Definisi Corporate Governance LANDASAN TEORI
akhir tahun yang diukur dengan presentase. Menurut Nuraina 2012 kepemilikan institusional merupakan
prosentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga perusahaan asuransi, dana pensiun, atau
perusahaan lain. Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika institusi memiliki kurang dari
20 kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Institusi jika
memiliki lebih dari 20 kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut.
Berdasarkan PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, institusi yang memiliki kepemilikan lebih dari 50 pada suatu
perusahaan akan memperoleh hak pengendalian atas investee control of investee.
Sheila, dkk 2012 menyatakan kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dan melakukan pengawasan yang lebih
optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan terhadap manajemen tergantung pada jumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar kepemilikan
institusional maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan untuk mengawasi kinerja manajemen dan dapat semakin memberi dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Lins dan Warnock 2004 menyatakan bahwa kepemilikan
institusional dinyatakan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki institusi dengan jumlah saham perusahaan.
� �
= ℎ
� � ℎ
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan direksi dan komisaris. Jensen dan
Meckling 1976
mengungkapkan bahwa
struktur kepemilikan
ekuitas berpengaruh penting terhadap insentif manajerial dan nilai perusahaan. Mereka
berargumen bahwa kepemilikan saham manajerial dapat mengurangi insentif manajer untuk mengkonsumsi kemewahan, menyedot kekayaan pemegang
saham, atau terlibat dalam perilaku yang tidak memaksimumkan nilai perusahaan. Ardianingsih dan Ardiyani 2010 menemukan bahwa semakin
besar kepemilikan saham manajerial, maka manajemen akan menyediakan insentif untuk mendistribusikan arus kas kepada pemegang saham. Selain itu, Li
dan Sun 2014 menemukan bahwa kepemilikan eksekutif dikaitkan dengan fokus perusahaan yang lebih besar, menunjukkan bahwa tingkat masalah
penghindaran risiko manajerial dapat dikurangi melalui kepemilikan saham yang lebih tinggi. Kepemilikan manajerial dinyatakan dengan perbandingan jumlah
saham yang dimiliki manajemen dengan jumlah keseluruhan saham perusahaan Lins dan Warnock, 2004.
� �
= ℎ
� � ℎ