Tabel 5.4 Jumlah Saham Perusahaan
No. Nama Perusahaan
Jumlah Saham Perusahaan dalam lembar 2010
2011 2012
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 9.538.459.750
9.538.459.750 9.538.459.750
2 Asahimas Flat Glass Tbk 434.000.000
434.000.000 434.000.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 16.398.000.000 16.398.000.000 16.398.000.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.477.888.787
2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000
7.662.900.000 7.662.900.000
6 Indo Acidatama Tbk 6.020.000.000
6.020.000.000 6.020.000.000
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3.681.231.699
3.681.231.699 3.681.231.699
8 Kalbe Farma Tbk 9.375.024.422
9.375.024.422 46.875.122.110 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
7.913.117.916 8.687.994.942
8.687.995.242 10
Kimia Farma Persero Tbk
5.554.000.000 5.554.000.000
5.554.000.000 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
1.364.572.793 6.822.863.965
6.822.863.965 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk
1.440.000.000 1.440.000.000
1.440.000.000 13 SMART Tbk
2.872.193.366 2.872.193.366
2.872.193.366 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
914.257.250 924.912.750
925.211.250 15 Suparma Tbk
1.492.046.658 1.492.046.658
1.492.046.658 16
Surya Toto Indonesia Tbk
49.536.000 49.536.000
495.360.000 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
2.304.131.850 2.304.131.850
2.304.131.850 18 Timah Persero Tbk
5.033.020.000 5.033.020.000
5.033.020.000 19
Tunas Baru Lampung Tbk
4.735.063.324 4.942.098.939
4.942.098.939 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Jumlah Saham Perusahaan lanjutan
No. Nama Perusahaan
Jumlah Saham Perusahaan dalam lembar
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk 9.538.459.750
9.538.459.750 2 Asahimas Flat Glass Tbk
434.000.000 434.000.000
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 16.398.000.000
16.398.000.000 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000
7.662.900.000 6 Indo Acidatama Tbk
6.020.000.000 6.020.000.000
7 Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk 3.681.231.699
3.681.231.699 8 Kalbe Farma Tbk
46.875.122.110 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 8.687.995.734
8.687.995.734 10 Kimia Farma Persero Tbk
5.554.000.000 5.554.000.000
11 PP London Sumatra Indonesia
Tbk 6.819.963.965
6.819.963.965 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366
2.872.193.366 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
925.211.250 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658
1.492.046.658 16 Surya Toto Indonesia Tbk
495.360.000 990.720.000
17 Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk 2.304.131.850
2.304.131.850 18 Timah Persero Tbk
5.033.020.000 7.447.753.454
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.942.098.939
5.342.098.939
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
c. Data mengenai Kepemilikan Manajerial
Data mengenai kepemilikan manajerial berupa jumlah saham yang dimiliki manajer dan jumlah saham perusahaan. Data mengenai jumlah
saham yang dimiliki manajer dapat dilihat pada tabel 5.5 dan data mengenai jumlah saham perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.5 Jumlah Saham yang dimiliki Manajer
No. Nama Perusahaan
Saham yang dimiliki Manajer dalam lembar
2010 2011
2012
1 Aneka Tambang Persero Tbk 511.250
594.750 1.110.500
2 Asahimas Flat Glass Tbk -
- -
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk -
- -
4 Fajar Surya Wisesa Tbk -
- -
5 Holcim Indonesia Tbk -
- -
6 Indo Acidatama Tbk 30.471
30.471 726.876.144 7
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
- -
- 8 Kalbe Farma Tbk
- -
- 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
- 100.239.250 100.239.250 10 Kimia Farma Persero Tbk
272.500 272.500
125.000 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
- -
- 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
23.735.000 23.735.000
23.786.000 13 SMART Tbk
- -
- 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
7.450.725 -
- 15 Suparma Tbk
- -
- 16 Surya Toto Indonesia Tbk
- -
- 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
373.000 60.000
60.000 18 Timah Persero Tbk
- -
- 19 Tunas Baru Lampung Tbk
4.676.000 4.676.000
4.676.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.5 Jumlah Saham yang dimiliki Manajer lanjutan
No. Nama Perusahaan
Saham yang dimiliki Manajer dalam lembar
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk 1.147.250
1.200.750 2 Asahimas Flat Glass Tbk
20.000 20.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk -
- 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
- -
5 Holcim Indonesia Tbk -
6 Indo Acidatama Tbk 567.100.467
697.978.645 7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
- -
8 Kalbe Farma Tbk -
- 9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
- -
10 Kimia Farma Persero Tbk 125.000
125.000 11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
- -
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 23.786.000
23.786.000 13 SMART Tbk
- -
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk -
- 15 Suparma Tbk
- -
16 Surya Toto Indonesia Tbk -
- 17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
60.000 60.000
18 Timah Persero Tbk 340.000
560.388 19 Tunas Baru Lampung Tbk
4.676.000 4.676.000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
d. Data mengenai Kinerja Lingkungan
Data mengenai kinerja lingkungan berupa hasil PROPER perusahaan yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Hasil PROPER dapat
dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Hasil PROPER Perusahaan
No. Nama Perusahaan
Peringkat PROPER 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang
Persero Tbk Hijau
Hijau Hijau
Biru Hijau
2 Asahimas Flat Glass Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk Biru
Biru Biru
Merah Biru
4 Fajar Surya Wisesa Tbk Biru
Biru Merah
Biru Biru
5 Holcim Indonesia Tbk Emas
Emas Emas
Emas Emas
6 Indo Acidatama Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk Hijau
Hijau Emas
Emas Hijau
8 Kalbe Farma Tbk Biru
Biru Biru
Merah Biru
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
10 Kimia Farma Persero
Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk Biru
Biru Merah
Biru Biru
12 Prasidha Aneka Niaga
Tbk Biru
Biru Biru
Merah Biru
13 SMART Tbk Biru
Hijau Hijau
Hijau Biru
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk Merah
Biru Biru
Biru Biru
15 Suparma Tbk Merah
Biru Biru
Biru Biru
16 Surya Toto Indonesia
Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk Hijau
Hijau Hijau
Emas Emas
18 Timah Persero Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
19 Tunas Baru Lampung
Tbk Biru
Biru Biru
Biru Biru
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
e. Data mengenai Kinerja Keuangan Perusahaan
Data mengenai kinerja keuangan perusahaan berupa harga penutupan saham perusahaan, jumlah saham biasa yang beredar, utang lancar, aktiva
lancar, nilai buku persediaan, utang jangka panjang, dan nilai buku total aktiva. Data harga penutupan saham perusahaan dapat dilihat pada tabel
5.7, data jumlah saham biasa beredar dapat dilihat pada tabel 5.8, data utang lancar dapat dilihat pada tabel 5.9, data nilai buku persediaan dapat
dilihat pada tabel 5.10, data utang jangka panjang dapat dilihat pada tabel 5.11, dan data nilai buku total aktiva dapat dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.7 Harga Penutupan Saham Perusahaan
No. Nama Perusahaan
Harga Penutupan Saham Perusahaan dalam rupiah
2010 2011
2012
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 2.057,94
1.360,76 1.075,17
2 Asahimas Flat Glass Tbk 5.800,00
6.550,00 8.300,00
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 1.840,00
2.150,00 3.500,00
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.875,00
4.375,00 2.400,00
5 Holcim Indonesia Tbk 2.250,00
2.175,00 2.900,00
6 Indo Acidatama Tbk 60,00
54,00 50,00
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 15.950,00
17.050,00 22.650,00
8 Kalbe Farma Tbk 3.250,00
3.400,00 1.030,00
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 97,00
50,00 50,00
10 Kimia Farma Persero
Tbk 159,00
340,00 720,00
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 12.850,00
2.250,00 2.250,00
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 80,00
310,00 205,00
13 SMART Tbk 5.000,00
6.400,00 6.550,00
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 3.350,00
2.275,00 810,00
15 Suparma Tbk 230,00
240,00 290,00
16 Surya Toto Indonesia Tbk 38.917,80
49.894,80 6.636,00
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 22.950,00
17.350,00 15.000,00
18 Timah Persero Tbk 2.750,01
1.670,01 1.520,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 410,00
590,00 490,00
Tabel 5.7 Harga Penutupan Saham Perusahaan lanjutan
No. Nama Perusahaan
Harga Penutupan Saham Perusahaan dalam rupiah
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk 915,58
894,58 2 Asahimas Flat Glass Tbk
7.000,00 8.050,00
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.375,00
3.780,00 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
2.025,00 1.650,00
5 Holcim Indonesia Tbk 2.275,00
2.185,00 6 Indo Acidatama Tbk
50,00 50,00
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 20.000,00
25.000,00 8 Kalbe Farma Tbk
1.250,00 1.830,00
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk 50,00
50,00 10 Kimia Farma Persero Tbk
590,00 1.465,00
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 1.930,00
1.890,00 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
150,00 143,00
13 SMART Tbk 7.850,00
8.100,00 14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
1.850,00 2.500,00
15 Suparma Tbk 210,00
197,00 16 Surya Toto Indonesia Tbk
7.683,78 3.966,63
17 Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk 10.200,00
12.500,00 18 Timah Persero Tbk
1.600,00 1.230,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 470,00
755,00
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.8 Jumlah Saham Biasa yang Beredar
No. Nama Perusahaan
Jumlah Saham Biasa yang Beredar dalam lembar 2010
2011 2012
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 9.538.459.750
9.538.459.750 9.538.459.750
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 434.000.000
434.000.000 434.000.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 16.398.000.000
16.398.000.000 16.398.000.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.477.888.787
2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000
7.662.900.000 7.662.900.000
6 Indo Acidatama Tbk 6.020.000.000
6.020.000.000 6.020.000.000
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3.681.231.699
3.681.231.699 3.681.231.699
8 Kalbe Farma Tbk 9.375.024.422
9.375.024.422 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 7.913.117.916
8.687.994.942 8.687.995.242
10 Kimia Farma Persero
Tbk 5.554.000.000
5.554.000.000 5.554.000.000
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 1.364.572.793
6.822.863.965 6.822.863.965
12 Prasidha Aneka Niaga
Tbk 1.440.000.000
1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366
2.872.193.366 2.872.193.366
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 914.257.250
924.912.750 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658
1.492.046.658 1.492.046.658
16 Surya Toto Indonesia
Tbk 49.536.000
49.536.000 495.360.000
17 Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk 2.304.131.850
2.304.131.850 2.304.131.850
18 Timah Persero Tbk 5.033.020.000
5.033.020.000 5.033.020.000
19 Tunas Baru Lampung
Tbk 4.735.063.324
4.942.098.939 4.942.098.939
Tabel 5.8 Jumlah Saham Biasa yang Beredar lanjutan
No. Nama Perusahaan
Jumlah Saham Biasa yang Beredar dalam lembar
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 9.538.459.750
9.538.459.750 2 Asahimas Flat Glass Tbk
434.000.000 434.000.000
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 16.398.000.000
16.398.000.000 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000
7.662.900.000 6 Indo Acidatama Tbk
6.020.000.000 6.020.000.000
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3.681.231.699
3.681.231.699 8 Kalbe Farma Tbk
46.875.122.110 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 8.687.995.734
8.687.995.734 10 Kimia Farma Persero Tbk
5.554.000.000 5.554.000.000
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 6.819.963.965
6.819.963.965 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366
2.872.193.366 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
925.211.250 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658
1.492.046.658 16 Surya Toto Indonesia Tbk
495.360.000 990.720.000
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 2.304.131.850
2.304.131.850 18 Timah Persero Tbk
5.033.020.000 7.447.753.454
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.942.098.939
5.342.098.939
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.9 Utang Lancar
No. Nama Perusahaan
Utang lancar dalam ribuan rupiah 2010
2011 2012
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 1.989.071.312
846.446.529 3.041.406.158
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 325.854.000
333.132.000 426.669.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 1.461.341.000
1.357.912.000 2.167.652.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1.440.959.280
861.199.320 2.879.319.498
5 Holcim Indonesia Tbk 1.355.830.000
1.683.799.000 1.556.875.000
6 Indo Acidatama Tbk 102.457.250
81.670.263 111.511.056
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 1.347.705.747
1.476.597.000 2.418.762.000
8 Kalbe Farma Tbk 1.146.489.093
1.630.588.528 1.891.617.853
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 125.279.945
55.728.502 15.460.305
10 Kimia Farma Persero
Tbk 469.822.675
459.694.310 537.184.235
12 Prasidha Aneka Niaga
Tbk 194.443.610
180.506.510 236.667.625
13 SMART Tbk 4.105.059.000
4.248.861.000 3.498.527.000
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 734.196.214
580.940.000 484.599.000
15 Suparma Tbk 90.034.509
304.846.562 182.354.489
16 Surya Toto Indonesia
Tbk 341.607.956
444.637.070 448.767.622
17 Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk 1.147.728.000
1.918.413.000 1.770.664.000
18 Timah Persero Tbk 1.269.482.000
1.421.976.000 959.806.000
19 Tunas Baru Lampung
Tbk 1.468.443.372
1.366.205.000 1.459.715.000
Tabel 5.9 Utang Lancar lanjutan
No. Nama Perusahaan
Utang Lancar dalam ribuan rupiah
2013 2014
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 3.855.511.633
3.862.917.319 2
Asahimas Flat Glass Tbk
473.960.000 398.238.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 2.327.048.000
4.467.240.000 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
1.310.179.939 1.838.653.252
5 Holcim Indonesia Tbk 3.262.054.000
3.807.545.000 6 Indo Acidatama Tbk
89.839.668 116.994.521
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 2.740.089.000
3.260.559.000 8 Kalbe Farma Tbk
2.640.590.023 2.385.920.172
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 55.576.171
71.285.195 10
Kimia Farma Persero Tbk
746.123.148 854.811.681
12 Prasidha Aneka Niaga
Tbk 227.421.742
197.877.917 13 SMART Tbk
7.281.549.000 8.996.931.000
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 522.008.000
1.042.410.000 15 Suparma Tbk
456.536.667 186.961.154
16 Surya Toto Indonesia
Tbk 496.494.829
528.814.814 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
2.260.956.000 3.574.129.000
18 Timah Persero Tbk 2.439.590.000
3.512.730.000 19
Tunas Baru Lampung Tbk
2.269.869.000 2.590.132.000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.10 Nilai Buku Persediaan
No. Nama Perusahaan
Nilai Buku Persediaan dalam ribuan rupiah 2010
2011 2012
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 1.229.283.112
1.687.897.283 1.449.967.933
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 490.140.000
594.380.000 671.664.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 1.554.780.000
2.339.543.000 3.366.317.000
4 Fajar Surya Wisesa
Tbk 502.124.039
668.283.200 636.373.572
5 Holcim Indonesia Tbk 499.926.000
570.459.000 687.087.000
6 Indo Acidatama Tbk 163.552.586
121.603.634 180.002.478
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 1.299.548.786
1.327.720.000 1.470.305.000
8 Kalbe Farma Tbk 1.550.828.819
1.705.189.186 2.115.483.766
9 Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk
544.971 6.069.684
3.838.295 10
Kimia Farma Persero Tbk
386.653.606 456.068.713
530.417.299 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
264.473.000 368.244.000
645.954.000 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk
154.065.950 162.977.980
225.987.489 13 SMART Tbk
2.702.534.000 2.839.141.000
2.674.693.000 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
484.427.343 377.596.000
422.504.000 15 Suparma Tbk
187.723.548 147.186.584
249.616.587 16
Surya Toto Indonesia Tbk
224.574.601 280.976.518
331.838.555 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
423.678.000 644.833.000
765.964.000 18 Timah Persero Tbk
1.802.707.000 2.447.376.000
1.617.389.000 19
Tunas Baru Lampung Tbk
477.584.502 488.998.000
649.179.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.10 Nilai Buku Persediaan lanjutan
No. Nama Perusahaan
Nilai Buku Persediaan dalam ribuan rupiah
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk 2.445.933.902
1.761.888.223 2 Asahimas Flat Glass Tbk
689.093.000 745.048.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4.044.737.000
4.333.238.000 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
649.109.351 829.904.363
5 Holcim Indonesia Tbk 591.057.000
736.995.000 6 Indo Acidatama Tbk
192.744.153 182.628.520
7 Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk 1.473.645.000
1.665.546.000 8 Kalbe Farma Tbk
3.053.494.513 3.090.544.151
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk 3.464.928
16.458.960 10 Kimia Farma Persero Tbk
640.909.360 687.406.883
11 PP London Sumatra Indonesia
Tbk 374.485.000
380.360.000 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
217.607.447 159.934.594
13 SMART Tbk 3.365.362.000
3.804.054.000 14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
486.323.000 668.357.000
15 Suparma Tbk 304.304.052
387.969.639 16 Surya Toto Indonesia Tbk
359.986.764 452.112.191
17 Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk 901.952.000
1.033.360.000 18 Timah Persero Tbk
2.344.513.000 3.384.025.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 786.809.000
956.097.000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.11 Utang Jangka Panjang
No. Nama Perusahaan
Utang Jangka Panjang dalam ribuan rupiah 2010
2011 2012
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 720.825.489
3.582.744.998 3.834.818.732
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 203.878.000
212.263.000 231.663.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 574.889.000
1.300.822.000 2.004.511.000
4 Fajar Surya Wisesa
Tbk 1.243.464.933
2.273.196.962 892.024.791
5 Holcim Indonesia Tbk 2.255.416.000
1.739.442.000 2.193.586.000
6 Indo Acidatama Tbk 33.295.107
27.271.692 21.393.761
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 897.841.880
940.783.000 917.660.000
8 Kalbe Farma Tbk 113.872.339
128.030.525 154.695.712
9 Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk
18.284.964 13.920.641
13.835.771 10
Kimia Farma Persero Tbk
73.434.800 82.042.428
97.629.655 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
385.735.000 421.109.000
479.601.000 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk
26.650.610 34.570.786
36.366.208 13 SMART Tbk
2.393.791.000 3.137.486.000
3.809.473.000 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
165.127.168 30.399.000
50.170.000 15 Suparma Tbk
681.613.668 495.469.261
702.506.212 16
Surya Toto Indonesia Tbk
118.993.117 134.391.701
175.731.390 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
1.133.723.000 2.650.117.000
4.010.684.000 18 Timah Persero Tbk
408.551.000 550.036.000
583.001.000 19
Tunas Baru Lampung Tbk
941.069.081 1.271.098.000
1.978.341.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.11 Utang Jangka Panjang lanjutan
No. Nama Perusahaan
Utang Jangka Panjang dalam ribuan rupiah
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk 5.216.118.226
6.251.723.634 2 Asahimas Flat Glass Tbk
304.706.000 335.511.000
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 3.444.249.000
5.451.910.000 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
2.823.948.426 2.097.669.575
5 Holcim Indonesia Tbk 2.859.989.000
4.629.215.000 6 Indo Acidatama Tbk
106.406.914 134.510.685
7 Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk 889.465.000
839.613.000 8 Kalbe Farma Tbk
174.513.285 221.636.516
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 39.936.786
550.984.553 10 Kimia Farma Persero Tbk
101.461.711 302.228.994
11 PP London Sumatra Indonesia
Tbk 556.461.000
688.236.000 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
36.810.857 44.475.831
13 SMART Tbk 4.614.664.000
4.349.920.000 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
48.913.000 64.276.000
15 Suparma Tbk 555.034.581
1.100.395.869 16 Surya Toto Indonesia Tbk
214.032.539 267.281.556
17 Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk 5.197.372.000
7.395.218.000 18 Timah Persero Tbk
551.594.000 631.505.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2.144.516.000
2.273.870.000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.12 Nilai Buku Total Aktiva
No. Nama Perusahaan
Nilai Buku Total Aktiva dalam ribuan rupiah 2010
2011 2012
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 12.310.732.099
15.201.235.077 19.708.540.946
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 2.372.657.000
2.690.595.000 3.115.421.000
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 6.518.276.000
8.848.204.000 12.348.627.000
4 Fajar Surya Wisesa
Tbk 4.495.022.405
4.936.093.737 5.578.334.207
5 Holcim Indonesia
Tbk 10.437.249.000
10.950.501.000 12.168.517.000
6 Indo Acidatama Tbk 364.004.769
361.182.183 402.108.960
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 15.346.145.678
18.151.331.000 22.755.160.000
8 Kalbe Farma Tbk 7.032.496.663
8.274.554.113 9.417.957.181
9 Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk
786.163.546 744.581.031
740.753.171 10
Kimia Farma Persero Tbk
1.657.291.834 1.794.399.675
2.076.347.581 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
5.561.433.000 6.791.859.000
7.551.796.000 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk
414.611.350 421.366.403
682.611.126 13 SMART Tbk
12.475.642.000 14.721.899.000
16.247.395.000 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
1.656.571.520 1.312.276.000
1.354.507.000 15 Suparma Tbk
1.490.033.771 1.551.777.407
1.664.353.265 16
Surya Toto Indonesia Tbk
1.091.583.115 837.114.048
966.806.112 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
8.722.699.000 11.510.262.000
12.728.981.000 18 Timah Persero Tbk
5.881.108.000 6.569.807.000
6.101.007.000 19
Tunas Baru Lampung Tbk
3.651.105.169 4.244.618.000
5.197.552.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.12 Nilai Buku Total Aktiva lanjutan
No. Nama Perusahaan
Nilai Buku Total Aktiva dalam ribuan rupiah
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk 21.865.117.391
22.044.202.220 2 Asahimas Flat Glass Tbk
3.539.393.000 3.918.391.000
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 15.722.197.000
20.862.439.000 4 Fajar Surya Wisesa Tbk
5.692.060.408 5.581.000.723
5 Holcim Indonesia Tbk 14.894.990.000
17.195.352.000 6 Indo Acidatama Tbk
420.782.548 463.347.124
7 Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk 26.607.241.000
28.884.973.000 8 Kalbe Farma Tbk
11.315.061.275 12.425.032.368
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 788.749.191
1.299.315.037 10 Kimia Farma Persero Tbk
2.471.939.549 2.968.184.626
11 PP London Sumatra Indonesia
Tbk 7.974.876.000
8.655.146.000 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
681.832.333 620.928.440
13 SMART Tbk 18.381.114.000
21.292.993.000 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
1.568.167.000 2.231.409.000
15 Suparma Tbk 1.767.105.819
2.091.957.079 16 Surya Toto Indonesia Tbk
1.089.798.515 1.115.004.308
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 11.677.155.000
14.812.023.000 18 Timah Persero Tbk
8.244.019.000 9.752.477.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 6.212.359.000
7.328.419.000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
2. Perhitungan Variabel Penelitian
a. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris independen diperoleh dari jumlah dewan komisaris independen dibandingkan dengan jumlah dewan komisaris secara
keseluruhan. Prosentase dewan komisaris independen dapat dilihat pada tabel 5.13.
Tabel 5.13 Perhitungan Dewan Komisars Independen
No. Nama Perusahaan
Dewan Komisaris Independen dalam persen
2010 2011
2012 2013 2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 50,00
33,33 33,33 33,33 33,33
2 Asahimas Flat Glass Tbk
33,33 33,33
33,33 33,33 33,33 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
40,00 40,00
40,00 33,33 33,33 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 33,33
33,33 33,33 33,33 40,00
5 Holcim Indonesia Tbk
37,50 37,50
37,50 42,86 50,00 6
Indo Acidatama Tbk 33,33
33,33 33,33 37,50 37,50
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 42,86
42,86 42,86 42,86 42,86
8 Kalbe Farma Tbk
33,33 33,33
33,33 33,33 33,33 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
33,33 33,33
33,33 33,33 0,00 10
Kimia Farma Persero Tbk
50,00 40,00
40,00 40,00 40,00 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
33,33 33,33
44,44 37,50 37,50 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
33,33 33,33
33,33 33,33 33,33 13 SMART Tbk
37,50 37,50
37,50 55,56 55,56 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
33,33 25,00
25,00 33,33 33,33 15 Suparma Tbk
40,00 40,00
40,00 40,00 60,00 16 Surya Toto Indonesia Tbk
33,33 33,33
25,00 25,00 40,00 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
40,00 33,33
33,33 33,33 33,33 18 Timah Persero Tbk
0,00 0,00
0,00 0,00 20,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 33,33
33,33 33,33 33,33 33,33
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.13 terdapat 19 perusahaan untuk hasil dewan komisaris independen antara tahun 2010 hingga 2014. Tabel 5.13 menunjukkan
dewan komisaris
independen setiap
tahun pada
masing-masing perusahaan. Dewan komisaris independen masing-masing perusahaan
sebagian besar mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada juga perusahaan yang memiliki dewan komisaris yang tetap selama tahun
penelitian. Dewan komisaris independen yang tidak mengalami perubahan adalah perusahaan:
1 Asahimas Flat Glass Tbk
2 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
3 Kalbe Farma Tbk
4 Prasidha Aneka Niaga Tbk
5 Tunas Baru Lampung Tbk
Pada tabel 5.13 terdapat perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah, yaitu PT. Timah Persero Tbk. Pemerintah
mengharuskan perusahaan
harus memiliki
komisaris independen
sepertiga dari jumlah komisaris, atau sekitar 33 komisaris harus independen.
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh sebuah institusi dibandingkan dengan jumlah saham
keseluruhan. Hasil perhitungan kepemilikan institusional dapat dilihat pada tabel 5.14.
Tabel 5.14 Perhitungan Kepemilikan Institusional
No. Nama Perusahaan
Kepemilikan Institusional dalam persen
2010 2011
2012 2013
2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 65,00
65,00 65,00 65,00 65,00
2 Asahimas Flat Glass Tbk
84,66 84,66
84,70 84,70 84,73 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
55,53 55,53
55,53 55,53 55,53 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 75,74
75,74 75,74 75,74 74,74
5 Holcim Indonesia Tbk
80,64 80,64
80,64 80,64 80,64 6
Indo Acidatama Tbk 85,31
85,31 77,98 77,98 77,98
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 64,03
64,03 64,03 64,03 64,03
8 Kalbe Farma Tbk
56,65 56,65
56,64 56,63 56,71 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
59,12 56,10
50,37 27,75 75,00 10
Kimia Farma Persero Tbk
90,03 90,03
90,03 90,03 90,03 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
59,48 59,48
59,48 59,51 59,51 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk 74,18
74,18 72,09 72,09 72,09
13 SMART Tbk
95,21 97,20
97,20 97,20 97,20 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
86,07 97,99
97,96 97,96 97,96 15
Suparma Tbk 85,27
85,27 85,27 80,45 74,21
16 Surya Toto Indonesia Tbk
94,82 94,97
96,21 96,21 96,21 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
90,15 83,77
65,02 65,02 65,02 18
Timah Persero Tbk 65,00
65,00 65,00 65,00 65,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk
56,65 54,28
58,26 58,68 54,29
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.14 terdapat 19 perusahaan untuk hasil kepemilikan institusional antara tahun 2010 hingga 2014. Tabel 5.14 menunjukkan
kepemilikan institusional setiap tahun pada masing-masing perusahaan. Kepemilikan institusional masing-masing perusahaan sebagian besar
tidak mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang berubah-ubah
selama tahun penelitian. Kepemilikan institusional yang mengalami perubahan adalah perusahaan:
1 Indo Acidatama Tbk
2 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Pada tabel 5.14 terdapat perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah, yaitu PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
Pemerintah mengharuskan perusahaan yang terbuka sebesar 50,1 saham perusahaan harus dimiliki oleh publik, sedangkan PT. Kertas
Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2013 saham yang dimiliki publik hanya 27,75.
c. Kepemilikan Manajerial
Rasio kepemilikan manajerial diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh manajer dibandingkan dengan jumlah saham keseluruhan.
Hasil prosentase kepemilikan manajerial dapat dilihat pada tabel 5.15. Tabel 5.15 Perhitungan Kepemilikan Manajerial
No. Nama Perusahaan
Kepemilikan Manajerial dalam persen 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 0,00536
0,00624 0,01164
0,01203 0,01259
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00461 0,00461
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
4 Fajar Surya Wisesa
Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
5 Holcim Indonesia
Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
6 Indo Acidatama Tbk
0,00051 0,00051
12,07435 9,42027
11,59433 7
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 8
Kalbe Farma Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
9 Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk
0,00000 1,15377
1,15377 0,00000
0,00000 10
Kimia Farma Persero Tbk
0,00491 0,00491
0,00225 0,00225
0,00225 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk
1,64826 1,64826
1,65181 1,65181
1,65181 13
SMART Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 0,81495
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
15 Suparma Tbk
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 16
Surya Toto Indonesia Tbk
0,00000 0,00000
0,00000 0,00000
0,00000 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
0,01619 0,00260
0,00260 0,00260
0,00260 18
Timah Persero Tbk 0,00000
0,00000 0,00000
0,00676 0,00752
19 Tunas Baru Lampung
Tbk 0,09875
0,09462 0,09462
0,09462 0,08753
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.15 terdapat 19 perusahaan untuk hasil kepemilikan manajerial antara tahun 2010 hingga tahun 2014. Tabel 5.15
menunjukkan kepemilikan manajerial setiap tahun pada masing-masing perusahaan.
Kepemilikan manajerial
masing-masing perusahaan
sebagian besar tidak mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial
yang berubah-ubah selama tahun penelitian. Kepemilikan manajerial merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer
dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Semakin besar kepemilikan manajerial berarti semakin banyak saham perusahaan
yang dimiliki oleh manajer. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kinerja Lingkungan
Hasil kinerja lingkungan dengan menggunakan variabel dummy sesuai dengan pencapaian peringkat PROPER perusahaan. Hasil kinerja
lingkungan dapat dilihat pada tabel 5.16. Tabel 5.16 Kinerja Lingkungan dengan Variabel Dummy.
No. Nama Perusahaan
Kinerja Lingkungan 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang
Persero Tbk 4
4 4
3 4
2 Asahimas Flat Glass Tbk
3 3
3 3
3 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
3 3
3 2
3 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 3
3 2
3 3
5 Holcim Indonesia Tbk
5 5
5 5
5 6
Indo Acidatama Tbk 3
3 3
3 3
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 4
4 5
5 4
8 Kalbe Farma Tbk
3 3
3 2
3 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3 3
3 3
3 10
Kimia Farma Persero Tbk
3 3
3 3
3 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
3 3
2 3
3 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk
3 3
3 2
3 13
SMART Tbk 3
4 4
4 3
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 2
3 3
3 3
15 Suparma Tbk
2 3
3 3
3 16
Surya Toto Indonesia Tbk
3 3
3 3
3 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
4 4
4 5
5 18
Timah Persero Tbk 3
3 3
3 3
19 Tunas Baru Lampung
Tbk 3
3 3
3 3
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Keterangan: 5 = emas
4 = hijau 3 = biru
2 = merah 1 = hitam
Tabel 5.16 menunjukkan kinerja lingkungan setiap tahun pada masing-masing perusahaan. Kinerja lingkungan merupakan penilaian
yang dilakukan untuk mengetahui peran perusahaan dalam melestarikan lingkungan.
Penilaian kinerja
lingkungan sesuai
dengan kriteria
penilaian PROPER yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Peringkat terbaik kinerja lingkungan adalah peringkat emas, dan yang terburuk
adalah peringkat hitam. Peringkat emas diberikan kepada perusahaan yang secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan, sedangkan
peringkat hitam diberikan kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan
atau mengakibatkan
pencemaran danatau
kerusakan lingkungan.
Dalam penelitian
ini tidak
ada perusahaan
yang mendapatkan peringkat hitam. Kinerja lingkungan terburuk pada
penelitian ini adalah merah. Peringkat merah menandakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang tidak
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Perhitungan kinerja keuagan perusahaan menggunakan rumus Tobin’s Q. Hasil perhitungan kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat
pada tabel 5.17. Tabel 5.17 Perhitungan
Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Tobin’s Q
No. Nama Perusahaan
Tobins Q 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 1,298
0,657 0,555 0,602 0,638
2 Asahimas Flat Glass Tbk
0,950 0,933
1,051 0,714 0,691 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
4,524 3,959
4,677 3,583 3,174 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 2,024
2,736 1,555 1,395 1,265
5 Holcim Indonesia Tbk
1,830 1,661
2,011 1,481 1,374 6
Indo Acidatama Tbk 1,132
0,820 0,764 0,939 0,862
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3,569
3,096 3,235 2,326 2,829
8 Kalbe Farma Tbk
4,016 3,546
4,884 5,034 6,709 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
1,104 0,634
0,583 0,578 0,728 10
Kimia Farma Persero Tbk
0,406 0,905
1,762 1,195 2,675 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
3,114 2,078
1,943 1,617 1,484 12
Prasidha Aneka Niaga Tbk 0,535
1,297 0,606 0,465 0,513
13 SMART Tbk
1,386 1,353
1,553 1,617 1,442 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
2,161 1,849
0,666 1,210 1,314 15
Suparma Tbk 0,638
0,602 0,652 0,612 0,615
16 Surya Toto Indonesia Tbk
1,737 2,980
3,389 3,475 3,644 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
5,611 3,156
2,545 2,174 2,254 18
Timah Persero Tbk 2,247
1,254 1,128 0,987 1,042
19 Tunas Baru Lampung Tbk
0,876 0,980
0,806 0,803 0,954
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.17 menunjukkan kinerja keuangan perusahaan setiap tahun pada masing-masing perusahaan yang dihitung dengan menggunakan
rasio Tobin’s Q. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio Tobin’s Q, karena rasio Tobin’s Q dianggap dapat mencerminkan
keuntungan pada masa depan, dibandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya melihat laba pada saat tertentu. Semakin baik kinerja
keuangan perusahaan, maka perusahaan tersebut memiliki peluang investasi yang lebih baik.
3. Analisis Deskriptif
a. Dewan Komisaris Independen
Analisis deskriptif dari dewan komisaris independen terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.18
Analisis Deskriptif Dewan Komisaris Independen
Dewan Komisaris Independen N
Valid 95
Missing
Mean 34,4
Minimum Maximum
60
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.18 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Rata-rata dewan komisaris independen dalam penelitian ini
sebesar 34,4. Secara rata-rata perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini
sudah menerapkan
peraturan yang
dikeluarkan OJK
yang mengharuskan perusahaan memiliki komisaris independen minimal 30
dari jumlah komisaris perusahaan. Dewan komisaris independen terendah dalam penelitian ini adalah PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada
tahun 2014 dan PT Timah Persero Tbk pada tahun 2010 hingga 2013 yang tidak memiliki dewan komisaris independen. Dewan komisaris
tertinggi adalah PT Suparma Tbk pada tahun 2014 yang memiliki komisaris independen sebesar 60 dari jumlah komisaris perusahaan.
b. Kepemilikan Institusional
Analisis deskriptif dari kepemilikan institusional terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.19
Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional N
Valid 95
Missing
Mean 73,96
Minimum 27,75
Maximum 97,99
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.19 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga tahun 2014. Rata-rata kepemilikan institusional dalam penelitian ini sebesar 73,96 saham perusahaan
dimiliki oleh publik. Secara rata-rata perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini sudah memenuhi
peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang mengharuskan perusahaan pubik minimal 50,1 saham perusahaan dimiliki oleh publik. Kepemilikan institusional terendah dalam
penelitian ini adalah PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2013 dengan kepemilikan institusional hanya sebesar 27,75, hal ini
menandakan bahwa PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk tidak mematuhi peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan terbuka
sebanyak 50,1 saham perusahaan dimiliki oleh publik. Kepemilikan institusional tertinggi adalah PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk pada
tahun 2011 hingga 2014 yang memiliki kepemilikan institusional sebesar 97,99.
c. Kepemilikan Manajerial
Analisis deskriptif dari kepemilikan manajerial sebagai terlihat pada tabel
berikut. Tabel 5.20
Analisis Deskriptif Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial N
Valid 95
Missing
Mean 0,47
Minimum Maximum
12,07
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.20 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Rata-rata kepemilikan manajerial dalam penelitian ini sebanyak 0,47 saham perusahaan dimiliki oleh
manajemen. Secara rata-rata data kepemilikan manajerial yang terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam penelitian ini, saham yang dimiliki manajer masih sangat sedikit yaitu kurang dari 1 dari jumlah saham perusahaan. Kepemilikan
manajerial di dalam penelitian ini banyak yang bernilai 0 nol. Hal ini berarti manajer tidak memiliki saham perusahaan. Kepemilikan manajerial
tertinggi bernilai 12,07 yang terdapat pada PT. Indo Acidatama Tbk pada tahun 2012.
d. Kinerja Lingkungan
Analisis deskriptif dari kinerja lingkungan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.21
Analisis Deskriptif Kinerja Lingkungan
Kinerja Lingkungan N
Valid 95
Missing
Modus 3
Minimum 2
Maximum 5
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.21 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Data kinerja lingkungan terbanyak dalam penelitian ini adalah 3 atau peringkat biru. Kinerja
lingkungan dengan peringkat biru menandakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Kinerja lingkungan tertinggi
bernilai 5 atau
peringkat emas, PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prakarsa Tbk., PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Perusahaan dengan kinerja lingkungan peringkat emas menandakan bahwa perusahaan
tersebut telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan environmental excellency dalam proses produksi danatau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisis deskriptif dari kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.22
Analisis Deskriptif Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan N
Valid 95
Missing
Mean 1,8214
Minimum 0,41
Maximum 6,71
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.22 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Rata-rata kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini sebesar 1,8214. Kinerja keuangan
perusahaan dengan hasil kinerja keuangan perusahaan lebih dari 1 menandakan bahwa perusahaan sudah memiliki kinerja keuangan yang
baik, karena jumlah nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan total aset perusahaan. Secara rata-rata sesuai dengan data kinerja
keuangan perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan telah baik karena nilai pasar perusahaan lebih tinggi
dibandingkan dengan total aset perusahaan. Kinerja keuangan terendah sebesar 0,41 yaitu PT. Kimia Farma Persero Tbk. pada tahun 2010,
sedangkan untuk kinerja keuangan perusahaan terbaik dengan hasil 6,71 adalah PT. Kalbe Farma Tbk. pada tahun 2014.
4. Pengklasifikasian Data
a. Dewan Komisaris Independen
Klasifikasi data dewan komisaris independen didasarkan pada peraturan OJK Otoritas Jasa Keuangan No. 33 Tahun 2014 yang
menyatakan bahwa perusahaan wajib memiliki komisaris independen paling sedikit 30 dari jumlah komisaris keseluruhan. Hasil klasifikasi
dewan komisaris independen dikategorikan menjadi:, 1
Tidak sesuai ketentuan : 0
– 29 2
Sesuai ketentuan : 30
– 100 Hasil pengklasifikasian dari dewan komisaris independen seperti pada
tabel 5.23 dan tabel 5.24. Tabel 5.23 Hasil Klasifikasi Dewan Komisaris Independen
Kriteria Jumlah
Persen Tidak Sesuai Ketentuan
10 10,5
Sesuai Ketentuan 85
89,5
Total 95
100
Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Tabel 5.24 Data Klasifikasi Dewan Komisaris Independen
No. Nama Perusahaan
Dewan Komisaris Independen 2010 2011
2012 2013
2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 2
2 2
2 2
2 Asahimas Flat Glass Tbk
2 2
2 2
2 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
2 2
2 2
2 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 2
2 2
2 2
5 Holcim Indonesia Tbk
2 2
2 2
2 6
Indo Acidatama Tbk 2
2 2
2 2
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 2
2 2
2 2
8 Kalbe Farma Tbk
2 2
2 2
2 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
2 2
2 2
1 10 Kimia Farma Persero Tbk
2 2
2 2
2 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2 2
2 2
2 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
2 2
2 2
2 13 SMART Tbk
2 2
2 2
2 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
2 1
1 2
2 15 Suparma Tbk
2 2
2 2
2 16 Surya Toto Indonesia Tbk
2 2
1 1
2 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
2 2
2 2
2 18 Timah Persero Tbk
1 1
1 1
1 19 Tunas Baru Lampung Tbk
2 2
2 2
2
Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan: 1
= Tidak sesuai ketentuan 0 - 29 2
= Sesuai ketentuan minimal 30 - 100
Pada tabel 5.23 terdapat 10 perusahaan atau 10,5 perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan dari OJK. OJK telah mengeluarkan aturan yang
mengharuskan perusahaan memiliki komisaris independen paling sedikit 30 dari jumlah komisaris. Sebanyak 85 perusahaan atau 89,5
perusahaan telah menerapkan aturan yang dikeluarkan oleh OJK dengan
memiliki komisaris independen sesuai kriteria.
b. Kepemilikan Institusional
Klasifikasi data kepemilikan institusional didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh institusi. Menurut PSAK 15 tahun 2015 tentang
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian. Berdasarkan PSAK 15
dan 65 tahun 2015 maka kepemilikan institusional dibagi menjadi: 1
Tidak memiliki pengaruh signifikan : 20
2 Memiliki pengaruh signifikan
: 20 - 50 3
Hak pengendalian control : 50
Hasil pengklasifikasian dari kepemilikan institusional seperti pada tabel 5.25 dan tabel 5.26.
Tabel 5.25 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Institusional
Kriteria Jumlah Persen
Tidak Memiliki Pengaruh Signifikan Memiliki Pengaruh Signifikan
2 2,1
Hak Pengendalian control 93
97,9
Total 95
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.26 Data Klasifikasi Kepemilikan Institusional
No. Nama Perusahaan
Kepemilikan Institusional 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero Tbk
3 3
3 3
3 2
Asahimas Flat Glass Tbk 3
3 3
3 3
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 3
3 3
3 3
4 Fajar Surya Wisesa Tbk
3 3
3 3
3 5
Holcim Indonesia Tbk 3
3 3
3 3
6 Indo Acidatama Tbk
3 3
3 3
3 7
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
3 3
3 3
3 8
Kalbe Farma Tbk 3
3 3
3 3
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 3
3 2
2 3
10 Kimia Farma Persero Tbk 3
3 3
3 3
11 PP London Sumatra Indonesia
Tbk 3
3 3
3 3
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 3
3 3
3 3
13 SMART Tbk 3
3 3
3 3
14 Sorini Agro Asia Corporindo
Tbk 3
3 3
3 3
15 Suparma Tbk 3
3 3
3 3
16 Surya Toto Indonesia Tbk 3
3 3
3 3
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 3
3 3
3 3
18 Timah Persero Tbk 3
3 3
3 3
19 Tunas Baru Lampung Tbk 3
3 3
3 3
Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan: 1
= Tidak memiliki pengaruh signifikan : 20
2 = Memiliki pengaruh signifikan
: 20 - 50 3
= Hak pengendalian control : 50
Pada tabel 5.25 terdapat 2 perusahaan atau 2,1 perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan. Sebanyak 93 perusahaan atau 97,9
perusahaan yang memiliki hak pengendalian control. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kepemilikan Manajerial
Klasifikasi data kepemilikan manajerial didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh manajer. Kepemilikan manajerial dikategorikan
menjadi 2 kategori yaitu: 1
Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0 2
Ada : Kepemilikan manajerial 0
Hasil pengklasifikasian dari kepemilikan manajerial seperti pada tabel 5.27 dan tabel 5.28.
Tabel 5.27 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Manajerial
Kriteria Jumlah
Persen Kepemilikan
Manajerial
Tidak Ada 58
61,1 Ada
37 38,9
Total 95
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.28 Data Klasifikasi Kepemilikan Manajerial
No. Nama Perusahaan
Kepemilikan Manajerial 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 2
2 2
2 2
2 Asahimas Flat Glass Tbk
1 1
1 2
2 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
1 1
1 1
1 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 1
1 1
1 1
5 Holcim Indonesia Tbk
1 1
1 1
1 6
Indo Acidatama Tbk 2
2 2
2 2
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 1
1 1
1 1
8 Kalbe Farma Tbk
1 1
1 1
1 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
1 2
2 1
1 10 Kimia Farma Persero Tbk
2 2
2 2
2 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
1 1
1 1
1 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
2 2
2 2
2 13 SMART Tbk
1 1
1 1
1 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
2 1
1 1
1 15 Suparma Tbk
1 1
1 1
1 16 Surya Toto Indonesia Tbk
1 1
1 1
1 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
2 2
2 2
2 18 Timah Persero Tbk
1 1
1 2
2 19 Tunas Baru Lampung Tbk
2 2
2 2
2
Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan: 1 = Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0
2 = Ada : Kepemilikan manajerial 0
Pada tabel 5.27 terdapat 58 perusahaan atau 61,1 tida ada kepemilikan manajerial. Sebanyak 37 perusahaan atau 38,9 ada
kepemilikan manajerial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan akan diklasifikasikan menjadi 5 lima kategori sesuai peringkat PROPER. Kriteria pengklasifikasian untuk kinerja
lingkungan sebagai berikut: 1
Hitam 2
Merah 3
Biru 4
Hijau 5
Emas Hasil pengklasifikasian dari kinerja lingkungan seperti pada tabel 5.29.
Tabel 5.29 Hasil Klasifikasi Kinerja Lingkungan
Kriteria Jumlah
Persen Hitam
Merah 7
7,4
Biru 66
69,5
Hijau 13
13,7
Emas 9
9,5
Total 95
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.29 terdapat 0 perusahaan yang mendapatkan peringkat PROPER hitam. Sebanyak 7 perusahaan atau 7,4 perusahaan
mendapatkan peringkat PROPER merah. Sebanyak 66 perusahaan atau 69,5 perusahaan mendapatkan peringkat PROPER biru. Sebanyak 13
perusahaan atau 13,7 perusahaan mendapatkan peringkat PROPER hijau. Sebanyak 9 perusahaan atau 9,5 perusahaan mendapatkan
peringkat PROPER emas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Fahmi 2011 mengatakan jika rasio tobin’s Q di atas satu, menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika rasio tobin’s Q lebih kecil satu, investasi dalam aktiva tidak menarik. Hasil
kinerja keuangan perusahaan dikategorikan menjadi: 1
Rendah : Tobin’s Q 1
2 Sedang
: Tobin’s Q 1 – 3 3
Tinggi : Tobin’s Q 3
Hasil pengklasifikasian dari kinerja keuangan perusahaan seperti pada tabel 5.30 dan tabel 5.31.
Tabel 5.30 Hasil Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan
Kriteria Jumlah
Persen Rendah
34 35,8
Sedang 42
64,2
Tinggi 19
20
Total 95
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.31 Data Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan
No. Nama Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan 2010
2011 2012
2013 2014
1 Aneka Tambang Persero
Tbk 1
3 2
1 1
2 Asahimas Flat Glass Tbk
2 2
2 1
1 3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
2 1
3 2
1 4
Fajar Surya Wisesa Tbk 2
2 2
2 3
5 Holcim Indonesia Tbk
1 1
3 1
3 6
Indo Acidatama Tbk 2
2 1
3 1
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 2
2 2
1 2
8 Kalbe Farma Tbk
3 3
2 1
2 9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3 2
1 2
1 10 Kimia Farma Persero Tbk
3 2
1 1
2 11
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2 2
1 1
1 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
2 2
2 1
3 13 SMART Tbk
2 2
1 3
3 14
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
3 2
3 2
2 15 Suparma Tbk
1 1
1 3
2 16 Surya Toto Indonesia Tbk
3 2
2 1
2 17
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
3 1
2 1
2 18 Timah Persero Tbk
1 2
2 2
1 19 Tunas Baru Lampung Tbk
1 1
3 2
1
Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan : 1 = Rendah
: Tobin’s Q 1 2 = Sedang
: Tobin’s Q 1 – 3 3 = Tinggi
: Tobin’s Q 3
Pada tabel 5.30 terdapat 34 perusahaan atau 35,8 memiliki kinerja keuangan rendah
Tobin’s Q 1. Sebanyak 42 perusahaan atau 44,2 memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kinerja keuangan sedang Tobin’s Q 1 - 3. Sebanyak 19 perusahaan atau 20
memiliki kinerja keuangan tinggi Tobin’s Q 3.
5. Analisis Tabulasi Silang Crosstabs
Analisis tabulasi silang crosstabs menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data
berskala nominal atau kategori Ghozali, 2011. a.
Analisis Tabulasi Silang
Crosstab antara
Mekanisme Corporate
Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil
tabulasi silang
crosstab antara
mekanisme corporate
governance dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut. 1
Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan dengan Dewan Komisaris Independen
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil tabulasi silang antara dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.32 dan hasil korelasi dapat
dilihat pada tabel 5.33. Tabel 5.32. Tabulasi Silang antara Dewan Komisaris Independen dengan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Rendah Sedang
Tinggi Total
Dewan Komisaris
Independen Tidak
Sesuai Ketentuan
4 5
1 10
Sesuai Ketentuan
30 37
18 85
Total 34
42 19
95
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.33. Tabel Symmetric Measures antara Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures Gamma
0,176
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.32 terdapat 10 perusahaan yang memiliki dewan komisaris independen tidak sesuai ketentuan. Sebanyak 4 perusahaan
memiliki kinerja keuangan perusahaan rendah, 5 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan
tinggi. Perusahaan dengan dewan komisaris independen sesuai ketentuan sebanyak 85 perusahaan. Sebanyak 30 perusahaan memiliki kinerja
keuangan perusahaan rendah, 37 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 18 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil
tabulasi silang
antara dewan
komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan
dewan komisaris yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji gamma dalam hubungan antara dewan
komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang sangat lemah. Hasil yang sangat lemah ini ditunjukkan dengan
nilai value gamma pada tabel 5.33 sebesar 0,176 dan arah dari hubungan ini adalah positif.
2 Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan
dengan Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil tabulasi silang antara kepemilikan institusional dengan kinerja
keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.34 dan hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 5.35.
Tabel 5.34. Tabulasi Silang antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Rendah Sedang Tinggi
Total
Kepemilikan Institusional
Tidak Memiliki Pengaruh
Signifikan
Memiliki Pengaruh Signifikan
1 1
2 Hak Pengendalian
Control 33
41 19
93
Total 34
42 19
95
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.35. Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures Gamma
0,411
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.34 terdapat 2 perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan. Sebanyak 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan krendah dan
1 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang. Perusahaan yang memiliki hak pengendalian control sebanyak 93 perusahaan. Sebanyak
33 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah dan 41 perusahaan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki kinerja keuangan sedang, dan 19 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji gamma dalam hubungan antara kepemilikan
institusional dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang sedang. Hasil yang sedang ini ditunjukkan dengan nilai value gamma
pada tabel 5.31 sebesar 0,411 dan arah dari hubungan ini adalah positif. 3
Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil tabulasi silang antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.36 dan hasil korelasi dapat
dilihat pada tabel 5.37.
Tabel 5.36. Tabulasi Silang antara Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Rendah Sedang
Tinggi Total
Kepemilikan Manajerial
Tidak Ada
17 29
12 58
Ada 17
13 7
37
Total 34
42 19
95
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.37. Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures Gamma
-0,222
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.36 terdapat 58 perusahaan yang tidak ada kepemilikan manajerial. Sebanyak 17 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah,
29 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 12 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi. Sebanyak 37 perusahaan yang ada
kepemilikan manajerial. Sebanyak 17 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 13 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 7
perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepemilikan manajerial
dengan kinerja
keuangan perusahaan,
perusahaan yang
memiliki kepemilikan manajerial belum tentu memiliki kinerja keuangan yang lebih
tinggi dibandingkan
perusahaan yang
tidak memiliki
kepemilikan manajerial. Hasil uji gamma dalam hubungan antara kepemilikan
manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang lemah. Hasil yang lemah ini ditunjukkan dengan nilai value gamma pada
tabel 5.37 sebesar -0,222 dan arah dari hubungan ini adalah negatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Analisis Tabulasi Silang Crosstab Antara Kinerja Lingkungan dan Kinerja
Keuangan Perusahaan Hasil tabulasi silang crosstab antara kinerja lingkungan dengan kinerja
keuangan perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.38 dan hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 5.39.
Tabel 5.38. Tabulasi Silang antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan 4
Kinerja Keuangan Perusahaan
Kurang Bagus
Bagus Sangat
Bagus Total
Kinerja Lingkungan
Hitam Merah
2 3
2 7
Biru 29
25 12
66 Hijau
3 6
4 13
Emas 8
1 9
Total 34
42 19
95
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.39. Tabel Symmetric Measures antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures Eta
0,261
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.38 terdapat 7 perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dengan peringkat merah. Sebanyak 2 perusahaan memiliki kinerja
keuangan rendah, 3 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 2 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan dengan peringkat biru sebanyak 66 perusahaan. Sebanyak 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 25 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 12 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi.
Perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan
peringkat hijau
sebanyak 13 perusahaan. Sebanyak 3 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 6 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 4
perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan peringkat emas sebanyak 9 perusahaan. Tidak ada
perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 8 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 1 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan kinerja lingkungan yang
semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji eta dalam hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan
perusahaan menunjukkan hasil yang lemah. Hasil yang lemah ini ditunjukkan dengan nilai value eta pada tabel 5.39 sebesar 0,261 dan arah dari hubungan
ini adalah positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan
Berdasarkan data yang sudah didapatkan dan diolah, maka pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan a.
Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan
perusahaan Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan sangat lemah
dengan arah hubungan positif antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan dewan komisaris independen dengan kinerja
keuangan perusahaan. Hubungan
yang sangat
lemah memiliki
kecenderungan bahwa penambahan dewan komisaris independen belum tentu akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Arah
hubungan positif memiliki kecenderungan dengan penambahan dewan komisaris
independen akan
meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Susanti 2013 dan
Johl, dkk. 2015. Susanti 2013 menyatakan bahwa peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi
monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agensi yang timbul
antara dewan direksi dengan pemegang saham. Hasil ini tidak sejalan dengan Hariati dan Rihatiningtyas 2015 dan Situmorang 2013.
Situmorang 2013 menyatakan bahwa semakin banyak dewan komisaris independen, maka pembatasan atas tindakan kecurangan
dapat dilakukan lebih efektif, sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat. Johl, dkk. 2015 menyatakan bahwa non-executive
director komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan
mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen.
b. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan yang sedang
dengan arah hubungan positif antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional dengan kinerja
keuangan perusahaan. Hubungan yang sedang memiliki kecenderungan penambahan kepemilikan institusional belum tentu meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Arah
hubungan positif
memiliki kecenderungan dengan penambahan kepemilikan institusional akan
menambah kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Hariati dan Rihatiningtyas 2015 dan Permanasari
2010. Permanasari 2010 menyatakan bahwa investor institusional mayoritas memiliki kecenderungan untuk berkompromi atau berpihak
kepada manajemen dan mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. Anggapan bahwa manajemen sering mengambil tindakan
atau kebijakan yang non-optimal dan cenderung mengarah pada kepentingan pribadi mengakibatkan strategi aliansi antara investor
institusional dengan pihak manajemen ditanggapi negatif oleh pasar. Hal ini tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan
dipasar modal sehingga dengan kepemilikan institusional belum mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
Situmorang 2013 dan Susanti 2013. Situmorang 2013 mengatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin besar
kekuatan suara dan dorongan dari institusi untuk mengoptimalkan kinerja
keuangan perusahaan.
Kepemilikan institusional
disuatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih
optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk
mendukung atau justru tidak mendukung terhadap kinerja manajemen. Pengawasan
yang dilakukan
oleh investor
institusional sangat
bergantung pada jumlah investasi yang dilakukan Sihombing, 2014. Kepemilikan institusional, dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga
dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen Susanti, 2013.
c. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan yang lemah dengan
arah hubungan negatif antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan
perusahaan. Hubungan yang lemah memiliki kecenderungan bahwa penambahan kepemilikan manajerial belum tentu akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Arah hubungan negatif memiliki kecenderungan dengan penambahan kepemilikan manajerial akan
menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan Permanasari 2010 yang menyatakan bahwa jumlah saham yang
dimiliki oleh
manajemen sangat
sedikit mengakibatkan
pihak manajemen belum merasa ikut memiliki perusahaan sehingga pihak
manajemen belum termotivasi untuk memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan sehingga merugikan pemegang saham. Kepemilikan saham
yang rendah juga mengakibatkan kinerja manajemen juga cenderung rendah. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ardianingsih dan Ardiyani 2010 dan Li dan Sun 2014. Li dan Sun 2014 menyatakan bahwa kepemilikan manajemen akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Ardianingsih dan Ardiyani 2010 menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu
dalam penyatuan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan yang lemah dengan arah hubungan positif antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan
perusahaan. Hubungan
yang lemah
memiliki kecenderungan
bahwa perbaikan peringkat kinerja lingkungan belum tentu meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Arah hubungan positif memiliki kecenderungan dengan perbaikan peringkat kinerja lingkungan akan meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan Angela 2015 dan Wijayati 2015 yang tidak menemukan pengaruh antara kinerja lingkungan dan
kinerja keuangan perusahaan. Angela 2015 menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan hanya melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
diersyaratkan sesuai dalam perundang-undangan, sehingga para stakeholder tidak terpengaruh dengan pencapaian kinerja lingkungan perusahaan. Hasil
ini tidak sejalan dengan teori legitimasi, Hariati dan Rihatiningtyas 2015, Djuitaningsih dan Ristiawati 2011, dan Suratno, dkk 2007. Sihombing
2014 menyatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk memuaskan stakeholder. Peningkatan kinerja lingkungan merupakan salah satu wujud
tanggung jawab kepada stakeholder. Teori legitimasi menegaskan bahwa untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang
dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatan sesuai dengan norma dan nilai
–nilai yang berlaku di lingkungan sekitar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.
Hubungan antara mekanisme corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan dibagi menjadi tiga bagian yang menunjukan hasil:
a. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan sangat lemah dengan arah hubungan positif.
b. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan sedang dengan arah hubungan positif.
c. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan lemah dengan arah hubungan negatif.
2. Hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan
lemah dengan arah hubungan positif.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Jumlah sampel yang didapat sangat terbatas, dari 500 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI hanya 35 perusahaan saja yang
mengikuti PROPER. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI