Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Data penelitian yang dilakukan meliputi gambaran umum perusahaan, dan laporan keuangan konsolidasi.

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut Telkom atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap yang terbesar di Indonesia. Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel, jasa telepon tetap nirkabel, jasa telepon bergerak, data dan internet serta jasa multimedia lainnya dan network interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Pada tahun 1884, Pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta, untuk menyediakan layanan pos dan telegraf domestik, dan kemudian layanan telegraf internasional. Layanan telepon diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1882. Sampai dengan 1906, layanan telepon disediakan oleh perusahaan swasta yang memiliki lisensi dari Pemerintah untuk jangka waktu 25 tahun. Pada tahun 1906, Pemerintah kolonial Belanda membentuk lembaga Pemerintah untuk mengendalikan seluruh layanan pos dan telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 1961, sebagian 36 Universitas Sumatera Utara besar dari layanan ini dialihkan kepada perusahaan milik negara. Pemerintah memisahkan layanan pos, dan telekomunikasi pada tahun 1965 ke dalam perusahaan milik negara, yaitu PN Pos, Giro dan PN Telekomunikasi. Pada tahun 1991, status Perumtel berubah menjadi perseroan terbatas milik negara, dengan nama Perusahaan Perseroan Persero PT Telekomunikasi Indonesia, yang lebih dikenal dengan nama TELKOM. Sebelum tahun 1995, operasi bisnis TELKOM dibagi ke dalam duabelas wilayah operasi, yang dikenal sebagai “Witel”. Setiap Witel memiliki struktur manajemen yang bertanggung jawab atas seluruh aspek bisnis di wilayahnya masing-masing, mulai dari penyedia layanan telepon hingga manajemen dan keamanan properti. Pada tahun 1995, duabelas Witel TELKOM diubah menjadi tujuh divisi regional Divisi I Sumatera; Divisi II Jakarta, dan sekitarnya; Divisi III Jawa Barat; Divisi IV Jawa Tengah dan Di Yogyakarta; Divisi V Jawa Timur; Divisi VI Kalimantan; dan Divisi VII Indonesia bagian Timur, serta satu Divisi Network. TELKOM melakukan kesepakatan Kerja Sama Operasi KSO dengan mengalihkan hak untuk mengoperasikan lima dari tujuh divisi regional Divisi Regional I, III, IV, VI, dan VII kepada konsorsium swasta. Dengan kesepakatan tersebut, maka mitra KSO akan mengelola dan mengoperasikan divisi regional untuk periode waktu tertentu, melaksanakan pembangunan sambungan telepon tidak bergerak dalam jumlah yang telah ditetapkan, dan pada akhir periode kesepakatan, mengalihkan fasilitas telekomunikasi yang telah dibangun kepada TELKOM dengan Universitas Sumatera Utara kompensasi yang besarnya telah disepakati. Pendapatan dari KSO akan dibagi antara TELKOM, dan mitra KSO. Pada tahun 1999, Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Telekomunikasi No. 36 “Undang-Undang Telekomunikasi”, yang berlaku efektif pada bulan September 2000. Undang-Undang tersebut, merupakan pedoman yang mengatur reformasi industri telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri, memfasilitasi masuknya pemain baru, dan menumbuhkan persaingan usaha yang sehat. Sebelum Undang-Undang tersebut dikeluarkan, TELKOM dan Indosat merupakan pemilik bersama dari sebagian besar perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Reformasi yang dilakukan Pemerintah, menghapus kepemilikan bersama tersebut untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kompetitif. Hasilnya, pada tahun 2001, TELKOM mengakuisisi 35 saham Indosat di Telkomsel, yang menjadikan total saham TELKOM di Telkomsel menjadi sebesar 77.7. Sementara Indosat mengambil alih 22.5 saham TELKOM di Satelindo, dan 37.7 saham TELKOM di Lintasarta. Pada tahun 2002, TELKOM menjual 12.7 sahamnya di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd “SingTel Mobile”, sehingga kepemilikan saham TELKOM di Telkomsel berkurang menjadi 65. Berdasarkan Undang-Undang Telekomunikasi, pada tanggal 1 Agustus 2001, Pemerintah mengakhiri hak eksklusif TELKOM sebagai satu-satunya penyelenggara layanan telepon tidak bergerak kabel di Indonesia, dan Indosat sebagai satu-satunya penyelenggara layanan sambungan langsung internasional SLI. Hak eksklusif TELKOM sebagai penyedia layanan sambungan lokal, dan layanan sambungan Universitas Sumatera Utara langsung jarak jauh berakhir masing-masing pada bulan Agustus 2002 dan Agustus 2003. Pada tanggal 7 Juni 2004, TELKOM meluncurkan layanan SLI. Pada akhir September 2005, TELKOM menjadi pemegang saham mayoritas di sembilan anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular Telkomsel, yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan margin sebesar 72, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Telkom mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta BEJ dan New York Exchange NYSE. Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19, dan oleh publik 48,81. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58 dan sisanya oleh investor lokal sebesar 3,23, dengan kapitalisasi pasar untuk TELKOM saat ini, berkisar 15 dari total kapitalisasi pasar di BEJ. Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Sebagai perusahaan yang tercatat di bursa lokal dan luar negeri, TELKOM berkomitmen penuh mengembangkan, dan menerapkan kebijakan, serta praktek tata kelola perusahaan yang sesuai dengan standar pasar modal dunia. TELKOM menyadari pentingnya prinsip tata kelola perusahaan yang baik GCG sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan akuntabilitas kepada publik. TELKOM telah memperkuat kebijakan dan praktek tata kelola perusahaan, diantaranya dengan membangun struktur internal serta prosedur yang dapat mengimbangi tuntutan pemenuhan standar internasional. Salah satu standar tersebut adalah The Sarbanas Oxley Act SOA tahun 2002, sebuah UU pelaporan keuangan Universitas Sumatera Utara dan reformasi tata kelola perusahaan berstandar AS. Isinya antara lain mewajibkan perusahaan yang tercatat di bursa AS untuk mentaati sejumlah persyaratan yang ada, guna menjamin adanya kepastian lebih besar terhadap integritas sebuah laporan keuangan. Visi Misi Visi PT Telkom adalah berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asi Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. Misi PT Telkom memberikan layanan “One Stop InfoCom”, dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk, dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif. Tim Manajemen 1. Komisaris : 1. Komisaris Utama : Tanri Abeng, MBA. 2. Komisaris : Anggito Abimanyu, P.hD. 3. Komisaris : Gatot Trihargo 4. Komisaris Independen : P. Sartono 5. Komisaris Independen : Arif Arryman

2. Direksi :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

2 85 108

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 38 86

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

14 76 122

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 59

Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009

0 34 90

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 74 95

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 92 82

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 20