Hubungan antara corporate governance, kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan.

(1)

i ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014)

Pascalis Advenata Nugroho NIM: 122114102 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mekanis me

corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga

menganalisis hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 19 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian adalah deskriptif statistik.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan sangat lemah dan positif antara mekanisme corporate governance yang diukur dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan institusional memiliki hubungan yang

sedang dan positif dengan kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme corporate

governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial memiliki hubungan yang

lemah dan negatif dengan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja lingkunga n memiliki hubungan yang lemah dan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kata kunci: mekanisme corporate governance, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kinerja lingkungan, kinerja keuangan perusahaan.


(2)

ii ABSTRACT

THE RELENTIONSHIP BETWEEN CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, ENVIROMENTAL PERFOMANCE WITH CORPORATE

FINANCIAL PERFOMANCE

(Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014)

Pascalis Advenata Nugroho NIM: 122114102 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of the study is to analyze the relationship between corporate governance mechanism and corporate financial perfomance. This research also analyzes the relationship beetween environmental perfomance and corporate financial perfomance.

The type of the research is empirical studies. The target population is 19 firms listed in the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. The data analysis is correlation analysis.

The results show that there is a very weak and positive association between corporate governance measured with executive boards and corporate financ ia l perfomance. Corporate governance mechanism measured with institutio na l ownership has a medium and positive association with corporate financ ia l perfomance. Corporate governance mechanism measured with manager ia l ownership has a weak and negative association with corporate financ ia l perfomance. Enviromental perfomance has a weak and positive association with corporate financial perfomance.

Keywords: corporate governance mechanism, executive boards, institutio na l ownership, managerial ownership, enviromental perfomance, corporate fianc ia l perfomance.


(3)

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN KINERJA

KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Pascalis Advenata Nugroho NIM: 122114102

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN KINERJA

KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Pascalis Advenata Nugroho NIM: 122114102

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME

C ORP ORATE

G O flE NNANCE,

KINERIA LINGKUNCAN

DENGAN

KINERIA

KEUANGA}I

PERUSA}IAAN

(Sfidi Eryiris pada Perusalman yrng Terdafu

dihrsa

Efek Irdonesia Tahur 2010-2014)

Pembirubiry


(6)

HUBLINGAN

ANTARA MEKANISME

CO RP ORAT E G O V E RN A}{C E, KINtrRJA

LINGKLINGAN

DENGAN

KI}IERIA

KETIANGAN PtrRUSAI

Ld{T{

(Stdi Empirii padaPensahaan yang Terdaftm diBursa Efsk Indonesia Tatnm 20i0-2014)

Dipersbpkan dan ditulis oleh Pascalis Advenata Nugruho

NIM: 122114102

Telah dipertahankan di depan Dewan PenguJi Pada Tangpl 10 Agustus 2016 Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Tanda Tangan Jabatan

Ket$a Sekretris

Angota

Anggota

Anggota

Yogyakart4 31 Agrstus 2016 F

Dhanna

,,

l"-g.lr*we*zr*-/

ilt


(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sometimes the first step is the hardest one. Just take it. Have the

courage to follow your heart and intuition

(Steve Jobs)

Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb

a tree. It will live its whole life believing that it is stupid

(Albert Einstein)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Untuk pemberi hidup dan segalanya, Gusti Allah

 Untuk Bapak Agustinus Katri Nugroho dan Ibu Scholastika Yani Hadi Rustanti

 Untuk Brigitta Destiyani Puspaningrum dan Lucia Triyananda Hayuningsih


(8)

TINIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKLLTAS EKONOMI

JIIRUSAN AKLINTANSI _ PROGRAM STI]DI AKLINTANSI

PERNYATAAII KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatang;an di bawah

ini

Saya menyatakan bahwa skrfusi dengan judul: .. HUBLIN GAN AN TARA M BKA}I IS ME C O R P O RATE G O VE RN A NC E,

KINERJA LINGKTJNGAN DENGAI\ KINERJA KEUANGAN

PERUSAIIAAN'

dandimajukan untuk diuji tanggal l0Agustus 2076adahh hasil karya saya" Dengan ini saya rnenyatakan dengan sesungguhnya bahwa dahm skripsi ini tiCak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara nrcnyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang mennnjukkan gagasan ataupendapat atzupenakiran daripenulis lain yang sayaaku seohh

-

olah sebapi tulisan saya sendiri dan atau tiCak terdapat bagian atau kesehruhan hrlisan )ang saya salh, tinr, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tarpa rremberkan pengakuan pada penulb aslinya.

Apabih saya nrlakukan hal tersebut di atas, baik sengaja rnarpur tidak, dengan ini saya menyatakan nrenark skripsi yang saya ajr.rkan sebagai hasil tulisan saya sendiri

ini

Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melalaftan tindakan menyalin atau meniru hrlisan orang lain seolah

-

olah hasil pemkira saya sendiri, berarti gehr dan ganh yarg telah yang telah diberkan oleh uriversitas batal sala terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pemyataarg

t

(M

Pascalis Advenata Nugroho


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PTIBLIKASI KARYA ILMIAH I]NTT]I( KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah rri, saya rnahasiswa Universitas Sanata Dharma: Narrn

Norrnr Mahasiswa

: Pascalis Advenata Nugroho : l22ll4l02

Demi pengembangan ihru pengetahua4 sala rnemberkan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrna karya ikniah saya yang berjudut "Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance, Kinerja Lingkungan dengan Kinerja

Keuangan Perusahaan", beserta perangftat yang diperhrkan (bfla ada). Dengan demkian saya memberftan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrna hak wrtuk rnenyinpan, rnengalihkan dahm bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendisffibusftan secara terbatas, dan menpublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tarpa perlu meminta izin dari saya marpul nremberi royahi kepada saya selarna tetap mencanturnkan nama saya sebagai penulis.

Demkian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yograkarta, 31 Agustus 2016

,^*ru

Pascalis Advenata Nugroho


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance, Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangk a n kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., selaku dosen pembimbing akademik. 5. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak., selaku pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh studi. 7. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu penulis selama bergabung bersama civitas akademia Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak Agustinus Katri Nugraha, Ibu Scholastika Yani Hadi Rustanti, Brigitt a Destiyani Puspaningrum dan Lucia Triyananda Hayuningsih selaku keluarga penulis.


(11)

9.

10.

Andriyanto Adi Nugroho, Yohanes Adfya Vendy Sucahyo, Aloysius Aldo Reinaho, Mfttam Satria, Thornas Dwi Yananto, Wieke Indah Amelia, Maria Alina Putri Eni Nur Puji selaku teman spesial penulis.

Ando, Wasi, Berl Wawa4 Cicilia, Cindy, Diaa Adventia, I-ave, Lintang, Wayalf Dona selaku ternan seperjuangan kelas MPT Pak Anto.

11. Ternan-teman dan pitnk lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

Pern:lis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena ifu pentrlis mengharapkan krihk dan saran Sernoga skripsi

ini

dapat berrnanfrat bagi pembaca.

Yograkarta, 31 Agustus 2016

I

0b

Pascalis Advenata Nugroho


(12)

ix

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Pendukung ... 8

1. Legitimacy Theory ... 8

2. Agency Theory ... 9

B. Kinerja Keuangan Perusahaan ... 10

C. Definisi Corporate Governance ... 11

D. Asas Corporate Governance ... 12

E. Mekanisme Corporate Governance ... 14

1. Dewan Komisaris Independen ... 15

2. Kepemilikan Institusional ... 15

3. Kepemilikan Manajerial ... 17

F. Kinerja Lingkungan ... 18

G. Hubungan Antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 20


(13)

x

H. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja

Keuangan Perusahaan ... 24

I. Penelitian Terdahulu ... 26

J. Kerangka Konseptual Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Objek Penelitian ... 28

C. Populasi Sasaran ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Variabel Penelitian ... 29

1. Kinerja Keuangan Perusahaan ... 29

2. Mekanisme Corporate Governance ... 29

3. Kinerja Lingkungan ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 31

1. Mendeskripsikan Data ... 31

2. Variabel Penelitian ... 31

3. Analisis Deskriptif ... 33

4. Klasifikasi Data ... 33

5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Populasi Sasaran ... 38

B. Profil Perusahaan ... 39

1. Aneka Tambang (Persero) Tbk. ... 39

2. Asahimas Flat Glass Tbk. ... 39

3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. ... 39

4. Fajar Surya Wisesa Tbk. ... 40

5. Holcim Indonesia Tbk. ... 40

6. Indo Acidatama Tbk. ... 40

7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ... 40

8. Kalbe Farma Tbk. ... 41

9. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. ... 41

10. Kimia Farma (Persero) Tbk. ... 41

11. PP London Sumatra Indonesia Tbk. ... 42

12. Prasidha Aneka Niaga Tbk. ... 42

13. SMART Tbk. ... 42

14. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. ... 43

15. Suparma Tbk. ... 43

16. Surya Toto Indonesia Tbk. ... 43

17. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. ... 43

18. Timah (Persero) Tbk. ... 44


(14)

xi

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data ... 45

1. Deskripsi Data ... 45

2. Perhitungan Variabel ... 68

3. Analisis Deskriptif ... 77

4. Pengklasifikasian Data ... 82

5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 91

B. Pembahasan ... 98

1. Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 98

2. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 102

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 103

C. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER ... 19

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 38

Tabel 5.1 Jumlah Dewan Komisaris ... 46

Tabel 5.2 Jumlah Dewan Komisaris Independen ... 47

Tabel 5.3 Jumlah Saham yang dimiliki Institusi ... 48

Tabel 5.4 Jumlah Saham Perusahaan ... 50

Tabel 5.5 Jumlah Saham yang dimiliki Manajer ... 52

Tabel 5.6 Hasil PROPER Perusahaan ... 54

Tabel 5.7 Harga Penutupan Saham Perusahaan ... 56

Tabel 5.8 Jumlah Saham Biasa yang Beredar ... 58

Tabel 5.9 Utang Lancar ... 60

Tabel 5.10 Nilai Buku Persediaan ... 62

Tabel 5.11 Utang Jangka Panjang ... 64

Tabel 5.12 Nilai Buku Total Aktiva ... 66

Tabel 5.13 Perhitungan Proporsi Dewan Komisaris Independen ... 68

Tabel 5.14 Perhitungan Kepemilikan Institusional ... 70

Tabel 5.15 Perhitungan Kepemilikan Manajerial ... 72

Tabel 5.16 Kinerja Lingkungan dengan Variabel Dummy ... 74

Tabel 5.17 Perhitungan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Tobin’s Q ... 76

Tabel 5.18 Analisis Deskriptif Dewan Komisarisn Independen ... 77

Tabel 5.19 Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional ... 78

Tabel 5.20 Analisis Deskriptif Kepemilikan Manajerial ... 79

Tabel 5.21 Analisis Deskriptif Kinerja Lingkungan ... 80

Tabel 5.22 Analisis Deskriptif Kinerja Keuangan Perusahaan ... 81

Tabel 5.23 Hasil Klasifikasi Dewan Komisaris Independen ... 82

Tabel 5.24 Data Klasifikasi Dewan Komisaris Independen ... 83

Tabel 5.25 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Institusional ... 84


(16)

xiii

Tabel 5.27 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Manajerial ... 86

Tabel 5.28 Data Klasifikasi Kepemilikan Manajerial ... 87

Tabel 5.29 Hasil Klasifikasi Kinerja Lingkungan ... 88

Tabel 5.30 Hasil Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan ... 89

Tabel 5.31 Data Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan ... 90

Tabel 5.32 Tabulasi Silang antara Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 92

Tabel 5.33 Tabel Symmetric Measures antara Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 92

Tabel 5.34 Tabulasi Silang antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 93

Tabel 5.35 Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 94

Tabel 5.36 Tabulasi Silang antara Kepemilikan Manajerial Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 95

Tabel 5.37 Tabel Symetric Measures antara Kepemilikan Manajerial Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 95

Tabel 5.38 Tabulasi Silang antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 96

Tabel 5.39 Tabel Symetric Measures antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 96


(17)

xiv

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014)

Pascalis Advenata Nugroho NIM: 122114102 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mekanis me

corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga

menganalisis hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 19 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian adalah deskriptif statistik.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan sangat lemah dan positif antara mekanisme corporate governance yang diukur dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan institusional memiliki hubungan yang

sedang dan positif dengan kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme corporate

governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial memiliki hubungan yang

lemah dan negatif dengan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja lingkunga n memiliki hubungan yang lemah dan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kata kunci: mekanisme corporate governance, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kinerja lingkungan, kinerja keuangan perusahaan.


(18)

xv

ABSTRACT

THE RELENTIONSHIP BETWEEN CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, ENVIROMENTAL PERFOMANCE WITH CORPORATE

FINANCIAL PERFOMANCE

(Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014)

Pascalis Advenata Nugroho NIM: 122114102 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of the study is to analyze the relationship between corporate governance mechanism and corporate financial perfomance. This research also analyzes the relationship beetween environmental perfomance and corporate financial perfomance.

The type of the research is empirical studies. The target population is 19 firms listed in the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. The data analysis is correlation analysis.

The results show that there is a very weak and positive association between corporate governance measured with executive boards and corporate financ ia l perfomance. Corporate governance mechanism measured with institutio na l ownership has a medium and positive association with corporate financ ia l perfomance. Corporate governance mechanism measured with manager ia l ownership has a weak and negative association with corporate financ ia l perfomance. Enviromental perfomance has a weak and positive association with corporate financial perfomance.

Keywords: corporate governance mechanism, executive boards, institutio na l ownership, managerial ownership, enviromental perfomance, corporate fianc ia l perfomance.


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Seorang investor melakukan investasi pada suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan return yang maksimal. Investor memiliki berbagai pertimbangan sebelum melakukan investasi, antara lain dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan yang diukur melalui nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek antara lain melalui nilai buku (book value) dan nilai pasar (market value). Cara lain yang dapat digunakan investor untuk mengetahui kinerja keuangan sebuah perusahaan, yaitu dengan menghitung rasio

Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan ukuran yang lebih teliti karena memberikan gambaran yang tidak hanya pada aspek fundamental, namun juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor (Hariati dan Rihatiningtyas, 2015).

Proses peningkatan kinerja perusahaan diperlukan untuk menarik minat investor, namun proses ini sering menimbulkan konflik antara investor (prinsipal) dengan manajer (agen), yang sering disebut dengan konflik keagenan (agency

conflict). Konflik keagenan timbul karena terjadi perbedaan kepentingan antara

agen dan prinsipal. Pihak agen lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang bertentangan dengan tujuan perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan prinsipal yang akan berdampak pada penurunan kualitas laba kemudian akan menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Konflik keagenan


(20)

dapat diminimalisir dengan suatu mekanisme pengawasan atau monitoring. Penerapan tata kelola perusahaan atau corporate governance dapat menjadi sarana pengawasan dalam konflik keagenan. Penerapan mekanisme corporate governance diharapkan mampu menjadi penghambat perilaku curang agen sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Perusahaan selain meningkatkan kinerja keuangan perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar sesuai dengan prinsip 3P (profit,

people, and planet) dan legitimacy theory. Legitimacy theory mengungkapkan

bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Prinsip 3P (profit, people, and planet) menuntut perusahaan tidak hanya mengejar profit, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan aktif menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Irawan, 2008).

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup mulai tahun 2002 telah membuat program penilaian sebagai upaya pertanggungjawaban dalam mengendalikan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang membahas mengenai pencegahan serta pengendalian dan kepastian hukum pencemaran lingkungan. Program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) digunakan untuk menilai kinerja


(21)

lingkungan perusahaan dan memacu perusahaan agar semakin baik dalam usaha peduli lingkungan.

Penerapan Program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) membuat stakeholder semakin menyadari pentingnya lingkungan hidup dan bagaimana melestarikan lingkungan sekitar (Ulya, 2014). Penerapan mekanisme corporate governance menurut Forum

Corporate Governance Indonesia (FCGI) memberikan manfaat untuk meningkatkan pelayanan kepada stakeholder. Perusahaan yang mampu memperhatikan pengelolaan lingkungan perusahaan akan berdampak pada peningkatan citra perusahaan di masyarakat. Peningkatan citra perusahaan akan membuat masyarakat semakin percaya dengan perusahaan dan dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Peningkatan loyalitas dan kepercayaan masyarakat akan meningkatkan penjualan dan profitabilitas perusahaan. Peningkatan penjualan dan profitabilitas tersebut mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan juga akan meningkat (Hariati dan Rihatiningtyas, 2015).

Penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Situmorang (2013), menyatakan bahwa dewan komisaris independen serta kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen akan membantu untuk mengurangi masalah keagenan dan meningkatkan pengawasan lebih optimal. Susanti (2013) menyatakan, komisaris independen tidak berpengaruh, sedangkan untuk kepemilikan institusional terdapat pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini


(22)

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hariati dan Rahatiningtyas (2015), menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, sedangkan kinerja lingkungan terdapat pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan Suratno, dkk (2006), Retno (2012) dan Bidhari dkk (2013) namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Angela (2015) dan Wijayati (2015).

Beberapa penelitian belum menunjukkan hasil yang konsisten hubungan antara corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan, dan kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan judul “Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance, Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan?

2. Bagaimana hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan?


(23)

C.Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan rasio

Tobin’s Q.

2. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial.

3. Kinerja lingkungan dalam penelitian ini diukur menggunakan Program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan antara mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan.

2. Hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan. E.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu bidang akuntansi dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi terkait dengan kinerja lingkungan, corporate


(24)

2. Memberikan kontribusi praktis untuk menerapkan good corporate governance sebagai alat bantu meningkatkan kinerja lingkungan dan kinerja

keuangan perusahaan.

3. Menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang terkait dengan kinerja lingkungan.

4. Memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan teknik analisis data.


(25)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta gambaran statistik deskriptif dari sampel penelitian.

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitin ini.


(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Teori Pendukung 1. Legitimacy Theory

Teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya memperhatikan hak-hak investor tetapi juga memperhatikan hak-hak publik. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan dan dicari perusahaan dari masyarakat (Ghozali dan Chariri, 2007). Legitimasi ada karena terdapat kesesuaian antara kegiatan organisasi dan harapan masyarakat. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem nilai perusahaan selaras dengan sistem nilai kemasyarakatan.

Legitimasi mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan dan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan melalui pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan. Teori legitimasi menegaskan bahwa untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatan sesuai dengan norma dan nilai–nilai yang berlaku di lingkungan sekitar (Ghozali dan Chariri, 2007).


(27)

Perusahaan dapat menggunakan komunikasi atau laporan keuangan untuk mempertahankan legitimasi dimata masyarakat dan/atau para pemangku kepentingan perusahaan. Salah satu strategi komunikasi untuk mempertahankan legitimasi adalah dengan memberi gambaran tentang kegiatan kepedulian terhadap masyarakat yang relevan (Angela, 2015). 2. Agency Theory

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama prinsipal. Prinsipal yang dimaksud adalah pemegang saham (investor) sedangkan yang dimaksud dengan agen adalah manajemen perusahaan. Teori ini berhubungan erat dengan corporate governance, karena hubungan agen dan principal menjadi fokus utama. Hubungan kontrak kedua belah pihak tersebut dapat menimbulkan manipulasi untuk meningkatkan utilitas masing-masing sangat mungkin terjadi (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah keagenan terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus persen. Masalah ini mengakibatkan manajer cenderung mengedepankan kepentingan pribadi daripada memaksimalkan perusahaan sehingga menyebabkan agency cost menjadi meningkat.


(28)

B.Kinerja Keuangan Perusahaan

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggota perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban manajemen terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Fahmi (2011) mendefinisikan kinerja keuangan sebagai suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan kegiatan perusahaan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, seperti membuat laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP

(General Accepted Accounting Principle). Salah satu rasio yang dinilai bisa

memberikan informasi yang baik adalah Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan ukuran

yang lebih teliti karena memberikan gambaran yang tidak hanya pada aspek fundamental, namun juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor (Hariati dan Rihatiningtyas, 2015). Fahmi (2011) menyatakan bahwa penggunan Tobin’s Q lebih baik karena rasio Tobin’s Q menitikberatkan pada nilai perusahaan saat ini relatif terhadap biaya untuk menggantikan nilai perusahaan tersebut. Perusahaan dengan rasio


(29)

Tobin’s Q lebih tinggi memiliki peluang investasi yang lebih baik. Penggunaan Tobin’s Q sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan alasan bahwa dengan Tobin’s Q maka dapat diketahui nilai pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan seperti laba saat ini dibandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya melihat laba pada saat itu. Fahmi (2011) mengatakan jika rasio tobin’s Q di atas satu (>1), menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika rasio tobin’s Q di bawah satu (<1), investasi dalam aktiva tidak menarik.

� ′ � = �� + �

� Keterangan

MVE Harga penutupan saham akhir tahun x jumlah saham biasa yang beredar

DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang

TA Nilai buku total aktiva C.Definisi Corporate Governance

Shleifer dan Vishny (1997) mendefinisikan corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas dari ekspropriasi yang dilakukan oleh para manajer dan pemegang saham pengendali dengan penekanan pada mekanisme legal. Corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Shleifer dan Vishny, 1997).


(30)

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

menjelaskan corporate governance adalah suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan, struktur corporate governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban dewan direksi, para manajer, para pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang lain. OECD juga menjelaskan ada dua teori yang mendasari corporate governance:

1. Stewardship theory

Teori ini memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak terbaik, secara umum untuk kepentingan publik dan secara khusus untuk para pemegang saham.

2. Agency theory

Teori ini memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingan sendiri bukan sebagai pihak yang arif, adil, dan bijaksana bagi para pemegang saham (Solihin, 2009).

D.Asas Corporate Governance

Asas Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha dengan memperhatikan stakeholder. Asas Good Corporate

Governance yang diterbitkan oleh Komite Nasional Corporate Governance

menyatakan terdapat 5 prinsip yang harus dilakukan oleh perusahaan (KNKG, 2006), yaitu:


(31)

1. Transparansi (Transparency)

Objektivitas dalam menjalankan bisnis harus dijaga oleh perusahaan, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan stakeholder. 2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan secara transparan dan wajar, untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

4. Independensi (Independency)

Perusahaan dalam melancarkan pelaksanaan asas GCG harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.


(32)

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan yang lain berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

E.Mekanisme Corporate Governance

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa mekanisme corporate

governance dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang akan tercermin

dalam kualitas laba perusahaan. Menurut Lins dan Warnock (2004) secara umum mekanisme yang dapat mengendalikan perilaku manajemen atau sering disebut mekanisme corporate governance dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu mekanisme internal dan eksternal. Mekanisme internal adalah cara untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses internal seperti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan board of director. Indonesia menganut system two tier dimana memisahkan keanggotaan dewan, yakni anggota dewan komisaris sebagai pengawas dan dewan direksi sebagai eksekutif korporasi.

Two board system merupakan mekanisme yang relatif sederhana dalam menjawab

kebutuhan publik akan pengendalian dengan tetap mempertahankan independensi manajemen.Mekanisme eksternal adalah cara mempengaruhi perusahaan selain dengan menggunakan mekanisme internal, seperti pengendalian oleh perusahaan dan pengendalian pasar.


(33)

1. Dewan Komisaris Independen

Menurut UU Perseroan Terbatas Pasal 97 menyatakan bahwa komisaris bertugas untuk mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberi nasihat terhadap direksi. Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan. Pedoman Good Corporate Governance Indonesia (FGCI) menyatakan dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan keterlaksanaan akuntabilitas. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk meningkatkan daya saing atau efisiensi sebagai pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik, seperti yang diatur dalam peraturan OJK No. 33 tahun 2014 wajib memiliki komisaris independen yang berjumlah secara proporsional minimal 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh komisaris. Dewan komisaris independen dinyatakan dengan perbandingan jumlah anggota dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris (Lins dan Warnock, 2004).

� = ℎ ��ℎ �� 2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan lain–lain. Nabela (2012) mengatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang dimiliki institusi pada


(34)

akhir tahun yang diukur dengan presentase. Menurut Nuraina (2012) kepemilikan institusional merupakan prosentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, dana pensiun, atau perusahaan lain). Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika institusi memiliki kurang dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Institusi jika memiliki lebih dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Berdasarkan PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, institusi yang memiliki kepemilikan lebih dari 50% pada suatu perusahaan akan memperoleh hak pengendalian atas investee (control of

investee).

Sheila, dkk (2012) menyatakan kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dan melakukan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan terhadap manajemen tergantung pada jumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan untuk mengawasi kinerja manajemen dan dapat semakin memberi dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Lins dan Warnock (2004) menyatakan bahwa kepemilikan institusional dinyatakan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki institusi dengan jumlah saham perusahaan.


(35)

� � = ℎ � � 3. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (direksi dan komisaris). Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan ekuitas berpengaruh penting terhadap insentif manajerial dan nilai perusahaan. Mereka berargumen bahwa kepemilikan saham manajerial dapat mengurangi insentif manajer untuk mengkonsumsi kemewahan, menyedot kekayaan pemegang saham, atau terlibat dalam perilaku yang tidak memaksimumkan nilai perusahaan. Ardianingsih dan Ardiyani (2010) menemukan bahwa semakin besar kepemilikan saham manajerial, maka manajemen akan menyediakan insentif untuk mendistribusikan arus kas kepada pemegang saham. Selain itu, Li dan Sun (2014) menemukan bahwa kepemilikan eksekutif dikaitkan dengan fokus perusahaan yang lebih besar, menunjukkan bahwa tingkat masalah penghindaran risiko manajerial dapat dikurangi melalui kepemilikan saham yang lebih tinggi. Kepemilikan manajerial dinyatakan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki manajemen dengan jumlah keseluruhan saham perusahaan (Lins dan Warnock, 2004).


(36)

F. Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang hijau (green) (Suratno dkk, 2006). Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) membentuk suatu platform yang dipakai untuk menilai kepatuhan operasi industri terhadap lingkungan hidup dan masyarakat lewat program pemeringkatan yang bernama Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) (Reliantoro, 2012).

PROPER dimulai sejak tahun 1996, terhenti pada tahun 1997-2001 karena krisis ekonomi. Pada tahun 2002 dihidupkan kembali dengan kriteria yang lebih lengkap. Tahun 2010-2014 penekanan diberikan pada dua hal yaitu ekstensifikasi PROPER, mendorong upaya sukarela perusahaan untuk mengimplementasikan konsep-konsep lingkungan dalan kegiatan produksi.

Kriteria penilaian PROPER tertuang pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 peringkat yaitu:


(37)

Tabel 2.1

Kriteria Peringkat PROPER Peringkat Keterangan

Emas Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat

Hijau Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond

compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery) dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (comdev) dengan baik

Biru Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan

Merah Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

Hitam Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi


(38)

G.Hubungan Antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Komisaris independen menjaga agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan mendorong penerapan praktek tata kelola yang baik. Hal ini berkaitan dengan prinsip akuntabilitas dan keadilan karena dalam good corporate governance memperhitungkan semua pemegang kepentingan. Akuntabilitas dan keadilan merupakan prasyarat dalam mencapai kinerja yang berkesinambungan (Ulya dan Prastiwi, 2014).

Susanti (2013) menyatakan bahwa pengawasan dewan komisaris terhadap manajemen pada umumnya tidak efektif. Ketidakefektifan ini terjadi karena proses pemilihan dewan komisaris yang kurang demokratis dimana kandidat dewan komisaris sering dipilih oleh manajemen sehingga setelah terpilih tidak berani memberi kritik terhadap manajemen. Keadaan akan menjadi lain jika dewan komisaris didominasi oleh anggota dari luar (independent board), maka kegiatan monitoring yang dilakukan dewan komisaris terhadap manajer menjadi efektif.

Johl dkk. (2015) menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen


(39)

memainkan peranan yang aktif dalam peninjauan kebijakan dan praktik pelaporan keuangan. Komisaris independen diperlukan pada dewan untuk memantau dan mengawasi tindakan dewan direksi karena perilaku opportunistik mereka (Jensen dan Meckling, 1976). Yesika (2013) mengungkapkan bahwa perusahaan perusahaan yang memiliki dewan komisaris independen yang lebih besar, memiliki kinerja yang lebih unggul.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional pada perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau justru tidak mendukung terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada jumlah investasi yang dilakukan (Sihombing, 2014).

Semakin besar kepemilikan institusi, maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan berakibat akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Sabrina, 2010).

Menurut Shleifer dan Vishny (1996) menyatakan bahwa institutional

shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk


(40)

bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.

Kepemilikan institusional, dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal, 2004). Wening (2009) mengatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham institusional berpengaruh positif menunjukkan bahwa fungsi kontrol dari pemilik sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Secara teoritis bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol terhadap perusahaan, kinerja/nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku manajemen agar bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan (Darwis, 2009)

Suranta dan Midiastuty (2005) menunjukkan bahwa aktivitas monitoring institusi mampu mengubah struktur pengelolaan perusahaan dan mampu meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh Susanti (2013) yang menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubstitusi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat.

Nuraina (2012) mengatakan bahwa kepemilikan institusional mempengaruhi perilaku perusahaan karena mereka sering menyediakan sumber


(41)

manajemen atau membebankan biaya tambahan. Keberadaan investor institusional dianggap mampu memonitor secara efekif setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan karena investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan yang strategis.

Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Permanasari, 2010). Permanasari (2010) mengatakan bahwa dengan kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan ketika kepemilikan saham oleh manajemen rendah, maka kecenderungan akan terjadinya perilaku opportunistic manajer akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham.

Ardianingsih dan Ardiyani (2010) mengatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat meningkatkan pengawasan. Pengawasan tersebut akan dapat memonitor kinerja manajemen perusahaan. Mekanisme pengawasan terhadap manajemen tersebut menimbulkan suatu biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan adanya


(42)

kepemilikan saham oleh pihak manajemen (Haruman, 2008). Sabrina (2010) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat dipergunakan agar pengelola perusahaan melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keingingan dari pemegang saham.

H.Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Sihombing (2014) menyatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk memuaskan stakeholder. Peningkatan kinerja lingkungan merupakan salah satu wujud tanggung jawab kepada stakeholder. Kepemilikan institusi juga dapat mempengaruhi kinerja lingkungan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan kinerja lingkungan yang tinggi akan memiliki biaya lingkungan yang rendah. Semakin rendahnya biaya lingkungan, maka kinerja perusahaan akan meningkat.

Porter dan Linde (1995) dalam Ulya dan Prastiwi (2014) mengatakan perubahan kinerja lingkungan sebuah perusahaan dapat membawa kinerja ekonomi perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan legitimacy theory, legitimasi merupakan faktor yang strategis untuk membangun strategi perusahaan terutama dalam rangka memposisikan diri dengan masyarakat sesuai dengan kontrak sosial yang ada. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik secara tidak langsung telah menjaga kelangsungan perusahaan. Perusahaan akan terhindar dari berbagai kerugian yang muncul di masa mendatang. Pencegahan


(43)

ini dapat mengurangi biaya lingkungan dimasa mendatang sehingga berdampak baik pada kinerja ekonomi perusahaan.

Teori legitimasi menjelaskan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan sosial dan lingkungan akan memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan dan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan melalui pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan (Deegan (1996) dalam Yesika (2013)). Teori legitimasi menegaskan bahwa untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatan sesuai dengan norma dan nilai–nilai yang berlaku di lingkungan sekitar. Mekanisme corporate governance seperti dewan komisaris independen akan cenderung lebih kritis dalam menilai keputusan manajemen tentang kegiatan lingkungan dan mencegah tindakan yang dapat menyebabkan pelanggaran lingkungan sehingga tercipta kinerja lingkungan yang lebih baik (Villiers dkk. (2009) dalam Yesika (2013))

Hasil lain mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang berdampak pada peningkatkan keuntungan ekonomi perusahaan. Sebagian perusahaan dalam industri modern menyadari bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting dari perusahaan (Pflieger dkk., 2005).


(44)

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian Susanti (2013) menunjukkan bahwa komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sedangkan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan Cash Flow Return on Assets (CFROA). Penelitian yang dilakukan Situmorang (2013) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakukan Hariati dan Rihatiningtyas (2015) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, dan kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Ulya dan Prastiwi (2014) menunjukkan hasil bahwa secara langsung menunjukkan hasil komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja ekonomi perusahaan, namun kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja ekonomi perusahaan.

Permanasari (2010) menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dengan rumus Tobin’s Q hanya variabel

corporate social responsibility. Variabel kepemilikan manajemen dan

variabel kepemilikan institusional tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Sabrina (2010) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara


(45)

Perception Index (CGPI) dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan

Tobin’s Q. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak memiliki hubungan terhadap kinerja perusahaan.

J. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini meneliti hubungan antara corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan, serta kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan. Kerangka konseptual dalam penelitian ini seperti digambarkan di bawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kinerja

Lingkungan

Corporate Governance

Kinerja Keuangan Perusahaan


(46)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris. Studi empiris merupakan studi yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil pengamatan, pengalaman serta uji coba yang dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat mewakili populasi yang diteliti.

B.Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2014.

C.Populasi Sasaran

Populasi sasaran yang diambil adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014 dan yang mengikuti PROPER. Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan perusahaan pada tahun 2010-2014.

2. Perusahaan yang telah mengikuti PROPER pada tahun 2010-2014. 3. Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp). D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis data sekunder.


(47)

E.Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Data mengenai harga saham penutupan diambil dari website Yahoo Finance dan data mengenai keuangan perusahaan diambil dari laporan keuangan perusahaan. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor Ames Tobin (1967). Darmawati dan Khomsiyah (2005) yang dikutip oleh Angela (2015) telah menyesuaikan rumus

Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan di Indonesia menjadi: � ′ � = �� + �

� Keterangan

MVE Harga penutupan saham akhir tahun x jumlah saham biasa yang beredar

DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang

TA Nilai buku total aktiva

2. Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Data penelitian diambil dari website www.idx.co.id.

a. Dewan Komisaris Independen

OJK mengatur jumlah minimal komisaris independen sebesar 30% dari keseluruhan anggota dewan komisaris. Komisaris independen merupakan


(48)

rasio antara jumlah anggota komisaris independen dengan total keseluruhan anggota dewan komisaris (Lins dan Warnock, 2004).

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga perusahaan. Kepemilikan institusional diukur sesuai presentase kepemilikan saham oleh institusi perusahaan (Lins dan Warnock, 2004).

c. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah presentase kepemilikan saham oleh setiap pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial diukur dengan presentase kepemilikan saham dari pihak manajemen yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan (Lins dan Warnock, 2004).

3. Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan ditentukan melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER yang dipublikasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Menurut Angela (2015), penentuan kinerja lingkungan dilakukan dengan pemberian skor dummy. Perusahaan yang mendapat peringkat tertinggi yaitu emas maka akan diberi nilai 5. Nilai dummy 4 untuk peringkat hijau, dummy 3 untuk peringkat biru, dummy 2 untuk peringkat merah, dan dummy terendah yaitu 1 untuk peringkat hitam.


(49)

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah anggota komisaris independen, jumlah seluruh anggota dewan komisaris, jumlah saham yang dimiliki institusional, saham yang dimiliki mnajemen, total saham, harga penutupan saham pada akhir tahun, jumlah saham biasa yang beredar, total utang lancar, total aktiva lancar, nilai buku persediaan, total utang jangka panjang, nilai buku total aktiva, dan prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER.

2. Variabel Penelitian

a. Dewan Komisaris Independen

Rasio dewan komisaris independen dalam penelitian ini dinyatakan dengan perbandingan jumlah anggota dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris.

� = ℎ ��ℎ ��

b. Kepemilikan Institusional

Rasio kepemilikan institusional dalam penelitian ini dinyatakan dengan perbandingan antara saham yang dimiliki oleh suatu institusi dengan total saham beredar.

� � = ℎ � �


(50)

c. Kepemilikan Manajerial

Rasio kepemilikan manajerial dalam penelitian ini dinyatakan dengan perbandingan antara saham yang dimiliki oleh manajemen dengan total saham beredar.

� � = ℎ � � d. Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan dengan menggunakan variabel dummy sesuai dengan pencapaian peringkat PROPER perusahaan, jika perusahaan mendapat peringkat tertinggi yaitu emas maka akan diberi dummy 5.

Dummy 4 untuk peringkat hijau, dummy 3 untuk peringkat biru, dummy 2

untuk peringkat merah, dan dummy terendah yaitu 1 untuk peringkat hitam.

e. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus Tobin’s Q. Penggunaan rumus Tobin’s Q dapat

mengetahui nilai pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan seperti laba saat ini dibandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya melihat laba pada saat itu.


(51)

� ′ � = �� + �

� Keterangan

MVE Harga penutupan saham akhir tahun x jumlah saham biasa yang beredar

DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang

TA Nilai buku total aktiva 3. Analisis Deskriptif

Deskripsi variabel dilakukan untuk mengetahui sebaran data, serta sebagai dasar kualifikasi data. Analisis deskriptif juga memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, dan minimum. (Ghozali, 2011).

a. Dewan Komisaris Independen b. Kepemilikan Institusional c. Kepemilikan Manajerial d. Kinerja Lingkungan

e. Kinerja Keuangan Perusahaan 4. Klasifikasi Data

a. Dewan Komisaris Independen

Klasifikasi data dewan komisaris independen didasarkan pada peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No. 33 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa perusahaan wajib memiliki komisaris independen paling sedikit 30% dari jumlah komisaris keseluruhan. Hasil klasifikasi dewan komisaris independen dikategorikan menjadi:


(52)

1)Tidak sesuai ketentuan : 0% - 29% 2)Sesuai ketentuan : 30% - 100% b. Kepemilikan Institusional

Klasifikasi data kepemilikan institusional didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh institusi. Menurut PSAK 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian. Berdasarkan PSAK 15 dan 65 tahun 2015 maka kepemilikan institusional dibagi menjadi:

1)Tidak memiliki pengaruh signifikan : <20% 2)Memiliki pengaruh signifikan : 20% - 50% 3)Hak pengendalian (control) : >50% c. Kepemilikan Manajerial

Klasifikasi data kepemilikan manajerial didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh manajer. Kepemilikan manajerial dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu:

1)Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0% 2)Ada :Kepemilikan manajerial >0% d. Kinerja Lingkungan

Klasifikasi data kinerja lingkungan berdasarkan pada peringkat dari hasil PROPER yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Hasil kinerja lingkungan dikategorikan menjadi:

1) Hitam 2) Merah

3) Biru 4) Hijau


(53)

e. Kinerja Keuangan Perusahaan

Fahmi (2011) mengatakan jika rasio tobin’s Q lebih besar dari satu, menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika

rasio tobin’s Q lebih kecil dari satu, investasi dalam aktiva tidak menarik. Hasil kinerja keuangan perusahaan dikategorikan menjadi:

1)Rendah : Tobin’s Q < 1 2)Sedang : Tobin’s Q 1 – 3 3)Tinggi : Tobin’s Q >3 5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Ukuran yang digunakan untuk menginterpretasi koefisien korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2004):

0,00-0,199 : sangat lemah 0,20-0,399 : lemah

0,40-0,599 : sedang 0,60-0,799 : kuat


(54)

a. Hubungan antara mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan

Mekanisme Corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial.

1) Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan

Melakukan tabulasi silang antara dewan komisaris independen dan kinerja keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan koefisien gamma.

2) Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan

Melakukan tabulasi silang antara kepemilikan institusional dan kinerja keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan koefisien gamma.

3) Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan

Melakukan tabulasi silang antara kepemilikan manajerial dan kinerja keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan koefisien gamma.


(55)

b. Hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan Melakukan tabulasi silang antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Eta.


(56)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A.Populasi Sasaran

Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 hingga 2014, dan yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Populasi sasaran ditentukan dengan membuat kriteria – kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan yang listing di BEI tahun 2010 - 2014 522 Perusahaan yang tidak mengikuti PROPER berturut – turut dari tahun

2010 - 2014 (487)

Perusahaan yang tidak menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp) (16)

Jumlah sampel 19

.

Berdasarkan tabel 4.1, terdapat 522 perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini juga menggunakan perusahaan yang mengikuti PROPER yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup secara berturut – turut tahun 2010-2014. Terdapat 487 perusahaan yang tidak mengikuti PROPER tahun 2010-2014. Sehingga jumlah perushaan menjadi 35 perusahaan yang mengikuti PROPER secara berturut – turut.

Penelitian ini juga menggunakan laporan keuangan yang menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp). Terdapat 16 perusahaan yang tidak menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp), sehingga jumlah perushaaan menjadi 19


(57)

perusahaan, selanjutnya 19 perusahaan tersebut disebut sebagai populasi sasaran dalam penelitian ini. Kesimpulan dari hasil pengujian maupun analisis pada bab berikutnya berlaku pada populasi sasaran sejumlah 19 perusahaan.

B.Profil Perusahaan

Berikut ini profil dari 19 perusahaan yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini.

1. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Kode Perusahaan ANTM

Nama Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Alamat Perusahaan Gedung Aneka Tambang

Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta,

Indonesia.

Industri Pertambangan, Energi dan Migas Sub Industri Tambang Mineral

2. Asahimas Flat Glass Tbk. Kode Perusahaan AMFG

Nama Perusahaan PT Asahimas Flat Glass Alamat Perusahaan Jl. Ancol IX/5, Ancol Barat,

Jakarta Utara, Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasana dan Jasa Sub Industri Kaca

3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Kode Perusahaan CPIN

Nama Perusahaan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Alamat Perusahaan Jl. Ancol VIII No. 1,

Jakarta, Indonesia. Industri Agroindustri Sub Industri Pengolahan Daging


(58)

4. Fajar Surya Wisesa Tbk.

Kode Perusahaan FASW

Nama Perusahaan PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Alamat Perusahaan Jl. Abdul Muis No. 30,

Jakarta, Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Kertas

5. Holcim Indonesia Tbk.

Kode Perusahaan SMCB

Nama Perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk.

Alamat Perusahaan Jamsostek Tower, North Building, 15th Floor Jl. Jend. Gatot Subroto No. 38,

Jakarta, Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Semen

6. Indo Acidatama Tbk.

Kode Perusahaan SRSN

Nama Perusahaan PT Indo Acidatama Tbk. Alamat Perusahaan Graha Kencana Lt. 9,

Jl. Raya Perjuangan 88, Jakarta,

Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Industri Kimia

7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Kode Perusahaan INTP

Nama Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Alamat Perusahaan Wisma indocement, Lantai 8/ Level 8

Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71 Jakarta,

Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Semen


(59)

8. Kalbe Farma Tbk.

Kode Perusahaan KLBF

Nama Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk. Alamat Perusahaan Gedung KALBE

Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4 Jakarta Pusat, Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Farmasi

9. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. Kode Perusahaan KBRI

Nama Perusahaan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. Alamat Perusahaan Gedung Antam Office Park Tower B, Lt. 11,

Jl. Letjen TB. Simatupang No. 1 RT.010 RW. 004,

Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan,

Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Kertas

10.Kimia Farma (Persero) Tbk. Kode Perusahaan KAEF

Nama Perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Alamat Perusahaan Jl. Veteran No. 9,

Jakarta Pusat, Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Farmasi


(60)

11.PP London Sumatra Indonesia Tbk. Kode Perusahaan LSIP

Nama Perusahaan PT Perusahaam Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk.

Alamat Perusahaan Prudential Tower 15th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 79, Jakarta,

Indonesia. Industri Agroindustri Sub Industri Sawit

12.Prasidha Aneka Niaga Tbk. Kode Perusahaan PSDN

Nama Perusahaan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Alamat Perusahaan Plaza Sentral Lt. 20

Jl. Jendral Sudirman Kav. 47, Jakarta,

Indonesia. Industri Agroindustri Sub Industri Karet

13.SMART Tbk.

Kode Perusahaan SMAR

Nama Perusahaan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.

Alamat Perusahaan Sinar Mas land Plaza Tower II Lt. 30 Jl. M.H. Thamrin No.51,

Jakarta, Indonesia. Industri Agroindustri Sub Industri Minyak Goreng


(61)

14.Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. Kode Perusahaan SOBI

Nama Perusahaan PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. Alamat Perusahaan Wisma 46 Kota BNI Lt.24

Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta,

Indonesia Industri Agroindustri Sub Industri Tepung

15.Suparma Tbk.

Kode Perusahaan SPMA

Nama Perusahaan PT Suparma Tbk.

Alamat Perusahaan Jl. Mastrip 856, Karangpilang Surabaya

Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Kertas

16.Surya Toto Indonesia Tbk. Kode Perusahaan TOTO

Nama Perusahaan PT Surya Toto Indonesia Tbk. Alamat Perusahaan Jl. Tomang raya No. 16-18

Jakarta Indonesia.

Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa Sub Industri Keramik

17.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Kode Perusahaan PTBA

Nama Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Alamat Perusahaan Jl. Parigi No. 1, Tanjung Enim

Sumatera Selatan Indonesia

Industri Pertambangan, Energi dan Migas Sub Industri Stockpile Batubara


(62)

18.Timah (Persero) Tbk.

Kode Perusahaan TINS

Nama Perusahaan PT Timah (Persero) Tbk

Alamat Perusahaan Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Pangkalpinang Bangka Belitung

Indonesia

Industri Pertambangan, Energi dan Migas Sub Industri Tambang Mineral

19.Tunas Baru Lampung Tbk. Kode Perusahaan TBLA

Nama Perusahaan PT Tunas Baru Lampung Tbk Alamat Perusahaan Wisma Budi

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C6, 9th Floor Jakarta

Indonesia Industri Agroindustri Sub Industri Sawit


(1)

Nabela, Yoandhika. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang”. Jurnal Manajemen,

Vol. 01, No. 01, September 2012.

Nuraina, Elva. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan

terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan

Ekonomi (JBE), September 2012, Hal. 110-125.

Nuraini, Eiffeliena. 2012. “Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic Performance”. Skripsi.

Universitas Diponegoro, Semarang.

Nurcahyani; Suhadak dan R. Rustam Hidayat. 2011. “Pengaruh Penerapan Good

Corporate Governance dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja

Keuangan”. Jurnal. Universitas Brawijaya, Malang.

Paramita, Silvia. 2013. “Determinan dan Konsekuensi Investasi Lingkungan”. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Permanasari, Wien Ika. 2010. “PengaruhKepemilikan Manajemen, Kepemilikan

Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Pflieger, Juli; Matthias Fischer, Thilo Kupfer, Peter Eyerer. 2005. “The

Contribution of Life Cycle Assessment to Global Sustainability Reporting of

Organization”. Management of Environmental, Vol. 16, No. 2.

Putri, Imanda Firmansyah dan Nasir Mohammad. 2006. ”Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori

Keagenan”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Rakhiemah, Aldilla N. dan Agustia, Dian. 2009. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja

Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal. Universitas Airlangga, Surabaya.

Reliantoro, Sigit. 2012. “The Gold for Green: Bagaimana Penghargaan PROPER Emas Mendorong Lima Perusahaan Mencapai Inovasi Penciptaan Nilai dan

Keunggulan Lingkungan”. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Retno M, R. D. 2012. “Pengaruh Good Corporate Governance dan pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Nominal, 1 (1), 84-103.

Ross, Stephen A., et all. 2015. “Pengantar Keuangan Perusahaan”. Jakarta: Salemba Empat.


(2)

Sabrina, Anindhita Ira. 2010. “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Sarumpaet, Susi. 2005. “The Relationship Between Environmental Performance and Financial Performance of Indonesian Companies”. Jurnal Akuntansi &

Keuangan, vol.7, no.2, (November), Universitas Kristen Petra.

Sayekti, Y dan Wondabio, L.S. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning

Response Coefficient”. Simposium Nasional Akuntansi X, (26-28 Juli) 2007, Makassar.

Sheila, Permatasari. 2012. “Impact of Corporate Governance on Social and

Environmental Disclosure of Malaysian Listed Bank”. Asian Journal of Finance & Accounting, ISSN 1946-052X 2012, Vol. 4, No. 1.

Shleifer, Andrei and Vishny, Robert W. 1997. “A Survey of Corporate

Governance”. The Journal of Finance. Vol. LII, No. 2 (Juni).

Sihombing, Lena Supriati. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Lingkungan”. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Situmorang, Jefry Z. F. H. 2013. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Solihin, Ismail. 2009. “Corporate Social Responsibility: From Charity to

Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2004. “Statistik Nonparametrik: untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. Suharyati, Tri Lestari. 2015. “Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Kinerja Lingkungan”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Suranta, Edy dan Midiastuty, Pranata Puspa. 2005. “Corporate Governance,

Earning dan Return Saham”. Simposium Riset Ekonomi II, (23-24 November) 2005, Surabaya.

Suratno, I. G., Darsono., Mutmainah, S. 2006. “Pengaruh environmental

performance terhadap environmental disclosure dan economic performance. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Susanti, Emillia. 2013. “Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance,

Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan”.

Skripsi. Universitas Negeri Padang, Padang.

Ulya, Maulida A. dan Prastiwi, Andri. 2014. “Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Kinerja Ekonomi Perusahaan Perusahaan dengan Kinerja

Lingkungan sebagai Variabel Intervening”. Diponegoro Journal of Accounting, ISSN 2337-3806, Vol. 3. No. 3, Hal. 1-14.


(3)

Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. “Implikasi Struktur

Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan

Sebagai variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Wening, Kartikawati. 2009. “Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan”. http://hana.wordpres/2009/05/17/pengaruh-kepemilikan-institusionalterhadap-kinerja-keuangan-perusahaan/, diakses tanggal 29 Oktober 2015.

Wijayati, Brigita Tryas. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap Kinerja Keuangan”. Skripsi.

Universitas Sanata Dharma, Yogyaharta.

Wu, Wei dan Sundgren, Stefan. 2009. “Board Composition and Firm Perfomance: A Quantitative Study on Chinese Listed Companies”. Master Thesis. Umea

School of Business.

Yesika. 2013. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Karakteristik

Perusahaan Terhadap Kinerja Lingkungan”. Skripsi. Universitas Diponegoro,


(4)

(5)

Lampiran 1

Hasil uji Gamma antara Dewan Komisaris Independen dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Gamma ,176 ,263 ,661 ,509

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Lampiran 2

Hasil uji Gamma antara Kepemilikan Institusional dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Gamma ,411 ,456 ,741 ,459

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Lampiran 3

Hasil uji Gamma antara Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Gamma -,222 ,173 -1,264 ,206

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.


(6)

Lampiran 4

Hasil uji Eta antara Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Directional Measures

Value

Nominal by Interval Eta

Kinerja Lingkungan Dependent

,261