Kinerja Keuangan Perusahaan LANDASAN TEORI
1. Dewan Komisaris Independen
Menurut UU Perseroan Terbatas Pasal 97 menyatakan bahwa komisaris bertugas
untuk mengawasi
kebijaksanaan direksi
dalam menjalankan
perusahaan serta memberi nasihat terhadap direksi. Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
perseroan. Pedoman Good Corporate Governance Indonesia FGCI menyatakan dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang
ditugaskan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan keterlaksanaan akuntabilitas.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk meningkatkan daya saing atau efisiensi sebagai pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik, seperti yang diatur dalam peraturan OJK No. 33 tahun 2014 wajib memiliki komisaris
independen yang berjumlah secara proporsional minimal 30 tiga puluh persen dari jumlah seluruh komisaris. Dewan komisaris independen dinyatakan
dengan perbandingan jumlah anggota dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris Lins dan Warnock, 2004.
� =
ℎ �� ℎ
ℎ �� �
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan lain
–lain. Nabela 2012 mengatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang dimiliki institusi pada
akhir tahun yang diukur dengan presentase. Menurut Nuraina 2012 kepemilikan institusional merupakan
prosentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga perusahaan asuransi, dana pensiun, atau
perusahaan lain. Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika institusi memiliki kurang dari
20 kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Institusi jika
memiliki lebih dari 20 kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut.
Berdasarkan PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, institusi yang memiliki kepemilikan lebih dari 50 pada suatu
perusahaan akan memperoleh hak pengendalian atas investee control of investee.
Sheila, dkk 2012 menyatakan kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dan melakukan pengawasan yang lebih
optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan terhadap manajemen tergantung pada jumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar kepemilikan
institusional maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan untuk mengawasi kinerja manajemen dan dapat semakin memberi dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Lins dan Warnock 2004 menyatakan bahwa kepemilikan
institusional dinyatakan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki institusi dengan jumlah saham perusahaan.