yang diharapkan, dan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi yang memiliki layanan paling lengkap dan jaringan
terbesar di Indonesia. Alasan dipilih perusahaan ini sebagai objek penelitian, adalah perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terbesar penyelenggara informasi
dan telekomunikasi di Indonesia, dimana pertumbuhan laba merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam perusahaan ini. Perusahaan perlu memprediksi
pertumbuhan laba di periode yang akan datang, dan mengambil strategi dan tindakan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan laba, jika kiranya pertumbuhan laba
tersebut diprediksikan tidak optimal. Oleh karena itu, dalam menganalisa pertumbuhan laba perusahaan, penulis menggunakan laporan keuangan perusahaan
tahun 2006 dan 2007, serta memanfaatkan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi kemampuan atau pertumbuhan laba perusahaan di periode yang akan datang.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai masalah ini pada perusahaan dan menuliskannya dalam sebuah
skripsi yang berjudul ”Peranan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.”
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus dan terarah, maka perlu dilakukan batasan masalah pada penelitian ini, yaitu rasio keuangan yang dibahas meliputi rasio hutang,
Universitas Sumatera Utara
rasio perputaran total aset, rasio laba terhadap beban bunga, rasio marjin laba atas penjualan, rasio hasil pengembalian atas total aset, dan rasio pengembalian atas
ekuitas.
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dibuat dalam penelitian ini adalah: “Apakah rasio keuangan mempunyai peranan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti peranan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: a.
Bagi penulis, yakni penulis dapat memahami peranan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan.
b. Bagi perusahaan, yakni sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada
perusahaan dalam memprediksi pertumbuhan laba. c.
Bagi pendidikan, yakni sebagai bahan referensi bagi calon peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian menyangkut rasio keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Laporan Keuangan Konsolidasi
E. Kerangka Konseptual
Adapun bagan peranan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan seperti pada Gambar 1.1. berikut:
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Dari kerangka konseptual di atas, dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan perusahaan yang diteliti adalah laporan keuangan konsolidasi, yang meliputi laporan
laba rugi, dan neraca. Untuk memprediksi pertumbuhan laba, maka menggunakan
Laporan Laba Rugi
Peranan Rasio Keuangan PERUSAHAAN
Neraca
Hasil Prediksi Laba
Universitas Sumatera Utara
rasio keuangan. Hasil analisis rasio keuangan akan diperoleh apakah pertumbuhan laba perusahaan di periode yang akan datang meningkat, menurun, atau hampir sama
dengan periode yang sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Soemarso 2002:34, laporan keuangan adalah “laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,
mengenai posisi keuangan, dan hasil usaha perusahaan.“ Sedangkan Weston dan Copeland 2003:17, menyatakan laporan keuangan adalah “informasi tentang
prestasi perusahaan di masa lampau, dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang.”
Dengan demikian, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi keuangan, yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan juga sekaligus merupakan pertanggungjawaban pihak manajemen, kepada pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan, yang
mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan labarugi, laporan perubahan ekuitas
laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Akuntansi menyediakan cara untuk
mengumpulkan data ekonomis, dan melaporkannya kepada bermacam-macam individu, dan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemilik, dan calon pemilik
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, pihak kreditur misalnya bank, badan-badan Pemerintah, dan lainnya. Pemahaman atas laporan keuangan suatu perusahaan akan semakin meningkat,
apabila laporan keuangan disajikan dalam format yang seragam, dan menggunakan deskripsi yang sama untuk pos-pos yang sejenis. Keseragaman tersebut mungkin sulit
diterapkan, dan dapat menghalangi perusahaan untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan, sesuai dengan kondisi masing-masing
perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004:10, pernyataan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui :
1. Penerapan persyaratan dalam PSAK termasuk persyaratan pengungkapan.
2. Pemberian pedoman struktur laporan keuangan termasuk persyaratan minimum
dari setiap komponen utama laporan, kebijakan akuntansi, dan catatan atas laporan keuangan.
3. Penetapan persyaratan praktis untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan
materialitas, kelangsungan usaha, pemilihan kebijakan akuntansi dalam hal tidak ada pengaturan oleh PSAK, konsistensi, dan penyajian informasi komparatif.
Tujuan pernyataan ini, adalah untuk menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan, untuk tujuan umum agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan perusahaan periode sebelumnya, maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi, dan peristiwa
tertentu diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004:10, manfaat adanya laporan
keuangan adalah “menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
Universitas Sumatera Utara
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.” Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah, atau yang
disajikan dalam dokumen publik lainnya, seperti laporan tahunan atau prospektus. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan, dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen, atas pengunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Pada umumnya, jenis laporan keuangan terdiri dari: 1.
Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan ikhtisar pendapatan, dan beban untuk suatu jangka
waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi dapat menjawab pertanyaan tentang hasil usaha perusahaan. Cara untuk menyajikan beban-beban usaha dalam
laporan laba rugi berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain. Cara biasa yang dipilih adalah menyusun beban-beban tersebut berdasarkan urutan besarnya,
dimulai dari beban yang paling besar jumlahnya. Beban serba serbi biasanya ditempatkan pada urutan yang paling akhir, tanpa memandang besarnya jumlah
beban. Bentuk laporan laba rugi seperti pada Gambar 2.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Laporan Laba Rugi PT. X Tahun Berakhir 31 Desember 200A Pendapatan dari penjualan:
Penjualan xx
Dikurangi : Retur dan potongan penjualan xx Diskon penjualan
xx xx Penjualan bersih
xx Harga pokok penjualan
xx Laba kotor
xx Beban Operasi:
Beban gaji xx
Beban iklan xx
Beban penyusutan peralatan toko xx
Beban penjualan rupa-rupa xx
Total beban penjualan: xx
Beban administrasi: Beban gaji kotor
xx Beban sewa
xx Beban penyusutan peralatan kantor
xx Beban asuransi
xx Beban perlengkapan
xx Beban administrasi rupa-rupa
xx Total beban administrasi
xx Total beban operasi
xx Laba dari operasi
xx Pendapatan dan beban lain-lain:
Pendapatan sewa xx
Beban bunga xx
xx Laba bersih
xx 2.
Laporan laba ditahan Laporan laba ditahan digunakan dalam perusahaan berbentuk perseroan, laporan
ini menunjukkan analisis perubahan besarnya bagian laba yang ditahan, selama jangka waktu tertentu. Sumber utama perusahaan dari laba ditahan adalah laba
bersih yang dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan. Akun laba ditahan bertambah karena laba bersih, dan berkurang karena rugi bersih dari kegiatan
Universitas Sumatera Utara
usaha. Rugi, atau pos-pos debit lainnya menghasilkan saldo debit pada akun laba ditahan, maka saldo debit tersebut disebut defisit. Kinerja finansial suatu pusat
tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup laba yaitu selisih antara pendapatan, dan beban, maka pusat ini disebut sebagai pusat laba. Dengan adanya pusat laba,
kualitas keputusan dapat meningkat, karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat, karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. Manajemen kantor
pusat bebas dari pengambilan keputusan harian, sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas. Dengan adanya pusat laba, maka manajer tunduk
pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi, dan inisiatifnya. Pertambahan nilai kekayaan bersih karena laba kepada
pemilik dalam bentuk dividen, dilaporkan dalam laporan laba ditahan. Pembagian dividen dapat berupa kas, aktiva lain, wesel, dan dividen saham.
Kebanyakan dividen menyebabkan pengurangan dalam laba ditahan. Pengecualian dilakukan untuk dividen saham dalam jumlah besar, yang
melibatkan suatu pengurangan dalam agio saham, dan dividen likuidasi, yang mencerminkan pengembalian modal yang diinvestasikan para pemegang saham,
dan memerlukan pengurangan dalam modal disetor. Menggunakan istilah dividen tanpa perkecualian, biasanya berarti pembagian secara tunai. Dividen dalam
bentuk selain kas, seperti dividen saham atau properti, harus dinyatakan dalam bentuk khusus. Pembagian yang berasal dari sumber modal selain laba ditahan,
Universitas Sumatera Utara
harus dijelaskan asalnya, misalnya dividen likuidasi atau dividen pembagian modal disetor. Diantara wewenang yang didelegasikan oleh pemegang saham
kepada dewan direksi adalah kuasa untuk mengendalikan kebijakan dividen. Apakah dividen dapat atau tidak dapat dibayar, serta sifat, dan jumlah dividen
adalah hal-hal yang ditentukan oleh dewan direksi. Bentuk laporan laba ditahan seperti pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2. Laporan Laba Ditahan PT. X Tahun Berakhir 31 Desember 200A Laba Ditahan, awal tahun
xxx Laba Bersih
xxx Pembayaran Dividen
xxx - Laba ditahan, akhir tahun
xxx 3.
Neraca Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada suatu saat
tertentu, misalnya pada akhir bulan. Daftar ini juga menunjukkan tentang kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Dalam neraca, juga terdapat akun laba ditahan. Laba ditahan dapat dibatasi sesuai keinginan
dewan direksi, misalnya dewan direksi dapat menetapkan bahwa suatu bagian laba ditahan dibatasi untuk maksud tertentu, seperti perluasan fasilitas pabrik. Jika
pembatasan pada laba ditahan adalah material, maka pembatasan tersebut biasanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Bagian laba ditahan
yang dibatasi, dilaporkan dalam neraca secara terpisah, dari jumlah yang tidak dibatasi yang tersedia untuk dividen. Adapun bentuk neraca sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Neraca PT. X Tahun Berakhir 31 Desember 200ª
Aktiva Kewajiban dan Modal
Aktiva Lancar: Kewajiban Lancar:
Kas xxx
Hutang Wesel xxx
Surat Berharga xxx
Hutang Dagang xxx
Piutang Wesel xxx
Hutang Bank xxx
Piutang Dagang xxx
Hutang Gaji xxx
Persediaan Barang Dagang xxx Hutang Bunga
xxx Asuransi Dibayar Dimuka xxx
Total Aktiva Lancar xxx
Kewajiban Lancar xxx
Investasi Jangka Panjang xxx Kewajiban Jangka Panjang:
Hutang Obligasi xxx
Total Kewajiban xxx
Aktiva Tetap: Modal:
Tanah xxx
Modal Disetor xxx
Gedung xxx
Laba Ditahan xxx
Peralatan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx Total Modal
xxx Total Aktiva Tetap neto xxx
Total Aktiva: xxx
Total Kewajiban dan Modal xxx
Laporan keuangan memiliki pengaruh terhadap metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam
memilih metode penilaian persediaan adalah pengaruhnya terhadap laba rugi, dan penilaian persediaannya. Dalam pengaruhnya terhadap neraca, penggunaan metode
LIFO akan membawa dampak positif pada masa inflasi, karena pada masa itu akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih mencerminkan harga, yang berlaku pada
Universitas Sumatera Utara
tanggal neraca. Sebagai akibatnya, pada tanggal neraca harga perolehan tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya sehingga aktiva lancar, dan total aktiva
akan dilaporkan lebih rendah dari harga perolehan yang tercatat pada tanggal neraca. Pada masa inflasi, metode FIFO akan menghasilkan laba kotor yang paling tinggi
dibandingkan dengan metode lain. Bagi manajemen, hal ini merupakan sesuatu yang positif terhadap kinerja perusahaan, karena pihak luar akan mempunyai pandangan
yang baik terhadap perusahaan. Selain itu, jika bonus manajemen ditentukan atas dasar laba bersih, maka bonus akan diterima manajemen semakin tinggi. Namun
demikian, ada pendapat lain bahwa pemakaian metode FIFO pada masa inflasi, akan menciptakan laba semu atau laba di atas kertas belaka.
Pada laporan laba rugi, kelebihan penggunaan metode FIFO adalah biasanya sesuai dengan arus biaya, sedangkan kekurangannya adalah dapat menyebabkan
biaya lama dikaitkan dengan pendapatan saat ini. Kelebihan penggunaan metode LIFO adalah mengkaitkan biaya saat ini dengan pendapatan saat ini, dan
mengeluarkan laba dan kerugian dari persediaan pada laba kotor, sedangkan kekurangannya adalah biasanya tidak sesuai dengan arus biaya, dan potensi likuidasi
metode LIFO yang berarti bahwa biaya yang lama dari lapisan metode LIFO dapat ditarik ke harga pokok penjualan.
Pada neraca, kelebihan penggunaan metode FIFO adalah saldo persediaan akhir mendekati biaya penggantian saat ini, sedangkan kekurangan penggunaan
metode LIFO adalah saldo persediaan akhir terdiri dari biaya lama dari lapisan
Universitas Sumatera Utara
metode LIFO, dan secara substansial dapat lebih rendah jumlahnya dari pada biaya pergantian saat ini. Hal ini diimbangi dengan sebagian oleh pengungkapan tambahan.
B. Pengertian Rasio Keuangan