat-ringannya penderitaan, setiap orang dalam hidupnya pasti pernah mengalaminya, dan siapa pun yang merasa belum pernah
mengalami penderitaan pasti suatu saat akan mengalaminya juga Bastaman, 1996.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Bastaman,1996 menggambarkan penderitaan sebagai proses, perbuatan, cara menderita, dan penanggungan yang
terkait dengan sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti sakit, cacat, kesengsaraan, dan kesusahan. Bastaman 1996 mengungkapkan penderitaan
sebagai perasaan tak menyenangkan dan reaksi-reaksi yang ditimbulkannya sehubungan-sehubungan dengan kesulitan yang dialami seseorang.
Frankl dalam Bastaman, 1996 menyebutkan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan penderitaan. Ia menyebutnya dengan ”the three tragic triads of
32
Universitas Sumatera Utara
human existence” tiga ragam penderitaan yang sering ditemukan dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah Bastaman,1996:
1. Sakit pain, suatu keadaan mental atau fisik yang kurang baik atau
kegelisahan mental dan fisik. Intensitas sakit berkisar dari mulai setengah gelisah atau penderitaan yang membosankan, hingga penderitaan yang
akut bahkan seringkali rasa sakit yang tak terperikan dan dapat dirasakan secara menyeluruh atau hanya pada beberapa bagian, sebagai akibat dari
korban kecelakaan atau luka secara fisik atau luka secara mental, dan biasanya menimbulkan reaksi menghindari, melarikan diri, atau
menghancurkan faktor penyebabnya Travelbee dalam Bastaman,1996. 2.
Salah guilt, merupakan sejenis penderitaan yang berkaitan dengan perbuatan yang tak sesuai hati nurani. Hati nurani adalah unsur
kepribadian yang menilai sejauh mana pemikiran, perasaan, dan tindakan seseorang sesuai dengan tolak ukur tertentu.
3. Kematian death, baik kematian sendiri maupun kematian orang lain
merupakan tragedi alami yang pasti terjadi dan setiap orang pasti akan mengalaminya.
II.B.2 Tahap-tahap penemuan makna dalam penderitaan
Bastaman 1996 mengemukan beberapa tahap yang harus dilalui seseorang dalam menemukan dan memenuhi makna hidupnya dalam suatu
penderitaan, antara lain:
33
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap derita yaitu pengalaman tragis dan penghayatan hidup tanpa makna.
Suatu peristiwa tragis dalam hidup seseorang dapat menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna yang ditandai dengan perasaan hampa,
gersang, apatis, dan merasa tidak lagi memiliki tujuan hidup serba bosan dan apatis. Kebosanan adalah ketidakmampuan seseorang untuk
membangkitkan minat, sedangkan apatis adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengambil prakarsa.
2. Tahap penerimaan diri, dimana individu mulai menerima apa yang terjadi
pada hidupnya, pemahaman diri, dan terjadinya perubahan sikap. Biasanya, munculnya kesadaran ini di dorong oleh anekaragam sebab.
Misalnya, karena perenungan diri, konsultasi dengan para ahli, mendapat pandangan dari seseorang, hasil do’a dan ibadah, belajar dari orang lain,
dan lain-lain. 3.
Tahap penemuan makna hidup penemuan makna hidup dan penentuan tujuan. Tahap ini ditandai dengan penyadaran individu akan nilai-nilai
berharga yang sangat penting dalam hidupnya. Hal-hal-hal yang dianggap berharga, dan penting itu mungkin saja berupa nilai- nilai kreatif, nilai-
nilai penghayatan, dan nilai-nilai bersikap 4.
Tahap realisasi keikatan diri, kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup dimana individu akan mengalami semangat dan gairah dalam
hidupnya, kemudian secara sadar melakukan keikatan diri self commitment untuk melakukan berbagai kegiatan nyata yang lebih terarah
guna memenuhi makna hidupnya.
34
Universitas Sumatera Utara
5. Tahap kehidupan bermakna penghayatan bermakna, kebahagiaan. Ketika
makna hidup berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan
menimbulkan perasaan bahagia
II.C Kanker II.C.1 Gambaran umum kanker
Karakteristik dasar dari hidup dan pertumbuhan adalah tubuh bereproduksi secara teratur dan terkontrol. Para ilmuwan mengetahui bahwa pertumbuhan
jaringan mirip satu sama lain. Ketidakteraturan dalam proses ini bisa menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, biasanya membentuk tumor
yang disebut dengan neoplasma AMA, Tortora Grabowski dalam Sarafino, 2006. Beberapa neoplasma tidak berbahaya atau jinak tetapi yang lainnya ganas
Sarafino, 2006. Kanker adalah penyakit sel yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak
terkontrol yang biasanya membentuk neoplasma ganas Sarafino, 2006. Taylor 2003 mengatakan seluruh jenis kanker disebabkan oleh disfungsi deoxy ribo
nucleic acid DNA yang merupakan bagian dari program sel yang mengontrol reproduksi dan pertumbuhan sel. Tidak seperti sel lain, sel kanker tidak
memberikan keuntungan pada tubuh. Mereka bahkan menyerap energi dari organ tempat ia tumbuh. Selain itu sel kanker memiliki karakteristik khusus yaitu tidak
saling melekat satu dengan yang lainnya seperti sel-sel normal lainnya AMA Williams dalam Sarafino, 2006 sebagai hasilnya sel kanker dapat terpisah dan
35
Universitas Sumatera Utara
menyebar ke organ tubuh yang lainnya, proses tersebut biasa disebut dengan metastase Sarafino, 2006.
Sel kanker berbahaya karena dapat menyebabkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sel kanker menyebar sampai
ke organ vital seperti otak atau paru lalu mengambil nutrisi yang dibutuhkan oleh organ tersebut akibatnya organ itu rusak dan akhirnya mati. Secara tidak langsung
kanker dapat mengakibatkan kematian melalui dua cara. Pertama, penyakit itu sendiri melemahkan penderitanya. Kedua, baik penyakit maupun pengobatannya
dapat menurunkan gairah hidup dan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit Laszlo dalam Sarafino, 2006. Selain itu, seiring dengan makin berkembangnya
penyakit, maka tumor akan semakin menekan sel-sel dan saraf-saraf normal atau semakin menghambat aliran cairan tubuh sehingga menimbulkan rasa sakit
Melzack Wall dalam Sarafino, 2006. Rasa sakit ini dirasakan oleh 40 persen penderita kanker dengan stadium menengah, dan oleh 70-90 persen penderita
dengan stadium lanjut Ward et.al., dalam Sarafino, 2006. Secara umum, penyakit kanker disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan pengaruh luar terhadap tubuh, yaitu gaya hidup dan faktor lingkungan. Faktor eksternal yang berhubungan
dengan kanker contohnya antara lain; merokok, penggunaan alkohol yang berlebihan, makanan tidak sehat, radiasi matahari dan sumber lain, serta zat kimia
seperti benzena dan asbestos Hartmann Loprinzi, 2005 Di Indonesia dikenal sepuluh jenis kanker terbanyak yaitu kanker leher
rahim, kanker kulit, kanker nasofaring, kanker limfoma, kanker kolon dan rektum,
36
Universitas Sumatera Utara
kanker paru, kanker ovarium, kanker kelenjar tiroid, kanker rongga mulut, dan kanker payudara Tambunan, 1995
II.C.2 Kanker leher rahim
Kanker serviks uteri atau kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang sistem reproduksi perempuan. Kanker leher rahim timbul
di bagian bawah dari uterus yaitu di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks porsio dan endoserviks kanalis serviks. Penyebaran kanker leher rahim pada
umumnya secara limfogen melalui getah bening, diantaranya menuju ke tiga arah yaitu ke arah fornises dan dinding vagina, ke arah korpus uterus, dan ke arah
parametrium dan dalam tingkatan lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih Winknjosastro, 1999
II.C.3 Gejala kanker leher rahim
Pada kondisi prakanker, umumnya tidak ada gejala dan tak ada rasa nyeri. Bila kanker ini sudah muncul, gejalanya dapat berupa Pusat Data Informasi –
Perhimpuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, 2006 :
1.
Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh.
2.
Adanya perdarahan tidak normal. Ini terjadi hanya bila setelah sel-sel leher. rahim menjadi bersifat kanker dan menyerang jaringan-jaringan di
sekitarnya.
3.
Pemberhentian darah lewat vagina.
4.
Meningkatnya pendarahan selama menstruasi.
37
Universitas Sumatera Utara
5.
Terjadinya siklus diluar menstruasi dan setelah hubungan seks.
6.
Nyeri selama berhubungan seks.
7.
Kesulitan atau nyeri dalam perkemihan.
8.
Terasa nyeri didaerah sekitar panggul.
9.
Perdarahan pada masa pra atau paska menopause.
10.
Bila kanker sudah mencapai stadium tiga ke atas, maka akan terjadi pembengkakan diberbagai anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dan
sebagainya.
II.C.4 Penyebab kanker leher rahim
Para peneliti yakin bahwa umumnya penyakit kanker leher rahim dipicu oleh penyakit seksual menular di dalam serviks, yaitu human papilloma virus
HPV. Virus ini banyak ditemukan pada wanita yang menderita kanker leher rahim. Human papilloma virus memiliki lebih dari 100 tipe. Virus ini disebut
dengan papillomaviruses karena beberapa tipe dari virus ini menyebabkan kutil papillomas. Beberapa tipe dari HPV, yang bukan menyebar melalui kontak
seksual menimbulkan sejenis kutil biasa yang timbul di tangan atau kaki. Tipe lain yang tersebar melalui kontak seksual menyebabkan kutil di alat kelamin. Tidak
semua tipe HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim. Tipe-tipe yang memiliki resiko tinggi menyebabkan kanker leher rahim diantaranya adalah tipe 16, 18, 31,
33, 35, dan 45. 85 persen pada penderita kanker leher rahim ditemukan tipe-tipe tersebut Hartmann Loprinzi, 2005 .
38
Universitas Sumatera Utara
II.C.5 Faktor resiko kanker leher rahim
Faktor resiko adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan untuk terkena suatu penyakit. Beberapa faktor resiko penyakit
kanker leher rahim adalah Hartmann Loprinzi, 2005 : 1.
Sejarah seksual Infeksi HPV yang menyebabkan kanker leher rahim, disebarkan melalui
kontak seksual, oleh karena itu sejarah seksual seorang wanita memegang peranan penting dalam resiko terkena kanker leher rahim
Aktivitas seksual dini.
Berganti-ganti pasangan seksual.
Penyakit seksual lainnya, seperti chlamydia, gonorhea, atau genital
herpes. 2.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti
wanita yang terinfeksi humman immuno deficiency virus HIV atau terkena penyakit AIDS, memiliki resiko tinggi untuk terkena kanker leher
rahim karena ketidakmampuan tubuh untuk melawan HPV. 3.
Sejarah kesehatan keluarga Penelitian menyebutkan bahwa jika ibu atau saudara perempuan seseorang
terkena penyakit kanker leher rahim, maka besar kemungkinan seseorang juga terkena penyakit tersebut.
39
Universitas Sumatera Utara
4. Merokok
Kanker leher rahim merupakan hal yang umum diantara wanita yang merokok. Wanita yang merokok memiliki dua kali kemungkinan untuk
terkena penyakit kanker leher rahim dibanding wanita yang tidak merokok.
II.C.6 Stadium kanker leher rahim
Penyakit kanker leher rahim dibagi menjadi beberapa stadium diantaranya Hartman Loprinzi, 2005 :
Tabel 2.1 Stadium kanker leher rahim Stadium Kriteria
I Kanker hanya berada di sekitar area serviks atau leher rahim.
II Kanker telah menyebar ke bagian atas vagina atau ke jaringan sekitar.
III Kanker telah menyebar ke bagian bawah vagina, ke daerah sekitar
dinding panggul dan saluran limfe. IV
Kanker telah menyebar sampai ke bladder, rectum dan organ-organ lain seperti paru.
Sumber:Hartman Loprinzi, 2005
II.C.7 Diagnosa dan pengobatan medis kanker leher rahim
Kanker leher rahim dapat dideteksi dengan menggunakan Pap Smear yaitu mengambil contoh sel dari organ leher rahim untuk melihat apakah sel tersebut
normal, pra-kanker, atau kanker. Umur penderita kanker leher rahim berkisar diantara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun. Terdapat 3 jenis pengobatan
dasar kanker leher rahim antara lain operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Pemilihan jenis pengobatan dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya ukuran dari
40
Universitas Sumatera Utara
sel kanker, apakah sudah metastase atau belum, dan bagaimana pengaruh pengobatan terhadap pasien Hartman Loprinzi, 2005.
II.C.7.a Operasi
Jenis operasi yang dilakukan pada penderita kanker leher rahim dilakukan berdasarkan hasil penentuan stadium kanker. Operasi dapat dilakukan dengan
mengangkat serviks dan uterus atau rahim penderita yang disebut juga dengan histerektomi. Pada stadium Ib,Ib occ dan IIa dilakukan histerektomi radikal. Pada
stadium IIb, III, dan IV tidak dibenarkan melakukan pembedahan Winknjosastro, 1999.
II.C.7.b Radioterapi
Radioterapi yaitu pengobatan menggunakan sinar X yang bertujuan untuk menghancurkan sel kanker. Pengobatan menggunakan radioterapi memiliki
beberapa efek samping diantaranya adalah iritasi, kulit terbakar, rambut gugur, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, penurunan fungsi tulang sum-sum
Sarafino, 2006.
II.C.7.c Kemoterapi
Kemoterapi yaitu pengobatan menggunakan agen-agen kimiawi EGC, 1994. Pengobatan menggunakan kemoterapi memiliki beberapa efek samping
diantaranya adalah rasa mual dan muntah, kelelahan, rambut gugur, diare dan konstipasi, pertambahan atau pengurangan berat badan, kecemasan, simptom
41
Universitas Sumatera Utara
menopause, mouth ulcers, masalah otot dan syaraf dan simptom flu Sarafino, 2006.
II.C.8 Dampak fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi penyakit kanker leher rahim
Radley 1994 mengatakan penderita penyakit kronis seperti kanker dapat mengalami tiga akibat dari penyakit yang dideritanya dan pengobatan yang
dijalaninya. Tiga akibat itu antara lain : 1.
Impairment : Kehilangan atau mengalami abnormalitas fungsi fisiologis atau anatomis hendaya.
2. Disability : Keterbatasan dalam kemampuan untuk mengerjakan suatu
tugas atau untuk menjalankan peran secara normal. 3.
Handicap : Kerugian yang bersifat sosial berupa perlakuan dari orang lain atau kepada orang lain dengan impairment atau disability tertentu.
Ketiga hal ini dapat mempengaruhi penderitanya. Lebih lanjut Charmaz dalam Radley, 1994 menyatakan bahwa ada empat kondisi psikologis yang dapat
dialami oleh orang yang hidup dengan penyakit kronis seperti kanker yaitu : 1.
Kehidupan yang terbatas restrictid life. Hal ini terjadi jika seseorang terpaksa ”terkurung” di rumah baik karena sakit yang dirasakan maupun
pengobatan yang dijalani. 2.
Keterasingan sosial social isolation. Hal ini dapat merupakan akibat dari penyakit atau pengobatan sehingga penderita terpaksa tidak melakukan
42
Universitas Sumatera Utara
interaksi sosial dengan orang lain atau dapat juga berasal dari perasaan penderita sendiri bahwa orang lain akan memperlakukan mereka berbeda.
3. Definisi diri yang tidak baik discrediting definition of self. Hal ini terjadi
ketika orang lain menunjukkan rasa ingin tahu berlebihan, sikap tidak bersahabat atau rasa tidak nyaman saat berhubungan dengan penderita.
Mungkin pula terjadi karena penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan sederhana dengan mudah seperti dulu. Keadaan ini dapat
menjadi sumber meningkatnya penilaian negatif terhadap diri sendiri. 4.
Merasa menjadi beban bagi orang lain becoming a burden on others. Hal ini terjadi bila seseorang menderita sakit yang berat sehingga tidak dapat
lagi menjalankan tugasnya seperti dulu. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kanker merupakan penyakit jangka panjang dan berakibat fatal, dan hal tersebut dapat menimbulkan masalah dalam penyesuaian psikososial Taylor,
2003. Diagnosa kanker biasanya dapat menyebabkan kondisi emosi yang tidak stabil dan goncangan pada hidup seseorang. Pengobatan kanker banyak
menimbulkan dampak negatif pada fisik penderitanya yang nantinya akan mempengaruhi kondisi psikologis dan sosial penderitanya. Masalah psikologis
yang biasanya muncul pada penderita kanker umumnya adalah Hartmann Loprinzi, 2005 :
43
Universitas Sumatera Utara
1. Ketidakpercayaan disbelief
Ketika seseorang didiagnosa kanker, shock merupakan perasaan pertama yang paling sering timbul diantara para penderitanya. Ketidakpercayaan
bahwa hal tersebut terjadi pada dirinya dan sering juga ditemui penyangkalan terhadap diagnosa secara penuh, berperilaku seolah-olah
tidak ada yang terjadi. 2.
Takut fear Seseorang yang terkena kanker biasanya akan mengalami rasa takut,
diantaranya ketakutan akan kematian yang ditimbulkan oleh kanker dan juga proses pengobatan serta efek sampingnya. Ketakutan mengenai hidup
setelah mendapat kanker apakah akan sama dengan sebelumnya. Ketakutan apakah seseorang dapat menikmati hidupnya lagi. Ketakutan-
ketakutan tadi merupakan hal yang normal, tetapi hal tersebut kadang- kadang juga dapat menimbulkan stress.
3. Kemarahan anger
Kemarahan yang timbul pada penderita kanker disebabkan oleh rasa ketidakadilan yang dialaminya. Mengapa hal tersebut harus terjadi pada
dirinya dan bukan pada orang lain. Sebagian kemarahan kadang dilimpahkan pada orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, teman
kerja bahkan pada dokter maupun suster serta kemarahan pada diri sendiri dan Tuhan.
44
Universitas Sumatera Utara
4. Kecemasan anxiety
Stres yang ditimbulkan oleh diagnosa kanker dan juga pengobatanyya dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan dapat berupa kecemasan akan
test awal, prosedur pengobatan, perubahan bentuk tubuh, kehilangan kontrol, ketergantungan pada orang lain, serta kematian yang ditimbulkan
oleh kanker.Selain itu berdasarkan suatu penelitian ditemukan bahwa 25 persen dari penderita kanker leher rahim mengalami kecemasan dan 80
persennya mengalami masalah seksual Matto,1983; Kulhara,1988; Sharma, Matto, Kulhara Sharan, 2003
5. Depresi
Merasa sedih, berduka, dan kehilangan adalah hal yang sering terjadi pada penderita kanker. Diagnosa kanker dapat merusak rencana hidup dan
membuat seseorang menjadi pesimis serta takut akan masa depan. Depresi ditandai dengan perubahan mood selama dua minggu atau lebih yang
ditandai oleh kesedihan yang terus menerus, cemas, kehilangan ketertarikan atau kesenangan dalam semua aktivitas, perubahan dalam
selera makan dan pola tidur, kehilangan energi, perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan dan rasa bersalah, pikiran negatif, konsentrasi yang
terganggu, pikiran akan kematian dan bunuh diri.
Diagnosa kanker dapat menimbulkan dampak negatif terhadap sosial penderitanya, salah satunya adalah gangguan dalam hubungan pernikahan.
Ybema, Kuijer, Buunk, Dejong Sanderman dalam Taylor, 2003. Masalah
45
Universitas Sumatera Utara
seksual sering sering dijumpai pada pasien penyakit kanker ginekolog salah satunya kanker leher rahim Moyer Sovey dalam Taylor, 2003.
Penyakit kanker juga menimbulkan dampak negatif terhadap ekonomi penderitanya, dikarenakan penyakit ini merupakan penyakit yang memiliki jangka
waktu panjang dalam proses pengobatannya serta pengobatan yang digunakan membutuhkan banyak biaya sehingga dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi
yang mengalaminya Taylor, 2003. Masalah-masalah yang dikemukakan diatas umum terjadi pada seluruh
pasien kanker termasuk pada pasien kanker leher rahim. Masalah khusus yang terjadi akibat kanker leher rahim yaitu masalah yang berkaitan dengan
histerektomi atau pengangkatan rahim. Histerektomi mengakibatkan seorang wanita tidak memiliki rahim lagi yang berarti tidak bisa memiliki keturunan lagi.
Perasaan shock pasti akan dialami oleh setiap perempuan yang menjalani histerektomi, walaupun kebanyakan penderita kanker leher rahim telah memasuki
masa menopause atau tidak berencana untuk memiliki anak lagi. Kebanyakan perempuan akan mengalami kehilangan yang besar dan merasa kurang utuh
sebagai wanita sesudah mengalami histerektomi Tobin, 1997
II.C.9 Dukungan sosial pada penderita kanker leher rahim
Untuk mencapai kesembuhan, seorang penderita kanker leher rahim tidak hanya memerlukan pengobatan tetapi juga dukungan sosial dari lingkungan
sekitarnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wortman dan Dunkel- Schetter dalam Sarafino, 2006 yang mengatakan bahwa dukungan sosial
46
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi penyakitnya dan proses penyembuhannya. Tidak adanya dukungan sosial akan menyebabkan penderitaan
baru bagi penderita kanker leher rahim. Manne dalam Sarafino, 2006 mengatakan bahwa pasien kanker yang sedikit menerima dukungan sosial dan
menerima perlakuan negatif dari lingkungan terdekatnya cenderung mengalami masalah dalam penyesuaian diri terhadap penyakit dan penderitaan yang
ditimbulkan. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perawatan, atau bantuan yang
diberikan oleh seseorang Wills Fegan dalam Sarafino, 2006. Terdapat beberapa bentuk dari tipe sosial diantaranya adalah Wills Fegan dalam
Sarafino, 2006 : 1.
Emotional support : dukungan berupa empati, perawatan, pemberiang semangat dan dorongan yang diberikan kepada seseorang.
2. Tangible or instrumental support : dukungan berupa pendampingan secara
langsung maupun memberikan bantuan berupa pinjaman uang atau yang lainnya pada saat orang lain membutuhkan.
3. Informational support : dukungan berupa pemberian nasehat, arahan, atau
usulan mengenai apa yang harus dilakukan oleh seseorang. 4.
Companionship support : dukungan berupa kesediaan untuk menemani seseorang.
47
Universitas Sumatera Utara
II.D Makna hidup pada penderita kanker leher rahim
Makna hidup merupakan suatu alasan penting mengapa seseorang harus tetap bertahan hidup. Makna hidup dapat dijadikan tujuan dalam hidup seseorang.
Makna hidup sendiri dapat ditemukan dalam setiap keadaan baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan atau penderitaan.
Penderitaan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh suatu hal. Menurut Frankl dalam Bastaman, 1996 penderitaan
di dunia disebabkan oleh tiga hal diantaranya adalah sakit, maut, dan rasa bersalah. Penyakit dapat menimbulkan penderitaan, tetapi tidak semua
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dapat mendorong seseorang untuk menemukan makna hidup. Penyakit seperti kanker leher rahim merupakan salah
satu penyakit yang dapat mendorong seseorang untuk mencari makna hidupnya, karena penyakit sejenis ini dapat menimbulkan banyak penderitaan bagi yang
mengalaminya mulai dari ancaman kematian yang ditimbulkan serta dampak fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit itu sendiri dan
proses pengobatannya. Untuk tetap bertahan dalam penderitaan yang berat seseorang harus
mengetahui benar apa alasannya hidup atau kita sebut dengan makna hidup. Makna hidup bagi penderita kanker leher rahim memberikan banyak pengaruh
positif bagi penderitanya, dengan menemukan makna hidup penderita kanker leher rahim dapat menjalani semua proses pengobatannya dengan penuh semangat
dan gairah yang nantinya akan berpengaruh terhadap kesembuhan penderita itu sendiri. Penemuan makna hidup pada penderita kanker leher rahim juga
48
Universitas Sumatera Utara
menandakan bahwa penderita tersebut berhasil menemukan suatu hikmah yang nantinya akan berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari penderita tersebut.
49
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN