73
C. Cerita dalam kaitan dengan Bercerita sebagai metode pembelajaran PAK yang memungkinkan peserta didik memperkembangkan imannya
Dalam Pendidikan Agama Katolik di sekolah membutuhkan metode yang tepat dalam mengajar agar dapat diterima dengan baik dan diterima dengan mudah
oleh siswa. Dengan metode belajar yang tepat siswa dapat dengan mudah menangkap apa yang disampaikan. Guru sebagai fasilitator yang berperan dalam
membantu memperkembangkan iman anak harus mampu memberikan informasi yang tidak monoton namun menarik sehingga membuat siswa tertarik dengan apa
yang disampaikan. Cerita memiliki implikasi pada metode bercerita sehingga metode bercerita memiliki kekuatan yang menarik nampak pada cerita bergambar
atau film yang relevam dengan kondisi saat ini yaitu zaman digital. Metode bercerita adalah metode yang tak dapat lepas dalam Pendidikan
Agama Katolik di sekolah karena dengan menggunakan cerita bukan hanya cerita pengalaman saja namun cerita kanonis atau kitab suci yang berisi sejarah
mengenai Allah dalam mewartakan Injil dapat menjadi metode yang tepat sehingga dengan bercerita dapat membantu siswa dalam mendengar, meresapi,
menanggapi dengan hati dan merefleksikannya Roedi Hoftman, 194:37 dalam hidup juga mengambil nilai yang terkandung didalamnya dan mampu
memperkembangkan iman peserta didik. Yesus yang mengajar dengan bercerita menggunakan perumpamaan agar
dapat dimengerti semua kalangan karena bahasa yang mudah dan cerita yang menarik akan membuat orang yang mendengarnya merasa tersentuh imannya dan
74
berkembang. Seperti yang dikatakan oleh Darmawijaya 1988:11 Yesus adalah manusia yang lahir dari seorang tukang kayu tanpa pendidikan istimewa namun
memiliki kemampuan yang mengesankan di banding para ahli taurat yang ahli mengenai hukum taurat namun Yesus mampu bercerita sehingga diterima oleh
semua orang bukan hanya para ahli namun orang biasa pun mudah menangkap apa yang disampaikan Yesus. Cara Yesus dengan bercerita menjadi metode
belajar yang tepat dalam memperkembangkan iman karena peserta dapat menghayati, menemukan inti dan merefleksikan dalam hati masing-masing.
D. Cerita dalam PAK Relevan dengan Tujuan Afeksi untuk Pendidikan
Agama di Sekolah
Cerita dalam Pendidikan Agama Katolik di sekolah memiliki tujuan salah satunya untuk menyampaikan pengajaran dan memudahkan siswa dalam
memahami nilai-nilai iman Kristiani yang diajarkan. Cerita mendapat banyak penekanan dan perhatian di dalam pendidikan iman Katolik karena memiliki
beberapa keunggulan yaitu bersifat merangsang imaginasi siswa, menyapa siswa secara menyeluruh baik segi afektif maupun kognitif, bersifat menawarkan,
membebaskan dan tidak menjejali Seri Murid-murid Yesus, 2004:8.
Cerita-cerita yang digunakan dalam pendidikan iman antara lain cerita rakyat yang mengandung makna filosofis bahkan teologis, cerita sufi yang
memiliki banyak makna, peristiwa kehidupan yaitu peristiwa menarik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan cerita kanonik yaitu cerita yang diambil dari
75
kitab suci. Cerita membantu guru PAK dalam melaksanakan tugasnya mengajarkan iman yaitu memudahkan siswa memahami ajaran iman yang
diajarkan oleh guru, misalnya: cerita mengenai Nabi Nuh yang dikemas dengan cerita yang menarik dapat membuat peserta merasakan kasih Allah yang agung
dengan cerita yang disampaikan juga mengundang rasa percaya pada Allah dan
dapat menyentuh bathin seseorang.
Dengan demikian dalam pendidikan agama Katolik memiliki tujuan utama yaitu afeksi sehingga orang bisa merasakan apa yang disampaikan dari cerita
bukan mengenai konsep namun kisah. Dalam cerita terdapat berbagai tokoh dengan tokoh yang berbeda-beda memiliki karakter yang berbeda-beda ada yang
baik ada yang jahat seperti contoh cerita mengenai domba yang hilang menceritakan seorang anak sulung yang meninggalkan ayahnya meminta harta
pada ayahnya dan pergi untuk kesenanganya dengan hidup berfoya-foya namun ketika semua harta yang dimilikinya habis anak sulung itu kembali pada ayahnya
dan sang ayah menyambutnya dengan gembira tanpa marah karena anak yang hilang telah kembali. Dari sepenggal cerita tentang anak yang hilang terdapat
tujuan afeksi yang menyentuh hati dan perasaan yang mendengarnya dan dapat menimbulkan emosi sehingga orang dapat merasakan sesuatu perasaan dalam
hatinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cerita dalam
Pendidikan agama Katolik di sekolah dapat mencapai tujuan afeksi yang mampu membawa orang pada perasaan dan emosi masing-masing sesuai apa yang
diterima dari cerita yang disampaikan sehingga berpengaruh untuk pendidikan
76
iman Kristiani dalam memahami nilai-nilai yang diajarkan selain itu tergerak untuk melakukan suatu aksi dalam kehidupan sehari-hari seperti tidakan
melakukan hal yang baik dan benar juga dalam membantu sesama dan saling mengasihi antar umat beragama.
E. Pesan Cerita dalam PAK di Sekolah membantu siswa memperdalam
imannya
Tidak hanya di rumah saja cerita yang biasa diterapkan orang tua pada anak-anak sebelum tidur, namun dalam dunia pendidikan di sekolah cerita sangat
penting dan bermanfaat dalam memperdalam iman karena dengan bercerita mampu menambah banyak perbendaharaan kata atau ungkapan selain itu cerita
mempermudah menjelaskan hal seperti watak-watak yang dimiliki setiap orang sehinga dapat menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Apa yang
disampaikan melalui cerita membuat orang yang mendengarnya menjadi paham khususnya mengenai watak yang baik ataupun yang buruk. Menjadi penting
dalam pelajaran agama katolik di sekolah karena dalam PAK di sekolah bukan hanya mengenai sejarah saja yang dipelajari namun moral, nilai dan
perkembangan iman sangat penting dalam mendidik siswa karena hal yang utama adalah menanamkan nilai kebaikan sesuai yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
Dalam PAK di sekolah cerita banyak dihadirkan dalam Kitab Suci yang berisi ayat-ayat yang menunjukan nilai-nilai dan watak untuk perkembangan iman
peserta. Cerita yang baik akan tertanam moral yang baik pula maka dengan adanya cerita dalam memperdalam iman dijelaskan baik buruknya mana yang