BAB I PENDAHULUAN
Pada  bagian  pendahuluan  ini,  penulis  akan  menguraikan  hal-hal  yang berkaitan dengan judul skripsi tersebut, yaitu: latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan  masalah,  rumusan  masalah,  tujuan  penulisan  dan  manfaat  penulisan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu per satu di bawah ini.
A. Latar Belakang
Perkembangan  teknologi  yang  semakin  maju  pada  saat  ini  merupakan anugerah  bagi  kehidupan  manusia  karena  dengan  berkembangnya  teknologi
manusia semakin dipermudah dalam menjalani setiap aktivitas kehidupan. Namun di sisi lain teknologi juga bisa menjadi bencana  yaitu ketika manusia tidak dapat
mempergunakannya  dengan  bijak.  Teknologi  memiliki  banyak  manfaat  juga termasuk  bagi  bidang  pendidikan.  Berkat  teknologi  model-model  dan  metode
pembelajaran  semakin  berkembang  lebih  menarik  dan  menyenangkan.  Selain  itu teknologi  juga  menuntut  siswa  dan  guru  untuk  semakin  kreatif  dan  inovatif
khususnya dalam bidang pendidikan. Di  dalam  Undang-undang  no  20  tahun  2003  tentang  sistem  Pendidikan
Nasional menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan  bersama  yaitu:  “Pendidikan  nasional  berfungsi  mengembangkan
kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya
potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada
2
Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Pasal 3 UU
RI  No  20  2003.  Jadi  jelaslah  pendidikan  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
Pendidikan sangat luas cakupannya dalam kehidupan, baik di masyarakat, keluarga, politik, rohani maupun lembaga-lembaga sosial yang tentunya memiliki
banyak bidang yang salah satunya adalah Pendidikan Agama Katolik. Pendidikan Agama  Katolik  adalah  usaha  yang  dilakukan  secara  terencana  dan
berkesinambungan  dalam  rangka  mengembangkan  kemampuan  peserta  didik untuk memperteguh iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan  ajaran  Gereja  Katolik,  dengan  tetap  memperhatikan  penghormatan terhadap  agama  lain  dalam  hubungan  kerukunan  antar  umat  beragama  dalam
masyarakat  untuk  mewujudkan  kesatuan  Nasional.  Pendidikan  Agama  Katolik khususnya  yang  dilakukan  di  sekolah  bertujuan  agar  peserta  didik  memiliki
kemampuan  dalam  mewujudkan  nilai-nilai  kerajaan  Allah  untuk  membangun hidup  yang  semakin  beriman  Heryatno,  2008:  23.  Membangun  hidup  beriman
kristiani  berarti  membangun  kesetiaan  pada  Injil  Yesus  Kristus  yang  memiliki keprihatinan tunggal yakni Kerajaan Allah.
Pendidikan  Agama  khususnya  Pendidikan  Agama  Katolik  di  sekolah sangat penting dan dibutuhkan untuk meneguhkan iman, menanamkan akhlak dan
budi  dalam  diri  setiap  orang.  Dalam  kenyataannya  Pendidikan  Agama  Katolik merupakam  tuntutan  dalam  mencapai  keberhasilan  siswa  di  sekolah  sehingga
nilai-nilai  yang  terkandung  di  dalamnya  dapat  diserap  dan  diterima  siswa  serta
3
mampu diterapkan dalam hidup sehari-hari, akan tetapi yang diupayakan bagi para siswa  akan  sia-sia  jika  kenyataannya  para  siswa  kurang  menangkap  materi  pada
Pendidikan Agama Katolik. Pengajar  memberikan  ilmu  Pendidikan  Agama  Katolik  dengan
mewartakan  kabar  gembira.  Pada  Pendidikan  Agama  Katolik  guru  seharusnya memberikan pengajaran dengan santai, gembira dan menyenangkan karena itu hal
yang  efektif  dilaksanakan  dalam  Pendidikan  Agama  Katolik  di  sekolah.  Melalui pengalaman  mengajar  baik  di  Sekolah  Dasar  maupun  di  Sekolah  Menengah
Kejuruan,  penulis  mendapatkan  situasi  yang  terjadi  dalam  Pendidikan  Agama Katolik  di  sekolah  ketika  guru  menyampaikan  materi  dengan  rangkuman  dan
uraian  mengenai  pokok-pokok  pembelajaran  Pendidikan  Agama  Katolik mengakibatkan siswa kurang memperhatikan pelajaran. Dalam Pendidikan Agama
Katolik  guru  tidak  hanya  memberikan  penjelasan  mengenai  ajaran-ajaran  dan aturan-aturan  namun  perlu  memperhatikan  perkembangan  kondisi  siswa  yang
senang dengan hiburan, kebebasan bukan aturan dan ajaran ajaran. Dalam  situasi  yang  penulis  temukan  dan  hadapi  pada  saat  praktek
mengajar  PAK  di  sekolah  penulis  mengubah  cara  belajar  yang  berbeda  yaitu dengan  memberikan  unsur  cerita  dalam  pelajaran  bukan  saja  mendikte.  Karena
pada umumnya anak senang dengan unsur hiburan dan hal  yang menyenangkan. Cara  yang  dilakukan  dengan  menyampaikan  materi  dengan  bercerita,  bercerita
kejadian  yang benar terjadi sehingga dengan cerita dapat menghantar siswa pada imaginasi  pemahaman  masing-masing.  Seperti  salah  satu  contoh  tema  mengenai
percaya  pada  Allah  dengan  kesimpulan  yaitu  bila  sungguh  percaya  pada  Allah